Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Pola Pertumbuhan dan Morfologi Koloni Mikroba

NAMA : Amelia Indah Rezeki Hasibuan

NPM : 2023212203

KELAS :J

KELOMPOK :6

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PANCASILA

Jakarta

2023
I. PENDAHULUAN
a. Dasar Teori
Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif
dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Pada
umumnya bakteri gram negatif lebih tahan terhadap aktivitas antimikroba
dibandingkan dengan bakteri gram positif. Perbedaan daya tahan ini
disebabkan karena perbedaan komponen penyusun dinding sel . Bakteri Gram
positif memiliki dinding sel yang terdiri dari 40 lapis rangka dasar murein,
meliputi 30-70 % berat kering dinding sel bakteri. Murein adalah senyawa
yang tersusun dari N-asetil glukosamin dan N-asetil asam muramat yang
terikat oleh ikatan 1,4-β-glikosida. Senyawa lain penyusun dinding sel gram
positif adalah polisakarida yang terikat secara kovalen, dan asam teikoat yang
sangat spesifik. Sementara bakteri Gram negatif memiliki 1 lapis rangka dasar
murein, dan hanya meliputi + 10% dari berat kering dinding sel. Murein hanya
mengandung diaminopemelat, dan tidak mengandung lisin. Di luar rangka
murein tersebut terdapat sejumlah besar lipoprotein, lipopolisakarida, dan
lipida jenis lain. Senyawa-senyawa ini merupakan 80 % penyusun dinding sel.
Asam teikoat tidak terdapat dalam dinding sel ini identifikasi bakteri dapat
berupa melihat morfologi koloni dan uji biokimia bakteri. Morfologi bakteri
meliputi bentuk, ukuran, tekstur, warna koloni,dll.Pertumbuhan mikroba ini
dapat terus berlangsung sepanjang nutrisi dan kondisi lingkungan yang
dibutuhkan oleh mikroba tersedia. Selama proses pertumbuhannya, mikroba
akan menghasilkan metabolit primer dan sekunder yang dapat dimanfaatkan.
Sel bakteri amat beragam panjangnya; sel beberapa spesies dapat
berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain
Satuan ukuran bakteri ialah micrometer yang setara dengan 1/1000mm. bakteri
yang paling umum dipelajari di dalam praktikum mikrobiologi dasar
berukuran kira-kira 0,5 – 1 x 2-5 µm. sebagai contoh, bakteri stafilokokus dan
streptokokus yang berbentuk bola mempunyai diameter yang berkisar dari
0,75 sampai 1,25 µm. Bentuk batang yang berukuran rata-rata seperti bakteri
tifoid dan disentri mempunyai lebar 0,5-1 µm dan panjang 2-3 µm. Sel
beberapa spesies bakteri amat panjang; panjangnya dapat melebihi 100 µm
dan diameternya berkisar dari 0,1-0,2 µm. sekelompok bakteri yang dikenal
sebagai mikoplasma, ukurannya khas amat kecil demikian kecilnya sehingga
hamper-hampir tak tampak di bawah mikroskop cahaya. Mereka juga
pleomorfik; yaitu morfologinya amat beragam. Ukurannya berkisar dari 0,1-
0,3 µm .
Sel-sel individu bakteri dapat berbentuk seperti elips, bola, batang, atau
spiral.Masing-masing ciri ini penting dalam mencirikan morfologi suatu
spesies. Sel bakteri yang berbentuk seperti bola atau elips dinamakan kokus.
Kokus mucul dalam beberapa penataan yang khas tergantung pada spesiesnya.
Sel berbentuk silindris atau batang dinamakan basilus.Ada banyak perbedaan
dalam ukuran panjang dan lebar di antara berbagai spesies basilus. Ujung
beberapa basilus tampak persegi, yang lain bundar, dan yang lain lagi
meruncing atau lancip seperti ujung cerutu. Kadang-kadang basilus tetap
saling melekat satu sama lainnya, ujung dengan ujung, sehingga memberikan
penampilan rantai. Bakteri berbentuk spiral terutama dijumpai sebagai
individu-individu sel yang tidak saling melekat.Tercakup di dalam kelompok
morfologis ini adalah spiroketa, beberapa diantaranya menyebabkan penyakit
yang berbahaya bagi manusia.Individu-individu sel dari spesies yang berbeda-
beda menunjukkan perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam hal panjang,
jumlah, dan amplitudo spiralnya serta kekakuan dinding selnya. Sebagai
contoh, beberapa spirilum berukuran pendek, spiralnya berpilin ketat; yang
lain sangat panjang dan menunjukkan sederetan pelintiran dan lengkungan.
Spiral yang pendek dan tidak lengkap disebut sebagai bakteri koma, atau
vibrio. Pada media agar miring penampakan koloni bakteri ada yang serupa
benang (filamen), menyebar, serupa akar dsb.

Morfologi mikroba serta jumlahnya dapat diobservasi dengan cara


mengisolasi dan membiakkannya pada media agar nutrisi terlebih dahulu.
Koloni bakteri dapat diamati pertumbuhannya setelah diinkubasi selama 1 x
24 atau 2 x 24 jam pada suhu yang sesuai, sedangkan jamur dapat diamati
setelah 5-7 hari inkubasi. Karakteristik morfologi tiap koloni perlu dicatat
sesuai dengan ciri-ciri yang ditunjukkan sebagai bagian dari proses identifikasi
bakteri.
b. Tujuan
Untuk membedakan kultural mikroorganisme yang menjadi syarat utama
dalam upaya mengidentifikasi dan mengklasifikasikan organisme dalam
kelompok taksonominya.

II. METODOLOGI
a. Alat
Jarum Ose, api bunsen atau api spirtus, media steril cair, media steril miring,
media steril dalam cawan.
b. Bahan
Kultur biakan miring isolate bakteri dan jamur, kultur biakan cair isolate.
c. Skema Kerja

Inoculating dengan Jarum Ose

Dibakar

Jarum Ose

Dibuka

Tabung reaksi berisi kultur bakteri

Dibakar

Bibir tabung reaksi

Dimasukkan

Jarum Ose ke dalam tabung reaksi

Dibakar kembali
Bibir tabung reaksi

Diambil dan dibuka


Segera dimasukkan

Tabung reaksi lain yang akan diinokulasi


Dibakar

Bibir tabung tersebut

Dimasukkan segera

Jarum Ose ke dalam tabung


Dibakar

Bibir tabung reaksi


Diamati

Pipetting Hasil klasifikasi morfologi


Diambil

Pipet yang telah steril


Dibakar

Ujung pipet
Diambil dan dibuka

Tabung berisi kultur bakteri


Dimasukkan

Pipet ke dalam tabung reaksi


Dibakar

Bibir tabung reaksi


Diambil dan dibuka

Tabung reaksi lain yang akan diinokulasi


Dibakar

Bibir tabung tersebut


Dimasukkan segera

Pipet ke dalam tabung tadi

Dikeluarkan cairan
Dari pipet dengan menekan tombol [E]

Dibakar dan ditutup

Bibir tabung reaksi


Dipindahkan dan diganti

Pipet dengan pipet yang baru apabila akan melakukan pipetting kembali
Diamati

Alcohol Flaming
Hasil klasifikasi morfologi
Diambil dan dicelupkan

Forsep ke dalam alkohol


Dibakar

Ujung forsep
Diambil

Kertas cakram steril dengan forsep


Diambil

Tabung reaksi berisi zat anti-mikrobial

Dicelupkan

Kertas cakram ke dalam cairan di dalam tabung reaksi


Diambil dan dibuka

Cawan petri berisi biakan bakteri


Dimasukkan segera

Kertas cakram steril dengan forsep


Ditutup dan dibakar

Bibir cawan
Diamati

Hasil klasifikasi morfologi


Teknik Streak Plate
Dituang

Media agar cair ke cawan petri


Dibakar

Jarum Ose dan bibir tabung reaksi


Dimasukkan segera

Jarum Ose ke dalam tabung reaksi


Dibagi empat

Permukaan cawan petri dengan spidol


Di-streak

Permukaan agar dengan perlahan


Diinkubasi

Cawan dengan posisi terbalik


Diamati

Hasil klasifikasi morfologi


Teknik pour plate (lempeng tuang)

Diambil

Sampel 0,1 mL
Dimasukkan

Ke dalam cawan petri


Ditambahkan

Cawan petri dengan media Potato Dextrose Agar (PDA)


Diputar

Cawan petri secara perlahan


Diletakkan

Cawan petri dalam posisi terbalik


Diinkubasi

Pada suhu kamar


Diamati

Hasil klasifikasi morfologi


III. DAFTAR PUSTAKA
1. Kusnadi, dkk. Mikrobiologi. Bandung: JICA.2003
2. Dwidjoseputro, D. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit Djambatan.1989

3. Budiyanto, M.A.K.. Mikrobiologi Terapan.Malang:UMM Press. 2002


4. Yeyen. Studi Keanekaragaman Morfologi Mikroba pada Produk Fermentasi
Durian (Durio zibethinus Murr.). Lampung: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas.2012

5. Henny. Kinetika Pertumbuhan Bakteri. Jakarta: Universitas Esa Unggul.2020

Anda mungkin juga menyukai