Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN HASIL WAWANCARA PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II

“POST POWER SYNDROME PADA DEWASA AKHIR”

DISUSUN OLEH:
Kelompok 7 Kelas B
Muhammad Firdaus 2110322006
Lola Loviona 2110322009
Putri Atikah 2110322037
Rifqi Arkana Nurpratama 2110322054

DOSEN PENGAMPU:
Nila Anggreiny, M.Psi., Psikolog
Diny Amenike, M.Psi., Psikolog
Mafaza, S.Psi., M.Sc

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya laporan hasil wawancara ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan
ini penulis beri judul “Post Power Syndrome pada Dewasa Akhir” Banyak kendala yang penulis
hadapi dalam penulisan laporan ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
kendala itu pun dapat diatasi. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orangtua serta keluarga penulis yang telah memberikan dukungan baik moral
maupun material.
2. Ibu Nila Anggreiny, M.Psi., Psikolog, Ibu Diny Amenike, M.Psi., Psikolog dan Ibu
Mafaza, S.Psi., M. Sc. Selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Perkembangan II
yang telah memberikan masukan, dukungan, dan menjadi tempat bagi penulis untuk
berkonsultasi hingga laporan ini dapat terselesaikan.
3. Rekan satu tim penulis yang menjadi menjadi kelompok dalam mata kuliah psikologi
perkembangan II
4. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
5. Seterusnya kepada pihak-pihak lainnya yang telah berkontribusi dalam penyelesaian
laporan ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan hasil wawancara ini masih memiliki banyak
kekurangan dan tak luput dari kesalahan. Untuk itulah penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun, demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat menjadi inovasi yang bermanfaat untuk kita semua.

Padang, 4 Juni 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.1 Topik Wawancara.................................................................................................................4
1.2 Tujuan Wawancara...............................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................5
2.1 Dewasa Akhir.......................................................................................................................5
2.1.1 Definisi........................................................................................................................5
2.1.3 Perkembangan Fisik....................................................................................................5
2.1.4 Perkembangan Kognitif.............................................................................................. 6
2.1.5 Perkembangan Emosional...........................................................................................7
2.2 Post Power Syndrome.......................................................................................................... 7
2.2.1 Definisi Post Power Syndrome................................................................................... 7
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Fenomena Post Power Syndrome..................................7
2.2.3 Dampak Fenomena Post Power Syndrome.................................................................8
BAB III HASIL WAWANCARA.................................................................................................. 9
3.1 Identitas Narasumber........................................................................................................... 9
3.2 Gambaran Proses Pengambilan Data................................................................................... 9
3.3 Ringkasan Hasil Wawancara..............................................................................................13
3.4 Analisis Permasalahan....................................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan........................................................................................................................ 18
4.2 Saran.................................................................................................................................. 18

LAMPIRAN..................................................................................................................................20
Lampiran 1. Informed Consent................................................................................................ 21
Lampiran 2. Verbatim.............................................................................................................. 23

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Topik Wawancara


Kelompok tujuh mengangkat topik wawancara mengenai fenomena post power syndrome
pada dewasa akhir atau lansia. Post power syndrome sendiri merupakan perubahan keadaan
yang dialami oleh individu yang telah pensiun diikuti dengan munculnya berbagai macam
gejala penyakit baik fisik maupun psikis akibat status dari bekerja menjadi tidak bekerja
(Yunian, 2013). Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Post Power Syndrome
yaitu memiliki relasi sosial yang baik, penyesuaian diri sebelum pensiun, kepuasan kerja dan
pekerjaan, status sosial sebelum pensiun, dan kesehatan (Palmore dalam Santrock, 2002;
Lailan & Indriana, 2015; Rahmat & Suyanto, 2016). Post power syndrome yang terjadi pada
dewasa akhir dapat mengakibatkan kecemasan dan lebih agresif dari biasanya.

1.2 Tujuan Wawancara


a. Untuk mengetahui gambaran post power syndrome pada narasumber
b. Untuk mengetahui dinamika yang terjadi pada narasumber dengan post power syndrome
c. Untuk menganalisis post power syndrome pada narasumber dan pengaruhnya pada
kehidupan sehari-hari narasumber
d. Untuk mengetahui apa saja dampak terhadap dewasa akhir dengan post power syndrome
e. Untuk mengetahui bagaimana peran keluarga dan pasangan terhadap dewasa akhir
dengan post power syndrome

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dewasa Akhir


2.1.1 Definisi
Dewasa atau adulthood merupakan periode perkembangan manusia dimana
pertumbuhan kedewasaan fisik penuh telah tercapai dan terjadi perubahan biologis,
kognitif, sosial, kepribadian dan lainnya yang terkait dengan proses penuaan (APA,
2023). Dewasa akhir sendiri merupakan periode dari usia 65 tahun keatas. Terkadang
terdapat pembagian bagi dewasa akhir menjadi tiga kelompok yaitu young-old (65-74
tahun), old-old (75-84 tahun), dan oldest old (85 tahun ke atas). Karakteristik
Young-old yang membedakannya dengan sub kelompok dewasa akhir adalah aktif,
penuh energi, dan bertenaga. Sementara old-old dan oldest old lebih mungkin menjadi
lemah dan mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari (Papalia,
2021).
Kelompok dewasa akhir merupakan kelompok yang paling rentan dan beresiko
mengalami gangguan kesehatan, dikarenakan sudah mulai menurunnya fungsi
fisiologis dan kognitif pada tubuh lansia. Kemunduran fungsi kognitif dapat berupa
mudah lupa (forgetfulness) yaitu bentuk gangguan kognitif yang paling ringan,
gangguan ini diperkirakan dikeluhkan oleh 39% lansia berusia 50-59 tahun, meningkat
menjadi lebih dari 85% pada usia lebih dari 80 tahun (Wreksoatmodjo, 2014).
Sementara salah dua penurunan fungsi fisiologis berupa penurunan kerja jantung dan
kekuatan otot (Papalia, 2021).

2.1.3 Perkembangan Fisik


Menurut Papalia (2009), individu berumur dan mengalami fungsi fisiologis yang
berkurang berdasarkan dua teori, yaitu genetic programming theories yang berarti
proses penuaan itu didasarkan oleh genetik individu tersebut, dan variable rate theories
yang berarti proses penuaan sangat bervarian, berdasarkan dari individu itu
masing-masing, dan dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal.

5
Beberapa perubahan fisik yang terlihat diantaranya adalah kulitnya yang berkerut,
dan menjadi lebih pucat, rambut yang berubah menjadi abu-abu kemudian putih dan
menipis, dan terlihat memendek sebagaimana cakram atau disks antara atrofi tulang
belakang mereka memendek. Pada otak, perubahan terjadi secara berkala dimana
volume dan berat otak berkurang, terutama bagian frontal cortex. Selain itu,
berkurangnya angka dopamine, karena kurangnya sinapsis di otak, yang mengakibatkan
melambatnya waktu merespons. Lalu, selubung mielin juga menipis. Pada perubahan
sensori dan fungsi psikomotorik, terjadi pada penglihatan dan pendengaran, juga
kekuatan, keseimbangan, dan waktu reaksi. Penglihatan orang tua membutuhkan
cahaya yang lebih banyak agar dapat melihat. Beberapa masalah penglihatan yang
umum adalah katarak, dan glaucoma. Katarak adalah buramnya suatu area di lensa
mata sehingga penglihatannya menjadi buram, dimana glaucoma adalah meningginya
tekanan dalam mata. Selain itu, orang tua cenderung tidur lebih berkurang dan
mengalami lebih sedikit mimpi.

Gaya hidup juga mempengaruhi kesehatan orang tua, dimana bagi mereka yang
lebih sering beraktifitas akan jarang mengalami penyakit jantung, diabetes, dan kanker
usus besar. Selain itu nutrisi juga berpengaruh untuk menghindari penyakit kronis.
Beberapa penyakit mental yang mungkin dialami orang tua adalah depresi, dementia,
Alzheimer, dan Parkinson.

2.1.4 Perkembangan Kognitif


Orang tua lebih mudah menyelesaikan masalah praktis yang memiliki kaitan
emosional dengan mereka. Selain itu, mereka mengalami perlambatan pada pemrosesan
informasi karena perlambatan di sistem saraf pusat mereka. Pada sensory, semantic, dan
procedural memory mereka, sama efisiennya dengan memori dewasa awal. Perbedaan
terjadi pada working memory dan proses mengingat kejadian tertentu atau informasi
terbaru yang kurang efisien. Selain itu, Orang tua juga memiliki kesulitan pada
pengucapan.

6
2.1.5 Perkembangan Emosional
Terdapat beberapa teori terkait perkembangan sosio-emosional individu dewasa
akhir. Beberapa diantaranya adalah Teori Erikson, Teori Aktivitas, Teori Selektivitas
Sosioemosi, dan Teori Optimalisasi Selektif Melalui Kompensasi. Teori Erikson terkait
integritas vs keputusasaan membahas tentang bagaimana refleksi individu terhadap
masa lalunya, dimana jika hidupnya baik maka ia akan puas dengan hidupnya, dan jika
hidupnya tidak baik makai a akan merasa keputusasaan. Teori aktivitas menjelaskan
bila semakin besar dan semakin terlibat aktivitas yang dilakukan individu maka
semakin puas hidupnya. Teori selektivitas emosi menjelaskan bagaimana individu lebih
selektif memilih jaringannya karena sangat mementingkan kepentingan emosional.
Teori optimalisasi selektif melalui kompensasi menjelaskan bagaimana keberhasilan di
usia dewasa akhir berkaitan dengan tiga faktor, yaitu seleksi, optimalisasi, dan
kompensasi.

2.2 Post Power Syndrome


2.2.1 Definisi Post Power Syndrome
Menurut Elia (2003) post power syndrome merupakan gejala kejiwaan yang
bersifat negatif dan muncul pada individu yang pernah memiliki jabatan dan kekuasaan
namun saat ini tidak memiliki jabatan lagi. Menurut Prawitasari (2012) post power
syndrome biasanya terjadi pada pejabat pemerintah yang memiliki bawahan yang
menyanjungnya. Menurut Daradjat (1985) post power syndrome sendiri merupakan
masa krisis dalam tahap perkembangan. Menurut Hurlock (1980) merupakan
kecemasan yang dialami lansia dan mengakibatkan dirinya lebih sensitif dari biasanya.
Post power syndrome dapat disimpulkan sebagai gejala yang terjadi pada lansia
dikarenakan pernah memiliki jabatan dan merasa memiliki kekuasaan namun
kekuasaan tersebut hilang karena tidak menjabat lagi. Gejala yang ditimbulkan juga
bersifat negatif dan menjadi krisis dalam tahap perkembangan.

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Fenomena Post Power Syndrome


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi post power syndrome. Yang
pertama adalah relasi sosial dan juga penyesuaian diri sebelum pensiun. Menurut
Palmore (dalam Santrock, 2002), individu dewasa lanjut yang mempunya penyesuaian

7
diri yang baik terkait pensiun adalah individu yang sehat, pendapatannya layak, aktif,
memiliki pendidikan yang baik, mempunyai relasi sosial yang luas dan yang merasa
puas dengan kehidupan yang dimiliki sebelum pensiun. Dengan adanya dukungan
sosial dari relasi yang dimiliki individu dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
yang terjadi di masa transisi (Lailan & Indriana, 2015).
Selain itu, menurut Rahmat dan Suyanto (2016), terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi post power syndrome, yaitu kepuasan kerja dan pekerjaan, status sosial
sebelum pensiun, dan kesehatan. Terkait kepuasan kerja dan pekerjaan, apabila
seseorang yang sudah pensiun maka dalam kepuasan diri untuk bekerja menjadi salah
satu penyebab post power syndrome. Untuk kesehatan yang menurun akan
mempengaruhi post power syndrome pada seseorang. Status sosial yang dimiliki
sebelum pensiun akan mempengaruhi post power syndrome karena setelah pensiun
mereka menjadi orang biasa kembali.

2.2.3 Dampak Fenomena Post Power Syndrome


Dampak terbesar dari fenomena post power syndrome adalah kecemasan. Faktor
penyebab kecemasan tersebut adalah ketidaksiapan dalam hal psikologis maupun
ekonomi. Selain itu mereka yang mengalami post power syndrome menjadi lebih
agresif dari biasanya. Karena sifat agresif tersebut membuat orang menjadi enggan
untuk mendekatinya. Hal ini menyebabkan para lansia jauh dari kata damai.

8
BAB III
HASIL WAWANCARA

3.1 Identitas Narasumber


1. Narasumber 1:
a. Nama : H. Afrijal
b. Umur : 62 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-Laki
d. Pekerjaan : Pensiun Kementerian Agama Sumatera Barat

2. Narasumber 2:
a. Nama : Midjah Saragih
b. Umur : 73 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pekerjaan : Pensiun Perawat

3.2 Gambaran Proses Pengambilan Data


Penulis melakukan wawancara dengan narasumber 1 secara offline sementara dengan
narasumber 2 secara online. Tepatnya pelaksanaan wawancara pada narasumber 1 di
Padang Pasir, Padang. Proses wawancara berjalan dengan interviewer memberikan
pertanyaan dengan mengikuti guideline pertanyaan yang telah disiapkan lebih dahulu dan
dijawab langsung pada setiap pertanyaannya. Proses wawancara juga direkam atas izin
narasumber Berikut guideline pertanyaan yang dipersiapkan oleh penulis.

A. Kalimat dan Pertanyaan Pembuka


Kalimat dan pertanyaan pembuka ini dilakukan dengan mengajukan beberapa
pertanyaan yang dilampirkan sebagai berikut:

No. Aspek Pertanyaan

1. Mengucapkan salam atau Assalamualaikum Warahmatullahi


kata pembuka Wabarakatuh. Selamat Pagi/Siang/Sore/

9
malam.

2. Memperkenalkan diri Perkenalkan saya mahasiswa dari program


studi Psikologi Universitas Andalas

3. Menyampaikan tujuan Kami ingin mewawancarai saudara yang


wawancara berada di fase dewasa akhir atau lansia
dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi Perkembangan II

4. Menanyakan kesediaan ● Apakah saudara bersedia untuk saya


subjek mewawancarai anda?
● Apakah saya diperkenankan untuk
merekam selama wawancara
berlangsung?

5. Memulai wawancara ● Bolehkan saudara memperkenalan diri


dengan pertanyaan singkat secara singkat?
● Apa pekerjaan saudara dulu?
● Di usia berapa saudara pensiun?
● Apa posisi terakhir saudara sebelum
pensiun?
● Sekarang saudara tinggal bersama
siapa?

B. Pertanyaan Isi
Setelah pembukaan, wawancara dilanjutkan dengan mengajukan beberapa
pertanyaan terkait post power syndrome dan berbagai aspek perkembangan pada
narasumber. Berikut dilampirkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada
narasumber:

10
No Pertanyaan

1. Persiapan memasuki masa pensiun


● Bagaimana perasaan saudara sebelum memasuki masa pensiun?
● Bagaimana persiapan sebelum memasuki masa pensiun?
● Dari kapan persiapan saudara untuk masa pensiun?
● Apakah ada disediakan pelatihan memasuki masa pensiun oleh
perusahaan?

2. Setelah memasuki masa pensiun


● Bagaimana perasaan saudara setelah memasuki masa pensiun?
● Apa kegiatan atau kesehariannya saudara setelah pensiun?
● Apakah anda melakukan kegiatan tersebut sendiri atau bersama
orang lain? Bila bersama orang lain, bersama siapa?
● Bagaimana dampak perubahan setelah memasuki masa pensiun?
Secara finansial ataupun keseharian
● Bagaimana adaptasi saudara waktu itu saat baru memasuki masa
pensiun?

3. Peran keluarga dan lingkungan sekitar


● Bagaimana terdapat perubahan sikap dan perilaku keluarga
terhadap saudara setelah memasuki masa pensiun?
● Bagaimana perhatian keluarga terhadap anda setelah anda
pensiun?
● Bagaimana dukungan sekitar pada masa pensiun?
● Bagaimana peran keluarga dalam masalah spiritual atau
keagamaan?
● Bagaimana keterlibatan keluarga saat anda menghadapi suatu
masalah? Masalah seperti apa yang dihadapi?

4. Kondisi Psikologis
● Bagaimana anda memandang dan memaknai masa pensiun anda

11
dengan kondisi anda saat baru pensiun dan sekarang?
● Apakah anda merasakan beberapa hal berikut?
○ Apatis, depresi Serba salah, Tidak pernah puas, Putus asa,
Mudah ribut, Tidak toleran, Cepat tersinggung,. Agresif

5. Kondisi Fisik
● Apakah saudara memiliki penyakit tertentu? Bila ada, sejak kapan
anda memilikinya?
● Bagaimana dengan pola tidur saudara? Apakah saudara memiliki
gangguan tidur?
● Apakah anda merasakan beberapa hal berikut?
○ Sayu, lemas, tidak bergairah, mudah sakit-sakitan
● Bagaimana saudara tetap menjaga kesehatan fisik anda?

6. Kondisi Psikososial
● Bagaimana keterlibatan anda terhadap sekitar ?
● Bagaimana interaksi sosial anda selama pensiun?
● Pertanyaan mengenai pasangan:
○ Apabila masih memiliki ada pasangan, bagaimana
hubungan anda dengan pasangan anda? – selalu bergantung
atau bercerita, apakah masih bisa ada konflik dll
○ Apabila pasangannya sudah tidak ada, Bagaimana anda
menghadapi kehilangan pasangan anda?

7. Post Power Syndrome


● Apa yang anda ketahui tentang post power syndrome?
● Apakah anda merasa mengalami post power syndrome?
● Apa yang anda rasakan saat mengalami hal ini?

Daftar pertanyaan diatas tidak harus ditanyakan secara berurutan


tergantung bagaimana narasumber menjawabnya. Selain itu, bahasa yang
digunakan adalah bahasa informal dan santai agar tidak terkesan seperti

12
mengintrogasi narasumber dan juga membuat narasumber lebih nyaman untuk
mengikuti sesi wawancara ini. Terakhir, pewawancara juga dapat memberikan
pertanyaan lain selain pertanyaan yang diajukan di atas untuk lebih memperdalam
bahasan.

C. Kalimat Penutup
Wawancara ditutup dengan ucapan terima kasih atas kesediaan
narasumber untuk diwawancarai dan memberikan informed consent.

3.3 Ringkasan Hasil Wawancara


Narasumber 1:
Bapak Afrijal merupakan pensiunan dari kepala divisi haji di kemenag Sumbar yang
saat ini berusia 62 tahun. Ia bertugas pada bagian haji. Sesaat sebelum pensiun ia masih
ditugaskan untuk berangkat ke Mekkah. Ia memasuki masa pensiun saat berada di
Mekkah. Ia kembali ke Indonesia sebulan setelah Ia pensiun. Hal ini dikarenakan tugas
yang diberikan untuk mengiringi jamaah haji. Setelah pensiun ia menghabiskan
hari-harinya di kampung dengan bertani. Setelah 2 tahun di kampung ia pun memutuskan
untuk pindah ke Padang. Saat di Padang ia merasa dirinya tidak seaktif saat di kampung.
Ia yang biasanya menghabiskan hari dengan bertani sekarang hanya mengurus halaman
rumahnya. Ia juga merasa hubungan dengan tetangganya di tempat tinggalnya sekarang
hanya sekedar basa basi saja tanpa adanya pembicaraan yang lebih intim. Hal yang paling
terasa saat menghadapi pensiun adalah masalah keuangan. Selama ia menjabat biasanya
mendapat tunjangan yang besar. Namun saat ini ia hanya mendapat uang pensiun saja.
Dalam hal kesehatan ia juga mencemaskan kebiasaan merokoknya. Ia takut akan penyakit
yang diakibatkan oleh rokok namun mengalami kesusahan untuk berhenti.

Narasumber 2:
Ibu Midjah pensiun dari Kepala Perawat Gigi Rumah Sakit Pusat Pertamina
(RSPP) pada tahun 2006. Sebelum masa pensiun Ibu Midjah tidak ada melakukan
persiapan tertentu, hanya menyisihkan uang untuk urusan akademik anak-anaknya.
Memiliki keimanan dan rasa berserah diri kepada Tuhan yang tinggi yang membuat Ibu
Midjah tidak khawatir mengenai masa pensiunnya. Selain itu, Ibu Midjah merasa sebagai
orang yang bekerja ia mengetahui akan menghadapi masa pensiun pada waktunya jadi

13
sudah mempersiapkan mentalnya. Ibu Midjah tidak menghadapi kesulitan untuk
menyesuaikan kebiasaan sebelum dan setelah masa pensiun dan tidak ada perasaan bosan
dikarenakan baginya urusan rumah tangga sudah cukup menyibukkan kesehariannya di
masa pensiun. Keseharian Ibu Midjah di masa pensiunnya melakukan urusan rumah
tangga seperti cuci pakaian, selain itu keluar rumah hanya untuk pergi ke pasar. Dari
Keluarga Ibu Midjah sendiri tidak ada perbedaan perlakuan karena dari Ibu Midjah
sendiri masih kuat melakukan berbagai hal sendiri, dibuktikannya dengan melakukan
urusan rumah tangganya sendiri. Ibu Midjah menyatakan hanya satu hal yang menjadi
beban pikirannya sekarang yaitu anak-anaknya yang belum menikah. Hal lain yang Ibu
Midjah nyatakan adalah ia tidak memiliki penyakit kronis tertentu, hanya hipertensi yang
dimilikinya sejak umur 20-an dan dikontrol oleh dirinya dengan meminum obat
hipertensi

Ibu Midjah mengetahui fenomena post power syndrome dan beliau sendiri tidak
merasakan gejala Post Power Syndrome. Penulis dapat menyatakan Ibu Midjah tidak
memiliki post power syndrome dengan tidak adanya gejala fisiologis ataupun psikologis.
Gejala fisiologis yang dimaksud seperti mudah sakit dan lemas. Sementara gejala
psikologis yang dimaksud adalah kecemasan dan lebih agresif dari biasanya. Ibu Midjah
tidak merasa cemas terhadap masa pensiunnya karena memiliki keimanan yang tinggi
dan perencanaan finansial yang sudah matang.

3.4 Analisis Permasalahan


Narasumber 1:
Berdasarkan aspek perkembangan fisik, Pak Afrijal tidak mengalami suatu hal yang
berbeda, di luar kekurangan yang pada umum didapat oleh individu dewasa akhir, seperti
pemrosesan informasi yang berkurang, juga kurangnya kemampuan penglihatan
sebagaimana pak Afrijal menggunakan kacamata. Pak Afrijal memiliki kondisi fisik yang
baik, dikarenakan ia selalu menjaganya dengan melakukan aktivitas fisik di rumahnya,
baik di kota, maupun di kampung halaman. Begitupun dengan aspek kognitif, beliau
tidak mengalami gangguan yang signifikan, kecuali kesulitan memproses informasi
dalam otaknya, terutama terkait pengingatan, dimana waktu yang dibutuhkan untuk
mengingat cukup lama.

14
Menurut Rahmat (2016) faktor yang mempengaruhi post power syndrome adalah
kepuasan kerja dan pekerjaan, usia, kesehatan, dan status sosial di masyarakat sebelum
pensiun. Berdasarkan hasil wawancara yang didapat oleh kelompok, tidak ditemukan
faktor yang signifikan pada bapak Afrijal. Lebih dalamnya, tidak ada indikasi
ketidakpuasan kerja dalam pekerjaan yang dilakukan pak Afrijal. Pak Afrijal juga
pensiun pada tepat 60 tahun, setelah bekerja selama 30 tahun, kesehatan pak Afrijal juga
dalam kondisi yang baik, di luar penyakit asam uratnya yang lama. Selain itu status sosial
pak Afrijal juga sangat terkontrol sebagaimana ia melakukan kegiatan bertani setelah ia
mengajukan surat pensiun. Ia terus melakukannya saat ia pulang ke Batusangkar, dan
melakukan perkebunan saat ia berada di Kota Padang. Status sosial pak Afrijal juga
terjaga dengan baiknya komunikasi yang ia lakukan saat bertani di Batusangkar,
meskipun tidak begitu saat di Kota Padang.

Pak Afrijal juga secara tidak langsung menjaga kesehatan fisiknya dengan tetap
beraktivitas di rumahnya yaitu mengurus halaman rumahnya. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Santoso dan Lestari (2008) dimana lansia mempertahankan kesehatannya
dengan melakukan pekerjaan rumah. Hal ini dilatarbelakangi oleh keinginan lansia untuk
tetap berguna walaupun ia sudah berusia lanjut. Selain itu, Santoso dan Lestari (2008)
juga menemukan bahwa kesehatan mental dan fisik mendukung keberhasilan seseorang
dalam beradaptasi pada perubahan setelah pensiun. Hal ini selaras dengan hal yang
terjadi pada Pak Afrijal yaitu tidak memiliki kesulitan untuk beradaptasi dengan
kesehatan fisik ataupun mentalnya yang masih sangat baik.

Religiusitas menjadi salah satu faktor yang dapat mengurangi kecenderungan Post
Power Syndrome (Prasetyanti & Indriana, 2017). Hal ini dikarenakan religiusitas dapat
mengatur emosi. Tinggi rendahnya religiusitas dapat dilihat dari tingkat internalisasi
beragama seseorang melalui sudut pandang pengkhayatan akhlak, iman, dan hukum
agama (Prasetyanti & Indriana, 2017). Bagi Pak Efrijal yang bekerja di kementrian
agama dan menginternalisasi nilai agama dengan baik dapat dikatakan memiliki nilai
religiusitas yang baik. Dan hal ini salah satu faktor yang menurunkan kecenderungan Pak
Efrijal untuk mengalami Post Power Syndrome. Penginternalisasi agama Pak Efrjal

15
sendiri dengan melakukan ibadah dengan teratur dan mengikuti hukum dan nilai-nilai
agama.

Berdasarkan yang kelompok analisis, Pak Afrijal tidak mengalami gejala post power
syndrome.

Narasumber 2:
Berdasarkan hasil wawancara, untuk aspek fisik pada narasumber 2 tidak mengalami
permasalahan yang sangat besar. Narasumber 2 hanya mengalami penyakit hipertensi
karena memang penyakit keturunan, narasumber juga tidak mudah untuk mengalami
sakit atau lemas. Narasumber juga masih dapat melaksanakan kegiatan dalam rumah
tangga dengan baik dan masih dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan faktor dari post power syndrome, narasumber 2 tidak memiliki faktor
yang signifikan dalam kehidupannya di masa pensiun. Narasumber juga tidak memiliki
indikasi ketidakpuasan dalam pekerjaannya. Narasumber 2 juga memiliki kesehatan yang
baik hanya saja memiliki penyakit hipertensi yang memang keturunan. Untuk status
sosial, narasumber 2 sangat terkontrol. Narasumber 2 melakukan kegiatan dalam rumah
tangga sehari-hari dan masih pergi ke pasar. Terkadang juga pergi pengajian ke masjid.
Dalam keluarga juga tidak terdapat permasalahan.

Ibu Midja juga menjaga kesehatan fisiknya dengan tetap beraktivitas di rumahnya
yaitu mengurus urusan rumah tangga. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Santoso dan
Lestari (2008) dimana lansia mempertahankan kesehatannya dengan melakukan
pekerjaan rumah. Hal ini dilatarbelakangi oleh keinginan lansia untuk tetap berguna
walaupun ia sudah berusia lanjut. Selain itu, Santoso dan Lestari (2008) juga menemukan
bahwa kesehatan mental dan fisik mendukung keberhasilan seseorang dalam beradaptasi
pada perubahan setelah pensiun. Hal ini selaras dengan hal yang terjadi pada Ibu Midja
yaitu tidak memiliki kesulitan untuk beradaptasi dengan kesehatan fisik dan mentalnya
yang masih sangat baik.

Religiusitas menjadi salah satu faktor yang dapat mengurangi kecenderungan Post
Power Syndrome (Prasetyanti & Indriana, 2017). Hal ini dikarenakan religiusitas dapat
mengatur emosi. Tinggi rendahnya religiusitas dapat dilihat dari tingkat internalisasi

16
beragama seseorang melalui sudut pandang penghayatan akhlak, iman, dan hukum agama
(Prasetyanti & Indriana, 2017). Bagi Ibu Midja menginternalisasi nilai agama dengan
baik dapat dikatakan memiliki nilai religiusitas yang baik. Dan hal ini salah satu faktor
yang menurunkan kecenderungan Ibu Midja untuk mengalami Post Power Syndrome.
Penginternalisasi agama Ibu Midja sendiri dengan melakukan ibadah dengan teratur dan
rajin, mempercayai takdir Tuhan, dan dapat menguatkan hati dengan nilai agama yang
dimilikinya walaupun menghadapi perubahan ataupun masalah.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa narasumber 2 tidak mengalami gejala
dari post power syndrome.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap dua narasumber yang
berada pada fase dewasa akhir tidak terjadi post power syndrome. Kedua narasumber
memiliki tidak memiliki faktor yang dapat mendorong tumbuhnya post power
syndrome. Sebaliknya, kedua narasumber memiliki faktor yang dapat menurunkan
kecenderungan untuk terjadi post power syndrome yaitu religiusitas. Kedua
narasumber dapat menjalankan masa pensiun dengan nyaman dan baik dengan
kesehatan fisik dan mental yang dapat dinyatakan baik.

Narasumber satu meyakini bahwa kecemasan ketika masa pensiun dapat terjadi
bila tidak adanya kontrol finansial yang baik. Sementara narasumber dua meyakini
bahwa ia tidak perlu cemas mengenai masa pensiunnya karena ia percaya terhadap
takdir Tuhan padanya.

4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam melakukan wawancara dan menyusun laporan
hasil wawancara ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
Baik itu kesalahan dari segi penulisan atau kurang sesuainya informasi yang ada
dalam menganalisa hasil wawancara tersebut. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat dibutuhkan, agar penulis dapat menyusun hasil laporan lebih lagi
kedepannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Kartikaningsih, R. (2019). Hubungan Penyesuaian Diri dan Optimisme dengan Post Power
Syndrome Dalam Menghadapi Pensiun pada PNS di Kabupaten Labuhan Batu. Jurnal
Ecobisma, 113-120.

Lailan, L. L & Indriana, Y. (2015). Dukungan sosial dan kecenderungan post power syndrome
pada pensiunan tni dan polri anggota persatuan purnawirawan dan warakawuri tni dan
polri dpc pebabri kabupaten banyumas. Jurnal Empati. (4), 113-117

Papalia, D. E. & Martorell, G. (2009). Experience Human Development. Mcgraw-Hill


Education.

Papalia, D. E. & Martorell, G. (2021). Experience Human Development (14th ed). Mcgraw-Hill
Education.

Prasetyanti, A., & Indriana, Y. (2017). Hubungan Antara Religiusitas Dengan Kecenderungan
Post Power Syndrome. Empati, 5(2), 241–245.

Rahmat, A., & Suryanto. (2016). Post Power Syndrome dan Perubahan Perilaku Sosial
Pensiunan Guru. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi. 3(1) 77-94

Santoso, A. & Lestari, N. B. (2008). Peran Serta Keluarga pada Lansia yang Mengalami Post
Power Syndrome. Media Ners. 2(1), 23-31.

Santrock, J. W. (2002). Life- Span development 8th edition. New York, NY: The McGraw-Hill
Companies, Inc.

Wreksoatmodjo, B. R. (2014). Beberapa kondisi fisik dan penyakit yang merupakan faktor
risiko gangguan fungsi kognitif. Cermin Dunia Kedokteran, 41(1), 25-32.

Yunian, F.A. (2013). Pengaruh Optimisme Menghadapi Masa Pensiun Terhadap Post Power
Syndrome pada Anggota Badan Pembina Pensiunan Pegawai (BP3) Pelindo Semarang.
Developmental and Clinical Psychology. 2(2), 23-28.

19
LAMPIRAN

20
Lampiran 1. Informed Consent
a. Narasumber 1

21
b. Narasumber 2

22
Lampiran 2. Verbatim
a. Narasumber 1

No. Pertanyaan Jawaban

1. Dulu bekerjanya dimana pak? Banyak juga dulu pekerjaan nya. Ada dulu
Boleh yang terakhir atau di MAN Muara Labu. Kemudian saya
seluruhnya diceritakan, senyaman pindah ke kantor Kementerian Agama,
bapak Kabupaten Solok. Terakhir saya di bidang
Haji, Kanwil Sumatera Barat.

2. Untuk terakhir, di Kanwil bapak Kepala bidang Haji


memegang posisi apa?

3. Sesaat sebelum pensiun, Apakah Kalau sesaat sebelum.. Ini kebetulan ini, di
bapak ada perasaan tertentu pak? akhir hari tugas di 2019, saya pensiun 2019
di akhir juli, sementara saya menjadi
petugas BPIH Arab Saudi, Jadi saya
berangkatnya itu 8 Juli ke Saudi. Sesaatnya
itu tentu saya di Mekkah mengurus jemaah
haji. Sampai satu bulan setelah saya
pensiun, masih saya di Mekkah.

4. Itu perasaan bapak gimana? Kalau yang mengganjal itu, setelah


Mekkah sendiri dan Indonesia pensiun.. Apalagi kita yang ada jabatan,
kan lumayan jauh pak. Itu yang jelas tunjangan jabatan, tunjangan
bagaimana perasaan bapak? kinerja itu udah nggak ada lagi. Mungkin
Apakah ada sesuatu yang itu bagi saya yang mengganjal. Tapi karena
mengganjal atau biasa aja? kesibukan di Mekkah, jadi tidak terasa itu
kan.. Apalagi kita beberapa tahun sebelum
udah melakukan persiapan.

5. Dari perusahaan bapak apakah Kalau sekedar pemberitahuan, sebelum 6


ada persiapan tertentu terkait bulan kita sudah mengajukan
memasuki masa pensiun nggak
pak?

6. Setelah mengajukan tersebut, Nggak, bekerja seperti biasa. Sampai saya


apakah bapak masih bekerja ke Mekkah itu
seperti biasa? Atau ada hal
spesial?

7. Setelah bapak mengajukan Kalau persiapan.. Saya rasa.. Apalagi saya


pensiun bapak, Apakah ada di Batusangkar, Sedikit ada tani, ada lahan
persiapan lagi pak? Atau bekerja pertanian. Jadi kita udah biasa juga kerja
seperti biasa saja pak? itu. Jadi kita kalau usaha-usaha lain nggak
ada

23
8. Itu kan sebelum pensiun pak, Satu bulan 2 hari, setelah pensiun itu ya..
Kalau setelah pensiun, Berapa Setelah balik udah langsung pensiun itu..
lama bapak di Mekkah sebelum
kembali kesini pak?

9. Perasaan bapak setelah pensiun, Bagi saya tidak begitu ada perubahan..
setelah kembali kesini..
Bagaimana perasaan bapak?

10. Apakah ada rasa sesuatu yang Hmm.. Betul.. (Langsung menyadari ini
harus dikerjakan atau tidak pak? waktu saya untuk menikmati waktu saya
Atau bapak tau ini waktu untuk hal-hal lainnya)
menikmati pensiun jadi saya
menikmati waktu saya

11. Apa kegiatan bapak sehari-hari Hm.. 2 tahun kebelakang ada , tapi kalau
pak setelah bapak kembali ke sekarang kerja-kerja rumah aja lagi,
Padang setelah pensiun? Apakah halaman rumah.. Kalau 2 tahun kebelakang
tadi bapak sebutkan tani, atau saya ke sawah juga, melakukan tani,
bapak melakukan hal lainnya? ngeluar-ngeluarin keringat agak 2 jam atau
4 jam..

12. Kalau boleh tahu, apa alasan Jauh jaraknya, dulu saya tinggal di Batu
bapak berhenti melakukan tani Sangkar sekarang tinggal di Padang.
tersebut pak?

13. Apabila bapak masih di batu Ada kemungkinan itu.. Sehat kita kan..
sangkar apakah terdapat
kemungkinan bapak masih
bertani?

14. Kalau dulu, bapak bertani dengan Ada tambahan pekerja, seperti
siapa pak? teman-teman saya

15. Kalau disini bapak bersama Sendirian aja disini.


siapa?

16. Mungkin selanjutnya tentang Saya rasa sama aja. Sebab kita masih
keluarga bapak. Setelah masuk sendiri
pensiun dari keluarga bapak
sendiri?

17. Apakah disini bapak memiliki Kalau disini tetangga, dekat betul nggak,
hubungan yang baik dengan ini kan Padang Pasir. Ini kan kota bukan di
sekitar seperti tetangga pak? kampung.
Lebih perhatian ke bapak

24
18. Jadi tetangga hanya sekedar Ya betul.. Kalau ketemu kita saling tegur..
tetangga bukan sebagai teman

19. Terkait keagamaan atau spiritual, Itu kan sudah pekerjaan kita.. Kita yang
Apakah dari keluarga ada yang harus mengingatkan bukan mengingatkan
mengingatkan untuk shalat, .. Tidak ada yang mengingatkan.. Kita juga
mengaji atau ibadah lainnya pak? orang kementrian agama, kok lalai..
Atau bapak masih mengingat
sendiri?

20. Kalau dari kondisi fisik bapak, Alhamdulillah sehat, setelah 4 tahun
Apakah ada gangguan kesehatan pensiun. Paling-paling sakit flu, demam.
yang dialami? Paling-paling asam urat, itu semenjak
sebelum pensiun udah asam urat saya.
Setelah pensiun memang tidak ada
penyakit lain. Alhamdulillah belum..

21. Apakah bapak memiliki Kalau sejak kecil saya memang nggak
gangguan tidur tertentu pak? berkeringat tidur itu.. Cuman
Seperti tidak bisa tidur, keringat kadang-kadang kalau tidur agak sore..
berlebihan ketika tidur. Apakah Kerja pagi tidur sore, itu ada pengaruhnya
bapak merasa beberapa hal ke malam. Baru jam 10 tidur, tapi kalau
tersebut? nggak jam 9 itu udah tidur

22. Ini sesi terakhir pak, mengenai Istilah itu, baru pertama kali dengar.
Post Power Syndrome. Setelah
masa kekuasaan. Apakah bapak
pernah mendengar hal ini pak?

23. Sebelumnya saya telah jelaskan Itu tadi saya jelaskan, kalau kehilangan itu
mengenai Post Power Syndrome, paling-paling karena sebelum ada jabatan,
ada rasa kehilangan. Itu bapak jadi hilang itu kan.. Kan udah nggak ada
mengalaminya atau tidak? pekerjaan itu, paling kehilangan itu aja.
Selain itu, Alhamdulillah tidak ada

24. Kalau kondisi dengan lingkungan Kalau dulu saat saya bertani kan di
bapak, waktu bekerja atau kampung saya batusangkar, itu sebelum
bertani, apakah bapak masih saya pensiun pun saya sering mengobrol
menjaga hubungan, dengan dengan teman-teman saya tersebut. Sebab
sesekali mengobrol atau gimana saya itu kan hidup di rumah dinas,
pak? musim-musim itu ke sawah padi,
ngobrol-ngobrol abistu pulang.

25. Kalau bapak pulang ke kampung Ahh.. itu masih.. Saat saya disini
bagaimana pak? Dijaga kadang-kadang temen itu menelepon.
silaturahminya pak?

25
26. Kalau dengan teman-teman Alhamdulillah masih terjaga, apalagi ibu
bapak bekerja di kementrian kan masih orang haji disini. Jadi
agama, masih terjaga temen-temennya juga sering kesini.
silaturahminya pak?

27. Pertanyaan terakhir pak, Setelah saya alami masa kerja 30 tahun
pandangan bapak terhadap kurang 6 bulan.. Ya saya lihat, temen2
pensiun ini itu bagaimana pak? yang sering pinjem uang itu kebanyakan
yang agak gelisah yang menghadapi masa
pensiun. Jadi saya rasa itu yang agak
mungkin dia yang goyang, apalagi kalau
tidak bisa menyesuaikan pemasukan
dengan pengeluaran. Kalau kita di apa ni..
Di PNS, gaji kita kan sudah diatur. Nah
pengeluaran kita yang mengatur,
kadang-kadang ini temen-temen yang tidak
menyesuaikan itu.

28. Jadi dapat saya simpulkan Iya.. Dan didalam kita menjabat, jangan
menurut bapak, yang dapat macam-macam. Sekarang kan banyak
mengatur finansial jauh lebih orang yang kena hukuman setelah berhenti
tenang sementara yang tidak bisa dari jabatan. Dipanggil kejaksaan lah,
lebih gelisah dipanggil KPK lah.. Intinya juga agama..
Kalau agama tu udah, tetap shalat,
merangkul agama .. Apalagi kita hak
pensiun masih ada.. Pinjaman pensiun
masih ada.. Ada juga dikasih..

29. Ada pertanyaan tambahan pak. Nah sekarang utamakan kuliah dulu kan..
Kan nanti kami juga pensiun, Cari kerja, tentu berkerja setelah itu. Sebab
kira-kira apa yang perlu kalau kita.. Dulu orang tua-tua suka
dipersiapkan dari sekarang untuk menasehatkan hemat di waktu ada, boros
pensiun nanti? di waktu tiada. Artinya di waktu muda itu
kita hemat. Nanti setelah kita tua, baru
diambil sedikit sedikit.

b. Narasumber 2

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa pekerjaan anda dulu? Sebagai perawat gigi di RSPP (Rumah


Sakit Pusat Petamina)

2. Kapan anda pensiun? Tahun 2006

26
3. Sebelum pensiun, apa posisi Sebagai kepala keperawatan bagian gigi
terakhir anda di tempat kerja?

4. Sebelum memasuki masa pensiun Persiapannya biasa, biasa aja kayaknya..


apakah anda melakukan Saya nggak ada yang terlampau gitu…
persiapan tertentu? Mungkin karena saya imannya kuat kali
gitu, jadi nggak terlampau khawatir.
Rezeki itu insyaallah, udah diatur sama
yang kuasa. Padahal waktu itu kan
anak-anaknya masih membutuhkan untuk
sekolah, masih kuliah belum ada yang
bekerja. Tetapi lantaran keimanannya itu
kuat jadi saya tidak terlampau dipikirkan.

5. Apakah dulu di tempat kerja anda oh ada, kalau di ini kalau di, tapi
ada pelatihan sebelum memasuki sepertinya kalau di bagian medis kayaknya
masa pensiun? ga, lantaran kita apa itu ya, lantaran kita
tenaga ini gitu, karena tenaga medis itu
memang udah ada keahliannya, kalo
menurut itukan ga ada keahliannya, jadi
kalo kita orang medis ga ada

6. Setelah memasuki masa pensiun ga ada, mungkin kita begini yaa, mungkin
apakah ada perubahan yang kita perempuan ini ya, berbeda sama
mengharuskan beradaptasi? laki-laki kita sibuk di dapur, kita selalu
sibuk gitu loh, jadi ga ada kepikiran gitu,
jadi setelah pensiun di rumah aja, ngurus
rumah tangga gitu, jadi ga ada terpikirkan

7. Saat kakek sudah bedrest apakah ada 2 tahun dia di tempat tidur, sampe dia
nenek sudah pensiun? meninggal itu ada 2 tahun, jadi dia
meninggalkan 2020 yaa, dari 2018 udah di
tempat tidur, jadi kegiatannya semua di
tempat tidur, untuk perawatan yang harus
di sampingnya 2 tahun itu, sebelumnya
masih bisa ke kamar mandi tapi di
temenin, yang dia ga bisa turun dari tempat
tidur ke kamar mandi ya 2 tahun itu,
sebelum itu iya masih bisa di sekitar rumah
gitu, mau ke kamar mandi masih bisa

8. Setelah pensiun apakah ada aku rasa sih ga, ga tau mungkin orang lain
perasaan-perasaan seperti perasan kali ya, tapi bagi saya udah sibuk di rumah,
bosan seperti itu? mungkin kalo orang banyak pikiran gitu ya

9. Kalau untuk kegiatan di luar ada, ada pengajian di masjid, ketemu


apakah masih ada? teman sekali kali ada, keadaan udah ga

27
kayak dulu jadi kalo jalan udah ga terlalu
kuat lagi

10. Apakah ada persiapan terkait itu sih pasti, istilahnya itu kan kita udah
masalah perubahan dalam persiapkan, apalagi si mail itukan belum
materi? selesai jadi sudah saya persiapkan sampe
dia selesai kuliah gitukan, uang pensiun itu
sudah saya simpan, kalau uang gaji
pensiun mah ga cukup

11. Apakah ada hal lain yang aman-aman saja, gimana ya udah
dirasakan? persiapkan mental gitu, setiap manusia
yang bekerja pasti mengalami ya

12. Bagaimana perasaan terkait yang kak ela ini semua yang saya biayain, jadi
tinggal dengan nenek? masih menanggung dua itu jadi ismail
sama ela

13. Kenapa nenek akhirnya memang iya, memang saya membiayai dia,
membiayai? saya pensiun dia baru masuk akademi
perawat, nenek membiayai karena dia mau
diambil keponakan ke kalimantan, sebelum
ke kalimantan di datang dulu ke rumah,
saya tanya ini siapa ya, dijawabnya ini
adekku, dia tidak boleh dibawa ke
kalimantan diminta dia tinggal disini
kebetulan dia mau, ada sebabnya
sebenernya saya ga kasih dia dibawa
keponakan saya itu anaknya, dia tinggal di
kalimantan mau dibawa ke kalimantan mau
disekolahkan di kalimantan, saya bilang ga
boleh, kebetulan dia ga berani karena saya
meminta, saya sekolahin dan kebetulan
juga orang tuanya adek saya juga

14. Anda pensiun di umur berapa Ehh.. 56


tahun 2006 itu?

15. Setelah masa pensiun ada kita mungkin masih kuat, jadi mungkin
perubahan tidak dari keluarga? masih bisa mengerjakan apa-apa dirumah
ya, yang ke akan datang kita ga tau ya
wallahualam ya semoga masih bisa biar
tidak merepotkan, tidak ada perubahan dari
perilaku, tapi itu tergantung keimanan kita
kalau kita percaya sama allah jadi
segalanya kita serahkan pada allah, kalau
rezeki memang kan sudah diatur sama

28
allah

16. Apakah ada masalah atau konflik kalau saya itu saja apa masalahnya, anak
tertentu yang dihadapi? saya belum nikah

17. Bagaimana menghadapi beban saya hanya mengadu kepada Allah, berdoa,
pikiran? segala galanya saya berikan kepada allah

18. Bagaimana anda memandang kalau saya sebenarnya tuh ga ada rasanya
masa pensiun? apa tuh,lantaran saya selalu saya
mengerjakan semua gitu, jadi saya ga ada
melamun gitu, ya tergantung keimanan gitu

19. Bagaimana mau memanfaatkan yang saya pikirkan ya memang anak-anak


waktu di masa pensiun? saya, mudah mudahan mereka rumah
tangganya bagus, karir nya bagus

20. Apakah ada sakit tertentu? Saya kan memang ada penyakit hipertensi
jadi selalu minum obat, kalau tinggi itu
mungkin turunan

21. Apakah ada gangguan tidur? Kalau tidur ya tidur aja, ga ada terganggu
tidurnya

22. Apakah ada rasa mudah sakit alhamdulillah ga ada


atau lemas?

23. Bagaimana cara untuk tetap ga ada yang ekstra-ekstra seperti senam,
menjaga kesehatan fisik? bolak-balik ke depan belakang udah berapa
meter gitu

24. Bagaimana kalau dari makan? dari makan sama saja

25. Apa yang dilakukan dalam keseharian mengurus rumah dan sholat
keseharian? dzikir, di rumah aja, kadang-kadang ke
pasar

26. Bagaimana anda menghadapi perubahan yang terjadi ga memunculkan


perubahan yang terjadi? keluhan, kembali lagi percaya sama takdir,

27. Perubahan seperti apa yang tidak ada kelihatan, hanya hati saja, kuatin
terjadi? ke ibadah saja

28. Apakah nenek merasakan post ga ada, biasanya itu laki-laki, kalo
power syndrom? perempuan ga ada gitu

29

Anda mungkin juga menyukai