Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Letak Wilayah Geografis Dan Demografi


Secara geografis Kecamatan Tanjung Pura terletak pada koordinat
03°53’17” dan 04°02’38” Lintang Utara, 98°24’52” dan 98°29’46” Bujur Timur
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Hinai dan Kecamatan Padang
Tualang
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gebang
 Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka dan Kecamatan Secanggang

Sumber : Profil Kecamatan Tanjung Pura

Dari segi klimatologi, Kecamatan Tanjung Pura tergolong beriklim sub-


tropis dengan suhu berkisar 17°-24°C dan intensitas hujan 1414 mm/tahun dengan
rata-rata hari hujan 152 hari/tahun. Kecamatan Tanjung Pura memiliki luas wialayah
17.961 Ha (179,61 Km2) dengan ketinggian 4 meter diatas permukaan laut. Secara
administrasi Kecamatan Tanjung Pura dibagi atas 18 Desa dan 1 Kelurahan.
Dikarenakan luasya Kecamatan Tanjung Pura dan untuk menciptakan
pelayanan kesehatan yang optimal, maka puskesmas di wilayah Tanjung Pura di bagi
dua, yaitu Puskesmas Pantai Cermin dan Puskesmas Pematang Cengal. Dengan
Wilayah kerja Puskesmas Pantai Cermin yaitu Kelurahan Pekan Tanjung Pura, Desa
Serapuh Asli, Desa Pematang Tengah, Desa Paya Perupuk, Desa Lalang, Desa Pantai
Cermin, Desa Pekubuan, Desa Teluk Bakung, Desa Pematang Serai, Desa Baja
Kuning, Desa Karya Maju dan Desa Suka Maju.
Berdasarkan informasi BPS pada tahun 2022 jumlah penduduk di wilayah
Puskesmas Pantai Cermin adalah sebesar 48.053 jiwa dengan jumlah KK sebanyak
12.159 KK. Luas Wilayah kerja Puskesmas Pantai Cermin adalah 58,75 Km 2. Rata-
rata kepadatan penduduk di wilayah Puskesmas Pantai Cermin sebesar 818 jiwa/
Km2. Namun pada kenyataannya secara keseluruhan wilayah kerja Puskesmas Patai
Cermin mempuyai tingkat kepadatan yang tidak sama antara satu desa dengan desa
yang lainnya.
Puskesmas Pantai Cermin terletak di Jalan Terusan No. 106 Desa Pantai
Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat. Puskesmas Pantai Cermin
merupakan Puskesmas non perawatan dan mempunyai Puskesmas Pembantu
sebanyak 3 buah yaitu Pustu Desa Pematang Tengah, Pustu Desa Pematang Serai
dan Pustu Desa Karya Maju. Dari semua sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Pantai Cermin telah memiliki tenaga kesehatan diantaranya perawat dan
bidan.
Tabel 1. Data Penduduk Puskesmas Pantai Cermin Tahun 2022
B. Permasalahan
Pencegahan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari
dampak jangka panjang yang merugikan. Upaya pencegahan stunting secara dini
harus dilakukan supaya wanita usia subur yang akan mempersiapkan kehamilan
sehingga 1000 hari pertama kehidupan (HPK) anak berhasil dipersiapkan dengan
baik (Fauziatin Naila,Apoina Kartini, 2020).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga,
Upaya pencegahan stunting yang dapat dilakukan untuk kelompok dewasa muda
yaitu sebagai berikut, melakukan deteksi dini terhadap penyakit (penyakit menular
dan penyakit tidak menular), meningkatkan penyuluhan tentang perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Serta upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan
prevalensi stunting di antaranya sebagai berikut yaitu, dengan meningkatkan
pengetahuan, mengkonsumsi tablet tambah darah jika mengalami gejala anemia,
memperbaiki pola makan (pola makan menyangkut jenis, jumlah, dan frekuensi
makanan), (Khodijah Parinduri, 2021).
Melakukan edukasi kesehatan, melakukan pengukuran indeks massa tubuh
(IMT) dan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) 1 kali tiap minggu selama 52
minggu.Dosis dan kandungan tablet tambah darah yang diberikan biasanya berupa
ferrous fumarate folic acid dengan komposisi 60 mg zat besi dan 400 mcg asam folat.
Penelitian serupa juga dilakuan oleh Sumarmi (2018) bahwa pemberian suplemen
multimikronutrien sejak masa pra konsepsi dapat menurunkan kejadian neonatal.
Stunting dibandingkan pemberian suplemen zat besi folat hanya pada masa
kehamilan. Dewasa Muda menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan
istilah yang digunakan pada wanita usia subur yang mempunyai kondisi sehat
sebelum hamil agar dapat melahirkan bayi yang normal dan sehat serta Dewasa
muda laki-laki yang akan diperkenalkan dengan permasalahan kesehatan reproduksi
dirinya serta pasangan yang akan dinikahinya KBBI, 2019. Faktor usia menjadi
prasyarat dalam melangsungkan pernikahan yang salah satu tujuannya adalah
melanjutkan generasi penerus. 5 Usia ideal menikah untuk laki- laki antara usia 25-
30 tahun dan perempuan antara usia 20-25 tahun (Hua et al., 2018).
Permasalahan stunting di masa yang akan datang secara langsung
berpengaruh erat dengan kondisi calon ibu, postur tubuh, berat badan, tinggi badan
serta kecukupan gizi calon ibu menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
terjadinya stunting. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian edukasi atau intervensi
yang tepat untuk mencegah stunting adalah ketika seseorang akan mempersiapkan
kehamilannya, oleh karena itu dewasa muda yang akan menjadi calon ibu adalah
sasaran yang tepat.
Masalah-masalah yang sering di jumpai pada remaja dalam menghambat
terjadi stunting :
1. Kurangnya pengetahuan remaja dalam mencegah masalah kesehatan baik untuk
dirinya, keluarga dan masyarakat.
2. Kurangnya ketaqwaan remaja dalam menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi
larangan Tuhan.
3. Kurangnya pengetahuan remaja sebagai pasangan calon pengantin memahami
sebuah pernikahan menurut kesehatan
4. Kurangnya pengetahuan remaja sebagai pasangan calon pengantin dalam
mencegah stunting pada bayi yang akan di lahirkan, menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB )

C. Karya Inovasiku

Anda mungkin juga menyukai