Keterkaitan antara Design Thinkinh, Social-Emotional Learning (SEL) serta
Pemahaman Murid dan Pembelajaran
Design Thinking dalam proses pembelajaran merupakan pola pikir dan
pendekatan pembelajaran, kolaborasi dan pemecahan masalah. Faktanya, proses desain adalah kerangka terstruktur untuk mengidentifikasi tantangan, mengumpulkan informasi, menghasilkan solusi potensial, menyaring ide, dan menguji solusi. Design Thinking dapat diterapkan secara fleksibel kepada siswa dan setiap mata pelajaran dengan membuat proyek pembelajaran yang dapat dirancang guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang inovatif. Para pendidik menghadapi tantangan khusus diprofesi mereka, mengajar dan membimbing generasi masa depan di mana mereka akan mengejar karir baru yang saat ini belum ada. Pembelajaran emosional merupakan salah satu bagian penting dari pendidikan dan interaksi sosial manusia. Casel.org berpendapat bahwa proses yang membantu individu (anak-anak dan orang dewasa) mengembangkan keterampilan dasar untuk hidup dengan baik, hal tersebut dapat dinamakan proses sosial. Terdapat banyak diambil yaitu dari keterampilan, dan juga relasi dengan masyarakat lain. Proses belajar sosial-emosional (Social-emotional Learning) merupakan proses belajar mengenali dan mengelola emosi, menyelesaikan masalah, mengembangkan relasi sosial yang baik, dapat berempati, membuat keputusan yang tepat, dan bertanggung jawab. Pemahaman peserta didik dan pembelajarannya merupakan pembelajaran yang menunjukkan teori perkembangan belajar (kognitif, psikosisial, emosional, sosial konteks), kesiapan belajar, tingkat capaian belajar, minat, dan profil belajar peserta didik melalui pola pikir bertumbuh sehingga mampu merancang RPP, asesmen, evaluasi, dan refleksi pembelajaran yang dapat mengakomodasi kebutuhan belajar peserta didik. Pendidik perlu memahami karakteristik peserta didik baik dari segi kebutuhan belajar, tingkat capaian, dan tahap perkembangan peserta didik, sehingga proses pembelajaran dapat menghantarkan peserta didik belajar sepanjang hayat dan mengembangkan potensi dirinya serta mewujudkan cita-citanya di masa depan. Pemahaman peserta didik dan pembelajarannya membantu pendidik dalam membentuk karakteristik dan pola pikir bertumbuh pada peserta didik sehingga mereka memiliki kecakapan sosial emosional yang baik. Menurut Loescher (2019) dalam proses belajar karakteristik Design Thinking, yaitu memerlukan: (1) Fokus mendefinisikan kebutuhan pengguna sebelum mencari solusi (2) Terbuka terhadap hasil akhir yang tidak terduga (3) Menerima ambiguitas atau ketidakpastian (4) Berpusat pada manusia (humanis)