Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Tentang
SEJARAH FILSAFAT
Dosen Pengampu : Sahrul, S. Sos. M. PSDM

Disusun Oleh :

KURNIATI
Nim: 2201060

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


UNIVERSITAS MBOJO BIMA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT dan segala puji syukur hanya bagi-Nya Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam penyusunan makalah
manajemen pelayanan publik ini.

Maksud penyusunan makalah ini adalah sebagai syarat memenuhi tugas mata kuliah Menejemen
pelayanan public Makalah ini juga menguraikan beberapa materi mengenai SEJARAH

FILSAFAT dan juga untuk mempermudah pemahaman kepada kita semua. Khususnya
mahasiswa Universitas Widyagama Samarinda.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada para mahasiswa dari hasil makalah
ini. Karena itu kami berharap. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi suatu
yang berguna bagi kita bersama. bermanfaat bagi tim penulis khususnya, dan bagi para pembaca
pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu tim penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini.

Kota Bima, 04 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................. i

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1

C. Tujuan............................................................................................................ 1

BAB III PEMBAHASAN

A. Mesir Kuno................................................................................................. 2
B. Tiongkok Kuno/ Cina Kuno........................................................................ 2
C. Yunani Kuno............................................................................................... 3
D. Romawi....................................................................................................... 6
E. Sejarah Abad Pertengahan......................................................................... 6
F. Zaman Renaissance Dan Aufklarung....................................................... 7
G. Zaman Modern............................................................................................ 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................... 11
B. Saran.............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat hukum adalah, cabang Filsafat yaitu
tingkah laku atau etika. Yang mempelajari hakikat hukum, artinya filsafat hukum adalah ilmu
yang mempelajari hukum secara filosopis, objek filsafat hukum adalah adalah hukum dan objek
tersebut dikaji secara mendalam sampai kepada inti dasarnya.
Ilmu hukum hanya melihat gejala-gejala hukum sebagaimana dapat diamati oleh panca
indra manusia mengenai perbuatan-perbuatan manusia dan kebiasan masyarakat. Objek filsafat
hukum adalah hukum maka masalah yang di bahas antara lain, hubungan hukum dengan
kekuasaan, hubungan hukum kodrat dengan hukum positif.
Secara singkat singkat sejarah filsafat hukum meliputi,
I. Zaman purbakala, meliputi:
a. Masa Mesir kuno, Babilonia, Asiria dan India kuno.
b. Masa Tiongkok (Cina) kuno
c. MasaYunani kuno, meliputi:
 Sub masa pra – Socrates
 Sub masa Socrates, Plato, dan Aristoteles
 Sub masa Stoa
d. Masa Romawi
II. Zaman abad pertengahan, meliputi:
a. Masa kegelapan
b. Masa Skolastik
III. Zaman Renaissance dan Aufklarung
IV. Zaman modern

B. Rumusan Masalah
 Sejarah perkembangan filsafat hukum pada zaman purbakala, zaman abad pertengahan,
zaman renaissance dan aufklarung, serta zaman modern.

C. Tujuan
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat hukum
2. Ingin mengetahui bagaimana sejarah perkembangan filsafat hukum pada zaman purbakala,
zaman abad pertengahan, zaman renaissance dan aufklarung, serta zaman modern

1
BAB II
PEMBAHASAN

I. SEJARAH ZAMAN PURBAKALA


A. MESIR KUNO
Masa mesir kuno meliputi sub masa Babilonia, Asiria, & India kuno. Catatan sejarah yang
tertua tentang ide – ide filosofis terutama berasal dari mesir ( lembah sungai nil ), di sekitar
Eufrat dan Tigris atau timur tengah umumnya sejak 4000 SM, terutama yang tersimpul dalam
Book Of The Dead di mesir 3000 SM. Juga di India sekitar 4000 SM tumbuh ide – ide filsafat,
terutama yang tersimpul di dalam Vedas ( 2500 SM ). Di babilonia 2400 SM, dilengkapi pula
oleh catatan – catatan ajaran ethica yahudi sekitar 800 SM.
Sumber ide – ide filsafat dari timur tengah ini dapat dimengerti, karena wilayah ini
merupakan pusat asal agama – agama tertua yang diwahyukan Tuhan. Oleh karena itu, bangsa –
bangsa di wilayah ini relatif lebih awal berkebudayaan di bandingkan dengan wilayah lainnya.
Pada masa ini lahirlah undang – undang Hamurabi di Babilonia sebagai undang – undang
tertua yang paling penting dalam sejarah, yang di buat oleh raja Babilonia Chammurabi ( 1800
SM ). Undang – unddang ini kemudian ditemukan oleh ekspedisi arkeologi Perancis pada abad
ke – 20 M di kota susa, wilayah kerajaan Babilonia ( yang terletak di lembah antara sungai Efrat
dan Tigris semasa sejarah dunia kuno) adalah sebelah utara sungai Efrat. Undang – undang
Hamurabi yang berbentuk tulisan prasasti pada batu ini dianggap sebagai undang – undang tertua
yang tertulis dan dikenal orang, dan undang – undang yang dibuat orang sesudah itu di pengaruhi
oleh undang – undang tersebut.
Undang – undang Hamurabi merupakan kodifikasi hukum adat yang berlaku pada massa
itu. Undang – undang tersebut berisi hukum pidana, hak – hak istimewa pegawai pemerintah,
hukum dagang, sewa – menyewa, upah sewa binatang ternak, eksportasi barang, masalah
perkawinan, utang – piutang, dan soal penahanan. Juga masalah keluarga dan perbudakan.
Namun demikian, dalam undang – undang ini masih tampak hukum yang bersifat keras seperti
halnya undang – undang lainnya dimasa lampau. Misalnya, hukuman mati bagi pelaku
pencurian, perzinahan dan perampokan, pelaku kebakaran, penculikan, penipuan dan saksi palsu
dalam hal yang menyangkut hukuman mati. Dengan demikian undang – undang ini berpegang
pada hukum QISAS (lex talionis) yaitu mata dibalas mata, gig dibalas gigi, dan seterusnya.
Sejak munculnya hukum dalam arti undang – undang, di Babilonia (2000 SM), peraturan –
peraturan yang berlaku dianggap berhubungan dengan kehendak Tuhan. Dalam cakrawala
religius zaman dulu, hukum yang di bentuk oleh seorang raja, dianggap langsung berasal dari
Tuhan sendiri. Apa yang dikehendaki oleh raja, dianggap dikehendaki oleh Tuhan. Akan tetapi,
pada umumnya orang sudah yakin bahwa pengertian hukum yang sebenarnya tidak seluas aturan
Tuhan.

B. TIONGKOK KUNO/ CINA KUNO


Selintas mengenai arti dan praktek hukum di Cina dapat di kenali dalam kekaisaran Cina
( Tiongkok ) kuno ( 1000 SM ) telah dibutuhkan peraturan yang nyata guna memerintahkan
ketertiban dalam masyarakat luas. Titik tolak pemikiran hukum adalah kebiasaan ritual dan
sakral yang sejak lama menjamin kelangsungan hidup masyarakat. Dalam filsafat konfusius

2
aturan itu ditunjuk dengan kata “Li” menurut filsafat konfisius Li berarti prinsip – prinsip yang
menentukan aturan semesta alam, baik alam maupun dunia manusia.
Filosof – filosof Neo-konfusian sepertiChou Tun’i (1017 1073) menambah terdapat suatu
zat yang tertinggi (t’ai – chi) yang menjadi norma tertinggi sebagai model yang mengandung
norma – norma khusus bagi “sepuluh ribu benda”.
Pada awal zaman Monchou, abad ke-17 filsafat ini menjadi filsafat resmi kekaisaran Cina.
Oleh sebab Li bersifat menentukan dalam hidup, maka hanya orang yang mengetahui dengan
baik Li dapat berkuasa. Berkat pengetahuan tentang Li yang berkuasa dapat mengatur hidup
bersama. Sudah tentu pengetahuan yang mendalam harus ada pada kaisar.

C. YUNANI KUNO
Pada masa Yunani kuno terdiri atas sub masa Pra-Socrates, sub masa Socrates, Plato, dan
Aritoteles, dan sub masa Stoa.
a. Masa Pra-Socrates
Catatan sejarah yang tertua tentang ide – ide filsafat di barat, dimulai di Yunani sekitar 700
SM. Pemikiran tentang filsafat ini, jauh mendahului pemikiran manusia tentang ilmu (science).
Bahkan filsafat filsafatlah yang melahirkan ilmu. Oleh karena itu, sering dinyatakan filsafat
adalah induk induk ilmu pengetahuan.
Pada masa ini lahirlah undang – undang Solon sebagai undang – undang tertua di masa
Yunani kuno khususnya di Athena. Solon adalah seorang penyair, filosof Yunani dan politikus
yang hidup antara abad ke-6 dan ke-7 SM (640-560 SM). Ia dipilih oleh penduduk sebagai
kepala pemerintahan Archon. Pada masa pemerintahannya, ia melakukan usaha perbaikan
diberbagai bidang perundang – undangan dan administrasi negara. Dan membentuk majelis
Empatratus, yaitu, majelis perwakilan dari 4 suku bangsa Athena yang terpilih, juga mendirikan
mahkamah banding bagi anggota masyarakat. Akan tetapi, disamping itu Solon tetap
mempertahankan sistem kasta sebagaimana yang berlaku dalam tradisi, dengan membagi rakyat
ke dalam 4 tingkat dan memberikan tugas – tugas kenegaraan dan pemerintahan hanya kepada
golongan yang kaya yang disebutnya “Timokrasi”, untuk membedakannya dengan demokrasi.
b. Masa Socrates, Plato, dan Aritoteles
 Socrates
Socrates disebut – sebut sebagai orang pertama yang berfilsafat tentang manusia. Segala
aspek tentang manusia menjadi objek pembicaraannya. Di perkirakan filsafat hukum lahir pada
masa ini dan berkembang mencapai puncak kegemilangannya melalui filosof – filosof besar
setelah Socrates yaitu Plato, Aristoteles, dan lainnya di zaman Yunani kuno dan Romawi.
Socrates hidup pada tahun kurang lebih tahun 469 – 399 SM dan Demokritos pada tahun +
460 – 370 SM yang kedua hidup sejaman dengan Zeno yang dilahirkan pada tahun + 490 SM
dan lain-lainnya,. Harus diketahui bahwa kaum sofis hidup bersama-sama dengan Socrates.
Dimana hidup Sokrates dan kaum sofis susah dipisahkan dan menurut Cicero, difinisi Socrates
adalah memindahkan filsafat dari langi dan bumi artinya sasaran yang diselidikinya bukan jagat
raya melainkan manusia, dan bertujuan menjadikan manusia menjadikan sasaran pemikiran filsuf
tersebut. ( pemikiran Socrates adalah menjadi kritik kepada kaum sofis).
Sofis sebenarnya bukan suatu maszab melainkan suatu aliran yang bergerak dibidang intelek,
karena istilah sofis yang berarti sarjana, cendikiawan seperi Pythagoras dan Plato disebut kaum
sofis. Yang pada abad ke 4 para sarjana atau cendikiawan tidak lagi disebut Sofis melainkan

3
menjadi Filosofos, Filsuf dan sebutan sofis dikenakan kepada para guru yang berkeliling dari
kota kekota dan kaum sofis tidak menjadi harum lagi, karena sebutan sofis menjadi sebutan
orang yang menipu orang lain/penipu karena para guru keliling tersebut dituduh sebagai orang
yang meminta uang bagi ajaran mereka. Akan tetapi pada masa Pemerintahan Perikles (Athena)
kaum sofis menjadi harum.
 Plato
Adalah filsuf yunani petama yang berdasarkan karya-karyanya yang utuh. Dilahirkan
dari keluarga terkemuka dari kalangan politisi, semula ingin bekerja sebagai seorang politikus,
karena kematian Sokrates (muridnya selama 8 tahun), plato memendamkan ambisinya tersebut.
Kemudian Plato mendirikan sekolah akademi (dekat kuil Akademos) dengan maksud untuk
memberikan pendidikan yang instensip dalam ilmu pengetahuan dan filsafat. Bahwa pembagian
yang didasrkan atas patokan lahiriah, dalam 5 kelompok yaitu karyanya ketika masih muda,
karyanya pada tahap peralihan, karyanya mengenai idea-idea, karyanya pada tahap kritis dan
karyanya pada masa tuannya, yang diantara buku-buknya adalah Aspologia, Politeia, Sophistes,
Timaios.(plato dapat dipandang sebagai monument atau tugu peringatan bagi sokrates.
Plato yakin bahwa disanping hal-hal beraneka ragam dan yang dikuasai oleh gerak serta
perubahan-perubahan itu tentu ada yang tetap, yang tidak berubah. Menurut plato tidak mungkin
seandainya yang satu mengucilkan yang lain artinya bahwa mengakui yang satu, harus menolak
yang lain dan juga tidak mungkin kedua-duanya berdiri-sendiri, yang satu lepas daripada yang
lain.Plato inin mempertahankan keduanya, memberi hak berada bagi keduanya.
Pemecahan palto bahwa yang seba berubah itu dikenal oleh pengamatan dan yang tidak berubah
dikenal oleh akal. Demikianlah palto berhasil menjembatani pertentangan yang ada antara
Herakleitos, yang menyangkal tiap perhentian dan Parmenides yang menyangkal tiap gerak dan
perubahan.Yang tetap tidak berubah dan yang kekal itu oleh plato disebut “Idea”.

Perbedaan antara sokrates dengan plato adalah dimana Sokrates mengusahakan adanya difinisi
tentang hal yang bersifat umum guna menetukan hakekat atau esensi segala sesuatu, karena tidak
puas dengan mengetahui, hanya tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan sutu persatu,
sedangkan Plato meneruskan usaha itu secara lebih maju lagi dengan mengemukakan, bahwa
hakekat atau esensi segala sesuatu bukan hanya sebutan saja, tetapi memiliki kenyataan, yang
lepas daripada sesuatu yang berada secara kongkrit yang disebut “Idea”, dimana Idea itu nyata
ada, didalam dunia idea (hanya satu yang bersifat kekal).
Pada akhirnya Plato menekankan kepada kebenaran yang diluar dunia ini, hal itu tidak
berarti bahwa ia bermaksud melarikan diri dari dunia. Dunia yang kongrit ini dianggap penting,
hanya saja hal yang sempurna tidak dapat dicapai didalam dunia ini. Namun kita harus berusaha
hidup sesempurna mungkin, yang tampak dalam ajarannya tentang Negara yang adalah puncak
filsafat Plato.
Menurut Plato, golongan didalam Negara yang idea harus terdiri dari 3 bagian yaitu :
a.Golongan yang tertinggi terdiri dari para yang memerintah (orang bijak/filsuf), b.Golongan
pembantu yaitu para prajurit yang bertujuan menjamin keamanan, c. Golongan terendah yaitu
rakyat biasa, para petani dan tukang serta para pedagang yang menanggung hidup ekonomi
Negara

4
 Aristoteles
Dilahirkan di Stagerira Yunani utara anak seorang dokterpribadi raja Makedonia dan pada
umur kira-kira 18 tahun dikirim ke Athena untuk belajar kepada Plato. Dan setelah Plato
meninggal Aristoteles mendirikan sekolah di Assos( Asia Kecil) pada tahun 342 SM kembali ke
Makedonia untuk menjadi pendidik Aleksander agung. Ketika Aleksandra meninggal pada
tahun 322 SM, Aristoteles dituduh sebagai mendurhaka dan lari ke Khalkes sampai meninggal.
Karyanya banyak sekali akan tetapi sulit menyusun secara sistematis, ada yang membagi-
bagikannya, ada yang membagi atas 8 bagian yang mengenai Logika, Filsafat alam, psikologis,
biologi, metafisika, etika, politik dan ekonomi, dan akhirnya retorika dan poetika.
Bukan saja pengertian-pengertian, akan tetapi pertimbangan-pertimbangan dapat digabungkan-
gabungkan, sehingga menghasilkan penyimpulan. Penyimpulan adalah suatu penalaran
dengannya dari dua pertimbangan dilahirkan pertimbangan yang ketiga, yang baru yang berbeda
dengan kedua pertimbangan yang mendahuluinya. Umpamanya manusia adalah fana, gayus
adalah manusia, jadi gayus adalahfana.
Cara menyimpulkan ini disebut syllogisme (uraian penutup), suatu syllogisme terdiri dari
tiga bagian yaitu suatu dalil umum, yang disebut mayor (manusia adalah fana), suatu dalil
khusus, yang disebut minor (Gayus adalah manusia) dan kesimpulannya (Gayus adalah fana),
syllogisme mewujudkan puncak logika Aristoteles.

Para filsuf Elea (Parmenides, Zero) berpendapat bahwa gerak dan perubahan adalah hayalan.
Dimana Aristoteles menentang dimana “Yang Ada” secara terwujud “yang ada” secara mutlak
atau menjadi “ yang ada” secar terwujud, jikalau melalui sesuatu. Seperti dengan Plato,
Aristoteles mengajarkan dua macam pengenalan yaitu pengenalan inderawi dan pengenalan
rasional. Dan menurut Aristoteles, pengenalan inderawi memberikan pengetahuan tentang
bentuk benda tanpa materinya.
Sedangkan pengenalan rasional adalah pengenalan yang ada pada manusia tidak terbatas
aktivitasnya, yang dapat mengetahui hakekat sesuatu, jenis sesuatu yang bersifat umum.

Yunani kuno boleh disebut sebagai sumber kancah pemikiran – pemikiran tentang hukum
sampai kepada akar – akar filsafatnya, sehingga masalah – masalah utama dalam teori hukum
sekarang ini bisa dikaitkan kebelakang kepada bangsa tersebut. Masalah – masalah utama yang
sekarang dibicarakan dalam teori – teori hukum telah mendapatkan perumusannya pada masa
itu,. Dibandingkan dengan Yunani kuno, maka Romawi tidak banyak memberikan pemikiran
teori ini. Bangsa itu lebih banyak menyumbangkan pemikirannya di bidang konsep – konsep
serta teknik – teknik yang berhubungan dengan hukum positif.
c. Masa Stoa
Masa ini di tandai dengan adanya mazhab Stoa, yaitu suatu mazhab yang mempunyai
kebiasaan memberi pelajaran di lorong – lorong tonggak (Stoa). Pemikir utamanya yang juga
bertindak sebagai pemimpin mazhab adalah filosof Zeno (350-264 SM). Dengan mengambil
sebagian ajaran Aristoteles, yaitu akal manusia itu merupakan bagian dari rasio alam,
dikembangkan suatu pemikiran hukum alam yang bersumber dari akal ketuhanan ( logos dimana
manusia dimungkinkan hidup menyesuaikan diri padanya).

5
Hukum alam ini merupakan dasar segala hukum positif. Pandangan Stoa kemudian sangat
berpengaruh kepada para filosof Romawi seperti Seneca, Marcus Aurelius, dan juga Marcus
Tillus Cicero.

D. ROMAWI
Pada masa ini (abad ke-8 SM sampai abad ke-6 M) perkembangan filsafat hukum tidak
segemilang pada masa Yunani kuno. Para ahli filsafat Romawi lebih memusatkan perhatiannya
pada masalah bagaimana hendak mempertahankan ketertiban di seluruh kawasan kekaisaran
yang sangat luas itu. Mereka di tuntut untuk lebih banyak menyumbangkan konsep – konsep dan
teknik – teknik yang berkaitan dengan hukum positif.
Pada masa ini lahirlah undang – undang Lembaran Duabelas (Lex Duodecim Tabularum)
sebagai undang – undang tertua yang lahir pada permulaan masa republik di masa Romawi,
undang – undang Lembaran Duabelas ini mengakui persamaan hak di antara hak di antara semua
kelas rakyat Romawi dan menghapuskan perbedaan di depan hukum antara si kaya dan si
miskin. Di jelaskan dalam Lembaran itu asas – asas peradilan, hukum pidana, hak sipil, masalah
kepemilikan dan hukum keluarga.
Para ahli hukum mengambil bagian penting dalam usaha pengakuan bagi persamaan hak –
hak antara kelompok – kelompok penduduk kekaisaran, terutama dalam hal penulisan buku.
Diantaranya, Paniniyanus, Ulpianus, Gaius, Paulus, dan Modistinus. Judistianus memerintahkan
agar sumber – sumber hukum tersebut dibukukan dalam enam buku, kemudian dihimpun dengan
nama “Kompilasi Hukum Sipil” (Corpus Juris Civilis). Sebagian besar hukum Eropa modern
dipengaruhi dan didasarkan pada hukum Romawi tersebut.

E. SEJARAH ABAD PERTENGAHAN


Masa ini dimulai pada tahun 476 M atau abad ke-5 M, yaitu pada tahun keruntuhan kerajaan
Romawi barat. Abad pertengahan ini berlangsung 10 abad hingga abad ke-15 M. Sejarah filsafat
hukum pada abad pertengahan meliputi dua masa yaitu masa kegelapan dan masa skolastik.
a. Masa Kegelapan
Masa ini dimulai dengan runtuhnya kekaisaran Romawi akibat serangan bangsa lain yang
dianggap terbelakang, yang datang dari utara yaitu yang disebut suku – suku Germania.
Tingkatan peradaban bangsa Romawi yang tinggi hanyalah tinggal puing – puing semata. Karena
tidak adanya peninggalan apapun dari suku bangsa yang berkuasa, para ahli masa kini sukar
untuk secara pasti menentukan apa yang terjadi dimasa gelap ini.
Yang pasti dapat diketahui ialah pengaruh agama kristen mulai berkembang pesat
disebabkan oleh suasana kehidupan suku – suku waktu itu yang selalu tidak tenteram akibat
peperangan yang terus menerus terjadi dikalangan mereka sendiri atau diantara suku – suku.
b. Masa Skolastik
Corak pemikiran hukum pada masa Skolastik didasari oleh ajaran Kristen. Ajaran ini
dimulai setelah lahirnya mazhab baru yang disebut Neo – Platois, dengan Platinus sebagai
tokohnya yang utama. Platinus inilah yang mulai membangun suatu tata filsafat yang bersifat
Ketuhanan. Menurut pendapatnya, Tuhan itu merupakan hakikat satu – satunya yang paling
utama dan paling luhur, yang merupakan sumber dari segala – galanya. Bertolak dari pendapat
Plato bahwa orang harus berusaha mencapai pengetahuan yang sejati, Platinus mengemukakan

6
kita harus berusaha melihat Tuhan. Caranya dengan berpikir dan beribadah. Pemikiran ini
membuka jalan pengembangan agama kristen dalam dunia filsafat.

Neo – Platois lahir di Alexandria sebagai tempat pertemuan antara filsafat Yunani kuno dan
agama kristen. Para ahli filsafat menganggap Santo Aurelius Augustinus (354-430 M) yang
menjembatani filsafat Yunani kuno dan alam pikiran kristen.
Tokoh lainnya yang juga terkenal St. Thomas Aquinas/ St. Thomas Van Aquino merupakan
filosof terbesar dari aliran Skolastik di abad pertengahan. Ia merumuskan hukum sebagai
“peraturan yang berasal dari akal unttuk kebaikan umum yang dibuat oleh seseorang yang
mempunyai kewajiban untuk menjaga masyarakatnya dan mengundangkannya”.
St. Thomas Aquinas/ St. Thomas Van Aquino membedakan empat macam hukum,
yaitu Lex aeterna, lex naturalis, lex divina, dan lex humana. Lex aeterna adalah rencana
pemerintahan sebagaimana dibuat oleh raja, akal keilahian yang menuntun semua gerakan dan
tindakan dalam alam semesta. Akan tetapi tidak ada manusia yang mampu untuk menangkapnya
dalam keseluruhan. Manusia hanya bisa menangkapnya sebagian melalui alam pikiran yang
dianugerahkan Tuhan kepadanya, bagian yang bisa ditangkap tersebut dinamakan lex naturalis.
Lex naturalis ini memberikan pengarahan kepada kegiatan manusia melaui petunujuk – petunjuk
umum. Lex aeterna yang mengandung asas – asas yang abstrak itu dilengkapi dengan petunjuk –
petunjuk khusus yang berasal dari Tuhan tentang manusia harus menjalani hidupnya. Fungsi ini
dijalankan oleh lex divina yaitu yang tercantum dalam kitab – kitab suci dan tercantum dalam
perjanjian – perjanjian baru dan lama. Yang terakhir adalah lex humana , sejak akal merupakan
sumber utama dalam hukum, diisyaratkan hukum itu harus menyesuaikan kepada dalil – dalil
dari akal.

F. ZAMAN RENAISSANCE DAN AUFKLARUNG


a. Zaman Renaissance
Renaissance berasal dari kata re, kembali dan nasci, lahir. Sehingga menjadi lahir
kembali artinya “alam pikiran manusia tidak terikat lagi oleh ikatan keagamaan. Ciri utama
renaissance ialah “manusia menemukan kembali keperibadiannya”. Pada abad sebelumnya yaitu
abad pertengahan bagian kedua (masa skolastik), demikian besarnya kekuasaan gereja sehingga
manusia merasa dirinya tidak berarti tanpa Tuhan. Lahirnya
renaissance mengakibatkan perubahan yang tajam dalam berbagai segi kehidupan manusia,
teknologi berkembang dengan pesat, negara-negara baru didirikan, tumbuh berbagai disiplin
ilmu baru. Dalam dunia pemikiran hukum zaman ini ditandai dengan adanya pendapat akal
manusia tidak dapat lagi dilihat sebagai penjelmaan dari akal Tuhan, akal manusia terlepas dari
akal ketuhanan. Akal manusia inilah yang merupakan sumber satu-satunya dari hukum. Pangkal
tolak pemikiran ini tampak pada penganut aliran hukum alam yang rasionalistis (Hugo
Groot/Grotius) dan para penganut paham positivisme hukum (Jhon Austin) bahwa logika
manusia memegang peranan penting dalam pembentukan hukum.
b. Zaman Aufklarung
Dalam masa 1650-1800 menyelami masa Aufklarung (abad pemikiran) beserta
rasionalisme, suatu aliran pikiran yang ingin memerdekakan pemikiran atas akal (rasio) semata-
mata. Kebebasan berpikir membuka jalan untuk meluaskan gagasan ini di bidang politik,
timbulah gagasan bahwa manusia mempunyai hak-hak politik yang tidak diselewengkan oleh

7
raja. Selanjutnya mengenai pemunculan monarki-monarki absolut (abad ke-16 – abad ke 17)
sesudah berakhir abad pertengahan, pemunculan teori rasionalistis kontarak sosial (abad ke -16
- abad ke-18) yang bersandar pada hukum alam, dan pemunculan demokrasi dalam wujud yang
konkret (akhir abad ke-19).
Teori rasionalistis yang umumnya dikenal sebagai social contract (kontrak sosial).
Salah satu asas dari gagasan kontrak sosial dengan pencetus, pelopor atau tokohnya antara lain,
Thomas Hobbes/1588-1679, Jhon locke/1632-1704, dan Jean Jacques Rousseau/1712-1778.
Bahwa dunia dikuasi oleh hukum yang timbul dari alam (nature) yang mengundang prinsip-
prinsip keadilan yang universal, artinya berlaku untuk semua waktu serta semua manusia, baik
raja, bangsawan atau pun rakyat jelata, hukum itu dinamakan Natural Law (hukum alam, ius
naturale).
Perkembangan selanjutnya, berkenaan dengan abad ke-18 sebagai abad pencerahan
(enlightenment) artinya keyakinan pada kemampuan otak manusia yang tidak terbatas, kepada
manusia mengagantungkan dirinya untuk kemajuannya, yang kemudian memasuki abad ke-
19 yang ditandai dengan revolusi industri Eropa dan pada abad pertengahan abad ini timbul
paham positivisme. Dalam hubungan dengan zaman baru yang memunculkan aufklarung (abad
pemikiran) itu, ternyata undang-undang dasar atau konstitusi dalam arti formal pun merupakan
hasil dari zaman baru. Kebanyakan konstitusi barat lahir di bawah pengaruh kebangkitan
pemikiran pada akhir abad pertengahan dan akibat beberapa gerakan revolusi yang bergolak
untuk mendukung hak-hak rakyat dan kemerdekaannya dari kesewenangan negara dan dari
penindasan diktator.

G. ZAMAN MODERN
Menurut Drs. Mohammad Alim Zaman, M. Pd. Kebudayaan barat tumbuh dari tiga
akar yaitu, “hellas” pada kebudayaan yunani kuno, “roma” pada kebudayaan romawi, dan
“nasrani” sebagai sintesa baru, ia menuturkan :
a. Hellas, ialah kebudayaan yunani kuno
istilah hellas digunakan untuk membandingkan kebudayaan yang halus dan bercita rasa
tinggi dengan kebudayaan bangsa lain yang oleh orang yunani dianggap masyarakat barbar,
ialah tidak berbudaya. kebudayaan yunani yang meluas ke negara-negara sekelilingnya,
berkembang pesat, tanpa batas, disebut Hellenisme. Hellenisme terutama terjadi semasa dan
sesudah Alexsander Agung abad ke-4 S.M.
b. Roma, negara dunia beradikuasa
Roma menaklukan dunia Hellenisme Yunani, sebaliknya Hellanisme juga menaklukan Roma
yang pada mulanya nyaris memiliki suatu peradaban.
c. Dunia Nasrani, ialah kehadiran sintesa baru suatu peradaban unik dari berbagai elemen
pemahaman.
Sepanjang sejarah hukum, dimulai dari zaman Yunani kuno/Romawi hingga hari ini, kita
dihadapkan kepada adanya berbagai teori tentang hukum yang lahir pada setiap babak dari
perjalanan sejarah hukum.
Tiga pemikir filosof besar, dan guru-guru besar dari Perusia yaitu, prof. Immanuel kant
(1724-1804), prof. Fichte (1770-1814), dan prof. Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831).
Dari idelisme transendental Jerman dalam pandangan filsafat hukumnya memiliki titik tolak
(gagasan pokok) yakni manusia berakal “tuntutan akal yang penuh atas hak-haknya yang

8
mutlak atas seluruh daerah pikiran di sebut rasionalisme” dengan kehendak bebas (rasional dan
bebas) membedakannya dari alam yang sama tetapi dalam sistem dan kesimpulan yang berbeda.

a) Pandangan filsafat hukum menurut prof. Immanuel Kant, mengembangkan


hasil pemikiran filsafat selama beradab-abad dalam suatu sistem yang luas dan mendalam
telah memberikan landasan yang baru kepada pemikiran modern. Prof. Immanuel Kant
melakukan penelitian sistematis terhadap fungsi akal manusia dengan tiga fungsi kesadaran
manusia yaitu, (1) berpikir, (2) berkehendak, (3) dan merasakan. Perbedaan yang tajam
diadakan oleh prof. Immanuel Kant antara moralitas dan hukum bahwa paksaan perlu bagi
hukum dan ciri khusus dari suatu hak kekuatannya untuk memaksa. Prof. Immanuel Kant
membedakan antara kewajiban berdasarkan hukum dan hak berdasarkan hukum, ia
memasukan tiga prinsip ulpanius, yakni Huneste vivere, neminem laedere, dan suum cuiqe
tribuere.
b) Pandangan filsafat hukum menurut prof. Fichte, seperti halnya filsafat hukum Immanuel
Kant disimpulkan dari kesadaran makhluk yang berakal, hubungan antara individu dan
negara didefinisikan dalam tiga prinsip yaitu,
1) Dengan pemenuhan kewajiban seorang warga menjadi anggota dari negara.
2) Hukum membatasi dan menjamin hak-hak individu.
3) Diluar bidang kewajiban sebagai warga individu bebas, dan harga bertanggung jawab
pada dirinya.
Filsafat hukum prof. Fichte menolak kemungkinan adanya negara universal, karena perbedaan
ras, negara membantu suatu masyarakat berdasarkan hukum.
c) Pandangan filsafat hukum menurut prof. Georg Wilhelm Friedrich Hegel, seluruh tugas
filsafat adalah, mempertahankan pendirian dan secara konsekuen, ia dengan tegas menolak
tiap antinomi atau konflik, dualisme antara ide dan pengalaman atau antara akal dan
kenyataan. Dalam filsafat prof, Georg Wilhelm Friedrich Hegel meliputi bidang, lembaga
hukum, etika, politik. Ia membagi masyarakat kedalam tiga golongan yaitu,
1) Golongan pertanian yang hanya tergantung dari alam.
2) Golongan perindustrian dan perdagangan terutama yang tergantung pekerjaan.
3) Golongan yang umum yakni golongan pemerintah yang tergantung dari akal.
Gerakan kodifikasi pada zaman baru sebagai akibat tampilnya unsur logika manusia
ternyata kemudian melahirkan masalah yang berkaitan dengan soal keadilan, ciri lain dari
pemikiran hukum zaman modern ini ialah, lembaga pemikiran-pemikiran hukum yang berasal
dari para ahli hukum yang memiliki reputasi istimewa. Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20
hukum yang yang ditandai tumbuh pemikiran baru mengenai persoalaan kebutuhan, keinginan,
dan pengharapan manusia. Dan pada abad ke-19 pada masa ini lahir aliran positivisme (hukum
analisis atau murni) yang menekankan pentingnya kedudukan negara sebagai pembentuk
hukum.suatu negara pada masa itu harus bertindak berdasarkan hukum dalam arti Undang-
Undang.
Secara teoritis negara hukum liberar dipelopori oleh prof. Immanuel Kant, yang
mengajukan dua unsur penting negara hukum liberal (liberale rechtsstaat) yaitu,
1) Perlindungan hak-hak asasi manusia
2) Pemisahan kekuasaan

9
Ketika negara telah mulai memperhatiakan kesejahtraan umum tetapi masih terbatas maka
tumbuh teori negara hukum formal (formele rechtsstaat) dengan empat unsur penting.
1) Adanya jaminan atas hak asasi manusia
2) Adanya pemisahan kekuasaan
3) Adanya pemerintahan berdasarkan Undang-Undang
4) Adanya peradilan administrasi negara.

Pada saat negara sudah memperhatikan kesejahtraan umum sehingga menjadi


kesejahteraan (welfare state) maka tumbuh teori negara hukum liberal, dalam enam unsur yaitu :
1) Adanya jaminan perlindungan atas hak asasi manusia
2) Adanya pemisahan kekuasaan
3) Adanya pemerintahan berdasarkan hukum
4) Adanya peradilan administrasi negara
5) Adanya pengutamaan manfaat penyelenggaraan negara
6) Adanya pemerintahan memajukan kesejahtraan umum atau bersama.

Dalam sistem hukum lain yaitu pada tradisi/sistem hukum Angolo-Sakson/Angolo-Saksis


(common law system) seperti Inggris, Amerika Serikat berkembang konsep Rule of Law (secara
harfiah bermakna pemerintahan berdasarkan hukum). Secara teoritis Rule of Law di pelopori
oleh prof. Albert Venn Dicey (1835-1922), syarat “respresetative government under the Rule of
Law” yaitu :
1) Perlindungan konstitusional dalam arti konstitusi selain menjamin hak-hak individu untuk
memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin.
2) Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
3) Kebebasan untuk menyatakan pendapat
4) Pemilihan umum yang bebas
5) Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi
6) Pendidikan kewarganegaraan.
Setiap zaman sedikit banyaknya mengalami teransisi, tetapi ada beberapa zaman yang
bersifat lebih transitoir dari pada zaman lainnya, yakni pada zaman Renaissance dari abad ke-16
dan ke-17 dan abad ke-20 ini, kita mengalami suatu peralihan dimana negara menjadi pemain
utama dan menjadi faktor positif dalam pembinaan keadilan dan kemakmuran masyarakat dan
individu.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jelaslah bahwa Filsafat adalah berasal dari kata Yunani yaitu Filosofia berasal dari kata
kerja Filosofein artinya mencintai kebijaksanaan, akan tetapi belum menampakkan hakekat yang
sebenarnya adalah himbauan kepada kebijaksanaan. Sedangkan pengertian “ orang bijak” (di
Timur) seperti di India, cina kuno adalah orang bijak, yang telah tahu arti tahu yang sedalam-
dalamnya (ajarankebatinan),
Filsafat berkembang mulai zaman filsafat kuno sampai pada pertengahan seperti Filsafat
Pra Sokrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mitos-
mitos yang diterima dari agama, yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu,
sampai kepada jaman filsafat Sokrates dan Demokritos pada tahun + 460 – 370 SM yang kedua
hidup sejaman dengan Zeno yang dilahirkan pada tahun + 490 SM dan lain-lainnya, serta disebut
sebagai filsuf Pra Sokrates, dimana filsafat mereka tidak dipengaruhi oleh Sikrates.
Harus diketahui bahwa kaum sofis hidup bersama-sama denga skrates, Plato adalah filsuf yunani
petama yang berdasarkan karya-karyanya yang utuh.

B. Saran
1. Perlu adanya sumber – sumber informasi yang lebih banyak untuk lebih memudahkan dalam
mencari informasi mengenai sejarah perkembangan filsafat hukum
2. suatu pendidikan filsafat hukum ini perlu ditingkatkan lagi, karena tidak semua orang paham
tentang materi “filsaft hukum’’ sedangkan hidup di dalam suatu negara pasti akan terdapat
suatu hukum oleh karena itu sangatlah penting pengetahuan tentang filsafat ini agar tidak
menimbulkan kesenjangan terhadap aplikasi atau praktek hukum.

11
DAFTAR PUSTAKA

Huijbers, theo (20070. FILSAFAT HUKUM Yogyakarta : kanisius

www. Serib. Com/ doc / 23552620 / FILSAFAT-HUKUM-SEJARAH-ALIRAN-DAN


PEMAKANAAN.

12

Anda mungkin juga menyukai