Presentasi Jurnal Nita Faktor - Faktor Penyebab Bayi Lahir Besar (Makrosomia)
Presentasi Jurnal Nita Faktor - Faktor Penyebab Bayi Lahir Besar (Makrosomia)
Oleh:
Oleh:
NAMA : Intan Novita Reza S.Tr. Keb
NPM : 19220300210
Tanggal, 2023
Mengetahui,
(Nama Dosen)
1
LEMBAR PENGESAHAN
Presentasi Jurnal dengan judul:
Oleh:
NAMA : Intan Novita Reza S.Tr. Keb
NPM : 19220300210
Telah dipresentasikan pada tanggal … bulan Agustus tahun 2023 di hadapan tim
penguji Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Departemen
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.
Tangga, 2023
Menyetujui,
KBK Dosen Komunitas danIlmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi
Dini
Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase
(Nama Dosen)
NIDN
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Presentasi Jurnal yang berjudul
“KONSELING GIZI PADA REMAJA DENGAN ANEMIA”
5. Dr. Rindu, SKM., M. Kes Selaku Wakil Ketua II Bid. Sumber Daya &
Keuangan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
6. Nur Rizky Ramdhani, SKM., M. Epid selaku Wakil Ketua III Bid.
Kemahasiswaan & Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia
Maju
3
10. Lina Sukiyanti, S.Tr.Keb seabagai CI Responsi stase 3
11. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Program Profesi Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
mengarahkan dan membimbing penulis selama mengikuti proses
Pendidikan.
Penulis
4
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN i
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iv
BAGIAN I: JURNAL
Jurnal 1 1
Jurnal 2 2
Jurnal 3 2
Tinjauan Kasus 4
Pembahasan 11
Kesimpulan 18
Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN 21
5
I. JURNAL
1. Jurnal 1
Tahun : 2021
Link :
https://jurnal.stikesbup.ac.id/index.php/jks/article/download/81/69
Abstrak
Demam terjadi jika suhu tubuh diatas kisaran normal 37º C (100º C), rektal
38,8º C (101ºC) yang ditandai dengan kulit terasa hangat, dan kulit
kemerahan (Asmadi, 2012). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
hubungan pemberian kompres hangat dan paracetamol pada anak usia 12-24
bulan dengan penurunan demam di Desa Larikrejo Kecamatan Undaan
Kabupaten Kudus.
2. Jurnal 2
Tahun : 2019
1. Link :
https://stikes-nhm.ejournal.id/PGM/article/download/477/425
Abstrak
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena adanya kenaikan suhu
tubuh
(suhu rektal diatas 38°C) akibat suatu proses ekstrakranium tanpa adanya infeksi
intrakranial atau penyebab lain . Kejang demam sering terjadi pada anak usia 6 bulan
sampai 5 tahun karena pada balita kekebalan tubuh masih rendah (Wilson, 2016).
Kejadian kejang demam diperkirakan di Asia dilaporkan lebih tinggi, kira-kira 20%
kasus merupakan kejang demam yang kompleks (Manjoer, dkk, 2000). Menurut Profil
Kesehatan Kabupaten Bangkalan (2017) salah satu penyakit yang dapat menimbulkan
kematian pada balita adalah pneumonia. Peneumonia merupakan penyakit yang dapat
disebabkan oleh virus dan bermanifestasi dengan adanya demam. Berdasarkan survey
melaui wawancara dengan orang tua bayi di Desa Patemon yang telah dilakukan
7
didapatkan informasi bahwa orang tua bayi di Desa Patemon masih banyak yang belum
mengetahui cara penanganan yang tepat kejang demam.
Peserta kegiatan sebanyak 20 peserta dari Desa Patemon yang mengikuti kegiatan
penyuluhan.
Peserta diberikan pre test dan pos test menggunakan instrument berdasarkan materi yang
diberikan. Secara keseluruhan materi yang disampaikan dapat dipahami oleh peserta.
Hasil kegiatan didapatkan bahwa sebelum diberikan pelatihan pengetahuan ibu sama
antara kategori cukup dan kurang yaitu 40% dan setelah diberikan pelatihan meningkat
menjadi kategori baik yaitu sebesar 50%.
3. Jurnal 3
Tahun : 2018
Abstrak
Demam adalah suatu tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi atau
bakteri yang berada di dalam tubuh. Apabila demam tidak ditangani maka
8
dapat mengakibatkan kerusakan rangkaian khususnya sistem saraf pusat dan
otot, sehingga mengakibatkan kematian. Penanganan pertama demam dapat
berupa terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
demam dengan penanganan demam pada bayi 0-12 bulan di Datarajan
Wilayah Kerja Puskesmas Ngarip Kabupaten Tanggamus tahun 2018. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Waktu
pelaksanaannya pada tanggal 11-13 Februari 2018 tempatnya di Desa
Datarajan Wilayah Kerja Puskesmas Ngarip Kabupaten Tanggamus.
Populasi yaitu ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan berjumlah 60 orang.
Pengambilan sampel dengan menggunakan total population dengan jumlah
60 ibu. Hasil analisis menunjukan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang demam dengan penanganan demam dengan P-value 0,000 (<0.05)
dengan odds Ratio sebesar 25.375 (6.357-101.287). Diharapkan hasil
penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi ibu dengan pengetahuan
kurang baik. Ibu dapat mengikuti sosialisasi kesehatan. Sehingga ibu dapat
melakukan penanganan demam yang baik didorong dengan adanya
informasi kesehatan baik dari tenaga kesehatan ataupun orang tua dan
saudara ibu dalam penanganan demam.
9
II. Tinjauan Kasus
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI, BALITA DAN
ANAK USIA PRASEKOLAH
PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama anak : By. G
Tanggal lahir : 23-01-2022
Umur : 12 Bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke- : 2
2. Identitas Orangtua
Nama Ibu : Ny. D Nama Ayah : Tn. K
Umur : 32 Tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Betawi
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : K. Swasta
3. Alasan datang
10
Ibu ingin memeriksakan kondisi bayinya.
4. Keluhan utama
Ibu mengatakan bayinya demam sejak kemari sore.
5. Riwayat kesehatan
a. Tanggal lahir : 11-08-2023
b. Tempat : PMB
c. Penolong : Bidan
d. Jenis persalinan : Normal, Spontan
6. Riwayat pertumbuhan
Sesuai dengan
usianya.
7. Riwayat perkembangan
Tidak dilakukan pemantauan perkembangannya.
8. Riwayat imunisasi
HB0 : 23/08/22
BCG : 20/09/22
POLIO : 20/08/22,20/09/22,20/10/22,20/11/22
PENTABIO : 20/08/22,20/09/22,20/10/22
IPV : 20/12/22
CAMPAK : 20/03/23
BAB : 1x Sehari
d) Pola nutrisi
Pola makan : 3x menu utama, 2x menu selingan (sayur dan
buah, lauk pauk)
Minum : ± 600ml (ASI, jus, air putih)
e) Pola personal hygiene
Bayi Ketika BAK/BAB di lap kering dengan handuk dan di
cebokan dari arah depan ke belakang.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Umum
Denyut nadi : 110 kali/menit
Frekuensi nafas : 30 kali/menit
Suhu tubuh : 36.8 0C
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 10 kg
Tinggi badan : 82 cm
IMT : 14,87
z-score : Median
Status gizi
12
c. BB/PB atau TB : [ ] Sangat kurus; [ ] Kurus;
[√ ] Normal; [ ] Gemuk
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Normal, tidak ada odema, tidak ada kelainan
Mata : Seklera tidak pucat, bulu mata tidak ada
kelainan.
Telinga : Posisi sejajar, tidak ada kelainan
Hidung : Terdapat pengeluaran lender ingus berwarna
putih
Mulut : Bentuk normal, tidak ada kelainan
Leher : Pembesaran vena/kelenjar tidak ada
Dada : Posisi simetri, mamae simetris ada, normal,
suara nafas normal, tidak ada bunyi ronkhi
Abdomen : Bentuk normal
Ekstremitas Atas : Jari tangan lengkap dan tidak ada kelainan
Ekstremitas Bawah : Jari kaki lengkap, posisi dan bentuk normal,
pergerakan aktif, tidak ada kelainan
Perkembangan anak
❑ Sesuai
❑ Meragukan:
(1) Motorik kasar (3) Bicara dan Bahasa
(2) Motorik halus (4) Sosial - kemandirian
❑ Penyimpangan
13
(1) Motorik kasar (3) Bicara dan Bahasa
(2) Motorik halus (4) Sosial - kemandirian
b. TDD : Formulir usia ; Jumlah jawaban TIDAK
Daya dengar
❑ Normal
❑ Curiga ada gangguan
c. TDL : Baris E terkecil yang masih terlihat mata kanan
; mata kiri
Daya lihat
❑ Normal
❑ Curiga ada gangguan
d. KMME : Jumlah jawaban YA
Mental emosional
❑ Normal
❑ Curiga ada gangguan
7. Pemeriksaan Penunjang
Tidak Dilakukan dilakukan
C. Analisis Data
By. G Usia 12 bulan dengan Febris
14
D. Penatalaksanaan
1. Memakai APD dan cuci tangan sebelum Tindakan.
Evaluasi :Bidan sudah menggunakan APD dan mencuci tangan
2. Melakukan infrom consent kepada orang tua.
15
dingin atau es, karena bisa menyebabkan si Kecil menggigil dan suhu
tubuhnya semakin meningkat.Hindari pula mengompres tubuh bayi
dengan menggunakan cairan alkohol. Ini karena alkohol dapat
mengiritasi atau melukai saluran pernapasan dan kulit bayi
Evaluasi : Ibu mengerti dengan informasi yang telah diberikan
7. Mengajarkan Teknik akupresure pada ibu untuk mengurangi batuk
pileknya, seperti titik LI 20 (lokasi dekat samping cuping hidung
kanan dan kiri), LU 7 (lokasi letaknya 2 jari atas pergelangan tangan
segaris ibu jari tangan), ST 40 ( lokasi letaknya pada pertengahan
antara tempurung lutut dan mata kaki luar, 2 jari ke sisi luar dari
tulang kering), ST 36 ( terletak 4 jari di bawah tempurung lutut di tepi
luar tulang kering ), LI4 ( terletak di punggung tangan pada tonjolan
tertinggi Ketika ibu jari dan telunjuk dirapatkan.
Evaluasi : Ibu bersedia mempraktekan dan melakukannya pada
bayinya
8. Memberitahukan pada ibu tanda – tanda bahaya apabila bayi demam
tinggi, ada kejang dan ada sesak nafas segera kembali ke tenaga
Kesehatan.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan informasi yang telah diberikan
9. Menganjurkan ibu untuk kontrol Kembali 3hari apabila keluhan masih
berlanjut.
Evaluasi : Ibu bersedia kembali bila tidak ada perbaikan
10. Melakukan pendokumentasian.
Evaluasi : Pendokumentasian sudah dilakukan.
Pengkaji,
16
III. PEMBAHASAN
Ada 2 jenis kompres yaitu kompres hangat dan kompres dingin. Pada
penelitian ini peneliti menerapkan penggunaan kompres hangat. Kompres
hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain atau handuk yang telah
dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu
sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh.
Sebagian besar tindakan penatalaksanaan demam dengan kompres yang
dilakukan oleh orang tua terhadap anak yang mengalami demam berdasarkan
kebiasaan dan bersifat turun temurun (Maharani dalam Wardiyah 2016).
18
sebagai stok dirumah untuk menjaga jika anak mereka demam. Penggunaan
sirup parasetamol hanya mengobati gejala, sehingga tidak diminum hingga
habis. Keberhasilan pengobatan tergantung pada kadar zat aktif yang dapat
mencapai tempat aksi. Kadar yang kurang dari dosis efektif akan mempersulit
penyembuhan penyakit. Hal ini bisa terjadi karena pemberian dosis yang
kurang atau karena terjadinya penurunan kualitas obat selama penyimpanan.
Dengan demikian kontrol kualitas dan penetapan waktu kadaluwarsa obat
sangat diperlukan (Arisandi, 2014).
sebelumnya. Penurunan suhu yang diharapkan 1,2 – 1,4 oC, sehingga jelas
bahwa pemberian obat paracetamol bukan untuk menormalkan suhu namun
untuk menurunkan suhu tubuh (Nurarif, 2015).
19
Jurnal 2 “Penanganan Pertama Pada Bayi Kejang Demam Di
Posyandu Desa Patemon”
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar usia ibu adalah
26-40 tahun yaitu sebanyak 10 ibu (50%). Hal ini menunjukkan bahwa ibu memiliki
usia yang ideal untuk menjadi ibu sehingga bisa mengikuti kegiatan pelatihan dengan
baik dan mampu mengimplementasikan hasil pelatihan untuk pengalaman pribadi
maupun disampaikan kepada orang lain yang memilii anak usia Bayi. Demikian juga
dengan status pendidikan sebagian besar tingkat pendidikan ibu adalah menengah
(SMA) yaitu sebesar 9 ibu (45%) dan pendidikan tinggi yaitu 6 ibu 30%. Berdasarkan
hasil pengamatan mayoritas ibu antusias dan fokus mengikuti kegiatan pelatihan dari
awal sampai akhir. Kondisi ini juga didukung oleh pekerjaan ibu terbanyak adalah Ibu
Rumah Tangga sehingga bisa meluangkan waktu dan tidak terganggu dengan
aktivitas lain.
Berdasarkan hasil pengisian Kuesioner Pre test (sebelum) dilakukan kegiatan
pelatihan didapatkan bahwa sebagian ibu memiliki pengetahuan cukup yaitu sebesar
40% dan mmeiliki pengetahuan kurang sebesar 40. Ibu dengan pengetahuan cukup
berdasarkan hasil wawancara ditemukan bahwa ibu banyak mendapatkan membaca dari
internet, tabloid dan lain sebagainya yang menambah pemahaman ibu tentang
penanganan kejang demam. Sedangkan ibu dengan pengetahuan kurang dikarenakan ibu
tidak pernah membaca, mendengar atau mendapatkan edukasi tentang penanganan
kejang demam.
Hasil pengisian kuesioner Post Test (Setelah) diberikan Pelatihan didapatkan
bahwa terjadi peningkatan pengetahuan ibu setelah diberikan materi. Hasil analisa data
didapatkan sebagian besar ibu memilki pengetahuan dengan kategori baik yaitu sebesar
50%, pengetahuan cukup sebesar 40% dan pengetahuan kurang 10%.
Hal ini menunjukkan ada peningkatan pemahaman ibu tentang penanganan
kejang demam. Hal ini dikarenakan, penyuluhan merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan pengetahuan pada orang tua bayi. Menurut penelitian Udin (2014)
penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan dari orang tua dengan nilai p<0,05. Ada 2
orang dengan pengetahuan kurang hal ini dikarenakan ibu tidak mengikuti kegiatan
sampai selesai sehingga ada materi yang belum diketahui ibu.
20
Pengkaji ini membuktikan bahwa ada peningkatan pemahaman ibu
tentang penanganan kejang demam. Hal ini dikarenakan pengkaji melakukan
penyuluhan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan
pada orang tua bayi tentang kejang demam pada bayi.
1
menghentikan demamnya setiap 4 jam, berikan dosis obat sesuai
dengan berat badan anak (Dinarti, 2010).
Sejalan dengan penelitian Ery Khusnul (2012) dengan judul
penelitian gambaran prilaku ibu dalam penanganan demam pada anak
di Desa Seren Kecamatan Gebang Purworejo. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa 62,1% prilaku ibu dengan prilaku penanganan
demam baik.
Menurut asumsi peneliti ibu dengan penanganan demam yang
baik dikarenakan sudah memiliki pengalaman sebelumnya tentang
penanganan demam anak seperti melakukan kompres, pemberian ASI
secara terus-menerus, melakukan pengobtan jika demam tidak kunjung
turun. Kemudian didorong dengan informasi dari orang tua dan
saudara ibu. Sedangkan penanganan demam yang tidak baik
dikarenakan ibu belum memiliki informasi yang banyak tentang
penanganan demam.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan ibu
tentang penanganan demam yaitu dengan dilakukan sosialisasi oleh
bidan, kader, dan tenaga kesehatan lainnya. Diupayakan agar dapat
menjangkau tempat pemukiman yang jauh, sehingga para ibu tidak
kekurangan informasi.
Pengkaji memberikan informasi kepada ibu untuk penanganan
demam adalah tindakan yang dilakukan ibu dalam mengatasi demam
bayi seperti kompres air hangat, berikan ASI sesering mungkin,
menggunakan baju yang menyerap keringat, kondisikan agar ruangan
tidak panas.
2
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
a. Bagi Ibu
3
memberikan pelayanan non farmakolgis dan farmakologis
c. Bagi Mahasiswa
4
DAFTAR PUSTAKA
5. https://jurnal.stikesbup.ac.id/index.php/jks/article/download/81/69
https://stikes-nhm.ejournal.id/PGM/article/download/477/425
5
LAMPIRAN