BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah inintidak lain hanyalah untuk menjelaskan
dan memaparkan lebih lanjut terhadap rumusan masalah, yaitu :
1. Menjelaskan definisi dari hadits shahih.
2. Menjelaskan klasifikasi suatu hadits shahih.
3. Menjelaskan martabat suatu hadits shahih.
4. Menjelaskan permasalahan-permasalahan hadits shahih.
2
BAB II
PEMBAHASAN
C. Sanadnya Bersambung
Sanadnya bersambung maksudnya adalah bahwa setiap rawi hadits yang
bersangkutan benar-benar menerimanya dari rawi yang berada diatasnya dan begitu
selanjutnya sampai kepada pembicara yang pertama.[6] Sanad suatu hadits dianggap
tidak bersambung bila terputus salah seorang atau lebih dari rangkaian para rawinya.
Boleh jadi rawi yang dianggap putus itu adalah seorang rawi yang dhaif, sehingga
hadits yang bersangkutan tidak shahih.
Jadi, suatu sanad hadits dapat dinyatakan bersambung, apabila :
Seluruh rawi dalam sanad itu benar-benar tsiqat (adil dan dhabit)
Antara masing-masinng rawi dengan rawi yang lain terdekat sebelumnya dalam
sanad itu benar-benar telah terjadi hubungan periwayatan hadits secara sah
menurut ketentuan tahamul wa ada al-hadits.[7]
D. Tidak Ber-illat
Maksudnya ialah bahwa hadits yang bersangkutan terbebas dari cacat
haditsnya. Yakni hadits itu terbebas dari sifat-sifat samar yang membuatnya,
4
meskipun tampak bahwa hadits itu tidak menunjukan adanya cacat-cacat tersebut.
Jadi hadits yang mengandung cacat itu bukan hadits yang shahih. [8]
malik, dan imam ahmad merupakan orang yang paling utama yang meriwayakan
dari imam syafi’iy,maka sebagian ulama’ muta’akhirin cenderung menilai
bahwa ashahhul asanid adalah riwayat imam ahmad dari imam syafi’I dari imam
malik dari nafi’ dari ibn umar ra.inilah yang disebut dengan silsilah adz- dzahab
(rantai emas).
B. Shahih Muslim
Kitab ini disusun oleh Imam Muslim bin Al-Hajjaj Al-Naisaburi. Beliau lahir
di kota Naisabur pasa 206 H dan Wafat di kota yang sama pada 261 H. Beliau
adalah seorang imam agung dan disegani. Beliau sangat antusias terhadap sunnah
dan memeliharanya. Beliau cukup lama berguru kepada dan senantiasa menyertai
Al-Bukhari, dan oleh karenanya beliau menghindari orang-orang yang berselisih
pendapat dengan Al-Bukhari.
Kitab Musnal Al-Shahih dan disebut pula Al-Jami Al-Shahih disusun dengan
metode yang berbeda dengan metode yang dipakai oleh Al-Bukhari dalam
menyusunnya kitab shahihnya. Perbedaan metode penyusunan kitab ini adalah
bahwa Muslim tidak bermaksud untuk mengungkap fiqh hadits, melainkan ia
7
E. Al – Muktharah
Kitab ini disusun oleh Hafizh Dhiya’uddin Muhammad bin Abdul Wahid Al-
Maqdisi. Dalam kitab Al-Risalat Al-Musthathafah, nama kitab ini disebut Al-
Hadits Al-Jiyad Al-Mukhatarah Mimma Laisa fi Shahihain au Ahaditsina. Kitab ini
hanya memuat hadits yang dapat dipakai sebagai hujjah dan termasuk kitab yang
8
seluruh haditsnya shahih.[16] Kitab ini disusun berdasarkan Musnad yang diurutkan
sesuai urutan huruf mu’jam dan bukan berdasarkan bab.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hadits shahih adalah hadits yang dinukilkan atau diriwayatkan oleh rawi-
rawi yang adil, sempurna ingatannya, sanadnya bersambung-sambung, tidak ber-illat
atau cacat, dan tidak janggal. Jadi suatu hadits dapat dikatakan sebagai hadits
shahih apabila telah memenuhi lima syarat tersebut. Hadits shahih terbagi menjadi
dua bagian, yaitu shahih al-dzatih dan shahih li ghairih. Dalam tingkatanya, hadits
shahih memiliki beberapa tingkatan, dimana tingkatan yang paling tinggi adalah
asatul asa’id dan seterusnya berturut-turut hadits yang baik disepakati atau
diriwayatkan sendiri oleh Bukhari dan Muslim. Banyak karya-karya yang memuat
shahih shahih seperti shahih al-bukhri, shahih muslim, shahih ibnu khuzaimah,
shahih ibnu hibban, dan al-mukhtarah.
Permasalahan dapat kita lihat dari syarat-syarat hadits shahih itu sendiri,
seperti rawi hadits yang tidak kuat hapalannya, tidak adil, terdapat kejanggalan dan
cacat yang dapat menurunkan secara otomatis tingkatan hadits shahih tersebut.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://jhonisamual.blogspot.com/2013/12/makalah-hadits-shahih-referensi-
kuliah_5411.html
M.Solahudin dan Agus Suyadi. 2010. Ulumul Hadits. Bandung :Pustaka Setia
Mujiyo,Drs. 1997. Ulum Al-Hadits 2. Bandung :PT.Remaja Rosdakarya
Soetari,Endang. 2000. Ilmu Hadits;Kajian Diriwayah dan Dirayah. Bandung:
Mimbar Pustaka