Anda di halaman 1dari 46

SOAL CBT BATCH 39

1. Pasien dengan akut promielositik leukemia yang sedang menjalani kemoterapi dengan
DIC dan Hb 7 mg/dL membutuhkan transfusi. Satu unit sel darah merah diambil dari
tempat penyimpana dan seharusnya digunakan untuk transfusi:
a. Dalam kurun waktu 30 menit setelah diambil dari tempat penyimpanan
b. Dalam kurun waktu 2 jam atau ketika darah tersebut sudah dalam suhu ruangan
c. setelah dihangatkan sampai 37°C
d. dalam kurun waktu 1 jam setelah dikeluarkan ari tempat penyimpanan
e. Langsung berikan

2. Wanita usia 29 tahun dengan kadar Hb 7,8 mg/dl dengan hitung retikulosit 0,8%. Pada
morfologi darah tepi didapati gambaran anemia mikrositik hipokrom. Hb A2 2,4% dan
Hb F 1,3 %. SI 15 mgm/dl dan TIBC 420 mgm/dl. Diagnosis pada pasien ini adalah
a. anemia defisiensi besi
b. β thalassemia minor
c. Anemia sideroblastik
d. Anemia of chronic inflammation
e. Anemia oleh karena inflamasi kronik

3. Wanita usia 30 tahun dengan riwayat demam yang tidak terlalu tinggi, keringat malam,
dan lemas yang telah dialami sejak 2 bulan ini. Pada pemeriksaan fisik terdapat
limfadenopati servikal dan supraklavikular. Dilakukan biopsi, pada pemeriksaan
mikroskopik pada CD 15+ dan CD 30+ sel Reed-Sternberg disertai limfosit besar dan
kecil dan jaringan fibrosis. Apa diagnosis pada pasien ini?
a. Limfoma Burkitt
b. Hodgkin lymphoma
c. Limfadenitis TB
d. Mycosis fungoides
e. Multiple myeloma

1
4. Laki-laki usia 30 tahun mengeluhkan batuk produktif yang makin memberat dalam satu
bulan ini. Pada pemeriksaan fisik, teraba benjolan kecil lunak di kelenjar limfa di aksila,
dan kelenjar limfa teraba pembesaran. Pada pemeriksaan laboratorium dijumpai Hb 10.2
g/dL, Ht 31.1%, MCV 90 fL, Leukosit 67,000/mikroliter, dan trombosit 36,000/mm.
Pada pemeriksaan mikroskopik morfologi darah tepi menunjukkan banyak sel blast
dengan Auer Rods. Diagnosis apa yang paling memungkinkan dari pasien ini?
a. Reaksi Leukemoid
b. AML
c. CLL
d. Lymphoblastic leukemia
e. CML

5. Seorang pria usia 60 tahun yang sudah didiagnosa dengan non hodgkin limfoma datang
ke IGD rumah sakit dengan keluhan demam, riwayat kemoterapi sudah dijalani ± 5
minggu yang lalu (siklus I). Pada pemeriksaan vital sign temperatur oral 38,5 oC, dan pada
pemeriksaan fisik dijumpai anemia, benjolan pada leher sebelah kanan dengan diameter ±
5 cm, immobile, nyeri (-), lainnya dalam batas normal. Hasil laboratorium yang ada: Hb:
8 mg/dl, WBC: 1000/mm3, trombosit: 100.000/mm3. Apa kemungkinan yang terjadi pada
pasien ini?
a. Reaksi dari obat kemoterapi
b. Kemoterapi tidak respon
c. Febril netropenia
d. Metastase
e. Dehidrasi

6. Seorang wanita, 28 tahun datang dengan demam disertai menggigil dan pucat setelah
pulang dari liburan di pantai. Pada pemeriksaan fisik terdapat mata kuning dan
splenomegali. Pemeriksaan darah tepi didapat : Hb 8 gr%, lekosit 10.000/mm3, trombosit
125.000/mm3 dan dijumpai riwayat bepergian ketempat endemic malaria. Diagnosa
penderita pada kasus diatas kemungkinan adalah Pemeriksaan laboratorium untuk
mendukung diagnosa penderita pada kasus diatas :

2
a. Red cell Distribution Width (RDW)
b. Hitung Retikulosit
c. Masa perdarahan
d. Hitung jenis sel lekosit (Diftel)
e. Hematokrit

7. Laki-laki 70 tahun datang dengan keluhan fatigue dan sesak napas. Pasien tidak sedang
mengkonsi obat-obatan. Hasil labolatorium menunjukkan leukosit 4500/mm 3 Hb 5,3
mg/dl, MCV 116 fl, reticulocyte count 20 × 10 9/l ( N : 50–100) dan trombosit
51.000/mm3 . morfologi darah tepi anisocytosis dan poikilocytosis dengan macrositik,
oval macrocytes, teardrop poikilocytes, red cell fragments, occasional keratocytes dan
neutrofil hipersegmen. Creatinine is 105 μmol/l ( N: 60–125).penyebab abnormalitas
tersebut yang paling mungkin adalah :
a. Atypical haemolytic uraemic syndrome (aHUS)
b. Defisiensi asam folat
c. Myelodysplastic syndrome
d. Thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP)
e. Defisiensi Vitamin B12

8. Wanita 61 tahun didiagnosa dengan diffuselarge B-cell lymphoma stadium IV 1 tahun


inu. Saat ini dia mendapat 6 siklus rituximab-cyclophosphamide, doxorubicin,vincristine,
and prednisone (R-CHOP) dan tidak respon. Dan dilanjutkan dengan 2 siklus rituximab-
ifosfamide, carboplatin, and etoposide (R-ICE) dengan hasil partial respond an pasien
melanjutkan dengan autologous stem cell transplant (ASCT). Saat ini pasien mengalami
limfadenopati axial bilateral dengan hasil biopsi relaps limfoma. Pemeriksaan ICH
CD45+, CD20+. Mutasi yang mengakibatkan buruknya respon terapi pada pasien adalah;
a. histone lysine-N-methyltransferase 2 (EZH2)
b. myc
c. bcl3
d. p16
e. p15-34

3
9. wanita 26 tahun didiagnosa dengan chronic myeloid leukemia (CML). Leukosit
170,000/mm3 (65% neutrofil, 5% mielosit, 4%metamielosit, 12% basofil, 17%
limfosit,5% eosinofil, dan 2% blast), Hb 11.7 mg/dL, trombosit 140,000/mm 3. BMP
menunjukkan 6% blast. Adapun pengobatan pilihan adalah ;
a. High-dose interferon
b. Tyrosine kinase inhibitor (TKI) sapai major molecular response kemudian
allogeneic stem cell transplantation
c. TKI saja
d. Cytarabine-based kemoterapi ditambah TKI
e. Observasi saja

10. Wanita usia 40 tahun dengan keadaan apatis dan demam selama satu minggu ini. Pada
pemeriksaan fisik dijumpai T 38,2°C, HR 100x/I, RR 22x/I, dan Tekanan Darah 100/60
mmhg. Pada pasien juga di jumpai ptekie di kulit dan permukaan mukosa. Pada
pemeriksaan laboratorium menunjukkan ureum 52 mg/dl dengan kreatinin 5,3 mg/dl. Hb
12,2 g/dL, hematokrit 36,8%, MCV 93 fL, Trombosit 19,000/mikroliter, dan leukosit
8180/mikroliter. Schistocytes dijumpai pada pemeriksaan darah tepi. PT, Aptt, dan D-
dimer tidak meningkat. Diagnosa apa yang paling memungkinkan pada pasien ini?
a. Disseminated intravascular coagulopathy
b. Idiopathic thrombocytopenic purpura
c. Thrombotic thrombocytopenic purpura
d. Trousseau syndrome
e. Warm autoimmune hemolytic anemia

11. Berikut ini urutan yang benar dari aksis sistem hipotalamus-hipofisis-kalenjar tiroid
adalahh:
a. TSH – TRH – T3&T4
b. TRH – TSH – T3&T4
c. CRH - TSH – TRH
d. ACTH – TSH – T3&T4

4
e. GnRH – TRH – T3&T4

12. Yang merupakan kontra indikasi dari pengobatan iodium radioaktif pada penyakit
hipertiroid adalah :
a. Hipertiorid graves
b. Struma nodosa toksik
c. Struma multinodosa toksik
d. Rekurensi setelah tiriodektomi subtotal
e. Oftalmopati aktif dan wanita hamil

13. Seorang wanita berumur 37 tahun datang ke dokter spesialis penyakit dalam mengeluh
dalam 3 bulan terakhir sering merasa cepat lelah. Ia juga mengeluh berat badannya
bertambah 4 kg dan sering mengalami susah buang air besar sehingga ia sering
mengkonsumsi obat pencahar. Hasil pemeriksaan laboratorium dengan TSH: 24 mIU/ml
(N: 0.2–6.0 mIU/L) dan FT4 8,2 pmol/L (N: 0.2–6.0 mIU/L). Dia bertanya mengapa dia
mengalami hipotirodisme. Manakah dari pemeriksaan berikut yang mungkin dapat
mengetahui etiologi hipotiroid pada wanita ini?
a. Pemeriksaan kadar T3
b. Thyroid Peroxidase Antibodies (TPOAb)
c. Pemeriksaan Radioactive iodine uptake (RAIU)
d. Pemeriksaan kadar tiroglobulin serum (Tg)
e. USG tiroid

14. Seorang perempuan berusia 61 tahun kontrol berobat ke poliklinik IPD. Pasien dengan
riwayat diabetes melitus sejak 8 tahun yang lalu dengan terapi diet diabetes melitus 1500
kkal dan metformin 2 x 850mg, kaptopril 2x25 mg, klopidogrel 1x75 mg, simvastatin
1x20 mg, dan bisoprolol 1x2,5 mg. Enam bulan yang lalu, pasien dirawat di ICCU karena
serangan jantung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan sedang, TD 140/90
mmHg; glukosa darah puasa 250 mg/dL dan 2 jam post prandial 291 mg/dL, dengan
kadar HbA1c 10,3 %; kreatinin serum 1,3 mg/dL. Pilihan terapi terbaik sebagai
kombinasi untuk pasien ini adalah :

5
a. Tambah insulin basal
b. Hentikan metformin, tambah saxagliptin
c. Hentikan metformin, ganti pioglitazone
d. Naikkan dosis metformin
e. Tambah glikuidon

15. Seorang pasien laki-laki usia 44 tahun terdiagnosis DM sejak 2 tahun yang lalu dengan
riwayat minum metformin tidak teratur. Pasien kali ini datang ke poliklinik dengan
keluhan badan semakin kurus dengan penurunan BB lebih dari 10 kg dalam 3 bulan
terakhir, pasien frekuensi BAK meningkat. Hasil HbA1c 11,3%. Terapi yang paling tepat
untuk pasien adalah :
a. Metformin + pioglitazone + SU
b. Metformin + SU + insulin basal
c. Metformin + insulin basal + insulin prandial
d. Metformin + acarbose + SU
e. Metformin + insulin basal + pioglitazone

16. Pasien laki-laki, usia 55 tahun, baru datang ke poliklinik dengan diagnosis diabetes tipe 2
(DMT2) dari hasil laboratorium koleterol total 215 mg/dl (N<200 mg/dl), kolesterol HDL
40 mg/dl(N>60 mg/dL), trigliserida 255 mg/dl (N<150 mg/dL) dan kolesterol LDL 166
mg/dL (N<150 mg/dL). Pilihan obat dislipidemia yang tepat pada pasien adalah:
a. Artovastatin
b. Fluvastatin
c. Gemfibrozil
d. Pravastatin
e. Simvastatin

17. Seorang wanita berusia 32 tahun saat ini sedang hamil trimester pertama datang
berkunjung ke Dokter. Pasien tidak memiliki riwayat diabetes mellitus sebelumnya, tetapi
di keluarga, ibu pasien memiliki diabetes melitus. Pada saat datang pasien membawa
hasil pemeriksaan laboratorium setelah beban glukosa 75 g, yang menunjukkan GDP 140

6
mg/dl dan GD2PP 226 mg/dl. Berikut ini yang dapat direkomendasikan pada pasien
tersebut adalah:
a. Pengaturan diet dan olahraga yang tidak memicu kontraksi uterus
b. Pengaturan diet selama 3 bulan sebelum pemberian obat-obatan OAD
c. Pengaturan diet dan pemberian insulin
d. Pengaturan diet dan pemberian kombinasi OAD dan insulin
e. Bukan salah satu diatas

18. Seorang wanita usia 28 tahun datang dengan keluhan lemas dan mudah lelah. Pasien juga
sering merasakan pusing, nafsu makan berkurang, mual, muntah dan sulit BAB. Pasien
mengalami penurunan berat badan sebanyak 5 kg dalam 2 bulan terakhir. Pasien pernah
didiagnosis terkena penyakit autoimun, diberikan steroid, tetapi 2 bulan terakhir pasien
menghentikan sendiri pengobatannya. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital TD
90/70 mmHg, ND 92 x/menit, RR 16 x/menit, Suhu 37,6 oC. Terdapat hiperpigmentasi di
wajah, lengan, siku, lipatan kulit telapak tangan dan lutut. Pemeriksaan fisik lain dalam
batas normal. Dari pemeriksaan laboratorium GD sewatu 110 mg/dL, Na 129 meq/L, K
5.6 meq/L, Cl 100 meq/L. Diagnosis pasien ini:
a. Krisis adrenal
b. Addison disease
c. Sindrom Cushing
d. Adenoma hipofisis
e. C-17 Hydroksilase defisiensi

19. Tes atau uji laboratoium yang tepat untuk pemeriksaan terhadap kecurigaan
hipopituitarisme adalah
a. Tes stimulasi glukagon
b. Tes supresi dexametason dosis rendah
c. Tes autoimun endokrin
d. Tes toleransi glukosa
e. Pemeriksaan TSH

7
20. Yang BUKAN berhubungan dengan peningkatan aktivitas renin plasma adalah:
a. Penyakit addison
b. Payah jantung
c. Pengobatan dengan sipronolakton
d. Conn’s sindrom
e. Pengobatan dengan ACE inhibitor

21. Seorang perempuan, 45 tahun datang ke IGD RSUP HAM dengan overdosis diazepam
dan alkohol. Saat ini pasien coma, temperatur 34,5 °C, TD 100/80 mmHg, creatinine
2,42, AST 500, ɤGT 35 IU. Pada pemeriksaan dipstik urine ditemukan Darah +3 tetapi
urinalisis normal. USG abdomen normal. Diagnosis yang paling mungkin adalah:
a. Hipotermia
b. Rhabdomiolisis
c. Dehidrasi
d. Overdosis parasetamol
e. Gagal hati akut

22. Perubahan pertama sekali pada nefropati diabetik adalah hiperperfusi glomerulus,
sementara tanda klinis awal adalah mikroalbuminuria. Mikroalbuminuria dapat
didefinisikan sebagai kehilangan protein pada urine sebanyak:
a. <30 mg/ hari
b. 30-300 mg/ hari
c. 300-3000 mg/ hari
d. >3 gram/ hari
e. >3,5 gram/ hari

23. Istilah end-stage renal disease (ESRD) dapat digunakan pada pasien dengan penurunan
GFR hingga sejumlah:
a. 50% dari normal
b. 10-25% dari normal
c. 25% dari normal

8
d. 10-15% dari normal
e. 5-10% dari normal

24. Pasien perempuan, 50 tahun dirujuk untuk hemodialisis ke RSUP HAM. Saat dilakukan
pemeriksaan elektrolit ternyata Kalium 7,5 mEq/L namun pemeriksaan EKG tidak
dijumpai kelainan. Tatalaksana yang paling tepat menurunkan kalium pada pasien
tersebut adalah:
a. Kayexalate enema
b. IV calcium gluconate
c. Infus Insulin + Glukosa
d. IV NaHCO3
e. IV Furosemide

25. Pemeriksaan paling sensitif untuk deteksi nefropati diabetik pada stadium awal adalah:
a. Mikroalbuminuria
b. Creatinine Clearance Test
c. Ultrasonografi
d. Kadar Serum Kreatinin
e. CT Scan Abdomen

26. Pria, 40 tahun dengan riwayat transplantasi ginjal dikarenakan ESRD. Dua bulan setelah
transplantasi, pasien mengalami demam dan sugestif menderita pneumonia insterstisial
difus bilateral. Etiologi yang paling mungkin adalah:
a. Herpes Simplex Virus
b. Cytomegalovirus
c. Epstein-Barr Virus
d. Legionella
e. HIV

9
27. Seorang pasien datang dengan oliguria. Dari pemeriksaan didapat Osmolalitas urine: 720
mOsm/kg, Sodium urine 10 mmol/L, BUN : Creatinine = 20 : 1. Diagnosis yang paling
mungkin adalah:
a. Prerenal Acute Renal Failure
b. Acute Tubular Necrosis
c. Acute Cortical Necrosis
d. Urinary Tract Obstruction
e. Postrenal Acute Renal Failure

28. Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan ukuran ginjal yang normal atau membesar
merupakan tanda penyakit:
a. Benign Nephrosclerosis
b. Chronic Glomerulonephritis
c. Chronic Insterstitial Nephritis
d. Acute Tubular Necrosis
e. Primary Amyloidosis

29. Pasien pria, 30 tahun datang ke IGD RSUP HAM dengan keluhan batuk darah dan
demam sejak 15 hari. Beberapa hari ini pasien juga tiba-tiba mengalami hematuria.
Manifestasi perdarahan lain tidak dijumpai. Penyebab paling mungkin adalah:
a. Goodpasture syndrome
b. Ca Bronchus dengan metastasis ginjal
c. Leptospirosis
d. DIC
e. TB Paru

30. Seorang pasien wanita datang dengan riwayat infeksi saluran nafas bagian atas. Saat ini
pasien mengeluhkan BAK berdarah. Diagnosis sementara yang paling mungkin adalah:
a. Poststreptococcal glomerulonephritis
b. Henoch-Schnlein Purpura
c. Wegener’s granulomatosis

10
d. IgA Nephropathy
e. Paget’s Disease

31. Seorang wanita 39 tahun diantar oleh suaminya ke poliklinik dengan keluhan cemas.
Keluhan tersebut timbul sewaktu-waktu. Pencetusnya adalah ketika pasien merasa
beberapa pekerjaan tertunda tidak sesuai jadwal yang ia susun. Seringkali pasien
memeriksa berulang-ulang tentang kunci rumah karena takut lupa mengunci, dan selalu
mencuci tangan setiap aktivitas apapun karena khawatir belum bersih. Pasien merasa
gelisah dan cemas bila tidak melakukan pengulangan. Pada awalnya gejala pengulangan
tidak terlalu sering, tetapi akhir-akhir ini semakin memberat sehingga suami dan anaknya
mengeluh tentang kebiasaan tersebut yang dinilai berlebihan. Pasien belum pernah
mengalami gangguan seperti ini sebelumnya. Pasien telah tes darah dan banyak
pemeriksaan ke berbagai dokter namun dikatakan normal.
Apa diagnosis yang mungkin pada pasien ini ?
a. Psikotik paranoid
b. Obsesif kompulsif
c. Panik
d. Mania
e. Bipolar

32. Seorang wanita umur 24 tahun datang ke IGD dengan keluhan berdebar-debar, otot
tegang, tangan sering gemetaran, sulit berkonsenterasi dan cepat lelah. Keluhan ini sudah
dialami sejak 9 bulan yang lalu sejak pasien kuliah di fakultas hukum. Pasien mengeluh
sulit tidur pada malam hari. Oleh karena dirasakan mengganggu, pasien akhirnya
memutuskan berobat ke dokter. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya, dan
tidak ada penyakit keturunan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan dalam batas normal.
Patofisiologi dari gangguan fungsional gangguan psikosomatik pada kasus diatas adalah
adalah :
a. Gangguan keseimbangan saraf autonom vegetatif
b. Gangguan konduksi impuls melalui neurotransmitter
c. Hiperalgesia visceral

11
d. Gangguan sistem hormonal
e. Perubahan pada sistem imun

33. Seorang laki-laki 39 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dan kaku pada otot
hampir seluruh badan terutama saat baru bangun tidur. Keluhan ini memberat jika pasien
terlalu lelah, mendengar suara keras dan stres. Pasien juga mengeluhkan lelah sepanjang
hari dan susah tidur. Kelainan pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri pada kedua
daerah oksipital, servikal bawah, trapezius, supra spinatus, iga kedua, epikondilus lateral,
gluteal, trokantus mayor. Keluhan diawali dengan pasien kehilangan pekerjaan karena
perusahaan tutup. Pasien merasa tidak berharga karena menganggur dan merasa rendah
diri untuk mengikuti kegiatan klub sepakbolanya. Pemeriksaan fisik lain dalam batas
normal.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
a. Reumatoid artritis awal
b. Lupus Erimatosus Sistemik
c. Sindrom Sjogren
d. Osteoartritis Difus
e. Fibromialgia

34. Perempuan 40 tahun, pekerjaan wiraswasta datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas
dan nafas pendek. Sejak 5 bulan yang lalu pasien sering berkeringat, gelisah, lemas dan
tidak sanggup menyelesaikan pekerjaan rutin di kantor. Keluhan ini dirasakan tiba – tiba,
lamanya mencapai 1 – 2 jam. Keluhan bersifat hilang timbul dan pasien merasa nyaman
bila diluar serangan, namun dalam 2 minggu terakhir keluhan menjadi lebih sering.
Pasien mengaku sulit mengawali tidur karena gelisah memikirkan penyakitnya. Pasien
berfikir akan menderita sakit jantung sehingga cemasnya makin sering datang. Selama ini
pasien teratur minum obat anti hipertensi yang dialaminya sejak 3 tahun yang lalu. Saat
general check-up didapatkan penurunan fungsi ginjal ringan. Pasien berasal dari keluarga
“broken home”. Tatalaksana yang tepat untuk pasien ini adalah:
a. Fluoxetine dan psikoterapi
b. Diazepam dan psikoterapi

12
c. Buspiron dan psikoterapi
d. Amitriptilin dan psikoterapi
e. Alprazolam dan psikoterapi

35. Laki laki 71 tahun dikonsulkan kepada anda dengan diagnosis depresi. Pasien
direncanakan akan diterapi dengan amitriptilin. Efek samping dari psikofarmaka
amitriptilin ini yang juga menjadi perhatian pada pasien ini adalah:
a. Diare
b. Hipotensi orthostatik
c. Mual muntah
d. Kulit kering
e. Gangguan tidur

36. Seorang wanita usia 36 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas selama 2
minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien kemudian dikonsulkan oleh sejawat paru
karena adanya keluhan pasien sering merasa sedih dan akhir-akhir ini sulit tidur terutama
setelah adanya keluhan sesak nafas. Pasien memiliki anak kembar yang berusia 1 tahun.
Pasien merasa kehabisan tenaga mengurus kedua anak kembarnya dalam 6 bulan terakhir.
Riwayat batuk tidak berdahak dijumpai dalam 2 minggu ini. Riwayat batuk darah dan
riwayat keringat di malam hari disangkal. Demam tidak dijumpai. Riwayat diabetes
disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/70 mmHg, nadi 100x/mnt, rr
20x/mnt dan Temperatur 36,5℃. Pada auskultasi paru, ditemukan suara pernafasan
vesikuler menurun sampai melemah di paru kanan, tidak terdapat ronkhi dan wheezing.
Hasil pemeriksaan lab: Hb: 11,4 g%, Leukosit: 7.440/mm3, Trombosit: 236.000/mm3,
Hitung jenis: Neutrofil 70,10 %, Limfosit 19,40 %, Monosit 8,40%, Eosinofil 1,80%,
Basofil 0,3%. Glukosa darah sewaktu: 90 mg/dL. BUN: 6 mg/dL, Ureum: 13 mg/dL,
Kreatinin: 0,39 mg/dL. Na: 134 meq/L, K: 3,1 meq/L, Cl: 103 meq/L.
Diagnosis yang paling mungkin pada penderita ini adalah:
a. GAD + Efusi pleura dekstra
b. Panic disorder+ Efusi pleura dekstra
c. Depresi+ Efusi pleura dekstra

13
d. OCD+ Efusi pleura dekstra
e. Post traumatic stress disorder + Efusi pleura dekstra
37. Seorang laki-laki 23 tahun datang ke poliklinik yang dikonsulkan oleh departemen
kardiologi, dengan keluhan sesak nafas, dada terasa berat dan banyak berkeringat. Pasien
juga mengeluh lemas dan tidak bisa tidur. Sebulan yang lalu ayah temannya meninggal
karena serangan jantung. Menurut temannya, ayahnya mengalami gejala yang mirip
dengan yang dirasakannya. Pasien takut mengalami kematian karena serangan jantung.
Sejak 2 tahun yang lalu pasien kuliah di perguruan tinggi swasta yang terkenal dan
sebentar lagi harus menyelesaikan skripsi, disamping itu ada 3 mata kuliah yang belum
lulus. Selama ini kuliah yang dijalani pasien tidak sesuai dengan keinginan dari pasien.
Pasien merasa tertekan. Pasien sebenarnya jengkel kapada orang tuanya yang memaksa
dia mengambil jurusan yang bukan pilihannya. Pasien merasa tidak adil tetapi takut
mengemukakan pendapat kepada orang tuanya. Status ekonomi orang tua cukup. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/70 mmHg, nadi 100x/mnt, rr 20x/mnt dan
Temperatur 37,0℃.

Hasil pemeriksaan lab: Hb: 14,7 g%, Leukosit: 9.640/mm3, Trombosit: 357.000/mm3,
Hitung jenis: Neutrofil 68,10 %, Limfosit 21,40 %, Monosit 7,40%, Eosinofil 2,80%,
Basofil 0,3%. Glukosa darah sewaktu: 134 mg/dL. BUN: 12 mg/dL, Ureum: 26 mg/dL,
Kreatinin: 0,6 mg/dL. Na: 142 meq/L, K: 3,9 meq/L, Cl: 99 meq/L.
Hasil EKG: Sinus ritme, regular, 100x/I, normoaxis
Gel.P normal, PR int 0,12 s; Q patologis (-); QRS comp 0,08 s, ST-T changes (-),
T inverted (-), LVH (-), VES (-).
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien diatas adalah :
a. Depresi
b. Distimia
c. Panic disorder
d. Generalized anxiety disorder (GAD)
e. Depresi berat

38. Seorang perempuan, 40 tahun datang ke poliklinik yang dikonsul dari poli paru dengan
keluhan sering sesak napas. Pada anamnesa didapat pasien sudah menderita asma

14
selama15 tahun. Akhir-akhir ini keluhan asma nya sering muncul dan pasien sempat
berulang kali masuk rumah sakit sehingga sering tidak masuk kerja. Keluhan asma dirasa
memberat bila pasien sedang emosi atau kelelahan. 2 minggu ini pasien merasa sedih
akan penyakitnya yang tidak kunjung sembuh. Pasien merasa bersalah dan menganggap
penyakitnya adalah hukuman atas dosa-dosanya. Pasien juga sering merasa tidak
bertenaga, sulit tidur dan jarang keluar rumah. Pasien diketahui sedang memakai obat
inhalasi dan minum steroid sejak lama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda
vital dalam batas normal dan pada auskultasi paru tidak diketemukan ronkhi maupun
wheezing. Terapi farmakologis yang paling tepat pada pasien ini adalah:
a. Diazepam
b. Alprazolam
c. Fluoxetin
d. Klobazam
e. Buspiron

39. Seorang laki-laki 45 tahun, datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan nyeri
uluhati. Pasien juga sulit konsentrasi yang dirasakan sejak bercerai, merasa lambat dalam
menyelesaikan pekerjaanya. Pasien sering merasa sedih, menyesali masa lalunya dan
akhir akhir ini sulit tidur. Pasien juga mengeluh naik berat badan, sering berdebar-debar
dan berkeringat, hasil periksa GDS 194 mg/dL, riwayat diabetes mellitus disangkal. Berat
badan sebelumnya 56 kg dan saat ini 63 kg dalam 1 bulan. Anti depresan yang tepat
diberikan pada pasien tersebut adalah :
a. Varian polimorfik yaitu serotonin-transported-linked plymorphic region
b. Penurunan neurotransmisi serotonin atau norepinefrin
c. Hipotesis hipotalamus-hipofisis-kortisol
d. Meningkatnya sitokin proinflamasi
e. Penurunan ambilan neurotransmiter serotonin ke dalam sel presinaptik pada otak

40. Seorang remaja wanita berusia 19 tahun datang diantar ibunya ke poliklinik karena selalu
merasa lelah dan tidak bisa tidur. Setelah dianamnesa, pasien mempunyai kebiasaan
mencatat ulang buku-buku pelajarannya ke dalam buku tulis. Jika terjadi kesalahan dalam

15
proses penulisan, pasien akan mengulang mencatat buku pelajaran tersebut dari awal. Hal
ini terus diulangi pasien sampai selesai. Pasien mengeluh tidak bisa tidur sebelum habis
mencatat semua buku pelajaran itu. Prestasi sekolah pasien terus menurun sehingga
akhirnya terancam tidak naik kelas.Terapi yang paling tepat untuk kasus di atas adalah:
a. Sandepril dan psikoterapi
b. Mocoblemid dan psikoterapi
c. Amitriptillin dan psikoterapi
d. Fluoxetin dan psikoterapi
e. Mirtazapine dan psikoterapi

41. Seorang wanita usia 27 tahun datang ke UGD dengan keluhan demam naik turun dan
mengigil sejak 6 hari lalu disertai mual dan nyeri kepala. Pasien baru bepergian dari
daerah endemis malaria. Saat ini pasien hamil anak pertama dengan usia kehamilan 30
minggu. Pada pemeriksaan fisik , keadaan umum tampak sakit sedang , kesadaran
kompos mentis . TD 110/70 mmhg , denyut nadi 100 kali/menit, frekuensi nafas 22
kali /menit , dan suhu 38,3 C. Hasil pemeriksaan hapus darah tepi ditemukan plasmodium
falsiparum, dan vivax. Pilihan terapi yang paling tepat untuk kondisi di bawah ini adalah:
a. Primakuin 1x15 mg 7 hari
b. Primakuin 1x15 mg 7 hari + ACT 1 hari
c. Primakuin 1x15 mg 7 hari + ACT 3 hari
d. Primakuin 1x15 mg 3 hari
e. ACT 3 hari

42. Seorang laki laki usia 45 tahun akan bertugas selama 2 bulan ke Irian Jaya. Dia
mendengar dari teman – temannya bahwa di Irian jaya merupakan daerah endemis
malaria maka terapi yang dapat diberikan kepada laki-laki tersebut adalah :
a. Ampicilin 250 mg/hari
b. Amoxicilin 250 mg/hari
c. Doksisiklin 200 mg/hari
d. Primakuin 2x15 mg/hari
e. Doksisiklin 100 mg/hari

16
43. Pria 34 tahun datang ke IGD dibawa oleh ayahnya dengan penurunan kesadaran dan
demam yang dialami os dalam 4 hari terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual muntah
sebelumnya, 10 hari yang lalu pasien baru pulang dari tugas di Kepulauan seribu . Td :
150/90 mmhg, nadi 110x/menit, RR 28x/menit, temp: 40,7 C, kaku kuduk (+).
Pembesaran KGB leher 2 buah masing masing 1 cm . Organisme penyebab :
a. Malaria Falciparum
b. toxoplasma gondii
c. taenia
d. Malaria ovale
e. Tifoid toxic

44. Seorang laki laki usia 28 tahun datang ke dokter ingin konsultasi bahwa 2 minggu ke
depan akan melakukan perjalanan ke flores padahal disana merupakan daerah endemis
malaria falciparum dan resisten terhadap klorokuin. Kemoprofilaksis untuk pasien ini :
a. Mefloquine : 1 minggu sebelum ke flores dan 2 minggu setelah balik dari flores
b. Proguanil : 1 minggu sebelum ke flores dan 2 minggu setelah balik dari flores
c. Clindamycin: 2 hari sebelum ke flores dan 1 minggu setelah balik dari flores
d. Doxcycicline : 2 hari sebelum ke flores dan 1 minggu setelah balik dari flores
e. Malarone : 2 hari sebelum ke flores dan 1 minggu setelah balik dari flores

45. Seorang wanita hamil 8 bulan dengan status HIV positif. Sejak awal kehamilan pasien
sudah dianjurkan mengkonsumsi ARV oleh dokter. Pemeriksaan ANC janin dalam
keadaan normal . Apakah anjuran terbaik terhadap pasien setelah ia melahirkan ?
a. Pemberian ASI selang seling dengan susu formula
b. Memberikan ASI eksklusif
c. Tidak boleh memeberikan ASI
d. Memberikan ASI tidak langsung dari puting ibu
e. Memberikan ASI namun harus dipanaskan terlebih dahulu.

17
46. Seorang wanita usia 25 tahun , pekerjaan karyawati perusahaan swasta mempunyai
keluhan demam , batuk dan penurunan berat badan, dijumpai juga luka –luka di mulut
dan adanya diare kira-kira 1 bulan ini. Pasien telah menkah 1 tahun lalu namun 6 bulan
keudian bercerai karena suami pasien pecandu narkoba . Dilakukan pemeriksaan tes
antibodi HIV tenyata positif dan CD4 :189. Setelah mendapat konseing penyakitnya,
pasen menanyakan vaksin yang dapat diberikan kepadanya. Anuran saudara untuk
vaksinasi adalah:
a. Hep B, influenza, pneumococcal, polisakarida HPV, TT
b. Hep B , influenza, varissela, pneumococcal, polisakarida HPV dan TT
c. Hep B, influenza, MMR, pneumococal, polisakarida HPV, TT
d. Hep B , influenza, pneumococcal,MMR, varisella, conjugat HPV , TT
e. Hep B , influenza, varisella, pneumococal conjugat HPV, TT.

47. Wanita usia 36 tahun dirawat dengan keluhan bengkak pada tungkai kanan sampai sekitar
betis. Bengkak bertambah dalam 2 minggu terakhir dan hanya pada tungkai kanan. Pada
awal bengkak, bila bengkak ditekan kulit dapat kembali, tetapi sekarang bengkak
menetap. Sebelum adanya bengkak terasa ada benjolan dilipat paha kanan. Pasien
membawa hasil pemeriksaan penunjang: Hb: 12 gr%, Ht 35%, L: 9900, Tromb: 190000.
LED 80. Diff Count 0/4/0/48/39/9. Dari hasil foto thorak dan EKG tidak dijumpai
kelainan. Penderita tinggal didaerah rawan banjir sejak kecil. Pengobatan yang tepat pada
kasus tersebut adalah:
a. Heparin
b. Bandage dan evaluasi tungkai
c. Antibiotic
d. Dietil-karbamasin
e. Operasi

48. Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke praktek anda dengan keluhan luka gores pada
punggung tangannya. Luka tersebut akibat gigitan kalelawar saat pergi ke kebun. Tindakan
yang perlu anda anjurkan pada pasien tersebut adalah:
a. Berikan SAR saja secepatnya

18
b. Berikan SAR dikombinasikan dengan VAR dosis lengkap
c. Berikan VAR 4 dosis (hari ke 0, 3, 7, 28) tanpa memberikan SAR
d. Berikan VAR 2 dosis (hari ke 0 dan 3 ) tanpa memberikan SAR
e. Tidak perlu profilaksis

49. PPDS penyakit dalam memeriksakan darahnya karena demam tinggi dan menggigil sejak 6
hari ini. Dia diketahui baru pulang tugas luar 2 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan darah
jumpai gambaran sebagai berikut :

Terapi yang diberikan adalah:


a. Kina 3x3 tab selama 14 hari + Doksisiklin 2x100mg selama 14 hari dan Primakuin
1x3 tab single dose.
b. Artesunat 1x4 tab selama 3 hari + Amodiaquin 1x4tab selama 3 hari dan Primakuin 1
tab selama 14 hari
c. Kina 3 x 3 tab selama 14 hari + Tetrasiklin 4x1 tab selama 14 hari dan primakuin 1x3
tab single dose.
d. Artesunat intravena + selanjutnya regimen Artesunat 1x4 tab selama 3 hari +
Amodiaquin 1x4tab selama 3 hari dan Primakuin 2-3 tab selama 14 hari.

19
e. Kina intrevena selanjutnya Kina 3 x 3 tab selama 7 hari + Tetrasiklin 4x1 tab selama
7 hari dan primakuin 1x3 tab single dose.

50. Seorang wanita usia 50 tahun dirujuk dari RS Tipe C ke RSUP Haji Adam Malik Medan
dengan penurunan kesadaran sejak satu hari ini. Pasien sejak seminggu ini dari
alloanamnesis didapati batuk dan demam serta nafsu makan yang menurun. Pada
Pemeriksaan fisik Sensorium sopor ; TD 90 /60 mmHg ; Pols 110 x/menit ; Respiratory
rate 28 x/menit dan Temperatur 39 C. Pada Thorak dijumpai ronchi basah di lapangan
tengah bawah kedua paru.Pasien memiliki riwayat diabetes dan hipertensi. Pasien dirawat
di ruang rawat intensif dengan target pemantauan:
a. A. CVC > 7 ; MAP > 55 mmHg ; SCVO2 > 60
b. CVC > 8 ; MAP > 60 mmHg; SCVO2> 60
c. CVC > 7;MAP > 65 mmHg ; SCVO2 > 70
d. CVC > 8 ; MAP > 65 mmHg ; SCVO2 > 70
e. CVC > 7 ; MAP > 55; SCVO2 > 70

51. Seorang pria 54 tahun dirawat dengan pankreatitis akibat penggunaan alkohol. Lima hari
setelah rawatan pasien terus merasakan nyeri epigastrik dan mual, dan pasien tidak dapat
mentoleransi intake oral yang banyak. Dari pemeriksaan fisik tanda vital normal, namun
pasien memiliki nyeri abdominal yang luas dengan palpitasi. Dari pemeriksaan
laboratorium didapati leukosit 14.300/uL, SGPT 89 U/L, SGOT 345 U/L, alkaline
phosphatase 176 U/L, dan total bilirubin 2,3 U/L. CT abdominal dengan kontras intravena
menunjukkan edema pankreas difus dengan multiple small peripancreatic fluid collection,
tanpa nekrosis pankreas, batu empedu ataupun dilatasi bilier. Yang manakah langkah
penanganan selanjutnya yang paling tepat?
a. Nutrisi parenteral
b. Nutrisi enteral dengan selang nasojejunal
c. Imipenem
d. Debridement pankreatik
e. Interventional radiology drainage of fluid collections

20
52. Pria 43 tahun dengan ketergantungan alcohol datang dengan keluhan nyeri epigastrium
yang menjalar ke punggung. Dia juga mengalami mual dengan muntah 3 kali dalam 24
jam terakhir. Tidak dijumpai adanya muntah darah ataupun berwarna gelap seperti kopi
dan tidak dijumpai melena. Konsumsi alcohol 2 hari yang lalu dan dia rutin konsumsi
whiskey 1 gelas setiap paginya. Riwayat pernah mengalami pankreatitis akibat alkohol
dijumpai. Pada pemeriksaan fisik, dia terlihat tidak nyaman, berbaring di tempat tidur.
Vital sign : HR 112x/I, tekanan darah 156/92 mmHg, sushu 37,80c, RR 24 x/I dan
SaO296% pada suhu ruangan. Pada pemeriksaan abdomen dijumpai penurunan suara usus
dan timpani pada perkusi. Dan dijumpai tenderness difus saan palpasi di mid epigastrium
tanpa nyeri lepas. Hepar membesar 5 cm dibawah arkus kosta kanan. Spleen tidak teraba.
Amylase 580 U/L, lipase 690 U/L. fungsi hati AST 280 U/L, ALT 184 U/L dan alkaline
pospatase 89 U/L serta albumin 2,6 g/L. pemerisaan accult bleeding negatif. Apakah
pengobatan terbaik untuk pasien saat ini?
a. Pemasangan NGT dengan suction intermitten diperlukan untuk mencegah
stimulasi pelepasan enzim pancreas akibat sekresi gaster
b. Secepatnya memberikan asupan oral untuk mengurangi resiko infeksi dan
mempercepat pemulihan
c. Pemasangan nasojejunal feeding tube untuk memberikan intake oral secepatnya
dan mengrangi lama rawatan dirumah sakit
d. Total parenteral nutrisi diperlukan karena mengalami malnutrisi kronik dan
belum dapat mentoleransi asupan oral untuk minimal 1 minggu
e. Terapi dengan analgesic, IV resusitasi, dan mencegah asupan oral dengan
harapan perbaikan dijumpai 3-7 hari

53. Seorang lelaki berusia 45 tahun tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan
kuning sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, disertai dengan rasa lemas. Air seni
pasien tampak seperti teh pada pagi hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva
pucat, sklera ikterus, jantung dan paru dalam batas normal. Hati tidak teraba, limpa
schuffner 2. Edema tidak ada. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 7 g/dL; MCV
88 fl; MCHC 32 g/dL; hematokrit 21%; leukosit 9500/uL; trombosit 255.000/uL;

21
bilirubin total 4,4 mg/dL; bilirubin direk 1,8 mg/dL; dan indirek 2,6 mg/dL.Diagnosis
yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
a. Malaria
b. Thalasemia
c. Sirosis hepatis
d. Anemia hemolitik autoimun
e. Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria

54. Seorang laki-laki, 32 tahun dirawat di ruang rawat inap Penyakit Dalam dengan keluhan
nyeri perut kanan atas sejak 2 Minggu. Nyeri disertai mual dan muntah, serta kelemahan
tubuh. Pasien juga mengeluh demam, menggigil, dan berat badan turun 4 kg dalam 2
Minggu. Nyeri dirasakan hingga pasien jalan sambil membungkuk. Pasien juga
mengeluhkan demam yang hilang timbul. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tensi 120/80
mmHg, nadi 100 x/menit, Suhu 38.40C. Liver span 15 cm. Hasil laboratorium didapatkan
leukosit 19.800 /mm3, Hb 11 g/dl. Dilakukan pemeriksaan USG abdomen, didapatkan
gambaran lesi hipoechoic dengan internal echo, diameter 5 cm tunggal. Hasil
pemeriksaan feses didapatkan kista dan trophozoit amuba. Terapi yang tepat pada pasien
tersebut adalah:
a. Drainase perkutan, dilanjutkan paromomicin 25 mg/kg/hari TID 7-10 hari
b. Metronidazole 3 x 500 mg, P.O selama 7-10 hari, dilanjutkan dengan
paromomicin 25 mg/kg/hari TID 7-10 hari
c. Drainase perkutan, bersamaan dengan pemberian ampisilin 4 x 500 mg dan
aminoglikosida, dilanjutkan dengan paromomicin 25 mg/kg/hari TID 7-10 hari
d. Metronidazole 3 x 750mg, P.O selama 7-10 hari, dilanjutkan dengan
paromomicin 25 mg/kg/hari TID 7-10 hari
e. Drainase perkutan, dilanjutkan pemberian metronidazole 3 x 750mg, P.O selama
7-10 hari, dan paromomicin 25 mg/kg/hari TID 7-10 hari

55. Seorang lelaki, berusia 48 tahun dirujuk ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan
lemas dan nafsu makan mulai berkurang. Tujuh bulan yang lalu pasien telah didiagnosis
hepatitis B. Pasien membawa hasil pemeriksaan laboratorium Hb 13 g/dl; leukosit

22
5.500/μL; trombosit 200.000/μL; SGOT 150 IU/L; SGPT 153 Iu/L; bilirubin total 2
mg/dL; bilirubin direk 1,2 mg/dL; HbsAg positif; HbeAg positif; IgG anti HBc positif;
Anti HBe positif; Anti HBs negatif. Hasil pemeriksaan USG abdomen bagian atas dalam
batas normal. Berdasarkan data tersebut di atas, diagnosis pada pasien ini adalah :
a. Hepatitis B acute on chronic
b. Hepatitis B kronik fase immune tolerance
c. Hepatitis B kronik fase immune clearance
d. Hepatitis B kronik fase inactive carrier state
e. Hepatitis B akut

56. Seorang lelaki, berusia 58 tahun dirawat dengan hematemesis melena. Pasien didiagnosis
penyakit jantung koroner dan telah dipasang dua buah stent 3 bulan yang lalu dan
diberikan acetylsalicylic acid dan clopidogrel. Pada awal perawatan hanya ASA yang
diberikan sedangkan clopidogrel tetap dilanjutkan. Hasil pemeriksaan endoskopi
menunjukkan adanya ulkus gaster dengan dasar bersih dan tidak ada tanda perdarahan
aktif. Pemeriksaan H. Pylori (+). Setelah dirawat selama seminggu pasien rencana
dipulangkan karena perdarahan sudah berhenti.Rencana terapi yang tepat untuk pasien
pada saat pulang adalah:
a. Pasien tidak boleh mendapatkan antiplatelet seumur hidup
b. ASA dapat segera dimulai kembali dan diberikan terapi eradikasi H. Pylori
c. ASA dapat dimulai kembali diberikan setelah terapi H.Pylori selesai
d. Pemberian semua obat antiplatelet dan terapi eradikasi H. Pylori ditunda sampai
ulkus sembuh
e. Pemberian semua obat antiplatelet harus ditunda, namun terapi eradikasi H. Pylori
dapat dimulai

57. Seorang lelaki berusia 25 tahun, ditolak ketika melamar pekerjaan karena didapatkan
HBsAg positif. Saat ini pasien datang ke poliklinik untuk mendapatkan pengobatan agar
segera dapat diterima di perusahaan tersebut. Hasil laboratorium menunjukkan HBsAg
positif, HBeAg positif, SGOT 21 U/L, SGPT 22 U/L.Tindakan yang tepat untuk pasien
adalah:

23
a. Memberikan obat Lamivudin sampai HBsAg menjadi negatif
b. Memberikan obat Lamivudin sampai HBeAg menjadi negatif
c. Memberikan obat Pegylated Interferon sampai HBsAg menjadi negatif
d. Memberikan obat Pegylated Interferon sampai HBeAg menjadi negatif
e. Memberikan surat keterangan dokter bahwa kondisi fungsional hati baik sehingga
tidak menghalangi untuk bekerja
58. Seorang perawat, berusia 40 tahun telah mendapatkan vaksinasi Hepatitis B sebanyak 3
kali, yaitu pada 0, 1 dan 6 bulan. Ia kemudian datang kontrol ke Poliklinik Penyakit
Dalam dengan membawa hasil pemeriksaan laboratorium 3 bulan paska vaksinasi. Hasil
menunjukkan antiHBs non reaktif. Saran tindak lanjut yang paling tepat untuk perawat
tersebut adalah :
a. Periksa HBeAg
b. Periksa antiHBc Ig M
c. Periksa ulang anti HBs 3 bulan lagi
d. Berikan Hepatitis B Immune Globulin (HBIg)
e. Berikan vaksinasi ulang 3 dosis vaksin Hepatitis B dengan jadwal 0,1 dan 6 bulan

59. Seorang wanita 66 tahun memiliki penyakit sendi degeneratif pada lutut kiri dan
merencanakan untuk menjalani total knee replacement. Pasien memiliki riwayat diabetes
melitus tipe 2, yang terkontrol dengan insulin. IMT pasien 41, dan pasien memiliki
sirosis, yang diduga didapat dari nonalcoholic steatohepatitis. Level SGOT dan SGPT
pasien dua kali nilai batas atas. Skor Model for End-Stage Liver Disease (MELD) adalah
7. Child-Tucotte-Pugh pasien 6.Apakah yang anda rekomendasikan?
a. Lanjutkan pembedahan tanpa ada intervensi
b. Pasien sebaiknya mendapatkan terapi nonsurgical karena pasien memiliki risiko
pembedahan
c. Pasien sebaiknya ditangani dengan transjugular intrahepatic portosystemic
shunt (TIPS) sebelum pembedahan
d. Pasien sebaiknya mendapatkan transplantasi sebelum pembedahan
e. Tunda pembedahan sampai IMT pasien kurang dari 35

24
60. Seorang laki-laki berusia 28 tahun, dibawa unit gawat darurat karena nyeri ulu hati dan
muntah-muntah sejak 6 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan nyeri
tekan di daerah epigastrium. Hasil laboratorium Hb 13,5 g/dl, lekosit 7800/mm3,
trombosit 244.000/mm3. SGOT 32 u/l, SGPT 37 u/l. amilase 108 u/dl (50-150 u/dl),
lipase 197 u/dl (10-140 u/dl). Langkah diagnostic yang anda rekomendasikan pada kasus
di atas adalah :
a. Perlu pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas
b. Perlu pemeriksaan USG abdomen dengan kontras
c. Pemeriksaan amilase dan lipase diulang 24 jam kemudian
d. Perlu pemeriksaan magnetic resonance cholangio pancreaticography (MRCP)
e. Tidak perlu pemeriksaan diagnostik tambahan, karena diagnosis pancreatitis akut
sudah dapat ditegakkan

61. Seorang perempuan berusia 20 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan jantung berdebar-
debar selama 6 jam ini. Terdapat riwayat berdebar- debar sebelumnya, namun tidak
pernah berlangsung selama ini.
Pemeriksaan EKG terlihat seperti gambar di bawah ini:

Secara anatomi, letak kelainan takikardia pada pasien tersebut adalah:


a. Atrium

25
b. AV node
c. SA node
d. Ventrikel
e. Bundle of his
62. Seorang wanita, usia 60 tahun dengan keluhan nyeri dada dan sesak nafas 12 jam yang
lalu. Padap pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran CM, T140/80 mmHg, ND: 60
x/menit. Keadaan spesifik didapatkan peningkatan TVJ, terdengar ronki basah halus pada
kedua lapangan paru, batas kiri jantung mengalami pelebaran ke kiri, hepatomegali dan
edema pretibial. Hasil pemeriksaan EKG seperti berikut ini :

Berdasarkan gambaran EKG di atas, pembuluh darah yang mengalami sumbatan adalah :

A. Left circumflex coronary artery


B. Left anterior descending coronary artery dan Left circumflex coronary artery
C. Right coronary artery dan Left anterior descending coronary artery
D. Right coronary artery
E. Right coronary artery dan Left circumflex coronary artery

63. Seorang pria 42 tahun datang ke IGS 1 minggu setelah mengeluhkan nyeri dada. 1
minggu yang lalu, pasien mengeluhkan nyeri dada sebelah kiri yang berat pada
penggunaan kokain. Nyeri dada bertahan 1 hari kemudian menghilang. Pasien tidak
memiliki nyeri dada lebih lanjut. EKG di IGD sebagai berikut:

26
Biomarker jantung menunjukkan CK dan CKMB normal dan peningkatan troponin 13.2
ug/L.Penanganan selanjutnya yang paling tepat adalah:
a. Ekokardiogram
b. Antikoagulan dengan heparin
c. Kateterisasi jantung urgensi
d. Clopidogrel
e. Pharmacologic stress test

64. Seorang wanita 52 tahun dirujuk ke anda oleh dokter giginya. Pasien memiliki beberapa
karies gigi dan direncanakan untuk dilakukan penambalan. Pasien memiliki riwayat
hipertensi dan prolaps katup mitral. Selain nyeri pada gigi, pasien merasa baik. Dari
pemeriksaan, terdapat mid systolic click dan late systolic murmur yang terdengar di
seluruh apeks.Apakah langkah terbaik selanjutnya?
a. Clindamycin
b. Amoxicillin
c. Ulangi echocardiogram
d. Lanjutkan prosedur gigi yang direncanakan
e. Kultur darah

65. Anda diminta untuk melihat seorang pria 22 tahun yang sedang menjalani pemeriksaan
EKG sebagai bagian dari pemeriksaan fisik untuk pekerjaannya di perusahaan yang

27
besar. Pasien selama ini sehat dan tidak memiliki gejala apapun. Dari pemeriksaan
jantung didapati normal. Gambaran EKG sebagai berikut:

Apakah strategi penanganan pada pasien saat ini?


a. Lakukan elektrofisiologi dan ablasi kateter
b. Observasi
c. Mulai terapi metoprolol 25 mg dua kali sehari
d. Mulai terapi prokainamid 150 mg dua kali sehari
e. Mulai terapi digoksin 0.125 mg per hari

66. Seorang wanita 36 tahun dengan 22 minggu kehamilan datang dengan keluhan sesak
napas dan berdebar-debar. Sesak napas dirasakan pasien sejak 16 minggu kehamilan dan
semakin memberat sampai dengan istirahat saja pasien sudah mengeluh sesak napas.
Pasien tidur dengan posisi tegak di kursi. Pada pemeriksaan fisik, heart rate 108
kali/menit dengan ritme iregular. Tekanan darah 90/64 mmHg. Suara jantung 1 lebih
keras daripada suara jantung 2. Dijumpai suara menyentak, snapping, suara early
diastolic yang mengikuti suara jantung 2. Dijumpai murmur diastolik yang terdengar di
daerah apex pada saat pasien dengan posisi left lateral decubitus. Auskultasi paru
dijumpai ronkhi basah basal. TVJ meningkat.Apakah diagnosis yang paling
memungkinkan?
a. Pregnancy-induced cardiomyopathy
b. Emboli paru
c. Sesak napas sekunder dari kehamilan normal
d. Thyroid storm

28
e. Stenosis mitral
67. Seorang pria 54 tahun sedang dirawat di rumah sakit atas indikasi NSTEMI. Dalam masa
rawatan kondisi pasien mengalami perburukan. Pasien tampak gelisah, sesak napas dan
akral teraba dingin. Dari pemeriksaan fisik didapati tekanan darah 80/60 mmHg, nadi
teraba cepat, takipnoe, JVP meningkat, dan ronkhi basah halus diseluruh lapangan paru,
akral teraba dingin. Dilakukan EKG 12 lead pada pasien tersebut, dengan hasil seperti
gambar dibawah ini.

Tindakan yang anda lakukan sehubungan dengan kondisi diatas adalah:


A. Dilakukan loading cairan 30 cc/kgBB dan pemberian vasopresor
B. Dilakukan primary PCI
C. Pemberian oksigenasi adekwat, loading aspilet 160-320 mg, clopidogrel 300 mg,
dan bolus UFH 70-100 U/kgBB diikuti infus IV 12 U/kgBB
D. Pemberian oksigenasi adekwat, loading aspilet 160-320 mg, clopidogrel 300 mg,
bolus UFH 70-100 U/kgBB diikuti infus IV 12 U/kgBB, dan dobutamin 10-20
ug/KgBB/i
E. Diberikan direct current counter shock synchronized 100-200 joule

68. Seorang penderita heart failure dengan reduced ejection fraction yang selama ini sudah
mendapat terapi ramipril, bisoprolol dan spironolakton dosis maksimal masih belum
menunjukkan perbaikan gejala dan ejection fraction. Hasil EKG terakhir saat kontrol ke
poliklinik kardiologi penyakit dalam menunjukkan gambaran sebagai berikut:

29
Tindakan yang paling tepat anda lakukan adalah :

A. Menambahkan digoxin dalam terapi medikamentosa


B. Menambahkan ARNI dalam terapi medikamentosa
C. Memberikan ARNI sebagai pengganti ace-inhibitor yang dikonsumsi pasien
selama ini, evaluasi untuk CRT, dan pemberian ivabradine
D. Dipertimbangkan untuk meningkatkan dosis diuretik
E. Memberikan ARNI sebagai pengganti ace-inhibitor yang dikonsumsi pasien
selama ini dan pemberian trimetazidine

69. Tiga bulan yang lalu, seorang wanita 64 tahun yang berprofesi sebagai aktris baru saja
menjalani pemasangan DES (Drug Eluting Stent) pada RCA (Right Coronary Artery)
karena mengalami serangan jantung dan saat ini sedang mengkonsumsi DAPT (Double
Anti Platelet Therapy). Saat ini, pasien merasa sudah sangat sehat dan berencana
melakukan operasi liposuction dan bedah plastik pada hidungnya, untuk menunjang
penampilannya sebagai seorang aktris. Dokter bedah melakukan konsultasi peri-operatif
kepada saudara. Jawaban saudara sebaiknya mengenai hal tersebut diatas adalah :
A. Operasi dapat dikerjakan, setelah menghentikan penggunaan DAPT selama 5-7
hari

30
B. Operasi sebaiknya ditunda hingga 365 hari setelah pemasangan DES
C. Toleransi operasi baru dapat dinilai setelah pelaksanaan trans thorakal
ekhokardiografi pada pasien
D. Operasi dapat dikerjakan, dengan terlebih dahulu memberikan preparat
penghambat reseptor beta
E. Toleransi operasi baru dapat dinilai setelah pelaksanaan treadmill test pada pasien

70. Seorang lelaki berusia 54 tahun dibawa ke IGD karena keluhan berdebar- debar yang
dirasakan 2 jam sebelum masuk Rumah Sakit disertai munculnya keringat dingin dan
nyeri pada dada kiri, Pasien diketahui memiliki riwayat Diabetes Mellitus yang tidak
terkontrol. Pada pemeriklsaan fisik pasien tampak gelisah , tekanan darah 90/70 mmhg ,
frekuensi nafas 28 x / menit , frekuensi nadi 160x / menit. Irama irreguler dan lemah.
Gambar EKG pasien sebagai berikut :

Tatalaksana yang paling tepat yang harius segera anda lakukan adalah :
a. Pijat karotis
b. Bolus adenosine 6 mg intravena
c. Bolus amiodarone 300 mg intravena
d. Defibrilasi Unsynchronized 200 Joule biphasic
e. Kardioversi synchronized 100 Joule biphasic

71. Seorang laki-laki 80 tahun dibawa keluarganya ke UGD dengan keluhan kaki tidak dapat
digerakkan setelah terjatuh. Hal ini dialami oleh pasien pada saat bangun tidur kemudian
terus berdiri kepala teras pusing, dan terjatuh. Pasien dengan riwayat sakit diabetes

31
melitus dan hipertensi. Sebelumnya pasien memang sering terbangun karena hendak mau
kencing namun pasien sering tidak sempat ke kamar mandi karena kedua sendi lutut dan
panggul terasa sakit bila digerakan ,sehingga kesulitan bila berjalan sejak 1 tahun yang
lalu. BAB normal. Pada pemeriksaan ; T : 95 / 60 mmHg, Nadi: 89x /mnt , RR: 18x/mnt ,
Suhu: 37 ºC.. Bagaimana patofisiologi terjadinya kejadian ini :
a. Penurunan fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah
b. Penuruna fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah, isi seckuncup
jantung menurun
c. Penurunan fungsi otonom, gangguan aktifitas baro refleks, aterosklerosis
d. Gangguan aktivitas baro refleks, hilangnya elastisitas pembuluh darah,
aterosklerosis
e. Penurunan fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah, gangguan
aktivitas baro reflex

72. Seorang perempuan berusia 70 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sering
lupa sejak 2 bulan terakhir. Pasien menderita hipertensi yang tidak terkontrol sejak 15
tahun. Menurut anak pasien yang mendampingi pasien berobat, dua bulan yang lalu,
pasien tiba – tiba bicaranya menjadi cadel dan terdapat kelemahan pada sisi tubuh
sebelah kanan. Saat itu pasien tidak berobat, namun keluhan cadel dan kelemahan tubuh
berangsur – angsur membaik seperti sedia kala.Pasien biasanya membantu anaknya
berjualan makanan di warung, namun saat ini ia mulai kesulitan, misalnya untuk
menyusun menu atau daftar belanjaan. Setelah dilakukan pemeriksaan Mini Mental State
Examination (MMSE), didapatkan hasil 25/30. Skor basic activity of daily living (ADL)
Barthel 20/20. Pendidikan terakhir pasien adalah SMP. Diagnosis yang paling mungkin
pada pasien ini adalah :
a. Demensia Alzheimer
b. Mild Cognitive impairment
c. Temporoparietal dementia
d. Huntington disease dementia
e. Vascular cognitive impairment

32
73. Seorang lelaki berusia 74 tahun, dibawa kembali berobat ke poliklinik karena terlihat
sangat bingung dan sulit berkonsentrasi sejak 2 hari terakhir. Pasien berobat rutin di
poliklinik penyakit dalam dengan diagnosis terakhir vascular cognitive impairment
(VCI), hernia nucleus (HNP), hipertensi, dan diabetes melitus. Saat berobat 5 hari yang
lalu, pasien mengeluh sulit tidur karena mengeluh nyeri punggung bawahnya kambuh dan
diresepkan obat yang meliputi kombinasi parasetamol dan kodein, kaptropil, amlodipin,
glikuidon, metformin dan lorazepam.Gejala yang dialami pasien pada 2 hari terakhir
mengarah pada kondisi:
a. Ansietas
b. Skizofrenia
c. Sindrom delirium akut
d. Progresi dari gangguan kognitif
e. Gangguan perilaku dan psikologik pada demensia

74. Seorang lelaki 70 tahun, dirawat di rumah sakit karena stroke. Pasien hanya dapat
terbaring di tempat tidur karena hemiplegia.Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah
kontraktur pada pasien adalah:
a. Latihan lingkup gerak sendi (ROM)
b. Latihan dengan tilting table.
c. Latihan positioning bertahap.
d. Menggunakan kasur udara selama perawatan.
e. Memiringkan tubuh pasien 300 ke kiri dan kanan secara berkala.

75. Wanita 76 tahun datang ke klinik dengan keluhan inkontinensia yang sudah dialaminya
bertahun-tahun dan tidak pernah menjalani pemeriksaan apa pun. Pasien tersebut
menyangkal mengalami disuria ataupun hematuria. Dari anamnese didapatkan bahwa
pasien memiliki 5 orang anak.Pernyataan dibawah ini yang BENAR terkait dengan
inkontinensia pada populasi geriatri adalah?
a. Faktor penyebab terbanyak adalah kandung kemih hiperaktif akibat perubahan pada
otot polos vesica, hipertrofi prostat, relaksasi dinding kandung kemih atau prolaps,
efek samping obat dan gangguan kognitif

33
b. Strategi pengobatan adalah dengan pemeriksaan diagnosis sebelum memberikan
terapi karena terapi empiris sering kali tidak berhasil
c. Pada pasien wanita dengan inkontinensia tipe stres, first line therapy adalah obat-
obatan
d. Jika ada dugaan abnormal, postvoiding residual volune (PVR) urin harus lebih dari
500 ml
e. Inkontinensia bisa diakibatkan oleh adanya batu ginjal

76. Seorang pasien perempuan usia 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam dan
penurunan kesadaran yang dialami os sejak dua hari yang lalu. Sebelumnya os
mengeluhkan sakit saat buang air kecil dan sering sering buang air kecil. Riwayat buang
air kecil berwarna kemerahan dan keluar batu serta berpasir saat berkemih dsangkal os.
Anak pasien yang tinggal bersama os menyatakan sejak dua hari ini pasien sering
mengomel dirumah dan bicaranya tidak jelas, terkadang pasien marah marah dan
berteriak, namun sejak satu hari ini pasien sering lemah dan cenderung tertidur, terutama
pada pagi dan siang hari. Pada pemeriksaan vital sign didapati sensorium Apatis,
Tekanan darah 140/90 mmHg, pernafasan 20 x/menit dan pols 84 x/menit, temperatur
afebris. Pemeriksaan fisik thorax dan abdomen dbn. Ekstremitas odema tidak dijumpai.
Pada pemeriksaan darah rutin kesan normal, urinalisa kesan ISK dengan leukosituria (+)
dan sedimen leukosit > 100/LPB. KGD 220 mg/dl, fungsi hati dan ginjal dalam batas
normal. Riwayat menderita DM dialami os sejak dua tahun ini. Os menyangkal riwayat
operasi dalam tiga bula terakhir ini. Pada pemeriksaan USG Ginjal dan Saluran Kemih
dijumpai kesan Cystitis kronis. Faktor pencetus terjadinya sindroma delirium akut pada
geritri adalah :
a. Usia sangat lanjut, gangguan ADL (Activity Daily Living), Infeksi saluran kemih
b. Gangguan fungsi kognitif ringan ( MCI), Gangguan sensorium, dan Infeksi
saluran kemih
c. Penggunaan obat obatan tertentu, usia sangat lanjut, dan infeksi saluran kemih
d. Gangguan elektrolit, dehidrasi dan infeksi saluran kemih
e. Usia sangat tua, gangguan elektrolit dan infeksi saluran kemih

34
77. Seorang pasien perempuan usia 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam dan
penurunan kesadaran yang dialami os sejak dua hari yang lalu. Sebelumnya os
mengeluhkan sakit saat buang air kecil dan sering sering buang air kecil. Riwayat buang
air kecil berwarna kemerahan dan keluar batu serta berpasir saat berkemih dsangkal os.
Anak pasien yang tinggal bersama os menyatakan sejak dua hari ini pasien sering
mengomel dirumah dan bicaranya tidak jelas, terkadang pasien marah marah dan
berteriak, namun sejak satu hari ini pasien sering lemah dan cenderung tertidur, terutama
pada pagi dan siang hari. Pada pemeriksaan vital sign didapati sensorium Apatis,
Tekanan darah 140/90 mmHg, pernafasan 20 x/menit dan pols 84 x/menit, temperatur
afebris. Pemeriksaan fisik thorax dan abdomen dbn. Ekstremitas odema tidak dijumpai.
Pada pemeriksaan darah rutin kesan normal, urinalisa kesan ISK dengan leukosituria (+)
dan sedimen leukosit > 100/LPB. KGD 220 mg/dl, fungsi hati dan ginjal dalam batas
normal. Riwayat menderita DM dialami os sejak dua tahun ini. Os menyangkal riwayat
operasi dalam tiga bula terakhir ini. Pada pemeriksaan USG Ginjal dan Saluran Kemih
dijumpai kesan Cystitis kronis. Langkah selanjutnya yang paling tepat dilakukan untuk
menegakkan diagnosa pada pasien tersebut diatas adalah :
a. Melakukan pemeriksaan MMSE ( Mini Mental State Examination )
b. Melakukan pemeriksaan Delirium Rating Scale
c. Melakukan pemeriksaan Geriatric Depression Score
d. Melakukan Pemeriksaan MMSE + Confussion Assessment Methode (CAM)
e. Melakukan pemeriksaan Delirium Symptom Interview

78. Seorang pasien perempuan usia 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam dan
penurunan kesadaran yang dialami os sejak dua hari yang lalu. Sebelumnya os
mengeluhkan sakit saat buang air kecil dan sering sering buang air kecil. Riwayat buang
air kecil berwarna kemerahan dan keluar batu serta berpasir saat berkemih dsangkal os.
Anak pasien yang tinggal bersama os menyatakan sejak dua hari ini pasien sering
mengomel dirumah dan bicaranya tidak jelas, terkadang pasien marah marah dan
berteriak, namun sejak satu hari ini pasien sering lemah dan cenderung tertidur, terutama
pada pagi dan siang hari. Pada pemeriksaan vital sign didapati sensorium Apatis,
Tekanan darah 140/90 mmHg, pernafasan 20 x/menit dan pols 84 x/menit, temperatur

35
afebris. Pemeriksaan fisik thorax dan abdomen dbn. Ekstremitas odema tidak dijumpai.
Pada pemeriksaan darah rutin kesan normal, urinalisa kesan ISK dengan leukosituria (+)
dan sedimen leukosit > 100/LPB. KGD 220 mg/dl, fungsi hati dan ginjal dalam batas
normal. Riwayat menderita DM dialami os sejak dua tahun ini. Os menyangkal riwayat
operasi dalam tiga bula terakhir ini. Pada pemeriksaan USG Ginjal dan Saluran Kemih
dijumpai kesan Cystitis kronis. Uji MMSE skor < 18. Penatalaksanaan selanjutnya yang
paling tepat terhadap pasien tersebut diatas adalah :
A. Mengatasi faktor pencetus berupa ISK dan pemberian anti psikotik droperidol
dengan dosis minimal lalu dinaikkan secara bertahap
B. Mengatasi faktor pencetus berupa ISK dan pemberian anti psikotik haloperidol
dengan dosis minimal lalu dinaikkan secara bertahap
C. Mengatasi faktor pencetus berupa ISK dan pemberian anti psikotik chlorpromazin
dengan dosis minimal lalu dinaikkan secara bertahap
D. Mengatasi faktor pencetus berupa ISK dan pemberian anti psikotik olanzapin
dengan dosis minimal lalu dinaikkan secara bertahap
E. Mengatasi faktor pencetus berupa ISK dan pemberian anti psikotik risperidon
dengan dosis minimal lalu dinaikkan secara bertahap

79. Seorang laki-laki berusia 79 tahun sudah 3 bulan ini terbaring dirumah karena menderita
infark serebri multiple. Keluarga yang menjaganya selalu menemukan satu atau dua
potong feces yang sudah berbentuk di tempat tidur dan biasanya setelah minum air panas
atau makan. Maka kasus diatas termasuk dalam keadaan
a. Diare
b. Inkontinensia Alvi Akibat Konstipasi
c. Inkontinensia Alvi Simptomatik
d. Inkontinensia Alvi Akibat hilangnya reflex anal
e. Inkontinesia Alvi Neurogenik

80. Seorang pria 85 tahun yang tinggal di panti jompo mengeluhkan urinary urgency dengan
sesekali adanya inkontinensia urin. Pasien juga memiliki gejala obstruksi urinari yang

36
ringan termasuk aliran urin yang lemah dan menetes setelah kencing. Apakah
penanganan yang paling tepat untuk pasien ini?
a. Oxybutin 5 mg dua kali sehari
b. Tolteredone LA 4 mg sekali sehari
c. Kateterisasi bladder
d. Reseksi transureteral dari prostat
e. Tekan urgensi dengan kontraksi otot dasar panggul dan atur waktu berkemih

81. Seorang wanita 27 tahun didiagnosis dengan SLE berdasarkan adanya riwayat, disertai
dengan 5 bulan bengkak pada pergelangan tangan, ruam malar photosensitive,
perikarditis, limfopenia, anemia hemolitik autoimun, dan peningkatan ANA. Serologi
lebih lanjut menunjukkan adanya peningkatan antibodi anti-Smith namun serologi lain
dan komplemen dalam batas normal.Yang manakah terapi SLE berikut ini yang
membutuhkan screening ophtalmologi regular untuk potensial toksisitasnya?
a. Mycophenolate mofetil
b. Methotrexate
c. Cyclophosphamide
d. Hydroxychloroquine
e. Azathioprine

82. Seorang wanita obes 52 tahun datang dengan keluhan nyeri kaki bilateral selama 3
minggu. Gejala lokal pada pertengahan kaki (mid-foot) dan memburuk pada pagi hari saat
pertama kali melangkahkan kaki dari tempat tidur, dan bertahan selama 2 jam. Pasien
tidak menyadari adanya merah, hangat, atau bengkak pada kaki atau sendi lainnya.
Kondisi medis lainnya termasuk osteoporosis sekunder dari pembedahan menopause
pada usa 31. Pemeriksaan fisik terlihat tidak ada merah, hangat, atau bengkak pada kaki
dan tidak ada lunak pada saat penekanan pada sendi metatarsal phalangeal. terdapat
kelunakan pada saat palpasi di plantar tulang kalkaneus. Foto polos radiografi normal.
Apakah diagnosis yang paling memungkinkan?
a. Stress fracture yang didapat pada tulang metatarsal ke lima
b. Plantar fasciitis

37
c. Artritis gout akut pada sendi talonavicular
d. Artropati Charcot
e. Injuri pada ligament talofibular anterior

83. Seorang lelaki berusia 26 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pinggang sejak
setahun yang lalu, dan memberat dalam 4 minggu ini, disertai kekakuan. Keluhan ini
akan semakin memberat jika akan bergerak setelah beristirahat lama, atau setelah tidur
siang maupun malam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keterbatasan gerak servikal dan
lumbal, termasuk tes schober yang positif. Hasil pemeriksaan radiologis yang paling
diharapkan pada kasus ini adalah :
a. Sakroilitis
b. Straight Lumbal
c. Fraktur korpus vertebrae
d. Penyempitan di facet joint
e. Degenerasi diskus intervertebralis

84. Seorang laki-laki usia 32 tahun datang dengan keluhan nyeri pada kedua ekstremitas pada
saat berjalan selama 2 minggu ini. pada pemeriksaan fisik, dijumpai perbedaan tekanan
darah antara kedua lengan dan penurunan pulsasi arteri brakialis, pemeriksaan organ lain
dalam batas normal. Diagnosis yang paling mungkin adalah :
A. Poliarteritis nodosa
B. Arteritis temporalis
C. Arteritis takayasu
D. Granulomatosa Wegener
E. Churg strauss syndrome

85. Perempuan 56 tahun datang dengan keluhan mata kering dan terasa panas seperti
terbakar, berpasir dan gatal berulang. Sebelumnya pasien berobat ke dokter mata tapi
tidak ada perubahan. Pasien juga mengeluh sulit menelan 1 bulan ini. Pemeriksaan fisik:
vital sign dalam batas normal. Kulit kering, purpura (+). Abdomen : kesan hepatomegali.

38
Lab: Hb 9,8 g%, Leukost: 8000/mm3, trombosit 250.000/mm3. LED 60 mm/jam.
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis?
A. Tes schimer dan ANA test
B. Anti SSA, anti SSB, biopsi kelenjar ludah
C. Anti ds DNA dan ANA test
D. Anti ds DNA, ANA test,
E. USG kelenjar ludah

86. Seorang wanita 66 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan nyeri
pergelangan tangan kiri sejak 10 minggu yang lalu. Beberapa hari kemudian nyeri juga
dirasakan di pergelangan tangan kanan dan sendi-sendi jari lain. Kaku sendi dirasakan
selama kurang lebih 30 menit dan membaik dengan aktivitisar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan sensorium komposmentis, TD 120/80mmHg, nadi 90x/menit, pernafasan
20x/menit, Temp 36,5oC. tampak gambaran arthritis di sendi PIP II-III dan MUP I-V
bilateral, siku. Hasil laboratorium menunjukkan LED 90 mm/jam dan faktor neumatoid
negatif. Gambaran radiologi yang dapat menyokong diagnosis pada pasien ini adalah:…
a. Kalsifikasi
b. Lesi litik
c. Osteofit
d. Erosi sendi
e. Efusi sendi

87. Seorang wanita, 37 tahun, datang ke poli penyakit dalam karena demam dan nyeri pada
sendi-sendi kecil di kedua tangannya, kaku pagi hari. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya.
Pasien tidak merokok, riwayat sakit reumatik sebelumnya atau reumatik di keluarga
disangkal. Pemeriksaan fisik menunjukkan eritem dan nyeri pada penekanan sendi MCP dan
PIP kedua tangan. Pemeriksaan penunjang berikut dapat membantu diagnostik RA kecuali?
a. CRP
b. Faktor reumatoid
c. Anti-CCP
d. Anti U1-RNP

39
e. Anti-RA33

88. Seorang laiki-laki 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam dan batuk yang
hilang timbul disertai penurunan berat badan sejak 2 bulan lalu. Pasien juga mengeluh
kelemahan dikedua tungkai sejak 2 minggu terakhir dan sulit berjalan. Pemeriksaan fisik
didapatkan luka2 pada kulit seperti foto. Pemeriksaan lab didapatkan LED 100 mm/jam.

Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah :


a. Abses perinefrik
b. Abses hati piogenik
c. Spondilosis Tuberculosis
d. Infeksi gonococcal diseminata
e. Pseudokista pankreas terinfeksi

89. Seorang perempuan berusia 58 tahun datang ke poliklinik untuk konsultasi dengan
membawa hasil pemeriksaan bone mineral density (BMD) sebagai berikut: Tidak ada
riwayat jatuh dan cedera sebelumnya, riwayat penyakit tiroid dan metabolik lain
disangkal.Hasil pemeriksaan fisik normal. Hasil BMD sebagai berikut:
Region BMD (g/cm2) Young-Adult Age-Matched

% T % Z

Neck 0,712 73 -2,2 89 -0,7

40
Wards 0,529 58 -2,7 81 -1,0

Torch 0,396 50 -2,0 58 -2,6

Shaft 0,779 - - - -

Total 0,643 64 -2,3 76 -1,7

Rencana tatalaksana yang paling sesuai untuk pasien tersebut adalah:


a. Edukasi latihan fisik, terapi bifosfonat
b. Edukasi latihan fisik, suplementasi vitamin D
c. Edukasi latihan fisik, suplementasi kalsium dan vitamin D 400 iu
d. Edukasi, latihan fisik, suplementasi vitamin D, dan terapi bifosfonat
e. Edukasi ,latihan fisik, suplementasi vitamin D, kalsium dan terapi bifosfonat

90. Seorang pria 60 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri pada kedua lutut yang
semakin lama semakin memberat selama 2 tahun ini. Nyeri berkurang saat istirahat dan
memburuk saat bergerak. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tinggi pasien 170 cm dan
berat badan 95 kg. Terdapat pembesaran tulang di kedua lutut dengan sedikit hangat dan
juga sedikit efusi. Terdapat krepitasi pada pergerakan di kedua sendi lutut. Pemeriksaan
fisik lainnya dalam batas normal. Yang manakah langkah yang paling tepat untuk
menjegah progress penyakit pasien tersebut ?
a. Pengurangan berat badan
b. Suplemen kalsium
c. Total knee replacement
d. Pemberian NSAID jangka panjang
e. Prednison oral.
91. Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering mengantuk
pada saat bekerja di kantor. Istri pasien juga mengeluh suaminya sering mengorok jika
tidur malam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 95 kg, tinggi badan 165 cm.
pada pemeriksaan fisik paru didapatkan bising nafas vesicular, tidak ada ronkhi dan tidak
ada wheezing. Terapi yang diperlukan pada pasien ini adalah :
a. Pemberian oksigen 2 L/menit intermitten

41
b. Inhalasi dengan beta 2 agonis
c. Pemakaian ambulatory ventilator
d. Pengobatan dengan Continuous Positve Airway Pressure (CPAP)
e. Tidak diberikan terapi
92. Pasien laki-laki usia 67 tahun datang dengan keluhan bengkak pada tangan dan wajah
kanan dialami os 4 bulan ini. Sesak nafas juga dirasakan os 4 bulan ini, sesak tidak
berhubungan dengan aktivitas, batuk dijumpai bercampur darah, nyeri pada dada kanan
juga dijumpai. Riwayat merokok 1 bungkus/hari selama 40 tahun, riwayat penurunan
berat badan dijumpai. Pada pemeriksaan fisik dijumpai laju pernafasan 24 kali/menit,
hemodinamik stabil. Dijumpai wajah dan bengkak pada tangan kanan disertai distensi
vena leher. Pada pemeriksaan paru, perkusi paru redup pada paru kanan dan suara
pernafasan menurun. Pemeriksaan penunjang yang tepat untuk mengetahui penyebab
pembengkakan pada tangan dan wajah pasien tersebut adalah :
a. Venografi
b. Arteriografi
c. Spirometri
d. Pemeriksaan albumin
e. Bronkogram

93. Seorang perempuan usia 35 tahun datang dengan keluhan batuk sejak 3 bulan dan
memberat 1 bulan terakhir.batuk tidak berdahak dan sering muncul pada malam hari.
Ketika batuk, os merasa sesak. Tidak ada demam, keringat malam atau penurunan berat
badan. Riwayat merokok dijumpai 3 batang/hari sejak 15 tahun yang lalu. Ibu pasien
memiliki riwayat alergi telur. Dari pemeriksaan fisik, frekuensi nafas 18 kali/menit,
hemodinamik stabil. Pemeriksaan paru didapatkan suara nafas vesicular, tidak ada
ronkhi, terdapat ekspirasi memanjang. Dari hasil spirometri didapatkan hasil :

Spirometri pra pemberian bronkodilator Spirometri pasca pemberian bronkodilator

FEV1 2,4 liter FEV1 2,8 liter

42
FEV1 prediksi 3,1 liter FEV1 prediksi 3,1 liter
FVC 3,5 liter FVC 3,6 liter
FVC prediksi 3,65 liter FVC prediksi 3,65 liter

Diagnosis pada pasien ini adalah :


a. Infeksi saluran nafas atas
b. PPOK
c. Pneumonia
d. Penyakit paru restriktif
e. Asma

94. Seorang pria usia 66 tahun dengan keluhan batuk disertai dahak berwarna putih, demam
tinggi disertai dengan sesak napas sejak 5 hari ini datang ke IGD. Pada pemeriksaan
radiologis dada yang dilakukan di IGD ditemukan adanya infiltrat dan dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan leukositosis dan adanya gagal napas hipoksemik dari AGDA.
Dari anamnesa penderita ini sebulan sebelumnya pernah menderita batuk pilek dan
mendapat terapi Claneksi dari dokter umum selama 7 hari dan obat pilek. Pada
penatalaksanaan pasien ini, terapi antibiotik empiris yang akan anda berikan adalah

a. Ceftriaxone iv dikombinasikan dengan vancomisin


b. Ceftazidime iv dikombinasikan dengan ciprofloxacin iv
c. Clarithromycin iv dikombinasikan dengan linezolid iv
d. Levofloxacine iv saja
e. Cefpirome iv dikombinasikan dengan clarithromycin iv

95. Seorang pria 28 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan batuk kronik
dan dahak yang produktif. Pasien menjelaskan bahwa dia sudah mengalami keluhan
tersebut berulang dan telah mendapatkan pengobatan antibiotik 4 kali dalam setahun.
Pasien dengan riwayat sering menderita infeksi saluran napas beulang sejak kecil
termasuk sinusitis kronik yang telah sering dilakukan prosedur bedah untuk megurangi
keluhan. Hasil ct scan torak memperlihatkan penebalan dan dilatasi saluran napas perifer
pada lobus bawah yang menyerupai gambaran bronkiektasis. Pasien berstatus menikah

43
namun belum memiliki anak. Pasien bekerja digudang penyimpanan padi sebagai
menejer. Yang bukan pemeriksaan yang anda anjurkan pada pasien ini adalah:
a. Kadar imunoglobulin serum
b. Presipitat aspergillus
c. Kadar klorida keringat
d. Serum protein electrophoresis
A. Biopsi mukosa nasal dengan mikroskop elekron.

96. Wanita 49 tahun, datang ke praktek swasta dengan keluhan utama bentol kemerahan pada
kulit hampir seluruh tubuh dan gatal. Keluhan tersebut telah dirasakan sejak 3 bulan
sebelumnya, kumat-kumatan 1-2 kali dalam seminggu dan berkurang setelah 1-2 hari
walaupun telah mendapatkan pengobatan. Gejala timbul jika datang musim hujan.
Keluhan disertai nyeri sendi dan rambut rontok. ANA test (+), anti ds-DNA (+). Apa
pemeriksaan penunjang yang anda anjurkan?
a. Prick test
b. Biopsi kulit
c. Tes tempel
d. Scrach tes
e. Tes inhalasi

97. Pasien laki-laki 28 tahun datang dengan keluhan mata kuning, dialami sejak 1 bulan ini,
keluhan disertai BAB berwarna teh pekat. Riwayat sakit kuning sebelumnya tidak ada.
Keluhan disertai muka tampak pucat, cepat lelah, dan lemas. Riwayat demam tidak
dijumpai. Riwayat bepergian ke tempat endemis malaria tidak dijumpai, riwayat
pekerjaan yang kontak dengan banjir atau perkebunan tidak dijumpai. pada pemeriksaan
fisik: vital sign dalam batas normal. Mata: sklera ikterik, conjugtiva pucat. Thorax: dalam
batas normal. Abdomen dalam batas normal. Laboratorium dijumpai Hb 6 g%, Leukosit
4500 /mm3, trombosit 250.000/mm3, LDH 980, Coomb test (+). Termasuk tipe apa
reaksi pada pasien?
a. Tipe Ib
b. Tipe II

44
c. Tipe III
d. Tipe IV
e. Tipe IV b
98. Seorang pasien laki-laki 43 tahun, datang ke igd dengan keluhan sesak nafas dan mengi
sejak 1 jam yang lalu disertai dengan bengkak pada bibir. Pasien selama ini diketahui
memiliki riwayat alergi seafood. Pasien juga mengkonsumsi captopril dan bisoprolol
untuk penyakit darah tingginya. Pemeriksaan fisik : pasien compos mentis, TD :
70/palpasi, nadi 120x/menit, pernafasan : 30 x/menit. Mengi pada seluruh lapangan paru
dan edema pada bibir. Setelah 30 menit pemberian epinefrin, pasien belum memberikan
respon. Tatalaksana selanjutnya yang dapat diberikan kepada pasien adalah :
a. Inhalasi agonis beta-2
b. Hentikan captopril dan bisoprolol saja
c. Pemberian oksigen saja
d. Pemberian antihistamin saja
e. Memberikan epinefrin kembali

99. Seorang pria umur 45 tahun datang ke anda dengan keluhan batuk berdarah. Hal ini
dialami os sejak 3 bulan ini. Os juga mengeluhkan sering keringat malam dan juga
belakangan berat badan os menurun sekitar 24 kg. os merupakan perokok berat dengan
frekuensi 4 bungkus sehari. Belakangan suara os mulai serak. Dari pemeriksaan tanda
vital: dalam batas normal. Dari pemeriksaan fisik dijumpai: kesan stem fremitus
mengeras pada lapangan atas paru kanan perkusi redup pada lapangan atas paru kanan,
dan SP: kesan melemah, ST: (-). Dari hasi foto thoraks dijumpai kesan: susp. Tumor
paru. Dari hasil CT-Scan: dijumpai: tampak massa tumor berukuran 3,4 cm, atelektasis
pada distal hilus paru kanan, dan pembesaran KGB hilus kanan paru. Hasil pemeriksaan
histopatologis PA: kesan suatu Non-small cell lung carcinoma. Pernyataan stadium dan
penatalaksanaan yang paling sesuai adalah:
a. Stadium IIB; Kemoterapi harus diberikan pada pasien ini
b. Stadium IIA; operasi lobektomi dapat dipertimbangkan bila Ventilation
perfusion scanning > 1000 ml
c. Stadium IB; Radioterapi dan kemoterapi neoadjuvan

45
d. Stadium IIB; operasi lobektomi dapat dipertimbangkan bila ventilation
perfusion scanning > 1000 ml, kemoterapi neoadjuvan
e. Stadium IIIA; Kemoterapi konkomitan, dan radioterapi
100. Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas
memberat sejak satu hari terakhir. pasien lebih nyaman duduk di bandingkan berbaring.
Lima hari yang lalu pasien mulai mengeluh batuk, berdahak kuning, pasien diketahui
menderita asma. Pada pemeriksaan fisik di dapat kesadaran kompos mentis, tampak sakit
sedang, tekanan darah 110/70mmHg. Frekuensi nadi 110x/menit. Irama reguler, frekuensi
napas 24x/menit reguler. Saturasi oksigen perifer 94%. Auskultasi paru vesikuler,
terdapat ronki basah kasar di paru kanan, terdapat wheezing pada kedua paru. Selain
diberikan suplementasi oksigen dengan target saturasi 93-95%, tata laksana awal yang
paling tepat diberikan pada pasien ini adalah:
a. Inhalasi agonasi ß2 kerja pendek dan inhalasi kortikosteroid yang di ulang setiap
20 menit selama satu jam
b. Inhalasi agonasi ß2 kerja pendek yang di ulang setiap 20 menit selama satu jam
dan pemberian aminofilin intravena
c. Inhalasi agonasi ß2 kerja pendek di ulang setiap 20 menit selama satu jam dan
kortikosteroid sistemik setara prednison 1mg per kgBB
d. Inhalasi agonasi ß2 kerja panjang yang di ulang setiap 20 menit selama satu jam
dan kortikosteroid sistemik setara prednison 1mg per kg BB
e. Inhalasi agonasi ß2 kerja panjang yang di ulang setiap 20 menit selama satu jam.
Kortikosteroid sistemik setara prednison 1mg per kg BB. Dan pemberian
aminofilin intravena.

46

Anda mungkin juga menyukai