Skripsi Fikri
Skripsi Fikri
Diajukan Oleh :
Fikri Agung
1810078
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis
penyelesaian skripsi ini, Namun atas bantuan, bimbingan dan kerjasama dari
sebesar-besarnya kepada:
pengorbanan, dan motivasi yang telah diberikan tanpa henti sehingga penulis
3. Ibu Dr. Rahmawati, SKM., M.Si. selaku ketua STIK Tamalatea Makassar,
5. Bapak Dr. Muh. Khadafi, SH., MH., selaku pembimbing II yang telah
skripsi ini
6. Kepada Tim Penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam proses
satu persatu terimah kasih atas bantuan,semangat dan kebersamaan selama ini.
kekurangan, oleh karena itu kritik, saran atau masukan dari pembaca sangat
diharapkan demi perbaikan dan karya yang lebih baik di hari esok.
Penulis
ABSTRACT
Fikri Agung, 2022. The Relationship between Service Quality and Outpatient
Satisfaction at the Turikale Health Center, Maros Regency (Guide by Hasmah
and Muh. Khadafi).
Fikri Agung, 2022. Hubungan Mutu Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Rawat
Jalan di Puskesmas Turikale Kabupaten Maros (Dibimbing Oleh Hasmah dan
Muh. Khadafi).
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
ABSTRACT....................................................................................................... v
ABSTRAK......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
viii
B. Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................................25
A. Hasil ................................................................................................32
B. Pembahasan.......................................................................................41
A. Kesimpulan ......................................................................................54
B. Saran..................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
4.14 Hubungan Dimensi Empathy (Empati) dengan 40
Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas
Turikale Kabupaten Maros
xi
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISTILAH
xii
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6 Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sesuai dengan standar dan kode etik yang telah ditetapkan. Kepuasan menjadi
bagian penting dalam pelayanan kesehatan sebab kepuasan pasien tidak dapat
Parasuraman et al, ada lima dimensi kualitas jasa untuk melihat kepuasan
konsumen atau pasien yang dikenal dengan nama ServQual. Kelima dimensi
setiap pelayanan yang diberikan. Kepuasan konsumen atau kepuasan pasien dapat
dikatakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan
oleh Rumah Sakit atau Puskesmas. Jika kepuasan pasien yang dihasilkan baik,
berarti pelayanan yang disuguhkan oleh Rumah sakit atau Puskesmas tersebut
juga sangat baik. Namun jika kepuasan pasien yang dihasilkan tidak baik, berarti
perlu dilakukan evaluasi khusus tentang mutu pelayanan Rumah Sakit atau
Puskesmas yang dilakukan oleh pegawai tertentu. (Rahmawati & Iljanto, 2017)
1
2
terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta
teknologi tepat guna,dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan
pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai harapan pasien atau tidak. Oleh
karena itu, pihak Puskesmas Turikale dituntut untuk selalu menjaga kepercayaan
sehingga pasien akan merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan dan
dapat meningkatkan kunjungan pasien rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas
Turikale.
pelayanan kesehatan, masih adanya keluhan pasien terhadap pelayanan yang ada,
sengit diantara puskesmas yang ada. Maka dari itu peneliti hendaknya melakukan
Berdasarkan persepsi ini akan timbul kesan pasien terhadap puskesmas, yang
dalam pelayanan kesehatan di puskesmas seluruh Indonesia. Hal ini menjadi salah
mutu layanan secara klinis maupun mutu pelayanan non klinis seperti pelayanan
administrasi, pelayanan sarana dan prasarana lain yang dibutuhkan oleh pasien.
juga menjadi salah satu faktor penting dalam pelaksanaan Sistem Kesehatan yang
terintegrasi.(Munawir, 2018)
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Maros
5
D. Manfaat Penelitian
pelayanan, khususnya pada lembaga public yakni Puskesmas. Secara praktis dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penjualan membawa sebuah perubahan positif dalam dunia bisnis karena mereka
bersaing dalam memberikan pelayanan terbaik bagi setiap konsumen. Hal itu
mengubah persepsi banyak orang yang awalnya berpegang teguh pada filosofi
pelayanan menjadi sesuatu yang sangat krusial karena hal itu menjadi faktor
dominan dalam menciptakan rasa puas atau tidak puasnya terhadap pelanggan.
Bahasa Indonesia; pelayanan kata dasarnya adalah layan dan kata kerjanya adalah
melayani, artinya menolong, menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain.
Sementara itu S. Lukman dan Moenir dalam Batinggi dan Badu (2009), juga
mengatakan “pelayanan merupakan suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi
dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik
serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi sebagai akibat
adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang
7
salah satu upaya untuk memenuhi ekspektasi pelanggan dalam hal kecepatan
Pelayanan adalah kunci utama untuk mencapai keberhasilan dalam berbagai aspek
usaha atau aktivitas bisnis yang bergerak di bidang jasa (Batinggi dan Badu, 2009).
dalamnya terdapat persaingan. Bisa jadi produk yang dijual sama atau jasa yang
ditawarkan juga sama tapi kenapa respon dari masyarakat bisa berbeda? Semua itu
terhadap keperluan manajerial yang hanya akan terpenuhi kalau pengguna jasa itu
kebutuhan pelanggan
terdapat tiga orientasi kualitas yang seharusnya konsisten satu sama lain,
yaitu: 1). Persepsi konsumen 2). Produk/jasa dan 3).Proses. Untuk yang
berwujud barang, ketiga orientasi ini hampir selalu dapat dibedakan dengan
Pelayanan yang baik seharusnya memiliki kualitas yang sesuai dengan yang
Kualitas adalah keseluruhan ciri dan sifat dari suatu produk atau pelayanan yang
Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktifitas yang bersifat tidak
kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi akibat adanya interaksi antara
konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan
Pelayanan adalah:
suatu pelayanan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukan
suatu produk inti yang dapat menambah nilai suatu produk. Keragaman
permintaan pasar.
tingkat kualitas sangat berarti bagi konsumen dalam memilih produk (jasa).
Hal ini menjadi semakin penting mengingat besarnya biaya penggantian dan
Kesesuaian suatu produk dalam industri jasa diukur dari tingkat akurasi dan
diartikan sebagai usia ekonomis suatu produk dilihat dari jumlah kegunaan
mengganti produk.
langsung, misalnya melaui merek, nama, dan negara produsen atau penyedia
jasa.
Kualitas pelayanan merupakan dua suku kata yang saling bertautan dan
integral, dua suku kata tersebut harus dikerjakan dengan baik dan benar. Konsep
kualitas suatu layanan. Konsep kualitas layanan ini merupakan suatu revolusi
Kualitas pelayanan yang baik menjadi sebuah prioritas bagi setiap perusahaan.
Mereka berkompetisi untuk menyajikan sebuah pelayanan yang lebih baik, lebih
kebutuhan dan keinginan pelanggan terhadap suatu produk atau jasa merupakan
salah satu alasan pengusaha mendirikan perusahaan. Tidak sedikit perusahaan yang
pelanggan akan merasa puas dan loyal terhadap produk atau jasa perusahaan karna
pelanggan merupakan salah satu aset yang paling berharga bagi sebuah perusaan,
tersebut. Kualitas pelayanan ini sangat penting artinya bagi kehidupan suatu
perusahaan, karena tanpa pelanggan, maka tidak akan terjadi transaksi jual beli
Menurut Kotler mengutip dari American Society For Quality (2010), Kualitas
adalah “total fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada
merupakan suatu proses”. Oleh karena itu, objek utama dari pelayanan ialah proses
itu sendiri. Dalam hal pelayanan sebagai suatu proses, unsur pelayanan dipersempit
1. Tugas layanan
2. Prosedur layanan
3. Kegiatan layanan
4. Pelaksanaan layanan.
Unsur-unsur tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena keempatnya
akan membentuk proses kegiatan yang berkaitan antara satu sama lainnya.
tidak bisa hanya berdasarkan asumsi atau cerita apa lagi sesuatu yang mengada-ada,
kualitas sebuah produk barang atau jasa harus disesuaikan dengan suatu standard
yang sudah diakui dan diaplikasikan secara internasional, seperti standar ISO
kualiatas ISO 9001. Unsur konsumen tampak dengan jelas dalam interaksi semua
aktivitas kualitas jasa, mulai dari identifikasi keinginan konsumen sampai pada
pemenuhan persyaratan konsumen. Tujuan ahir dari semua itu adalah memenuhi
2020).
pengiriman kepada konsumen. Hal ini dilakukan untuk memperoleh umpan balik
dan kepuasan dari pelanggan yang meminta pelayanan dan yang meminta dipenuhi
oleh lima unsur yang biasa dikenal dengan istilah kualitas layanan “RATER”
layanan RATER intinya adalah membentuk sikap dan perilaku dari pengembang
pelayanan untuk memberikan bentuk pelayanan yang kuat dan mendasar, agar
mendapat penilaian sesuai dengan kualitas layanan yang diterima. (Hastuti, et al.,
2017)
Inti dari konsep kualitas layanan adalah menunjukkan segala bentuk aktualisasi
organisasi kerja yang menjadikan konsep ini sebagai acuan dalam menerapkan
kesenjangan (gap) atas berbagai pelayanan yang diberikan oleh pegawai dalam
akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dangan harapan pelanggan yang berarti
ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan,
mudah dan lancar menjadi syarat penilaian bagi orang yang dilayani dalam
kerja yang menjadi perhatian dan fokus dari setiap pegawai dalam memberikan
16
tidak sesuai dengan prosedur kerja dan mampu menunjukkan, mengarahkan dan
memberikan arahan yang benar kepada setiap bentuk pelayanan yang belum
tersebut yaitu pegawai memahami, menguasai, handal, mandiri dan profesional atas
organisasi total yang menjadikan kualitas pelayanan yang diterima pengguna jasa
SERVQUAL ini merupakan skala multi item yang terdiri dari pertanyaan-
pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengukur persepsi pelanggan atas kualitas
memuaskan
17
yang dimiliki oleh para staf, bebas dari bahaya, resiko dan
keragu-raguan
Kualitas Pelayanan adalah kegiatan yang diberikan oleh suatu perusahaan, dimana
pelayanan yang diberikan oleh perusahaan sesuai dengan keinginan konsumen atau
yaitu:
kepuasan pelanggan. Interaksi diantara tiga faktor tersebut adalah, sistem, strategi,
sumber daya manusia dan pelanggan yang disebut segitiga pelayanan (The Service
Triangle).
Tjiptono (2008:24), kepuasan pelanggan adalah evaluasi secara sadar atau penilaian
kognitif menyangkut apakah kinerja produk/ jasa relative bagus/jelek, atau apakah
Kepuasan pasien tercipta dari pengalaman pasien di masa lalu, dimana saat
a. Karakteristik Produk
fisik antara lain gedung dan dekorasi. Karakteristik produk Puskesmas atau
b. Harga
19
mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar.
c. Pelayanan
d. Lokasi
e. Fasilitas
pasien.
f. Image
penyembuhan.
g. Desain visual
h. Komunikasi
Menurut Azwar, dalam (Murtiana, et. al.,2016) Kepuasan pasien dapat ditinjau
2. Kenyamanan pelayanan
5. Efektififitas pelayanan
6. Keamanan tindakan
21
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Penelitian, Masalah Subjek Instrumen Metode Temuan
No Tahun Utama
1. Nur Fajri Istiqomah, Mengetahui hubungan pelayanan 50 Kuesioner survey Hasil penelitian ini
2016 denagn kepuasan pasien rawat inap Responden eksplanat menunjukan adanya hubungan
puskesmas II tambak Kabupaten ory antara mutu pelayanan
Banyumas dengan dimensi reliability
pendekata (0,037<0,05), dimensi
n cross responsiveness (0,006<0,05),
sectional. dimensi assurance
(0,006<0,05), dimensi
empathy (0,034<0,05),
dimensi tangible (0,003<0,05)
dengan minat kunjungan
ulang pasien.
2. (Riandi, 2018) Pengaruh kepuasan layanan terhadap 95 Kuesioner cross- Hasil penelitian menunjukkan
minat beli ulang pasien rawat inap di Responden sectional bahwa variabel kepuasan
Rumah Sakit Umum Tanjung Pura layanan (tampilan fisik,
keandalan, daya tanggap,
jaminan dan empati)
berpengaruh terhadap minat
beli ulang pasien rawat inap
di Rumah Sakit Umum
Tanjung Pura baik secara uji
serempak (Uji F)
D. Kerangka Teori
E. Kerangka Konsep
Reliability (kehandalan)
Tangible (nyata/tampak)
Keterangan :
= Independen
= Dependen
Tabel 2.2
Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
Empathy sikap yang tulus dan Kuesioner 1. Baik: jika skor Skala
(empati) besifat individual atau ≥ 60 % ordinal
pribadi yang diberikan
kepada para pasien 2. Kurang Baik :
dengan berupaya jika skor < 60
memahami keinginan %
para pasien
G. Hipotesis
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros
26
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros
Maros
METODE PENELITIAN
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah 211 pasien rawat jalan yang terdaftar di
2. Sampel
2015):
2
N Z pq
2 2
d ( N −1 )+ Z pq
Keterangan:
n = Jumlah sampel keseluruhan
N = Besar populasi
p = Perkiraan populasi variable penelitian (0,05)
q = 1-p = 1-0,05=0,95
Z = Standar derajat kepercayaanl (1,96)
d = Tingkat ketelitiaan yang diinginkan (0,05)
Perhitungan untuk sampel penelitian, yaitu :
N Z 2 pq
n=
d 2 ( N−1 )+ Z 2 pq
n=211¿ ¿n=120 ¿ ¿
n=¿ 54
D. Instrumen Penelitian
1. Data primer
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari profil Puskesmas Turikale serta study literatur
berupa jurnal.
1. Pengolahan Data
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang analisis hubungan
tabel).
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
hasil uji statistik dikatakan bermakna jika nilai p< α – 0,05 maka HO
ditolak dan Ha diterima dan disajikan dalam bentuk Tabel Silang 2x2
c. Intrepretasi Data
Test dengan hasil uji statistik dikatakan bermakna jika nilai p< α= 0,05
berikut:
(2) Nilai p> 0,05 berarti tidak ada hubungan bermakna antara variabel
A. Hasil
Luas wilayah kerja kira-kira 30,03 km2 terdiri atas 7 Kelurahan dan 31
kesehatan khusus
kesehatan yang bemutu dan mandiri, serta menciptakan suasana kerja yang
2. Analisis Data
1) Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Distribusi Jenis Kelamin Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Turikale
Kabupaten Maros
Jenis Kelamin f %
Laki-Laki 29 53,7
Perempuan 25 46,3
Total 54 100,0
Sumber : Data primer, 2022
perempuan.
2) Pendidikan
Tabel 4.2
Distribusi Pendidikan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Turikale
Kabupaten Maros
Pendidikan f %
SD 2 3,7
SMP 13 24,0
SMA 34 63,0
S1 5 9,3
Total 54 100,0
Sumber : Data primer, 2022
3) Usia
Tabel 4.3
Distribusi Usia Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Turikale Kabupaten
Maros
Usia f %
17-21 tahun 7 13,0
22-26 tahun 2 3,7
27-31 tahun 8 14,8
32-36 tahun 4 7,4
37-41 tahun 12 22,2
>42 tahun 21 38,9
Total 54 100,0
Sumber : Data primer, 2022
banyak kelompok usia >42 tahun yaitu sebanyak 21(38,9%) dan yang
Responden.
4) Pekerjaan
Tabel 4.4
Distribusi Pekerjaan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Turikale
Kabupaten Maros
Pekerjaan f %
Petani 31 57,4
Wiraswasta 18 33,3
PNS 5 9,3
Total 54 100,0
Sumber : Data primer, 2022
banyak bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 31(57,4%) dan yang paling
1) Reliability (Kehandalan)
Tabel 4.5
Distribusi Dimensi Reliability (Kehandalan) terhadap Kepuasan Pasien
Rawat Jalan di Puskesmas Turikale Kabupaten Maros
Reliability (Kehandalan) f %
Baik 31 57,4
Kurang Baik 23 42,6
Total 54 100,0
Sumber : Data primer, 2022
Tabel 4.6
Distribusi Dimensi Responsiveness (Daya Tanggap) terhadap Kepuasan
Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Turikale Kabupaten Maros
Responsiveness (Daya Tanggap) f %
Baik 41 75,9
Kurang Baik 13 24,1
Total 54 100,0
Sumber : Data primer, 2022
3) Assurance (Jaminan)
Tabel 4.7
Distribusi Dimensi Assurance (Jaminan) terhadap Kepuasan Pasien
Rawat Jalan di Puskesmas Turikale Kabupaten Maros
Assurance (Jaminan) f %
Baik 25 46,3
Kurang Baik 29 53,7
Total 54 100,0
Sumber : Data primer, 2021
4) Empathy (Empati)
Tabel 4.8
Distribusi Dimensi Empathy (Empati) terhadap Kepuasan Pasien Rawat
Jalan di Puskesmas Turikale Kabupaten Maros
Empathy (Empati) f %
Baik 41 75,9
Kurang Baik 13 24,1
Total 54 100,0
Sumber : Data primer, 2022
5) Tangible (Nyata/tampak)
Tabel 4.9
Distribusi Dimensi Tangible (Nyata/tampak) terhadap Kepuasan Pasien
Rawat Jalan di Puskesmas Turikale Kabupaten Maros
Tangible (Nyata/tampak) F %
Baik 33 61,1
Kurang Baik 21 38,9
Total 54 100,0
Sumber : Data primer, 2022
dikarenakan lebih banyak pasien yang menyatakan baik dari pada yang
kurang baik
6) Kepuasan
Tabel 4.10
Distribusi Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Turikale
Kabupaten Maros
Kepuasan f %
Puas 31 57,4
Tidak Puas 23 42,6
Total 54 100,0
Sumber : Data primer, 2021
c. Analisis Bivariat
Tabel 4.11
Hubungan Dimensi Reliability (Kehandalan) dengan Kepuasan Pasien
Rawat Jalan di Puskesmas Turikale Kabupaten Maros
Kepuasan
Puas Tidak Puas Jumlah
Reliability (Kehandalan) p
f % f % ∑ %
Baik 28 90,3 3 9,7 31 100,0
0,000
Kurang Baik 3 13,0 20 87,0 23 100,0
Total 31 57,4 23 42,6 54 100,0
Sumber : Data primer 2022
memilih kategori baik terdapat 28 (90,3%) merasa puas dan merasa tidak puas
hasil pada continuity corection dengan nilai p=0.000 dimana p < α (0,05)
Pasien
39
Tabel 4.12
Hubungan Dimensi Responsiveness (Daya tanggap) dengan Kepuasan
Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Turikale Kabupaten Maros
Kepuasan
Responsiveness Puas Tidak Puas Jumlah p
(Daya tanggap) f % f % ∑ %
Baik 30 73,2 11 26,8 41 100,0
0,000
Kurang Baik 1 13,0 12 87,0 13 100,0
Total 31 57,4 23 42,6 54 100,0
Sumber : Data primer 2022
memilih kategori baik terdapat 30 (73,2%) merasa puas dan merasa tidak puas
merasa puas dan merasa tidak puas 12 (87,0%), dengan nilai p=0.000
Tabel 4.13
Hubungan Dimensi Assurance (Jaminan) dengan Kepuasan Pasien Rawat
Jalan di Puskesmas Turikale Kabupaten Maros
Kepuasan
Puas Tidak Puas Jumlah
Assurance (Jaminan) p
f % f % ∑ %
Baik 25 100,0 0 0,0 25 100,0
0,000
Kurang Baik 6 20,7 23 79,3 29 100,0
Total 31 57,4 23 42,6 54 100,0
Sumber : Data primer 2022
memilih kategori baik terdapat 25 (100,0%) merasa puas dan merasa tidak
hasil pada continuity corection dengan nilai p=0.000 dimana p < α (0,05)
Tabel 4.14
Hubungan Dimensi Empathy (Empati) dengan Kepuasan Pasien Rawat
Jalan di Puskesmas Turikale Kabupaten Maros
Kepuasan
Empathy (Empati) Puas Tidak Puas Jumlah p
f % f % ∑ %
Baik 30 73,2 11 26,8 41 100,0
0,000
Kurang Baik 1 7,7 12 92,3 13 100,0
Total 31 57,4 23 42,6 54 100,0
Sumber : Data primer 2022
memilih kategori baik terdapat 30 (73,2%) merasa puas dan merasa tidak puas
hasil pada continuity corection dengan nilai p=0.000 dimana p < α (0,05)
Pasien
41
Tabel 4.15
Hubungan Dimensi Tangible (Nyata/tampak) dengan Kepuasan Pasien
Rawat Jalan di Puskesmas Turikale Kabupaten Maros
Kepuasan
Tangible (Nyata/tampak) Puas Tidak Puas Jumlah p
f % f % ∑ %
Baik 27 81,8 6 18,2 33 100,0
0,000
Kurang Baik 4 19,0 17 81,0 21 100,0
Total 31 57,4 23 42,6 54 100,0
Sumber : Data primer 2022
memilih kategori baik terdapat 27 (81,8%) merasa puas dan merasa tidak puas
pada continuity corection dengan nilai p=0.000 dimana p < α (0,05) maka H0
B. Pembahasan
dimensi Reliability (Kehandalan) kurang baik, dari hasil data tersebut maka
baik, namun masih adanya Responden yang menilai dimensi Reliability masih
mereka tidak diatasi dengan cepat, serta Responden juga masih ada yang
sekali saja tidak berulang sehingga Responden masih ada yang kurang
kurang baik terdapat 3(13,0%) Responden yang merasa puas, masih adanya
tidak diberikan secara tulisan hanya disampaikna secara lisan saja sehingga
pada Continuity Correction yaitu p=0.000, maka nilai p < α (0,05) sehingga
Kabupaten Maros
43
terhadap pelayanan di Unit Rawat Jalan (URJ) Rumah Sakit Permata Medika
beberapa Responden puas dengan tindakan yang cepat dan tepat terhadap
pengguna jasa akan memberikan nilai positif dan akan berkunjung ulang.
44
prosuder kerja serta mekanisme kerja, mampu memberikan arahan yang benar
dampak positif atas pelayanan tersebut. Dalam hal ini pegawai, perawat, serta
Pasien
Hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil yang menunjukkan dari
Responsiveness (Daya Tanggap) kurang baik, dari hasil data tersebut maka
Turikale termasuk dalam kategori baik, namun masih adanya Respoden yang
pada Continuity Correction yaitu p=0.000, maka nilai p < α (0,05) sehingga
persepsi ketanggapan petugas tidak baik. Dan penelitian Fuzna (2018) dengan
Terhadap Pelayanan di Unit Rawat Jalan (URJ) Rumah Sakit Permata Medika
tanggap Responden puas dalam dokter dan perawat yang memberikan reaksi
cepat dan tanggap sebesar 54,54 % dan Responden tidak puas dalam aspek
kepuasan pasien. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wahyuni (2018) dan Hastuti (2017) menyatakan bahwa tidak ada hubungan
dengan kepuasan pasien. Hal ini berarti mutu pelayanan pada variabel
pelayanan.
hasil data tersebut maka dapat maka dapat dikatakan bahwa mutu pelayanan
menyatakan dimensi Assurance (Jaminan) kurang baik hal ini diperoleh dari
responden merasa tidak puas. Hal ini menunjukkan pemberi jasa masih belum
oleh konsumen, namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
melalui dimensi ini bisa melihat sejauh mana pemberi layanan mampu
pada Continuity Correction yaitu p=0.000, maka nilai p < α (0,05) sehingga
(jaminan) dengan kepuasan Pasien, hasil penelitian ini serupa dengan yang
Jaminan Sosial) Terhadap Pelayanan di Unit Rawat Jalan (URJ) Rumah Sakit
harapan pasien selain itu dapat melihat dimensi mana saja yang memiliki
kepada pasien, perhatian staff kepada pasien dan memahami akan kebutuhan
Empathy (Empati) kurang baik, dari hasil data tersebut maka dapat maka
kesehatan harus memiliki rasa empati dan rasa tanggap yang cepat dalam
pemenuhan kenikmatan dan harapan ini dapat lebih atau kurang. Kepuasan
ketika harapan dan kebutuhannya dapat dipenuhi oleh individu atau faktor
oleh pasien maka pasien akan merasa puas terhadap hasil tersebut.
50
pada Continuity Correction yaitu p=0.000, maka nilai p < α (0,05) sehingga
kepuasan dengan harapan yang besar pada bagian administrasi. Hal ini terjadi
perhatian pemberi layanan dapat berupa jarak maupun biaya, karena dengan
berdasarkan apa yang nampak atau nyata yang dilihat oleh Responden seperti
ketersediaan tempat cuci tangan, kursi tunggu yang nyaman atau pun
tersebut maka dapat maka dapat dikatakan bahwa mutu pelayanan pada
51
masih adanya Respoden yang menilai kurang baik hal ini terjadi karena
dengan baik masih terdapat kekurangan dalam hal pengadaan kembali tissue
dan sabun di tempat cuci tangan dimana pada saat tissue ataupun sabun telah
habis tidak segera untuk diisi ulang, begitupun dengan Hand Sanitizer yang
disediakan terkadang sudah habis namun lambat untuk diisi ulang, serta kursi
tunggu yang tidak mencukupi untuk pasien yang datang untuk berobat
pada Continuity Correction yaitu p=0.000, maka nilai p < α (0,05) sehingga
Kabupaten Maros, Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh (Rizal & Jalpi, 2017). Dimana melihat hubungan kualitas
tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh Kurniawan & Aditya (2017) pada
variabel tangible tidak ada hubungan dengan kepuasan pasien. Sama halnya
dengan penelitian Lubis (2020) tidak ada hubungan dengan kepuasan pasien,
dilakukan oleh (Murtiana., 2016; Hastuti, 2017 dan Kurniawan, 2017) yang
pemenuhan harapan dan kebutuhan konsumen. Respon ini sebagai hasil dari
dirasakan oleh individu ketika harapan dan kebutuhannya dapat dipenuhi oleh
individu atau faktor lainnya. Pasien merupakan salah satu individu yang
Ketika fasilitas yang ada di pelayanan sesuai dengan yang dikehendaki oleh
pasien maka pasien akan merasa puas dengan apa yang mereka terima.
Wujud dari sarana dan prasarana yang diberikan oleh penyedia jasa
Dalam hal ini Martul (2004) menyatakan kualitas pelayanan berupa kondisi
fisik menjadi bentuk yang nyata yang memberikan adanya apresiasi serta
53
memberikan nilai positif bagi pengguna jasa dan menjadi suatu penilaian
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
pasien tidak menunggu terlalu lama saat mengambil resep obat pada saat
antri
55
sebelumnya.
tentang tindakan apa yang akan dilakukan tenaga kesehatan sehingga tidak
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, N., Anggraeni, S., & Suryanto, D. (2021). Hubungan Kualitas Pelayanan
Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Pada Bagian Loket Pendaftaran
Di Upt Puskesmas Tajau Pecah Tahun 2021. EPRINTS UNISKA.
Anggraini, A. R., & Oliver, J. (2019). Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Mutu
Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Haji Medan. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Anwary, A. Z. (2020). Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Di
Puskesmas Durian Gantang Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dinamika
Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 11(1), 397–409.
https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1.627
Burhanuddin N. (2016), Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan
Pasien RSUD Syekh Yusuf Gowa. J MKMI. 2016;12(1):41–6
Bustami. (2011). Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akseptabilitasnya.
Jakarta : Erlangga.
Darus, M., Milawati, S., & Maemunah, N. (2018). Kebijakan Dasar Puskesmas
Kesehatan Masyarakat. Nursing News, 3 Nomor 1, 612–619.
Fakolade, O. A & Atanda, A. I. (2015). Hubungan Mutu Pelayanan Terhadap Tingkat
Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di Peskesmas. Literature Review, 12(November),
33–37.
Gultom, R. J., Nababan, D., Sipayung, R., Hakim, L., & Tarigan, F. L. (2021).
Hubungan Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Dengan Kepuasan Pasien Bpjs Di
Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi`Relationship Tinggi`
Tinggi`Relationship of the Quality of Outstanding Services With Bpjs Patient
Satisfaction At Bhayangkara Hospital Tk I. Journal of Healthcare Technology
and Medicine, 7(2), 2615–109.
Hastuti, Siti Kurnia Widi, dkk. (2017). “Hubungan Mutu Pelayanan dengan Kepuasan
Pasien Peserta BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah Yogyakarta”, a Jurnal
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Vol 11, No. 2, Hal 161-168
Heru Nurcahyo, Marchaban, & Sumarni. (2015). the Relation of Outpatient Service
Quality on the Era of the National Health Insurance Towards Patient
Satisfaction. Jurnal Manajemen Dan Pelayanan Farmasi, 2–6.
57
Sarah, I., Meruntu, E., Wowor, R. E., Aldegonda, A., Kesehatan, F., Universitas, M.,
& Ratulangi, S. (2020). Journal of. 1(April), 27–31.
Siswati S. (2015), Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien BPJS di
Unit Rawat Inap. J MKMI. 2015;11(3):174–83
Triwardani, Y. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien
BJPS pada pelayanan di Puskesmas Pamulang. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 139.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35713/1/YUNI
TRIWARDANI-FKIK.pdf
Wahyuni, Dwi dan Lienna Sofiana. (2018). Hubungan anatara Kualitas Pelayanan
dengan Kepuasan Pasien di Puskesmas Tepus I Kabupaten Gunung Kidul
Yogyakarta. Jurnal Medika Respati Volume 10, No. 2, hal: 27-37
59
Lampiran 1
KUESIONER
I. Identitas Responden :
Nama :
b. Perempuan
Pendidikan terakhir : a. SD b. SMP c. SMA
d. S1
Empathy (empati)
Informasi pelayanan kesehatan diberikan tanpa pasien
harus meminta
Petugas selalu mengingatkan pasien dan pendamping
pasien untuk tidak melepas masker selama berada
dilingkungan Puskesmas
Tangible (nyata/tampak)
Ruangan pelayanan informasi di puskesmas aman dan
nyaman
Lampiran 2
Master Tabel
KOD
Jenis Kelamin Pendidikan Usia Pekerjaan Reliability Responsiveness Assurance Empathy Tangible Kepuasan
E
37-41 Kurang
1 perempuan SMP Wiraswasta Baik Baik Baik Baik Puas
tahun Baik
17-21
2 perempuan SMA Wiraswasta Baik Baik Baik Baik Baik Puas
tahun
37-41
3 perempuan SMP Wiraswasta Baik Baik Baik Baik Baik Puas
tahun
37-41 Kurang Kurang Kurang Tidak
4 laki-laki SMP Wiraswasta Baik Baik
tahun Baik Baik Baik Puas
17-21
5 laki-laki S1 PNS Baik Baik Baik Baik Baik Puas
tahun
>_ 42 Kurang Kurang Kurang Tidak
6 perempuan SMP Wiraswasta Baik Baik
tahun Baik Baik Baik Puas
27-31 Kurang Kurang Kurang Tidak
7 perempuan S1 PNS Kurang Baik Baik
tahun Baik Baik Baik Puas
32-36
8 laki-laki SMA Wiraswasta Baik Baik Baik Baik Baik Puas
tahun
>_ 42
9 laki-laki S1 PNS Baik Baik Baik Baik Baik Puas
tahun
27-31 Kurang Kurang
10 perempuan S1 PNS Baik Baik Baik Puas
tahun Baik Baik
22-26
11 perempuan SMA Wiraswasta Baik Baik Baik Baik Baik Puas
tahun
>_ 42
Kurang Kurang Tidak
12 perempuan S1 tahun PNS Baik Kurang Baik Baik
Baik Baik Puas
27-31
13 laki-laki SMP Petani Baik Baik Baik Baik Baik Puas
tahun
27-31 Kurang Kurang Kurang Tidak
14 perempuan SMP Wiraswasta Baik Baik
tahun Baik Baik Baik Puas
64
17-21 Kurang
15 laki-laki SMP Wiraswasta Baik Baik Baik Baik Puas
tahun Baik
>_ 42 Kurang Kurang
16 laki-laki SMP Petani Baik Baik Baik Puas
tahun Baik Baik
>_ 42
17 laki-laki SMA Wiraswasta Baik Baik Baik Baik Baik Puas
tahun
27-31 Kurang
18 perempuan SMA Wiraswasta Baik Baik Baik Baik Puas
tahun Baik
>_ 42 Kurang
19 laki-laki SMA Wiraswasta Baik Kurang Baik Baik Baik Puas
tahun Baik
>_ 42
20 laki-laki SMP Petani Baik Baik Baik Baik Baik Puas
tahun
37-41 Kurang Kurang Kurang Tidak
21 perempuan SMP Wiraswasta Kurang Baik Baik
tahun Baik Baik Baik Puas
37-41 Kurang Kurang Tidak
22 laki-laki SMP Petani Baik Kurang Baik Baik
tahun Baik Baik Puas
37-41
23 laki-laki SMP Wiraswasta Baik Baik Baik Baik Baik Puas
tahun
>_ 42 Kurang Kurang
24 laki-laki SMA Petani Baik Baik Baik Puas
tahun Baik Baik
17-21 Kurang Kurang Kurang Kurang Tidak
25 laki-laki SMA Wiraswasta Baik
tahun Baik Baik Baik Baik Puas
>_ 42 Kurang Kurang Kurang Kurang Tidak
26 laki-laki SMA Wiraswasta Kurang Baik
tahun Baik Baik Baik Baik Puas
32-36
27 perempuan SMP Wiraswasta Baik Baik Baik Baik Baik Puas
tahun
>_ 42 Kurang Kurang Kurang Kurang Tidak
28 perempuan SMA Wiraswasta Kurang Baik
tahun Baik Baik Baik Baik Puas
>_ 42
29 laki-laki SMA Petani Baik Baik Baik Baik Baik Puas
tahun
>_ 42 Kurang Kurang Kurang Tidak
30 perempuan SMA Petani Baik Baik
tahun Baik Baik Baik Puas
31 laki-laki SMA 37-41 Petani Kurang Baik Kurang Baik Kurang Tidak
65
17-21
48 laki-laki SMA Petani Baik Baik Baik Baik Baik Puas
tahun
>_ 42 Kurang Kurang Kurang Tidak
49 perempuan SMA Petani Baik Baik
tahun Baik Baik Baik Puas
27-31 Kurang Kurang Kurang Tidak
50 perempuan SMA Petani Kurang Baik Baik
tahun Baik Baik Baik Puas
32-36
51 laki-laki SD Petani Baik Baik Baik Baik Baik Puas
tahun
>_ 42
52 laki-laki SMA Petani Baik Baik Baik Baik Baik Puas
tahun
27-31 Kurang Kurang
53 perempuan SMA Petani Baik Baik Baik Puas
tahun Baik Baik
22-26
54 perempuan SMA Petani Baik Baik Baik Baik Baik Puas
tahun
Lampiran 3
Hasil Olah Data
Analisis Univariat
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid laki-laki 29 53.7 53.7 53.7
prempuan 25 46.3 46.3 100.0
Total 54 100.0 100.0
Tingkat Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SD 2 3.7 3.7 3.7
SMP 13 24.1 24.1 27.8
SMA 34 63.0 63.0 90.7
S1 5 9.3 9.3 100.0
Total 54 100.0 100.0
Umur Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 17-21 tahun 7 13.0 13.0 13.0
22-26 tahun 2 3.7 3.7 16.7
27-31 tahun 8 14.8 14.8 31.5
32-36 tahun 4 7.4 7.4 38.9
37-41 tahun 12 22.2 22.2 61.1
>_ 42 tahun 21 38.9 38.9 100.0
Total 54 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Petani 31 57.4 57.4 57.4
Wiraswasta 18 33.3 33.3 90.7
PNS 5 9.3 9.3 100.0
Total 54 100.0 100.0
Reliability (kehandalan)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 31 57.4 57.4 57.4
68
Assurance (jaminan)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 25 46.3 46.3 46.3
Kurang Baik 29 53.7 53.7 100.0
Total 54 100.0 100.0
Empathy (empati)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 41 75.9 75.9 75.9
Kurang Baik 13 24.1 24.1 100.0
Total 54 100.0 100.0
Tangible (nyata/tampak)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 33 61.1 61.1 61.1
Kurang Baik 21 38.9 38.9 100.0
Total 54 100.0 100.0
Kepuasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Puas 31 57.4 57.4 57.4
Tidak Puas 23 42.6 42.6 100.0
Total 54 100.0 100.0
Anlisis Bivariat
Reliability*Kepuasan
Kepuasan Total
Puas Tidak Puas
Reliability Baik Count 28 3 31
(kehandalan) Expected Count 17.8 13.2 31.0
69
Chi-Square Tests
Asymptotic Significance Exact Sig.
Value Df (2-sided) (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 32.249 a
1 .000
Continuity Correction b
29.166 1 .000
Likelihood Ratio 36.146 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 31.652 1 .000
Association
N of Valid Cases 54
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,80.
b. Computed only for a 2x2 table
Responsiveness*Kepuasan
Kepuasan
Puas Tidak Puas Total
Responsiveness Baik Count 30 11 41
(daya tanggap) Expected Count 23.5 17.5 41.0
% within 73.2% 26.8% 100.0%
Responsiveness (daya
tanggap)
Kurang Baik Count 1 12 13
Expected Count 7.5 5.5 13.0
% within 7.7% 92.3% 100.0%
Responsiveness (daya
tanggap)
70
Total Count 31 23 54
Expected Count 31.0 23.0 54.0
% within 57.4% 42.6% 100.0%
Responsiveness (daya
tanggap)
Chi-Square Tests
Asymptotic Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 17.307 a
1 .000
Continuity Correction b
14.733 1 .000
Likelihood Ratio 18.932 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 16.987 1 .000
N of Valid Cases 54
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,54.
b. Computed only for a 2x2 table
Assurance*Kepuasan
Kepuasan
Puas Tidak Puas Total
Assurance Baik Count 25 0 25
(jaminan) Expected Count 14.4 10.6 25.0
% within Assurance 100.0% 0.0% 100.0%
(jaminan)
Kurang Count 6 23 29
Baik Expected Count 16.6 12.4 29.0
% within Assurance 20.7% 79.3% 100.0%
(jaminan)
Total Count 31 23 54
Expected Count 31.0 23.0 54.0
% within Assurance 57.4% 42.6% 100.0%
(jaminan)
71
Chi-Square Tests
Asymptotic Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 34.538 a
1 .000
Continuity Correction b
31.371 1 .000
Likelihood Ratio 44.101 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 33.899 1 .000
N of Valid Cases 54
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,65.
b. Computed only for a 2x2 table
Empathy*Kepuasan
Kepuasan Total
Puas Tidak Puas
Empathy Baik Count 30 11 41
(empati) Expected Count 23.5 17.5 41.0
% within Empathy 73.2% 26.8% 100.0%
(empati)
Kurang Baik Count 1 12 13
Expected Count 7.5 5.5 13.0
% within Empathy 7.7% 92.3% 100.0%
(empati)
Total Count 31 23 54
Expected Count 31.0 23.0 54.0
% within Empathy 57.4% 42.6% 100.0%
(empati)
Chi-Square Tests
Asymptotic Significance Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 17.307 a
1 .000
Continuity Correction b
14.733 1 .000
Likelihood Ratio 18.932 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 16.987 1 .000
N of Valid Cases 54
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,54.
b. Computed only for a 2x2 table
72
Tangible*Kepuasan
Kepuasan Total
Puas Tidak Puas
Tangible Baik Count 27 6 33
(nyata/tampak) Expected Count 18.9 14.1 33.0
% within Tangible 81.8% 18.2% 100.0%
(nyata/tampak)
Kurang Baik Count 4 17 21
Expected Count 12.1 8.9 21.0
% within Tangible 19.0% 81.0% 100.0%
(nyata/tampak)
Total Count 31 23 54
Expected Count 31.0 23.0 54.0
% within Tangible 57.4% 42.6% 100.0%
(nyata/tampak)
Chi-Square Tests
Asymptotic Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 20.680 a
1 .000
Continuity Correction b
18.192 1 .000
Likelihood Ratio 21.927 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 20.297 1 .000
N of Valid Cases 54
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,94.
b. Computed only for a 2x2 table
73
Lampiran 6 Dokumentasi