Anda di halaman 1dari 11

Bagian bagian waris

dalam hukum perdata


K E L OM P OK 3
ANGGOTA KELOMPOK
HUKUM PERDATA ISLAM INDONESIA

1. pramesty Trista Hilda syafrina

2. Ilham fahisha azali

3. Ahmad Maulana Anjali


PENGERTIAN
SECARA FILOSOFI, WARISAN DALAM HUKUM PERDATA ISLAM INDONESIA MEMPERLIHATKAN
PENEGASAN KUAT TERHADAP NILAI-NILAI FUNDAMENTAL SEPERTI KEADILAN, KESETARAAN,
DAN PERLINDUNGAN HAK-HAK INDIVIDU. PRINSIP UTAMANYA ADALAH MENJUNJUNG TINGGI
KEADILAN, YANG BERARTI MEMBERIKAN BAGIAN YANG SEWAJARNYA KEPADA SETIAP AHLI
WARIS SESUAI DENGAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH YANG TELAH DIATUR. HAL INI BERTUJUAN
TIDAK HANYA UNTUK MENGHINDARI POTENSI TERJADINYA KETIDAKADILAN DALAM PROSES
PEMBAGIAN HARTA WARISAN, TETAPI JUGA UNTUK MEMASTIKAN BAHWA HAK-HAK INDIVIDU
DIHORMATI DAN DIBERIKAN PERLINDUNGAN YANG SEWAJARNYA DALAM KONTEKS WARISAN.
PROSES TERBENTUKNYA
PEMBAGIAN WARISAN ADALAH SUATU PROSES YANG SANGAT PENTING DALAM
HUKUM PERDATA ISLAM INDONESIA. PROSES INIDILAKUKAN SESUAIDENGAN
KETENTUAN SYARIAH YANG MENGATUR PROPORSI WARISAN YANG DITERIMA
OLEH MASING-MASING AHLIWARIS. HUKUM PERDATA ISLAM INDONESIA
MEMPERTIMBANGKAN BEBERAPA FAKTOR PENTING DALAM MENENTUKAN
PEMBAGIAN WARISAN YANG ADIL.
Pertama, hukum perdata Islam memperhatikan hubungan keluarga antara ahli waris. Ahli waris yang memiliki
1.
hubungan keluarga yang lebih dekat dengan almarhum atau almarhumah biasanya mendapatkan bagian yang
lebih besar dari warisan. Hubungan ini mencakup hubungan darah, seperti anak-anak, cucu, dan orang tua, serta
hubungan pernikahan seperti suami dan istri.

2. Kedua, jenis harta yang ditinggalkan juga memengaruhi pembagian warisan. Hukum perdata Islam membedakan
antara harta bergerak dan tidak bergerak, harta halal dan haram, serta harta yang diperoleh sebelum atau
selama perkawinan. Semua faktor ini harus dipertimbangkan dalam pembagian warisan untuk memastikan adil
dan sesuai dengan ketentuan syariah.
Ketiga, ketentuan syariah yang berlaku adalah landasan utama dalam menentukan pembagian warisan. Syariah
3.
mengatur proporsi warisan yang harus diberikan kepada setiap ahli waris sesuai dengan hukum Islam. Ini
termasuk ketentuan tentang bagian yang harus diberikan kepada suami, istri, anak-anak, orang tua, dan ahli
waris lainnya.
AHLIWARIS DIKELOMPOKKAN MENJADI3

1. Ahli waris ashab al-furudh adalah ahli waris yang bagiannya telah diteapkan secara pasti di dalam al-Qur’an dan
hadis Nabi. Mereka menerima harta warisan dalam urutan yang pertama.. Ahli waris ashab al-furudh terdiri dari
dua belas orang, yang terdiri dari delapan orang perempuan dan empat orang dari anak laki-laki. Yang di maksud
dengan ahli waris ashab al-furudh adalah ahli waris yang mendapat bagian- bagian tertentu sebagaimana yang
telah di tetapkan oleh syara’ baik besar maupun kecil.
2. Ahli waris ashabah. Ahli waris ashabah adalah ahli waris yang berhak namun tidak dijelaskan bagiannya dalam al-
Qur’an dan Hadist Nabi. Dia menerima hak dalam urutan kedua. Dia mengambil seluruh harta bila tidak ada
bersamanya ahli waris dzawu al- furudh dan mengambil sisa harta setelah diberikan lebih dahulu kepada ahli
waris dzawu al- furudh yang ada bersamanya. Apabila harta warisan itu masih bersisa hendaknya diberikan
kepada ahli waris laki-laki yang terdekat hubungan keluarganya dengan pewaris.

3. Hijab menurut bahasa adalah tutup atau mencegah. Sedangkan menurut istilah ulama ahli faraidl (ilmu waris)
hijab berarti tidak bisanya seseorang mendapat warisan yang sebenarnya bisa mendapatkan dikarenakan
adanya ahli waris yang lebih dekat dengan si mayit. Dengan pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa
dalam bab hijab ini tercegahnya seseorang dari mendapatkan warisan bukan karena adanya sebab-sebab yang
menghalanginya mendapat warisan sebagaimana disebutkan pada bab Penghalang Warisan, namun dikarenakan
adanya ahli waris yang lebih dekat posisinya dengan si mayit.
CONTOH KASUS
ISTRI
MISALKAN SUAMI MENINGGALKAN HARTA TOTAL SENILAI RP.300.000.000. ISTRI MENERIMA 1/8 DARI TOTAL
HARTA WARISAN: 1/8 X 300.000.000 = 37.500.000 SISANYA, YAITU 7/8 DARI TOTAL HARTA WARISAN, AKAN
DIBAGI ANTARA DUA ANAK, DENGAN BAGIAN YANG LEBIH BESAR DIBERIKAN KEPADA ANAK LAKI-LAKI
DIBANDINGKAN DENGAN ANAK PEREMPUAN: 7/8 X 300.000.000 = 262.500.000

istri :1/8 X 300.000.000 = 37.000.000


anak laki laki :2/3 X 262.500.000 =175.000.000
anak perempuan :1/3 X 262.500.000 = 87.000.000
CONTOH KASUS
SUAMI
JIKA ISTRI MENINGGAL DAN SUAMI DITINGGALKAN BERSAMA DENGAN SATU ANAK LAKI-LAKI DAN SATU
ANAK PEREMPUAN. MISALKAN HARTA TOTAL YANG DITINGGALKAN OLEH ISTRI ADALAH RP. 300.000.000.
BERIKUT ADALAH PERHITUNGAN PEMBAGIAN WARISAN:

Suami :1/4 X 300.000.000 =75.000.000


anak laki laki :2/3 X 187.500.000 =125.000.000
anak perempuan :1/3 X 187.500.000 =62.500.000
CONTOH KASUS
SEORANG PEREMPUAN MENINGGAL DUNIA DENGAN AHLI WARIS SEORANG SUAMI, SEORANG IBU DAN
SEORANG ANAK LAKI-LAKI. HARTA YANG DITINGGALKAN SEBESAR RP. 150.000.000. MAKA PEMBAGIANNYA
ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
suami 1/4 sahamnya 3
Ibu 1/6 sahamnya 2
Anak laki laki bagian nya sebagai ashabah sahamnya 7
Jadi kesimpulannya
a.Asal Masalah 12
b. Suami mendapat bagian 1/4 karena ada anaknya si mayit, sahamnya 3
c. Ibu mendapat bagian 1/6 karena ada anaknya si mayit, sahamnya 2
d. Anak laki-laki mendapatkan bagian sisa, sahamnya 7
e. Nominal harta Rp. 150.000.000 dibagi 12 bagian, masing-masing bagian senilai Rp. 12.500.000

SUAMI3 X 12.500.000 =37.500.000


IBU :2 X 12.500.000 = 25.000.000
ANAK LAKI-LAKI:7X 12.500.000 = 87.500.000
JUMLAH TOTAL :150.000.000
THANKYOU !

Anda mungkin juga menyukai