Secara geografis Kecamatan Tanjung Pura terletak pada koordinat 03°53’17” dan 04°02’38” Lintang Utara, 98°24’52” dan 98°29’46” Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Hinai dan Kecamatan Padang Tualang Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gebang Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka dan Kecamatan Secanggang
Sumber : Profil Kecamatan Tanjung Pura
Dari segi klimatologi, Kecamatan Tanjung Pura tergolong beriklim sub-
tropis dengan suhu berkisar 17°-24°C dan intensitas hujan 1414 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 152 hari/tahun. Kecamatan Tanjung Pura memiliki luas wialayah 17.961 Ha (179,61 Km2) dengan ketinggian 4 meter diatas permukaan laut. Secara administrasi Kecamatan Tanjung Pura dibagi atas 18 Desa dan 1 Kelurahan. Dikarenakan luasya Kecamatan Tanjung Pura dan untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang optimal, maka puskesmas di wilayah Tanjung Pura di bagi dua, yaitu Puskesmas Pantai Cermin dan Puskesmas Pematang Cengal. Dengan Wilayah kerja Puskesmas Pantai Cermin yaitu Kelurahan Pekan Tanjung Pura, Desa Serapuh Asli, Desa Pematang Tengah, Desa Paya Perupuk, Desa Lalang, Desa Pantai Cermin, Desa Pekubuan, Desa Teluk Bakung, Desa Pematang Serai, Desa Baja Kuning, Desa Karya Maju dan Desa Suka Maju. Berdasarkan informasi BPS pada tahun 2022 jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Pantai Cermin adalah sebesar 48.053 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 12.159 KK. Luas Wilayah kerja Puskesmas Pantai Cermin adalah 58,75 Km 2. Rata- rata kepadatan penduduk di wilayah Puskesmas Pantai Cermin sebesar 818 jiwa/ Km2. Namun pada kenyataannya secara keseluruhan wilayah kerja Puskesmas Patai Cermin mempuyai tingkat kepadatan yang tidak sama antara satu desa dengan desa yang lainnya. Puskesmas Pantai Cermin terletak di Jalan Terusan No. 106 Desa Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat. Puskesmas Pantai Cermin merupakan Puskesmas non perawatan dan mempunyai Puskesmas Pembantu sebanyak 3 buah yaitu Pustu Desa Pematang Tengah, Pustu Desa Pematang Serai dan Pustu Desa Karya Maju. Dari semua sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pantai Cermin telah memiliki tenaga kesehatan diantaranya perawat dan bidan. Tabel 1. Data Penduduk Puskesmas Pantai Cermin Tahun 2022 B. Permasalahan Pencegahan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang merugikan. Upaya pencegahan stunting secara dini harus dilakukan supaya wanita usia subur yang akan mempersiapkan kehamilan sehingga 1000 hari pertama kehidupan (HPK) anak berhasil dipersiapkan dengan baik (Fauziatin Naila,Apoina Kartini, 2020). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, Upaya pencegahan stunting yang dapat dilakukan untuk kelompok dewasa muda yaitu sebagai berikut, melakukan deteksi dini terhadap penyakit (penyakit menular dan penyakit tidak menular), meningkatkan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Serta upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting di antaranya sebagai berikut yaitu, dengan meningkatkan pengetahuan, mengkonsumsi tablet tambah darah jika mengalami gejala anemia, memperbaiki pola makan (pola makan menyangkut jenis, jumlah, dan frekuensi makanan), (Khodijah Parinduri, 2021). Melakukan edukasi kesehatan, melakukan pengukuran indeks massa tubuh (IMT) dan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) 1 kali tiap minggu selama 52 minggu.Dosis dan kandungan tablet tambah darah yang diberikan biasanya berupa ferrous fumarate folic acid dengan komposisi 60 mg zat besi dan 400 mcg asam folat. Penelitian serupa juga dilakuan oleh Sumarmi (2018) bahwa pemberian suplemen multimikronutrien sejak masa pra konsepsi dapat menurunkan kejadian neonatal. Stunting dibandingkan pemberian suplemen zat besi folat hanya pada masa kehamilan. Dewasa Muda menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan istilah yang digunakan pada wanita usia subur yang mempunyai kondisi sehat sebelum hamil agar dapat melahirkan bayi yang normal dan sehat serta Dewasa muda laki-laki yang akan diperkenalkan dengan permasalahan kesehatan reproduksi dirinya serta pasangan yang akan dinikahinya KBBI, 2019. Faktor usia menjadi prasyarat dalam melangsungkan pernikahan yang salah satu tujuannya adalah melanjutkan generasi penerus. 5 Usia ideal menikah untuk laki- laki antara usia 25- 30 tahun dan perempuan antara usia 20-25 tahun (Hua et al., 2018). Permasalahan stunting di masa yang akan datang secara langsung berpengaruh erat dengan kondisi calon ibu, postur tubuh, berat badan, tinggi badan serta kecukupan gizi calon ibu menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian edukasi atau intervensi yang tepat untuk mencegah stunting adalah ketika seseorang akan mempersiapkan kehamilannya, oleh karena itu dewasa muda yang akan menjadi calon ibu adalah sasaran yang tepat. Masalah-masalah yang sering di jumpai pada remaja dalam menghambat terjadi stunting : 1. Kurangnya pengetahuan remaja dalam mencegah masalah kesehatan baik untuk dirinya, keluarga dan masyarakat. 2. Kurangnya ketaqwaan remaja dalam menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangan Tuhan. 3. Kurangnya pengetahuan remaja sebagai pasangan calon pengantin memahami sebuah pernikahan menurut kesehatan 4. Kurangnya pengetahuan remaja sebagai pasangan calon pengantin dalam mencegah stunting pada bayi yang akan di lahirkan, menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB )
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis