LP & LK Ansietas (Zein Al Syurfah)
LP & LK Ansietas (Zein Al Syurfah)
Disusun Oleh:
Zein Al Syurfah
402023149
A. Konsep Ansietas
1. Definisi Ansietas
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi yang berbahaya.
Kecemasan merupakan suatu keadaan perasaan gelisah, ketidaktentuan, ada rasa
takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui
masalahnya (Pardede & Simangunsong, 2020).
Kecemasan adalah pengalaman subjektif dari ketegangan mental yang
mengganggu sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan untuk menghadapi
masalah atau adanya rasa tidak aman. Perasaan tidak menyenangkan umumnya
menimbulkan gejala fisiologis (seperti gemetar, berkeringat, detak jantung
meningkat, dll) dan gejala psikologis seperti panik, tegang, bingung, tidak dapat
berkonsentrasi, dll (Pardede, Simanjuntak, & Manalu 2020).
2. Etiologi Ansietas
Menurut (Stuart & Suddent, 2014) ansietas dapat diekspresikan secara langsung
melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping dan dikembangkan untuk
menjelaskan ansietas yaitu :
a. Factor Predisposisi
1) Faktor psikoanalitik Ansietas merupakan konflik emosional antara dua unsur
kepribadian dari seseorang yaitu pikiran, ego dan super ego. Konsep
melambangkan dorongan insting atau perasaan naluriah primitif, sedangkan
super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma
norma budaya seseorang. Ego atau fungsi diri berfungsi memediasi
kebutuhan dari dua unsur yang bertentangan tersebut.
2) Faktor interpersonal Ansietas terjadi karena adanya perasaan takut dari
individu tersebut akibat ditolak oleh hubungan interpersonal. Ini juga dengan
trauma masa perkembangan seperti kehilangan, perpisahan. Individu dengan
harga diri rendah lebih mudah mengalami kecemasan yang parah.
3) Faktor Perilaku Ansietas merupakan produk depresi yaitu segala sesuatu
yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
4) Kajian Biologis Penelitian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung
reseptor spesifik untuk obat yang memiliki efek penenang, obat ini dapat
meningkatkan efek penghambatan terhadap neuroregulatory inhibisi asam
gama-aminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam mekanisme
biologis yang berhubungan dengan ansietas. Ansietas dapat menyertai
ketidaknyamanan fisik dan dapat mengurangi kemampuan individu untuk
mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
b. Factor Presipitasi
Stessor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor
pemicu dapat dibagi menjadi dua kategori :
1) Ancaman terhadap integritas fisik termasuk cacat fisik atau menurunnya
kemampuan menjalankan fungsi kehidupan sehari hari.
2) Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri dan
integritas fungsi sosial.
3. Gejala Klinis Ansietas
Keluhan yang sering ditemukan pada seseorang yang mengalami ansietas antara
lain sebagai berikut (Stuart, 2016) :
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, dan mudah
tesinggung.
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, dan mudah terkejut.
c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
d. Gangguan pada pola tidur dan muncul mimpi yang menegangkan.
e. Keluhan somatik, misalnya terjadi rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran
berdenging (tiritus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan,
gangguan perkemihan, dan sakit kepala.
4. Rentang Respon Ansietas
a. Ansietas Ringan
Berhubungan dengan adanya ketegangan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
menyebabkan seseorang menjadi waspada serta meningkatkan lahan
persepsinya. Ansietas akan menumbuhkan motivasi belajar serta menghasilkan
pertumbuhan dan kreativitas.
b. Ansietas Sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan perhatian pada hal yang penting
dan mengesampingkan hal lain, sehingga seseorang akan mengalami perhatian
yang selektif tetapi dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
c. Ansietas Berat
Mengurangi lahan persepsi seseorang. Ada kecenderungan untuk memusatkan
pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain.
Semua perilaku yang dilakukan ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang
tersebut akan memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada
suatu area lain.
d. Tingkat Panik
Ansietas berhubungan dengan ketakutan dan merasa diteror, serta tidak mampu
melakukan apapun walaupun dengan pengarahan. Panik dapat meningkatkan
aktivitas motorik, menurunkan kemampuan berhubungan dengan orang lain,
persepsi menyimpang, dan kehilangan pemikiran rasional.
0 = tidak ada gejala sama sekali 1 = Satu dari gejala yang ada
2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada 3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-
14 dengan hasil:
7. Mekanisme Koping
Kemampuan individu menanggulangi kecemasan secara konstruksi merupakan
faktor utama yang membuat klien berperilaku patologis atau tidak. Bila individu
sedang mengalami kecemasan ia mencoba menetralisasi, mengingkari atau
meniadakan kecemasan dengan mengembangkan pola koping. Pada kecemasan
ringan, mekanisme koping yang biasanya digunakan adalah menangis, tidur, makan,
tertawa, berkhayal, memaki, merokok, olahraga, mengurangi kontak mata dengan
orang lain, membatasi diri pada orang lain (Suliswati, 2005). Mekanisme koping
untuk mengatasi kecemasan sedang, berat dan panik membutuhkan banyak energi.
Menurut Suliswati (2005), mekanisme koping yang dapat dilakukan ada dua jenis,
yaitu :
1. Task oriented reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan yang
ingin dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba
menghadapi kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif ditujukan
untuk mengatasi masalah, memulihkan konflik dan memenuhi kebutuhan.
a. Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik untuk
memindahkan seseorang dari sumber stress.
c. Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek kebutuhan
personal seseorang.
2. Ego oriented reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini tidak selalu
sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali digunakan untuk
melindungi diri, sehingga disebut mekanisme pertahanan ego diri biasanya
mekanisme ini tidak membantu untuk mengatasi masalah secara realita. Untuk
menilai penggunaan makanisme pertahanan individu apakah adaptif atau tidak
adaptif, perlu di evaluasi hal-hal berikut :
a. Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme pertahanan
klien.
b. Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri terebut apa pengaruhnya
terhadap disorganisasi kepribadian.
c. Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadap kemajuan kesehatan
klien.
d. Alasan klien menggunakan mekanisme pertahanan.
8. Penatalaksanaan Ansietas
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahaan dan terapi
memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup
fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius.
Selengkpanya seperti pada uraian berikut :
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
a. Makan makan yang bergizi dan seimbang.
b. Tidur yang cukup.
c. Cukup olahraga.
d. Tidak merokok.
e. Tidak meminum minuman keras.
2. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai
obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter
(sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi
psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu
seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl,
meprobamate dan alprazolam.
3. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau
akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-
keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada
organ tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
a. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan
agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan
serta percaya diri.
b. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila
dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
c. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali (re-
konstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stressor.
d. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
e. Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses
dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak
mampu menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami kecemasan.
f. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar
faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga
dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
5. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang
merupakan stressor psikososial.
FORMAT PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA HOLISTIC ISLAMI
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2023
2.1 Keluhan Utama dan alasan pergi ke Puskesmas/ Klinik ataupun tidak pergi
Klien mengatakan saat ini ia sedang merasakan gelisah karena selalu kepikiran
nenek dan adik nya yang berada dirumah serta klien merasa tidak tenang karena ia
belum melaksanakan sidang vonis karena diundur-undur terus dan juga klien
mengatakan yang paling ia cemaskan adalah jika pada saat sidang vonis ia harus
berada di lapas dalam waktu yang lama
Klien mengatakan ia berharap setelah ia keluar dari LAPAS bisa menjadi orang
yang lebih baik lagi dan dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi orang-orang
sekitarnya dan kejadian yang klien alami saat ini tidak akan terulang kembali
3. PENGKAJIAN SOSIAL
3.1 Pendidikan dan Pekerjaan
Pendidikan terakhir klien SMP dan bekerja sebagai pelukis tato dan klien
mengatakan sangat menyukai pekerjaannya
3.2 Konsep diri:
a. Gambaran Diri :
Bagian tubuh yang disukai oleh klien adalah tangan dan tidak ada bagian tubuh
yang klien tidak suka
b. Identitas :
Klien mengatakan menyadari jika ia adalah seorang laki-laki dan merasa puas
menjadi laki-laki
c. Peran Diri:
Klien mengatakan dirumah ia memiliki peran sebagai tulang punggung
keluarga karena ia satu rumah hanya dengan nenek yang sudah tidak bisa
bekerja dan kaka kedua yang sedang mengalami sakit dan klien juga
mengatakan selalu memikirkan nenek dan kaka nya dirumah karena takut tidak
ada yang memberinya uang karena ia sedang berada di lapas saat ini hingga
waktu yang belum ia ketahui dan jika hasil vonis klien sudah keluar klien
berencana untuk melakukan kegiatan menjahit agar mendapatka uang sehingga
klien dapat memberikan nenek dan kaka nya uang
d. Ideal diri :
Klien mengatakan ingin segera melaksanakan sidang vonis agar klien
mengetahui berapa lama ia akan berada di lapas ini serta ingin segera pulang
untuk berkumpul kembali bersama nenek dan kaka nya dirumah dan klien
mengatakan tidak akan mengulang kesalahan nya lagi dan akan berubah
menjadi orang yang lebih baik lagi
e. Harga diri :
Klien mengakui bahwa perbuatannya itu salah dan menyesali perbuatan yang ia
lakukan dan klien mengatakan ingin belajar menjadi orang yang lebih baik lagi
3.3 Hubungan sosial
a. Orang yang berarti :
Klien mengatakan orang yang paling berarti saat ini adalah nenek nya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat :
Sebelum masuk lapas klien mengatakan aktif mengikuti kegiatan yang ada di
masyarakat seperti selalu menjadi panitia di acara 17 agustusan
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatatakan tidak mengalami kesulitan dalam mengenal atau
berkomunikasi dengan orang-orang yang berada dilapas dan mampu beradaptasi
dengan orang-orang yang baru ia kenali
3.4 Gaya Hidup
Klien mengatakan gaya hidup sehari-hari ia bekerja sebagai pelukis tato di Ciparay
dan setiap hari nya pasti ada saja yang meminta untuk dilukis kan tato setelah
bekerja dari siang hingga malam, klien sering nongkrong dengan teman-teman nya
dan sering pula mengkonsumsi minuman keras dan klien mengatakan jarang
bahkan hampir tidak melaksanakan sholat 5 waktu
3.5 Mekanisme Koping
Klien mengatakan jika ia sedang merasa gelisah dan cemas klien selalu bercerita
pada teman satu kamar nya jika kecemasan nya muncul pada siang hari tetapi jika
kecemasannya muncul pada malam hari disaat temannya sudah tidur klien hanya
bisa diam
4. PENGKAJIAN KELUARGA
4.1 Genogram
Keterangan :
Klien merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara, ibu klien sudah meninggal 4 tahun
lalu dan ayahnya tidak tau dimana keberadaanya setelah ibunya meninggal, klien
tinggal Bersama nenek dan kaka ke 2 nya dan kaka pertama nya sudah menikah
dan tinggal terpisah dengan klien
5. PENGKAJIAN FISIK
a. Tanda Vital : TD : 110/70 N : S : 36,9 oC R : 24x/menit
b. Ukuran : TB 155 cm BB : 45 kg
c. Keluhan utama/penyakit saat ini :
Klien mengatakan tidak ada keluhan penyakit saat ini
d. Kebiasaan-kebiasaan saat ini:
▪ Minuman Keras
Sebelum masuk lapas klien mengkonsumsi minum keras tetapi jika ada yang
mengajaknya saja
▪ Pola Tidur (jam tidur, kesulitan saat akan tidur/bangun terlalu pagi, apakah merasa
7. PENGKAJAIAN SEKSUAL
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit menular seksual dan klien
belum menikah
8. PENGETAHUAN dan ASPEK MEDIS
1. Pengetahuan tentang Penyakit yang dideritanya :
1 DS:
DO :
1. Ansietas
IV. Rencana Asuhan Keperawatan