Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi Hadist Maqbul

Menurut bahasa maqbul berarti yang diambil dan diterima.1 Adapun menurut
istilah, jumhur ulama memaknai hadis maqbul sebagai hadis yang wajib diamalkan. 2
Al-Khattabi dan Ibn al-Ṣalaḥ mengatakan bahwa ulama mengklasifikasi hadis
menjadi 3 kategori, yaitu sahih, hasan dan daif. Ketiga kategori itu ada yang maqbul
dan ada yang mardūd. Hadis yang maqbul adalah yang memenuhi kriteria-kriteria
penerimaan yang paling tinggi atau yang lebih rendah, yaitu hadis sahih, dan hadis
hasan. Adapun hadis yang mardud (adalah hadis daif) yang tak perlu diklasifikasi
lagi, karena yang termasuk kategori daif adalah mardud.3

Dengan demikian, yang termasuk hadis maqbul adalah hadis sahih dan hadis
hasan. Ulama mendefinisikan hadis sahih sebagai hadis yang sanadnya bersambung,
periwayatnya bersifat ‘adil dan dhabit, serta terhindar dari shuzuz dan ‘illat.4

Ada lima kriteri/kaidah kesahihan hadis dalam definisi tersebut. Setiap hadis
harus memenuhinya untuk bisa disebut sebagai hadis sahih. Adapun hadis hasan, juga
sesungguhnya adalah hadis yang memenuhi 5 kriteia yang disebutkan syarat hadis
sahih, namun terdapat sedikit kekurangan pada kriteria dhabt-nya, yaitu bahwa
periwayat hadis hasan itu “qalla ḍabṭuhu”. 5 Ḍabṭ adalah istilah dalam bahasa Arab
yang menunjuk pada kapasitas intelektual seseorang. Dalam bidang hadis, ḍabt
diukur dari daya hafal seseorang. Seorang periwayat yang dikenal memiliki hafalan
yang kuat ketika meriwayatkan hadis, ia disebut ḍābiṭ dan hadis yang
diriwayatkannya menjadi sahih. Jika ternyata ada kekurangan yang dapat dimaafkan
dari daya hafalnya itu, misalnya pernah sekali dua kali lupa, maka ia disebut “qalla
ḍabṭuhu” dan hadis yang diriwayatkannya menjadi hadis hasan dengan syarat
memenuhi 4 kriteria kesahihan lainnya.
1
Muhammad Alawi Malik,Ilmu Ushul Hadis(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2006) hlm.60
2
Ibid
3
Ibid
4
Sohari Sahrani,Ulumul Hadits (Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia,2010) hlm.109
5
Ibid
Adapun periwayat yang daya hafalnya rendah, itu berarti tidak memenuhi
kriteria ḍhabṭ dan hadis yang diriwayatkannya adalah hadis da’if. Baik hadis sahih
maupun hadis hasan adalah hadis maqbul, yang berarti bahwa hadis tersebut dapat
diamalkan secara langsung atau dijadikan hujjah dalam menentukan hukum atas suatu
perkara. Adapun hadis daif, maka ia adalah hadis mardud, artinya ditolak, baik
sebagai dalil hukum, maupun dalam pengamalan sehari-hari.

2. Klasifikasi Hadits Maqbul

Hadits maqbul bila ditinju dari segi tingkatan kualitasnya dibagi menjadi, dua
bagian pokok, yaitu Hadits shahih dan Hadits hasan, dan masing-masing terdiri dari
dua bagian, yaitu shahih lidzatihi, shahih lighairihi dan hasan lidzatihi, hasan
lighairihi.

a. Hadits Shahih Lidzatihi


Definisi hadis shahih lidzatihi ialah:
‫صحيح لذاته هو الذى اشتمل على اعلى صفات القبول‬
“Shahih lizatihi ialah hadits yang telah memenuhi syarat-syarat hadits maqbul
secara sempurna.6”
Apabila kualitas daya ingat seorang perawi kurang sempurna(dhabith),maka
hadis shahih lidzatihi turun kualitas atau nilainya menjadi hadits hasan
lidzatihi.Akan tetapi,jika kekurangan itu dapat ditutupi hadits dan sanad lain
dengan perawi yang kualitas hafalan atau daya ingatnya lebih kuat,maka hadis
hasan lidzatihi naik kualitas atau derajatnya menjadi hadits shahih lighairihi. 7

b. Hadis Shahih Lighairihi


6
Ma’sum Zein,Ilmu Memahami Hadits Nabi Cara Praktis Menguasai Ulumul Hadits dan Mustholah
Hadits (Yogyakarta:Pustaka Pesantren,2013) hlm.113
7
Ibid.
Definisi hadis shahih Lighairihi ialah:
‫هو لم يشتمل على اعلى صفات القبول يعنى ليس هو بص\\حيح فى االص\\ل وانم\\ا ارتقى الى درج\\ة الص\\حيح‬
‫بجا برالقصورفيه‬
“Hadis sahih lighairihi ialah hadits yang tidak memenuhi sifat-sifat hadis maqbul
secara sempurna,yaitu hadits yang asalnya bukan hadits shahih,tetapi naik
derajatnya menjadi shahih lantaran ada faktor pendukung yang dapat menutupi
kekurangan yang ada.”

Maksudnya hadits shahih lighairihi ialah hadits hasan yang tidak memenuhi
syarat-syarat tertinggi dan sifat-sifat hadits maqbul secara sempurna. Hal ini
terjadi karena perawi haditsnya sudah adil, akan tetapi kurang dhabith/kurang kuat
hafalannya. Hanya saja, hadits hasan tersebut naik kualitasnya menjadi shahih
karena ada hadis lain yang menguatkannnya dengan redaksi yang sama8.

c. Hadis Hasan Lizatihi


Definisi hadis hasan lizatihi yaitu hadis yang bersambung sanadnya,
diriwayatkan oleh perawi hadis yang adil,tetapi kurang sempurna kedhabitannya,
tidak ada kejanggalan dan tidak ada pula kecacatan yang menyebabkan turunnya
nilai atau derajat hadis.
d. Hadis Hasan li Gairihi
Definisi hadis hasan li gairihi yaitu hadis dhai’f yang kedhaifannya ringan.
Apabila ada hadis yang mempunyai makna yang sama akan tetapi sanadnya
berbeda,maka hadis tersebut naik kualitas atau derajatnya menjadi hadis hasan li
gairihi.9

Syarat-syarat hadis hasan li gairihi


a. Ada sanad lain yang lebih kuat

8
Ibid 144
9
Ibid.,hlm. 97
b. Keda’ifannya bukan karena berbohong,dianggap berbohong,saling bertentangan
dengan riwayat yang lebih kuat dan sering melakukan perbuatan yang
mengakibatan kefatalan dalam meriwayatkan hadis.10
c.Sebab kedha’ifannya yaitu lemah atau buruknya hafalan, perawinya tidak
dikenal,mudallis yaitu seorang prowi menyamarkan sanad hadis dengan
menyamarkan nama gurunya
d.Munqati’ yaitu urutan prowi haditsnya terputus.11
Sedangkan ditinjau dari sifatnya Hadist Maqbul terbagi kedalam dua bagian yaitu
Maqbul ma’mulun bih (hadits Maqbul yang boleh diamalkan) dan Maqbul Ghair
Maqbul bih (hadits yang tidak boleh diamalkan). Hadist Maqbul dapat dibedakan
menjadi hadits Maqbul Ma’mul Bih dan Maqbul Ghair Ma’mul Bih terdapat dua
macam bagian hadits yaitu:
1. Hadits Muhkam dan Mukhtalif al-Hadits
a. Definisi Hadits Muhkam dan Mukhtalif al-Hadits 1. Definisi Hadits Muhkam
Muhkam menurut bahasa adalah kuat semakna dengan “athqana”. Kata
muhkam merupakan bentuk isim maf’ul dari kata “hakama”. Hadits muhkam
menurut istilah adalah “Hadits Maqbul yang tidak bertentangan dengan hadits
lain (tidak ada hadits yang bertentangan dengan hadits tersebut.
b. Definisi Mukhtalif al-Hadits Definisi mukhtalif al-hadits adalah sebagai
berikut: Kata Mukhtalif merupakan bentuk isim fa’il dari kata “ikhtalafa”
Mukhtalif al-hadits berarti hadits-hadits yang sampai kepada kita tetapi makna
dari hadits tersebut saling bertentangan satu sama lain. Mukhtalif al-Hadits
menurut istilah adalah sebagai berikut “Hadits Maqbul yang bertentangan
dengan hadits Maqbul lainnya tetapi masih mungkin untuk dikompromikan (di
jam’u)”
2. Hadits Nasikh dan Mansukh

10
Ibid
11
Ibid
a. Hadits Nasikh Kata Nasikh menurut bahsa memiliki dua arti yaitu menghapus
dan memindahkan. Sedangkan hadits menurut istilah adalah “ Hadits nabi
yang menggantikan hukum yang diturunkan terdahulu dengan hukum yang
turun terakhir”.
b. Hadits mansukh “ Hadits yang hukumnya dihapus dengan hukum yang datang
terakhir ”

Anda mungkin juga menyukai