Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP DASAR SOSIOLOGI EKONOMI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Matakuliah : Sosiologi Ekonomi

Dosen Pengampu: Syafitri Tambunan,M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 1 Kelas Eki VII E

Yasirwan (0501203165)

Riska Devi (0501203185)

Riski Ardila Sari (0501203177)

Adil Alfarizi Nst (0501203200)

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA MEDAN
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Segala puji bagi Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan.
Sholawat dan salam senantiasa kita hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga
dan para sahabatnya, yang telah membawa kita dari masa jahiliyah ke masa yang dipenuhi
dengan iman dan ilmu pengetahuan.

Terima kasih juga kami ucapkan atas waktu yang diberikan sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah tentang Konsep Dasar Sosiologi Ekonomi.Makalah ini disusun
sebagai tugas dan tanggung jawab sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan tugas dari Ibu
Dosen dengan matakuliah Sosiologi Ekonomi.

Kiranya makalah ini dapat bermanfaat sebagai penambah khazanah ilmu pengetahuan,
dan kiranya bisa berguna untuk banyak khalayak yang membacanya. Jika terdapat kesalahan
dalam penyusunan makalah ini, penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan
dan kekhilafan meminta maaf. Akhir kata, saran dan kritikan yang membangun dari Dosen
mata kuliah dan teman-teman yang membacanya sangat penulis harapkan guna perbaikan
makalah ini kedepannya.

Medan,26 September 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 4

A. Pengertian Sosiologi .................................................................................................... 4


B. Pengertian Ekonomi ..................................................................................................... 4
C. Pengertian Sosiologi Ekonomi .................................................................................... 5
D. Pentingnya Belajar Sosiologi Ekonomi ....................................................................... 6
E. Sejarah Sosiologi Ekonomi .......................................................................................... 8
F. Peletak Fondasi Sosiologi Ekonomi ............................................................................ 9
G. Sosiologi Ekonomi Masa Kini .................................................................................. 12

BAB III KESIMPULAN...................................................................................................... 16

Penutup....................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam kehidupan bermasyarkat sebagai satu sistem maka bidang ekonomi hanya
sebagai salah satu bagian atau subsistem saja. Oleh karena itu, di dalam memahami aspek
kehidupan ekonomi masyarakat maka perlu dihubungkan antara faktor ekonomi dengan faktor
lain dalam kehidupan masyarakat tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain; faktor
kebudayaan, kelompok solidaritas, dan stratifkiasi sosial.
Ekonomi merupakan suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya
yang berhubungan dengan pengalokasian sumber daya masyarakat dengan
mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing. Bisa dikatatakan
kegiatan ekonomi merupakan cara bagaimana orang secara individual atau kelompok
memenuhi kebutuhan hidup terhadap barang dan jasa. Segala aktivitas yang dilakukan
sangatlah berhubungan dengan proses produksi, distribusi, dan konsumsi
Di dalam kehidupan bermasyarkat sebagai satu sistem maka bidang ekonomi hanya
sebagai salah satu bagian atau subsistem saja. Oleh karena itu, di dalam memahami aspek
kehidupan ekonomi masyarakat maka perlu dihubungkan antara faktor ekonomi dengan faktor
lain dalam kehidupan masyarakat tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain; faktor
kebudayaan, kelompok solidaritas, dan stratifkiasi sosial.
Ekonomi merupakan suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya
yang berhubungan dengan pengalokasian sumber daya masyarakat dengan
mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing. Bisa dikatatakan
kegiatan ekonomi merupakan cara bagaimana orang secara individual atau kelompok
memenuhi kebutuhan hidup terhadap barang dan jasa. Segala aktivitas yang dilakukan
sangatlah berhubungan dengan proses produksi, distribusi, dan konsumsi
Di dalam kehidupan bermasyarkat sebagai satu sistem maka bidang ekonomi hanya
sebagai salah satu bagian atau subsistem saja. Oleh karena itu, di dalam memahami aspek
kehidupan ekonomi masyarakat maka perlu dihubungkan antara faktor ekonomi dengan faktor
lain dalam kehidupan masyarakat tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain; faktor
kebudayaan, kelompok solidaritas, dan stratifkiasi sosial.
Di dalam kehidupan bermasyarkat sebagai satu sistem maka bidang ekonomi hanya
sebagai salah satu bagian atau subsistem saja. Oleh karena itu, di dalam memahami aspek

1
kehidupan ekonomi masyarakat maka perlu dihubungkan antara faktor ekonomi dengan faktor
lain dalam kehidupan masyarakat tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain; faktor
kebudayaan, kelompok solidaritas, dan stratifkiasi sosial.

Istilah Sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Auguste Comte (tetapi dalam catatan
Sejarah, Emile Durkheim lah yang melanjutkan ‘istilah’ tersebut dan menerapkannya menjadi
sebuah disiplin ilmu). Sosiologi berasal dari gabungan 2 kata dalam bahasa Latin yaitu Socius
yang artinya teman dan Logos yang artinya ilmu. Secara keseluruhan, Sosiologi berarti ilmu
yang mempelajari masyarakat. Masyarakat sendiri adalah kelompok atau gabungan dari
individu yang saling berhubungan, berbudaya, dan memiliki kepentingan yang relatif sama.
Sosiologi bertujuan untuk mempelajari masyarakat dengan meneliti/mengamati dan menarik
kesimpulan dari perilaku masyarakat, khususnya perilaku atau pattern sosial manusia.

Sosiologi tergolong ilmu yang fleksibel. Hal ini bisa dilihat dari sifatnya yang tersusun
dari penelitian-penelitian ilmiah yang bersifat kaku namun bisa dikritik oleh publik karena
sosiologi adalah ilmu yang berisi tentang pengetahuan kemasyarakatan, oleh karena itu selalu
dinamis dan dapat diubah-ubah sesuai dan seiring dengan perkembangan yang terjadi di dalam
objek penelitiannya (masyarakat).

Sosiologi sendiri muncul akibat tekanan/ancaman yang dirasakan oleh masyarakat


terhadap hal-hal dan nilai-nilai yang selama ini sudah dianggap benar dan nyaman dalam
tatanan kehidupan mereka, khususnya dalam bidang sosial. Renungan sosiologis dimulai ketika
masyarakat mulai mengalami goncangan/krisis terhadap nilai-nilai dan prinsip hidup yang
mereka pegang, atau “threats to the taken-for-granted world”, – Berger dan Berger.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini, antara lain sebagai berikut:
1. Apa Itu Sosiologi ?
2. Apa Itu Ekonomi?
3. Apa Itu Sosiologi Ekonomi?
4. Mengapa Penting Belajar Sosiologi Ekonomi?
5. Bagaimana Sejarah Sosiologi Ekonomi?
6. Bagaimana Konsep Sosiologi Ekonomi?

2
C. Tujuan
Tujuan Adapun yang menjadi tujuan pada makalah ini, antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang sosiologi
2. Untuk mengetahui tentang ekonomi
3. Untuk mengetahui tentang sosiologi ekonomi
4. Untuk Mengetahui Pentingnya Belajar Sosiologi Ekonomi
5. Untuk Mengetahui Sejarah Sosiologi Ekonomi
6. Untuk Mengetahui Konsep Sosiologi Ekonomi

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologi
Sosiologi adalah salah satu bagian dari ilmu sosial yang berusaha untuk menjelaskan,
memberikan rincian dan memahami tindakan manusia dalam masyarakat. Topik dan
pembahasan dalam sosiologi sangatlah luas, mulai dari membahas persoalan selera makan,
belanja, keluarga, musik populer, gender dan seksualitas, tubuh, konflik etnis, globalisasi,
kemiskinan, olahraga, kesehatan, ras, penggunaan narkoba, ketidaksetaraan, kriminal, hukum,
perang agama, migrasi, kematian, kolonialisme, pekerjaan rumah tangga, isu politik, teknologi,
komunitas, jaringan, metode penelitian, identitas, stratifikasi, hingga tindakan ekonomi
masyarakat (Giddens, 2021). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hampir tidak ada bidang
kehidupan di dunia ini yang luput dari ruang lingkup kajian sosiologi.
Tokoh yang sering dianggap sebagai Bapak Sosiologi adalah seorang filsuf dari
Perancis bernama August Comte. Comte pertama kali mencetuskan nama sociology dalam
bukunya yang berjudul Positive Philosophy yang terbit pada tahun 1838. Secara sederhana
sosiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Sementara
itu, masyarakat dapat didefinisikan sebagai hubungan timbal balik (interaksi) antara 2 orang
atau lebih yang menghasilkan atau diikat oleh nilai dan norma. Secara asal kata, sosiologi
berasal dari bahasa latin yaitu “socius” dan “logos”. Socius artinya teman/kawan, sementara
logos artinya ilmu pengetahuan. Lebih jauh, konsep socius dapat dipahami dalam contoh
hubungan antara konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi.
B. Pengertian Ekonomi
Ekonomi adalah bagian dari ilmu sosial yang mengkaji kegiatan produksi, distribusi,
dan konsumsi barang dan jasa. Ekonomi mempelajari bagaimana individu, perusahaan,
pemerintah, dan negara membuat pilihan tentang bagaimana mengalokasikan sumber daya.
Ekonomi berfokus pada tindakan manusia, berdasarkan asumsi bahwa manusia bertindak
dengan perilaku rasional, mencari tingkat manfaat atau utilitas yang paling optimal. Ekonomi
juga bisa dikatakan sebagai ilmu yang mengkaji tentang tenaga kerja dan perdagangan. Dalam
kegiatan ekonomi, banyak kemungkinan penerapan tenaga kerja (manusia) dan banyak cara
berbeda untuk memperoleh sumber daya, maka tugas ekonomi adalah menentukan metode
yang menghasilkan hasil terbaik (paling efektif dan efisien) (Hayes, 2020).
Salah satu pemikir ekonomi awal yang tercatat pada abad ke-8 SM adalah Hesiod, dia
adalah seorang petani sekaligus penyair dari Yunani yang menulis bahwa tenaga, bahan, dan
waktu perlu dialokasikan secara efisien untuk mengatasi kelangkaan. Namun demikian yang

4
dinisbatkan sebagai bapak ekonomi adalah seorang filsuf asal Skotlandia bernama Adam
Smith, atas karyanya pada tahun 1776 berjudul “An Inquiry Into the Nature and Causes of the
Wealth of Nations” (Dupont, 2017).
Secara asal kata, istilah “ekonomi” berasal dari bahasa yunani, yaitu “oikonomia”. Kata
tersebut merupakan turunan dari dua kata, yaitu “oikos” dan “nomos”. Oikos berarti rumah
tangga, sedangkan nomos berarti aturan, kaidah atau pengelolaan. Jadi arti asli oikonomia
adalah mengatur rumah tangga. Berasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa
membicarakan ekonomi berarti membicarakan aturan, kaidah, dan cara mengelola suatu rumah
tangga manusia. Rumah tangga disini bukanlah dalam arti sempit, melainkan menunjuk pada
suatu kelompok sosial, yang dianggap sebagai rumah tangga. Kelompok sosial ini dapat
berwujud perusahaan, desa, kota, bahkan negara (Habib, 2021).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa ekonomi merupakan suatu usaha
dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya yang berhubungan dengan pengalokasian
sumber daya masyarakat (rumah tangga dan pebisnis/perusahaan) yang terbatas diantara
berbagai anggotanya, dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan masing-
masing. Atau dengan kata lain, bagaimana masyarakat mengelola sumber-sumber daya yang
langka melalui suatu pembuatan kebijaksanaan dan pelaksanaannya (Damsar & Indrayani,
2016).

C. Pengertian Sosiologi Ekonomi


Secara sederhana sosiologi ekonomi dapat diartikan sebagai ilmu yang menerapkan
konsep dan metode sosiologis untuk menganalisis kegiatan ekonomi (produksi, distribusi,
pertukaran, dan konsumsi) barang dan jasa (Dauter, 2016). Dengan demikian sosiologi
ekonomi dapat dikatakan sebagai ilmu yang mengkaji kegiatan ekonomi (produksi, distribusi,
dan konsumsi) dengan perspektif sosiologi yang sangat berkaitan dengan interaksi, nilai, dan
norma sosial.
Sosiologi ekonomi umumnya menegaskan bahwa negara dan ekonomi ada dalam
hubungan simbiosis: negara bergantung pada ekonomi untuk pendapatan, dan ekonomi
bergantung pada negara untuk aturan hukum. Ini bertentangan dengan banyak literatur
ekonomi tentang pasar dalam ilmu ekonomi, yang cenderung menggambarkan pasar dan
negara sebagai sesuatu yang bertentangan satu sama lain. Hubungan simbiosis antara ekonomi,
negara, dan masyarakat sipil adalah apa yang dimaksud sosiolog ekonomi ketika mereka
mengatakan bahwa ekonomi tertanam dalam struktur sosial dan politik.

5
Kedua, sosiologi ekonomi didefinisikan sebagai pen-dekatan sosiologis yang
diterapkan pada fenomena ekonomi. Dari definisi ini terdapat dua hal yang harus
dijelaskan,yaitu pendekatan sosiologis dan fenomena ekonomi.Adapun dimaksud dengan
pendekatan sosiologis adalah konsep-konsep,variabel-variabel, teori-teori, dan metode yang
digunakan dalam sosiologi untuk memahami kenyataan sosial, termasuk di dalamnya
kompleksitas aktifitas yang berkaitan dengan ekonomi seperti prduksi,konsumsi dan distribusi,
dan lainnya.

D. Pentingnya Belajar Sosiologi Ekonomi

Perilaku ekonomi masyarakat, tidak selalu bisa dipahami hanya dengan mengandalkan
ilmu ekonomi saja, maupun sosiologi saja. Ekonomi cenderung memandang perilaku atau
tindakan ekonomi masyarakat bersifat rasional, artinya selalu bertujuan untuk memaksimalkan
pemanfaatan bagi para individu dan memaksimalkan keuntungan bagi para pemilik
perusahaan. Sementara itu sosiologi ekonomi memandang bahwa tindakan ekonomi
masyarakat tidak selalu bersifat rasional, tetapi bisa bersifat spekulatif-rasional, tradisional,
bahkan irasional. Sebagai seorang ekonom yang mendukung arti penting liberalisme dan pasar
bebas,

Adam Smith meyakini bahwa perilaku ekonomi masyarakat senantiasa


mempertimbangkan untung-rugi, kalkulatif, dan manusia cenderung baru akan mengkonsumsi
sesuatu jika barang atau jasa yang ditawarkan di pasar benar-benar sepadan dengan pekerjaan
atau uang dikeluarkan untuk membeli barang tersebut. Sementara itu, sosiologi meyakini
bahwa perilaku ekonomi manusia acapkali justru tidak hanya mempertimbangkan untung-rugi,
namun yang lebih penting adalah bagaimana konstruksi sosial masyarakat yang bersangkutan
daalam memandang arti penting atau fungsi sebuah barang dan jasa (Suyanto, 2014).

Sebagai contoh tindakan ekonomi yang rasional adalah ketika ada seorang yang ingin
membeli tas, dia akan memilih tas dengan kualitas terbaik dengan harga yang seminimal
mungkin, dengan harapan lebih hamat dan lebih menguntungkan. Semisal ada dua tas dengan
kualitas dan fungsi yang sama, namun yang satu lebih murah, tentu saja orang tersebut akan
membeli tas yang harganya lebih murah. Namun demikian ditemukan golongan masyarakat
dari kelas sosial tertentu yang tindakan ekonominya tidak serasional contoh diatas. Sebagian
masyarakat ada yang meyakini bahwa dengan membeli tas dengan merek tertentu, akan
menaikkan gensi dan kepercayaan diri di mata orang-orang di lingkungan sosialnya. Sehingga

6
dia bersedia mengeluarkan uang hingga ratusan juta rupiah hanya untuk membeli tas merek
tertentu dari brand luar negeri, yang pada dasarnya ukuran, model, kualitas, dan fungsinya tidak
jauh berbeda dengan merek lokal yang banyak dijual di plaza-plaza dalam negeri.

Di samping itu ditemukan pula masyarakat yang memiliki hobi berbelanja, terutama
produk-produk industri budaya melalui online shope (e-commerce) yang sebenarnya sudah
tidak lagi dibutuhkan. Akibatnya hanya menjadi pemborosan dan produk tersebut menumpuk
di rumah tanpa memiliki nilai fungsi yang berarti. Cukup banyak masyarakat dengan tipe ini
yang sebenarnya masuk kategori kurang rasional, sebab kurang mempertimbangkan untung-
rugi. Mereka seakan tidak pernah puas membeli produk-produk keluaran terbaru padahal tidak
lagi mereka butuhkan. Contoh fenomena tindakan ekonomi masyarakat seperti ini, jelas tidak
mungkin hanya mengandalkan ilmu ekonomi saja untuk menjelaskannya, sebab harus
memperhatikan aspe-aspek sosiologis juga.

Contoh lain misalnya, Indonesia sedang mengalami krisis pangan akibat melonjaknya
harga sejumlah komoditas. Sebutlah kenaikan harga cabai, krisis energi, atau berkurangnya
pasokan beras akibat musibah yang menimpa areal pertanian. Terganggunya kegiatan ekonomi
secara otomatis merembes pada kehidupan sosial seperti meningkatnya angka kemiskinan,
karena penurunan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok. Penurunan daya beli pada
gilirannya diikuti oleh peningkatan kerawanan sosial. Kriminalitas sering kali terjadi karena
semakin kecilnya akses terhadap pekerjaan, sehingga orang melakukan pencurian hanya untuk
memenuhi kebutuhan pokok saja (Chalid, 2019). Untuk memahami dan membuat prediksi
suatu aspek kehidupan sosial seperti ini, tentu saja kita tidak dapat hanya mengandalkan
sosiologi saja namun juga harus memperhatikan berbagai faktor ekonomi. Contoh berbagai
fenomena tindakan ekonomi masyarakat ini, jelas tidak mungkin hanya mengandalkan ilmu
ekonomi atau sosiologi saja, sebab fenomena seperti ini baru bisa dipahami jika dikaji dengan
pendekatan yang saling melengkapi yaitu sosiologi ekonomi.

Manfaat lainnya adalah untuk membongkar praktikpraktik kegiatan ekonomi yang


eksploitatif, menindas, dan menghegemoni, baik dalam kegiatan produksi maupun konsumsi.
Pada kajian sosiologi ekonomi klasik, cenderung membongkar praktek-praktek penindasan
dalam kegiatan produksi (borjuis menindas proletar). Sementara dalam kajian sosiologi
ekonomi modern-postmodern cenderung mengkaji praktik-praktik eksploitasi dalam kegiatan
konsumsi (kapitalis mengeksploitasi konsumen). Dengan dibongkarnya praktik-praktik
eksploitasi ini, harapannya dapat menyadarkan pihak yang diekploitasi sehingga tidak berlarut-

7
larut terjebak dalam hegemoni kapitalis sehingga mampu lebih bijak dalam melakukan
kegiatan ekonomi, lebih jauh lagi mampu melakukan perubahan untuk melawan ketidakadilan
dibidang ekonomi.

E. Sejarah Sosiologi Ekonomi

Sejarah Sosiologi Ekonomi Awal mula kelahiran sosiologi ekonomi bisa dikatakan berasal
dari tulisan-tulisan karya Karl Marx yang mengkritisi sistem ekonomi yang berlaku di
zamannya. Namun demikian sebelum membahas lebih jauh mengenai pemikiran Karl Marx,
kita perlu membahas kondisi yang menyebabkan (melatarbelakangi) seorang Karl Marx bisa
menulis karya yang begitu fenomenal khususnya yang berjudul Das Kapital (1867). Pemikiran
Karl Marx berawal dari kritik terhadap sistem ekonomi yang diusulkan oleh Adam Smith yaitu
Commercial Society. Adam Smith menuliskan pemikirannya tersebut dalam bukunya berjudul
The Wealth of Nations (1776).

Dalam tulisannya, Adam Smith mengkritisi sistem monarki dan feodalisme yang
dianggap sangat tidak adil dan merugikan masyarakat. Ia menghendaki adanya kebebasan
individu di mana semua orang berhak berdagang bebas, berhak mendapatkan peradilan yang
tidak memihak, serta berhak atas hak milik pribadi. Hak-hak tersebut dijamin tidak dapat
dirampas oleh pemerintah maupun pihak lain. Di sini poin pengting dari pemikiran Adam
Smith adalah kebebasan pasar. Dalam pasar bebas, pemerintah seharusnya tidak campur
tangan dalam mekanisme pasar. Adam Smit berkeyakinan akan ada yang namanya invisible
hand yang dapat bekerja secara alami mengatur kebebasan pasar. Di sini Smith memiliki cita-
cita bahwa setiap individu memiliki kebebasan penuh dalam mengelola dan melakukan
kegiatan yang memberikan keuntungan bagi dirinya. Lebih lanjut, Smith berkeyakinan bahwa
ketika seseorang mengejar kepentingannya sendiri dalam sebuah nilai keadilan, maka itu
berarti orang tersebut juga telah mempromosikan kebaikan yang ada pada masyarakat.

Smith sangat yakin bahwa persaingan dalam pasar bebas akan memberikan kemakmuran
bagi semua orang. Pemikiran Adam Smith yang ditulis dalam buku The Wealth of Nations
tersebut, telah memberikan sumbangsing yang sangat besar bagi perubahan pasar, kondisi ini
didukung pula oleh jatuhnya monarkisme dan feodalisme serta terjadinya berbagai macam
revolusi pada saat itu. Akibatnya orang-orang mulai bergerak ke arah pasar bebas dan mereka
mulai punya kebebasan untuk menentukan keuntungan pasar dan kesejahteraan masing-
masing. Namun demikian setelah pasar bebas berkembang pesat, kanyataan indah yang dicita-
citakan oleh Adam Smith tidak sepenuhnya terwujud. Pasar persaingan bebas ternyata

8
menimbulkan kelas-kelas sosial, melebarnya kesenjangan sosial, dan berbagai masalah sosial-
ekonomi baru. Fenomena ini menjadikan Karl Marx mulai mengkritisi sistem ekonomi pasar
bebas melalui karyanya yang berjudul Das Kapital (1867) sebagai titik awal lahirnya sosiologi
ekonomi. Menurut Marx pasar persaingan bebas telah menguntungkan kelas sosial tertentu,
yaitu kelas pemilik modal atau pemilik alat-alat produksi yang disebut dengan kelas borjuis.
Sistem pasar bebas membuat kelas borjuis menjadi semakin kaya sementara itu kelas pekerja
(proletar) menjadi semakin dieksplotasi dan dirugikan.

F. Peletak Fondasi Sosiologi Ekonomi


Berikut ini pembahasan tentang tokoh-tokoh yang berjasa dalam meletakkan fondasi
nsosiologi ekonomi', sehingga menjadi rujukan oleh pembaharu dalam pemikiran sosiologi
ekonomi pada masa berikutnya.
 Karl Max

Karl Max (1818-1883) tentang The Economic and Philosophicial Manuscript of 1884
(1884]{964) menarik banyak perhatian para ahli ilmu – ilmu sosial , khususnya yang berjudul
The Power of Money in Bourgeous Society dan Estranged Labor judul yg disebut pertama
Marx mengembangkan idenya tentang nasib hubun-gan-hubungan sosial ketika segala sesuatu
menjadi komoditas, yaitu dapat dijual dan dibeli. Sedangkan yang disebut terakhir Marx,
membahas tentang tenaga kerja khususnya menekankan distorsi dari proses kerja ketika tenaga
kerja menjadi suatu ko. moditas. Marx mendiskusikan keterasingan yang dialami oleh para
pekerja dalam masyarakat yang didominasi oleh hak pilih pribadi. Keterasingan dapat
dijelaskan sebagai suatu kondisi dimana manusia didominasi oleh kekuatan yang dia ciptakan
sendiri, yang menghadirkannya sebagai sesuatu kekuasaan yang asing bagi dirinya.
Singkatnya, manusia terasing dari obyek yang dia hasilkan, dari proses-proses produksi, dari
dirinya sendiri, dan dari komunitasnya.

Dalam The Communist Manifesto ([1848) 1978) Marx dunianya secara keseluruhan
yaitu bahwa sejarah digerak. dalam masyarakat kapitalis yaitu kelas proletar dan kelas pelayan
utama bagi masyarakat tanpa kelas yang dihasilkan melalui revolusi sosial.
Dalam A Contribution to The Critique of Political Economy ([1859] 1970:20-21)
Marx menjelaskan bahwa ekonomi merupakan fondasi dari masyarakat dan diatas fondasi ini
dibangun super struktur politik dan hukum. Fondasi struk-tural dari masyarakat sering juga
disebut dengan infra-struktur, merupakan keseluruhan dari kekuatan-kckuatan produksi
(mesin, tenaga kerja, otoritas, dan pengetahuan teknis) dan kckuatan-kekuatan sosial (hak

9
milik, otoritas, dan hubungan kelas). Pada stadia tertentu dari perkembangan, kekuatan-
kekuatan produksi menjadi kontradiksi dengan hubungan-hubungan produksi, dan hasilnya
adalah krisis yang berakhir dengan suatu revolusi sosial. Sedangkan dalam Capital ([1867]
1906:13) Marx menegaskan bahwa komo-ditas diciptakan melalui tenaga kerja; kemudian
komoditas tersebut ditukarkan demi memperoleh uang; selanjutnya uang diubah menjadi
modal; serta modal menciptakan penindasan dan pertentangan kelas
 Max Weber
Max Weber (1864-1920). Dari sekian ba-nyak sumbangan Weber terhadap pengem-
bangan sosiologi ekonomi ada beberapa tulisannya yang penting dibahas disini, salah satunya
adalah The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism. Dalam tulisan terse-but Weber
menyatakan bahwa ketelitian yang khusus, perhitungan dan kerja keras dari Bisnis Barat di
dororng oleh perkembangan etika protestan yang muncul pada abad ke-16 dan digerakkan olch
doktrin ,Calvinisme yaitu doktrin tentang takdir.Pemahaman tentang takdi menuntut adanya
kepercayaan bahwa Tuhan telah memutuskan tentang keselamatan dan kecelakaan.

MenurutWeber etika kerja ketika Calvinisme yang berkombinasi dengan semangat kapitalisme
membawa masyarakat Barat kepada perkembangan masyarakat kapitalis modern. Jadi, doktrin
Calvinisme tentang takdir memberikan daya dorong psikologis bagi rasionalisasi.

Dalam Economy and Society ([1922] 1978), seperti yang telah dibahas sebelumnya,
Weber telah menetapkan garis pemisah antara ekonomi dan sosiologi ekonomi dengan
mengajukan tiga unsur:

1. Tindakan ekonomi adalah sosial;

2. Tindakan ekonomi selalu melibatkan makna;

3. Tindakan ekonomi selalu memperhatikan kekuasaan.

Disamping itu Weber juga telah berjasa dalam meletak-kan landasan metodologis bagi
sosiologi ekonomi. Dia telah mengajukan tipe ideal untuk menganalisis fenomena sosial tipe
ideal dari birokrasi, patrimonial, dan seterusnya. Selain pretatin) dalam pembahasan terhadap
fenomena sosial.

 Emile Durkheim

Emile Durkheim (1858-1917).Dibandingkan Weber,Durkheim membahas sosiologi


cko.· nomi kurang komprchensif dan sistematis. Meskipun demikian, studinya tentang The

10
Division of Labor in Society ([1893] 1984) memberikan sumbangan tersendiri pada
perkembangan pemikiran sosiologi ekonomi.

Jika para ekonom memandang pembagian kerja sebagai suatu cara untuk menciptakan
kesejahteraan, dan lebih jauh lagi, efisiensi. Bagi Durkheim, pembagian kerja mempunyai
fungsi yang lebih luas. Pembagian kerja merupakan sarana utama bagi penciptaan kohesi dan
solidaritas dalam masyara-kat modern. Tingginya tingkat pembagian kerja dan peranan yang
berbeda antar setiap orang menyebabkan orang meng-gantikan basis ikatan (penyatuan) atas
dasar kesamaan (soli-daritas mekanis) dengan dasar ketidaksamaan (solidaritas organis).
Mereka tergantung satu sama lain karena mereka mempunyai tugas yang berbeda, dan oleh
sebab itu mereka saling membutuhkan untuk kesejahteraan mereka sendiri. Dalam masyarakat
modern, hak dan kewajiban berkembang disekitar saling ketergantungan yang dihasilkan oleh
pem-bagian kerja. Hak dan kewajiban inilah, bukan pertukaran atau juga bukan struktur pasar
yang mengikat masyarakat. Dalam masyarakat modern, saling ketergantungan dire-fleksikan
pada moralitas dan mentalitas kemanusiaan serta dalam kenyataan solidaritas organis itu
sendiri.Masyarakat yang berlandaskan solidaritas organis; menjunjung tinggi nilai-nilai
kesamaan,kebebasan, dan hukum. Kontrak dalam masyarakat seperti ini menjadi lebih penting.

Menurut Parsons dan Smelser,ckonomi merupakan salah satu dari beberpa subsistem
juga sering disebut sistem sosial). Apa subsistem itu?

(a) Pola pemeliharaan latendan sistem manajemen sistem nilai dan integritas dari nilai -nilai
yang ada dan memberika jalan kcluar bagi ketegangan yang munculdalam hubungan
keselarasan diantara mereka.Institusi khusus yan berfungsi sebagai pemeliharaan laten adalah
agama ilmu pengetahuan, keluarga dan pendidikan.

(b) Pencapaian tujuan (G). Fungsi ini merujuk pada can dimana masyarakat menciptakan tujuan
khusus yang dilegitimasi oleh nilai-nilai yang dominan dan meng. gerakkan penduduk untuk
mencapai tujuan tersebut. Subsistem ini diidentifikasi sebagai society's polity (poli. tik
masyarakat), yang dibentuk sebagian besar tetapi tidak secara eksklusif oleh lembaga
pemerintahan.

(c) Adaptasi (A). Tujuan-tujuan yang melembaga dan sah misalnya,produktivitas ekonomi,
peperangan tidak direalisasikan secara otomatis, dan masyarakat harus mengeluarkan sejumlah
energi untuk mencapainya -cadangan dari sarana-sarana masyarakat. Fungsi adaptasi
terstruktur dalam ekonomi.

11
(d) Integrasi (I). Agar tidak terjadi pertentangan di antara individu-individu,kelompok-
kelompok, atau subsistem keseimbangan dalam sistem secara keseluruhan. Fungsi integrasi ini
dipenuhi oleh sistem hukum. Sementara itu sumbangan lain yang diberikan olch Smelser
terhadap perkembangan sosiologi ckonomi adalah karyanya tentang The Soiology of Economic
Life (1963). Dan buku yang diedit bersama Martinelli Economic and Society:Overview in
Economic Sociology (1990).

G. Sosiologi Ekonomi Masa Kini

Perkembangan sosiologi ekonomi masa kini tidak terlcpas dari debat lama antara
sosiolog dan ekonom tentang pendeka-tan terhadap masyarakat dan ekonomi. Debat tersebut
berlang-sung sepanjang dekade 1950-an, 1960-an, dan 1970-an yang ditandai dengan perluasan
model-model ekonomi terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan ilmu politik,
sejarah, hukum, dan demografi. Sekitar pertengahan 1970-an istilah “imperialisme ekonomi”
dikenakan pada ekonom dan sosiolog yang melakukan perluasan dan penggunaan model-
model ekonomi pada analisis sosial dan masalah sosial.

Konsekuensi logis dari perkembangan ini adalah mun-culnya pembagian kerja baru
antara sosiologi dan ekonomi. Yang pada akhirnya memberi dampak terhadap perkembang-an
pemikiran yang muncul pada saat ini dalam memahami hubungan antara ekonomi dan
masyarakat. Adapun aliran pemikiran tersebut adalah sebagai berikut:

1) Sosiologi Pilihan Rasional

Aliran pemikiran ini dimotori oleh ekonom seperti Hirschman yang menulis tentang Exit,
Voice, and Loyalty: Responses to Decline in Firm, Organizations, and State (1970); Arrow
tentang The Limit of Organizations; Becker tentang The Economics of Discrimination
(1957)dan Downs tentang; An Economic Theory of Democracy (1957).

Ide dasar dari aliran ini adalah memasukkan konsepsi pilihan rasional dan individualisme
metodologis ke dalam sosiologi. Aliran ini memperoleh momentum ketika Gary Human
Behavior (1976).Adapun sosiolog yang mengikuti aliran ini adalah James Coleman yang
menulis tentang tentang Principles of Group Solidarity (1987).

2) Sosio-Ekonomi

Teoritisi sosio-ekonomi memperingatkan bahwa pen. dekatan ekonomi neo-klasik tidak cukup
untuk memecahkan masalah ekonomi. Oleh karena itu, perlu menggunakan perspektifyang

12
lebih luas, yang mencakup penggunaaan so-siologi,psikologi, ilmu politik, dan ilmu social
lainnya. Aliran pemikiran ini digerakkan oleh Amitai Etzioni dengan menulis The Moral
Dimension :Towards a New Economics (1988) dan bersama Lawrence menulis tentang Socio-
Economics: Towards a New Syntesis (1991).

3) PSA-Ekonomi

Ide dasarnya adalah dengan penggunaan penemuan-penemuan dari psikologi, sosiologi, dan
antropologi secara langsung kedalam model-model ekonomi, maka banyak masalah yang
selama ini membingungkan para ekonom mungkin dapat dipecahkan. Corong dari aliran
pemikiran ini adalah George Akerlof, terutama disuarakannya lewat An Economic Theorist's
Book of Tales: Essay that Entertain the Consequenses of New Assumptions in Economic
Theory (1984).

4) Biaya Transaksi Ekonomi

Aliran pemikiran ini muncul ketika Oliver Williamson mempublikasikan karya-karyanya


terutama tentang Market and Hierarchies (1975). Ide dasarnya adalah bahwa ma salah-masalah
yang terjadi pada titik simpul antara ckonomi, hukum, dan organisasi dapnt dipecahkan, dengan
asumsi bahwa institusi-institusi tersebut cendrung kepada kondisi. kondisi yang secara efisien
mengurangi biaya transaksi.
5) Sosiologi Ekonomi Baru

Kubu aliran ini pertama kali dibangun olch Harisson White di Universitas Harvard, kemudian
diteruskan dan dikembangkan oleh murid-muridnya seperti Robert Ecles, Wayne Baker,
Michael Schwartz, dan terutama Mark Granovetter. Kubu ini diperkuat oleh Viviana Zelizer,
Susan Shapiro, Richard Swedberg, Robert Holton, dan Paul Dimaggio. Ide dasar aliran
pemikiran ini dapat dirujuk kepada tiga proposisi utama yang diajukan oleh Swedberg dan
Granovetter (1992:6-9):

1. Tindakan ekonomi adalah suatu bentuk dari tindakan · sosial,

2. Tindakan Ekonomi disituasikan secara sosial,

3. Institusi-institusi ekonomi dikonstruksi secara sosial.

Ketiga proposisi tersebut berakar dari pemikiran Weber yang dikembangkan secara lebih luas
dan tajam oleh Swedberg dan Granovetter.

13
Memahami tindakan ekonomi sebagai bentuk dari tindak-an sosial dapat dirujuk kepada
konsep tindakan sosial yang diajukan oleh Weber (1964:112), tindakan ekonomi dapat
dipandang sebagai suatu tindakan sosial sejauh tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku
orang lain. Memberi perhatian ini dilakukan secara sosial dalam berbagai cara, misalnya
memperhatikan orang lain, berbicara dengan me-reka, berpikir tentang mereka, dan memberi
senyum kepada mereka.

Lebih jauh Weber menjelaskan bahwa aktor selalu mengarahkan tindakannya kepada
prilaku orang lain melalui makna-makna yang terstruktur. Ini berarti bahwa aktordan norma-
norma yang dimiliki dalam sistem hubungan sosial yang sedang berlangsung. pun
kontemporer dari disiplin sosiologi dan ekonomi telah garis kontinum, dengan tindakan sosial
sebagai pendulum adalah tindakan manusia-pun kontemporer dari disiplin sosiologi dan
ekonomi telah garis kontinum, dengan tindakan sosial sebagai pendulum adalah tindakan
manusia yang lebih tersosialisasi dalam prilaku ekonomi. Keadaan ini diperlihatkan dengan
aktor yang mempunyai sensitivitas tinggi terhadap pendapat orang lain. Ini disebabkan
ketaatannya terhadap aturan dari sistem nilai dan norma yang berkembang secara
konsensus,yang diinternalisasi melalui sosialisasi. Singkatnya, aktor selalu mengarahkan
tindakannya menurut aturan dari nilai dan norma yang diinternalisasi.

Kutub lain dari kontinum adalah aktor yang teratomisasi atau aktor ekonomi yang
kurang tersosialisasi. Dari penjelas-an Granovetter,aktor bertindak berdasarkan kepatuhannya
terhadap pilihan rasional atau perolehan murni. Pendekatan ini berakar dari ekonomi (neo)
klasik yang tidak berusaha untuk memasukkan hubungan sosial dan struktur sosial kedalam
analisis. Hubungan sosial dalam prilaku rasional dianggap sebagai penghalang rekaan yang
menghambat prilaku rasional dan bekerjanya mekanisme pasar.

Granovetter tidak setuju secara keseluruhan dengan dua model tersebut. Sebagai penggantinya
dia mengajukan bahwa tindakan aktor lebih melekat ke dalam hubungan sosial konkrit yang
sedang berlangsung. Ini berarti bahwa aktor mendefinisikan situasi sosialnya terlebih
dahulu,se-belum menanggapi orang lain. Dari pandangan ini berarti bahwa Granovetter setuju
dengan Weber ([1922] 1970). Bagi Weber, tindakan ekonomi tidak dipandang sebagai
fenomena stimulus-respon yang sederhana,tetapi lebih kepada hasil dari suatu proses yang
dilakukan olch individu dalam proses hubungan sosial yang sedang belangsung. Dengan kata
lain, tindakan ekonomi disituaikan secara sosial dan melekat dalam jaringan hubungan sosial
personal yang sedang berlangsung dari para aktor.

14
Pemahaman tentang institusi ekonomi sebagai konstruk-si sosial dapat dilakukan
melalui tulisan Berger dan Luckman (1966) The Social Construction of Reality: Treatise in the
Sociology of Knowladge.Menurut Berger dan Luckman in-stitusi ckonomi bukan suatu jenis
dari sepcrangkat realitas cksternal yang kelihatan. Namun merupakan hasil dari kreasi sosial
yang terjadi secara perlahan; cara melakukan sesuatu yang "mengeras" dan “mengental" dan
akhirnya menjadi kiat melakukan sesuatu. Apabila suatu institusi muncul dalam
kcberadaannya, orang mengarahkan tindakannya kepada seperangkat aktivitas yang dikenakan
hukuman oleh aktor sosial lainnya, memperlakukannya sebagai sesuatu yang keberadaannya
diluar dari waktu dan tidak dapat menjadi sebaliknya

15
PENUTUP

Kesimpulan

Sosiologi ekonomi umumnya menegaskan bahwa negara dan ekonomi ada dalam
hubungan simbiosis: negara bergantung pada ekonomi untuk pendapatan, dan ekonomi
bergantung pada negara untuk aturan hukum. Ini bertentangan dengan banyak literatur
ekonomi tentang pasar dalam ilmu ekonomi, yang cenderung menggambarkan pasar dan
negara sebagai sesuatu yang bertentangan satu sama lain. Hubungan simbiosis antara ekonomi,
negara, dan masyarakat sipil adalah apa yang dimaksud sosiolog ekonomi ketika mereka
mengatakan bahwa ekonomi tertanam dalam struktur sosial dan politik.

Sosiologi ekonomi masa kini tidak terlcpas dari debat lama antara sosiolog dan ekonom
tentang pendeka-tan terhadap masyarakat dan ekonomi. Konsekuensi logis dari perkembangan
ini adalah mun-culnya pembagian kerja baru antara sosiologi dan ekonomi. Yang pada akhirnya
memberi dampak terhadap perkembang-an pemikiran yang muncul pada saat ini dalam
memahami hubungan antara ekonomi dan masyarakat.

Dalam masyarakat modern, saling ketergantungan dire-fleksikan pada moralitas dan


mentalitas kemanusiaan serta dalam kenyataan solidaritas organis itu sendiri.Masyarakat yang
berlandaskan solidaritas organis; menjunjung tinggi nilai-nilai kesamaan,kebebasan, dan
hukum. Kontrak dalam masyarakat seperti ini menjadi lebih penting.

16
DAFTAR PUSTAKA

Chalid, P. (2019). Sosiologi Ekonomi. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Damsar, & Indrayani. (2016). Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Prenadamedia Group.

Dauter, L. G. (2016, November 24). Economic Sociology. Diambil kembali dari Encyclopedia
Britannica: https://www.britannica.com/topic/economic-sociology

Dupont, B. (2017). The History of Economic Ideas: Economic Thought in Contemporary


Context. New York: Routledge.

Giddens, A. (2021). Sociology. Cambridge: Polity.

Habib, M. A. (2021). Kajian Teoritis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif. Ar


Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative
Economy, I(2), 106-134. doi:https://doi.org/10.21274/arrehla.v1i2.4778

Hayes, A. (2020, Desember 29). Guide to Economics. Diambil kembali dari Investopedia:
https://www.investopedia.com/terms/e/economics.asp

Marx, K. (2009). Das Kapital. United Kingdom: Infinite Ideas Limited.

Smith, A. (2000). The Wealth of Nations. New York: Random House, Inc.

Suyanto, B. (2014). Sosiologi Ekonomi: Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat Post-
Modernisme. Jakarta: Prenadamedia Group.

Zenius. (2014). Definisi Sosiologi. Diambil kembali dari Youtube: Zenius:


https://www.youtube.com/watch?v=jraiLgnpT8Y

17

Anda mungkin juga menyukai