Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR

INOVATION PROJECT

Penerapan Turning Pad pada Pasien dengan tirah baring lama di Intensive Care Unit

Disusun oleh:

1. Octa Risely Tampubolon G3A021212


2. Mardiana Khoiril Islam G3A021218
3. Edo Japung Saputra G3A021221

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bed rest (tirah baring) merupakan intervensi medis yang diberikan untuk memini
malkan kebutuhan metabolisme pada tubuh dan memfokuskan tubuh untuk penyembu
han dan pemulihan (Parry & Putchuchaery, 2015). Ulkus dekubitus merupakan
masalah yang dapat terjadi pada pasien dengan penyakit kronis, kondisi lemah dan
lumpuh dalam waktu yang lama (Armi, 2019). Tindakan keperawatan untuk mencega
h terjadinya dekubitus adalah dengan perubahan posisi tidur (Wayunah, 2019). Berbali
k dan memposisikan pasien di tempat tidur sangat penting bagi pasien imobilisasi untu
k meningkatkan kenyamanan, menjaga integritas kulit, meningkatkan penyembuhan, d
an menghasilkan perawatan yang lebih baik (Fragala & Fragala, 2014).

Ulkus dekubitus merupakan ulserasi yang disebabkan oleh tekanan yang


berlangsung lama pada pasien yang dibiarkan berbaring diam ditempat tidur.
Distribusi lokasi terjadinya ulkus pada pasien yang tidak mampu melakukan apapun,
maka ulkus dapat timbul di lutut, tumit, malleoli, scapula, occiput dan daerah tulang
belakang (spina)(Safitri et al., 2022). Masalah ulkus dekubitus menjadi problem yang
cukup serius baik di negara maju maupun di negara berkembang, karena
mengakibatkan meningkatnya biaya perawatan, memperlambat program rehabilitasi
bagi penderita, memperberat penyakit primer dan mengancam kehidupan pasien.Oleh
karena itu pasien dengan bedrest yang cukup lama perlu dilakukan alih tirah baring.
(Juniza, 2020)

Menurut Armi (2019) pasien yang mengalami bedrest total harus diubah sesuai
dengan tingkat aktivitas, kemampuan persepsi dan rutinitas sehari – hari dengan
dilakukannya alih baring setiap 2 jam dan 4 jam. Perubahan posisi tidur merupakan
salah satu bentuk intervensi keperawatan yang sangat tidak asing dan ditetapkan
dalam rangka pencegahan dekubitus khususnya pada pasien stroke (Wayunah, 2019).
Alih baring dapat mencegah dekubitus pada daerah tulang yang menonjol yang

1
bertujuan untuk mengurangi penekanan akibat tertahannya pasien pada satu posisi
tidur tertentu yang dapat menyebabkan lecet (Armi, 2019).

Faktor resiko dekubitus cukup banyak diantaranya gangguan syaraf vasomotorik,


sensorik dan motorik, kontraktur sendi dan spastisitas, gangguan sirkulasi perifer,
malnutrisi dan hipoproteinemia, anemia, keadaan patologis kulit pada gangguan
hormonal (oedema), laserasi dan infeksi, hygine kulit yang buruk (Alimansur &
Santoso, 2019).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di ruang ICU RSUD Tugurejo


Semarang pada bulan Oktober 2022 jumlah pasien yang dirawat di ICU terdapat 83
pasien, terdiri dari 40 pasien (48%) terpasang ventilator dan bedrest total sehingga
beresiko akan terjadinya decubitus, serta 2 pasien (2,5 %) telah mengalami dekubitus
akibat perawatan yang cukup lama di ICU. Peneliti melihat bahwa dekubitus perlu
untuk dicegah dalam mengurangi infeksi akibat kerusakan intregitas kulit yang dapat
memperlambat proses penyembuhan. Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik
untuk menerapkan alih baring dalam mencegah dekubitus dan meningkatkan mutu
pelayanan di ruang intensif.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana asuhan keperawatan dengan penerapan program alih baring
menggunakan alat turning pad atau bantal U untuk meminimalisir kejadian dekubitus
pada pasien bed rest di ICU RSUD Tugurejo Semarang?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan inovasi baru terhadap asuhan keperawatan dengan penerapan alih
tirah baring menggunakan alat turning pad atau bantal U untuk meminimalisir
kejadian dekubitus pada pasien bed rest di ICU RSUD Tugurejo Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat membuat program alih baring terjadwal untuk pasien bedrest
untuk menghindari dekubitus.

2
b. Dapat mengidentifikasi pasien yang beresiko mengalami dekubitus
dengan menggunakan skala norton.
c. Dapat membantu memudahkan perawat dalam melakukan alih baring
pada pasien bedrest.

D. MANFAAT

1. Bagi profesi keperawatan

Inovasi ini dapat menambah wawasan baru dalam mengelola sebuah fenomena
yang ada pada pasien, terutama pada pasien dengan total care terhadap kejadian
dekubitus.

2. Bagi rumah sakit

Inovasi ini dapat diterapkan dan dapat menjadi inovasi baru untuk
meningkatkan kualitas perawatan pada pasien total care di ruang ICU RSUD
Tugurejo Semarang.

3. Bagi peneliti

Inovasi ini dapat menambah wawasan dan ketrampilan dalam meningkatkan


pelayanan kepada pasien dengan mengimlementasikan alih tirah baring yang
dibantu dengan turning pad atau bantal U untuk meminimalisir tingkat kejadian
dekubitus pada pasien total care di RSUD Tugurejo Semarang.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP UMUM
1. Definisi
Turning Pad adalah alat untuk membantu penderita mengurangi resiko
penyakit dekubitus dan membantu petugas perawat untuk meringankan
pekerjaannya yang di tandai dengan penderita tidak memiliki kemampuan
untuk beraktifitas tirah baring. Berbalik dan memposisikan pasien di tempat
tidur sangat penting bagi pasien imobilisasi untuk meningkatkan kenyamanan,
menjaga integritas kulit, meningkatkan penyembuhan, dan menghasilkan
perawatan yang lebih baik (Fragala & Fragala, 2014).
2. Tanda dan gejala pasien bedrest total
a) Bagian sistem syaraf pusat, yaitu kelemahan otot, kaku dan menurunya
fungsi sensorik
b) Batang otak, yaitu lidah melemah, kemampuan membau, mengcap,
melihat secara parsial atau keseluruhan menjadi menurun, serta
kemampuan reflek, ekspresi wajah, pernafasan, dan detak jantung
menjadi terganggu.
c) Serebral kortek, yaitu tidak bisa bicara kehilangan kemampuan untuk
melakukan gerakan-gerakan, daya ingat menurun, hemiparase dan
kebingungan.

4
B. JURNAL RUJUKAN
Nama Peneliti da
No Judul Penelitian n Tahun Penelitia Metode Hasil Kesimpulan
n
1. Efektifitas Alih Baring Terhadap Ke Armi, Nurhikma Penelitian ini men Dari hasil penelitian nila Terdapat pengaruh
jadian Dekubitus Pada Pasien Tirah h, 2018. ggunakan analisa d i p value sebesar 0,018, alih tirah baring. Te
Baring Di Rumah Sakit Sentra Medi ata uji independent dimana nilai p value <0, rhadap kejadian dek
ka Cibinong Tahun 2018 t test dengan mem 05. Ada perbedaan yang ubitus antara kelom
bandingkan antara signifikan kejadian deku pok case dan kelom
2 kelompok case d bitus antara kelompok c pok control.
an control. ase (alih baring tiap 2 ja
m) dan kelompok contr
ol (tidak dilakukan alih
baring tiap 2 jam) pada
psien di RS Sentra Medi
ka Cibinong.

2. Efektifitas Waktu Perubahan Posisi T Wayunah Penelitian ini men Dari hasil penelitian ini Perubahan posisi tid
idur Terhadap Kejadian Dekubitus P ggunakan desain Q didapatkan nilai p=0,02 ur setiap 2 jam efekt
ada Pasien Stroke Di Rumah Sakit X
uasi-Experimental 1, yang artinya terdapat if mencegah terjadi

5
Kabupaten Indramayu with control grou perbedaan kejadian deku nya dekubitus.
p, yang terdiri dari bitus pada kelompok pas
2 kelompok, yaitu ien yang dilakukan peru
kelompok interven bahan posisi tidur setiap
si dan kelompok k 2 jam daripada kelompo
ontrol. k pasien yang dilakukan
peruubahan posisi tidur
selama 4 jam.

6
C. KONSEP PRODUK INOVASI
1. Prinsip kerja alat

a) untuk membantu penderita mengurangi resiko penyakit dekubitus


b) membantu petugas perawat untuk meringankan pekerjaannya yang di
tandai dengan penderita tidak memiliki kemampuan untuk beraktifitas
tirah baring.

2. Teori mendasari
Pemberian posisi miring menggunakan Turning Pad dikarenakan posisi ter
sebut sudah mampu mencegah kulit dari pergesekan dan perobekan jaringan sehin
gga mengurangi kejadian dekubitus, dan untuk membantu perawat untuk
meringankan pekerjaannya
3. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
a) Turning pad (U pad)

7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. RANCANGAN
Inovasi projek ini menggunakan metode kuantitatif dengan menerapkan turning pad
pada pasien sesuai kriteria inklusi.
B. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien di ruang ICU RSUD Tugurejo Semar
ang.
2. Sampel
a. Kriteria Inklusi
1) Pasien bedrest yang mengalami penurunan kesadaran di ruang ICU
2) Pasien dengan status hemodinamik yang stabil
b. Kriteria Eksklusi
1) Pasien dengan fraktur
2) Pasien dengan instabilitas tulang belakang
3) Pasien dengan trauma pada area kepala/leher
c. Teknik pengambilan sampel
Sampel yang akan diambil merupakan total sampel pasien yang tirah baring y
ang masuk kedalam kriteria inklusi.
C. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN INOVASI PROJEK
1. Tempat
Inovasi projek ini dilakukan di ruang ICU RSUD Tugurejo Semarang.
2. Waktu
Inovasi projek ini dilaksanakan pada tanggal 15 November 2022.
D. ALAT INOVASI PROJEK DAN CARA PENGUMPULAN DATA
1. Alat Inovasi projek
Alat yang digunakan dalam Inovasi projek ini adalah SOP tirah baring dan turnin
g pad.
2. Cara Pengumpulan Data

8
Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu observasi dan
dokumentasi.

a) Observasi
Jenis observasi yang dilakukan pada inovasi projek ini adalah observasi
non-partisipan. Dalam melakukan observasi, peneliti memilih hal-hal yang
diamati dan mencatat hal-hal yang berkaintan dengan penelitian.
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah pada proses
penerapan turning pad untuk mengetahui efektifitas penggunaan turning
pad untuk membantu memposisikan pasien yang bed rest.
b) Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam inovasi projek ini berupa gambar
yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah.

E. TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA


1. Teknik Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan merupakan data mentah yang harus diorganisasi, supaya
dapat disajikan dalam bentuk table atau grafik hingga mudah dianalisis dan ditarik
kesimpulan. Penelitian ini menggunakan studi kasus, data dianalisa dengan metode
deskriptif
2. Analisa Data
Pengolahan data dilakukan berdasarkan pada setiap perolehan data dari catatan lapangan,
direduksi, dideskripsikan, dianalisis, kemudian ditafsirkan. Prosedur analisis data terhadap
masalah lebih difokuskan pada upaya menggali fakta sebagaimana adanya (natural
setting), dengan teknik analisis pendalaman kajian (verstegen)
Untuk memberikan gambaran data hasil penelitian maka dilakukan prosedur sebagai
berikut:
a) Tahap penyajian data: data disajikan dalam bentuk deskripsi yang terintegrasi.
b) Tahap komparasi: merupakan proses membandingkan hasil analisis data yang telah
deskripsikan dengan interprestasi data untuk menjawab masalah yang diteliti. Data
yang diperoleh dari hasil deskripsi akan dibandingkan dan dibahas berdasarkan
landasan teori.

9
c) Tahap penyajian hasil inovasi projek: tahap ini dilakukan kompresi pre & post
aplikasi kemudian dirangkum dan diarahkan pada kesimpulan untuk menjawab
masalah yang telah diaplikasikan.

F. PROSEDUR TINDAKAN
1. Peneliti meminta persetujuan kepada subjek penelitian dengan memberikan
informed consent.
2. Setelah mendapat persetujuan, responden dijelaskan tentang cara menggunakan
turning pad (U pad).

10
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL APLIKASI
Hasil inovasi projek yang dilakukan pada Tn. W pada tanggal 15 November
2022 menunjukkan adanya pengaruh terhadap proses alih baring setiap 2 jam.
Dalam pelaksanaan alih baring menggunakan turning pad, inovator merasakan ada
perbedaan dalam proses alih baring tanpa turning pad dan yang menggunakan
turning pad.

B. EVALUASI
Pengaplikasian dilakukan di ruang ICU RSUD Tugurejo semarang, melihat banyak
pasien ICU yang beresiko tinggi akan terjadinya dekubitus karena tirah baring yang
tidak berubah dalam waktu cukup lama. Tindakan terbukti efektif dan efisien dapat
mencegah dekubitus dan mencegah perluasan dekubitus. Perawat ICU mengatakan
bahwa turning pad ini dapat mudah untuk diaplikasikan dan bermanfaat untuk
pasien-pasien yang ada di ICU.
C. KETERBATASAN PELAKSANAAN
Melibatkan perawat sift pagi, siang, malam, cara penggunaan turning pad belum
diketahui cukup luas oleh perawat sehingga terkendala dalam proses penerapan.

11
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dekubitus adalah kerusakan intregitas kulit akibat penekanan kulit karena tidak ada
alih baring dalam waktu yang cukup lama, maka diperlukan pencegahan agar tidak
terjadi dekibutus, pencegahan sedini mungkin dapat dilakukan alih baring dengan
penggunaan Turning pad, sehingga pasien yang keluar dari ICU tidak memerlukan
perawatan luka akibat kerusakan intregitas kulit.
Penggunaan turning pad merupakan salah satu cara mempermudah proses alih
baring sehingga pasien terhindar dari terjadinya dekubitus. Berdasarkan pelaksanaan
penelitian di RSUD Tugurejo terbukti ada pengaruh penggunaan turning pad dalam
menghindari terjadinya dekubitus.
B. SARAN
1. Bagi profesi keperawatan
Perawat dapat menerapkan penggunaan turning pad untuk membantu alih baring
agar pasien tidak terjadi dekubitus.
2. Bagi rumah sakit
Rumah sakit dapat menyediakan turning pad untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan di ruang ICU.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya bisa mengembangkan penelitian ini sebagai acuan untuk meneliti
dalam menggerakkan jadwal alih baring.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alimansur, M., & Santoso, P. (2019). Faktor Resiko Dekubitus Pada Pasien Stroke. Jurna
l Ilmu Kesehatan, 8(1), 82. https://doi.org/10.32831/jik.v8i1.259

Armi, A. (2019). Efektifitas Alih Baring Terhadap Kejadian Dekubitus Pada Pasien Tirah
Baring Di Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Kesehat
an Medika Drg. Suherman, 1. http://jurnal.imds.ac.id/imds/index.php/kesehatan/artic
le/view/79

Juniza. (2020). Hubungan Mobilisasi Dengan Kejadian Dekubitus Pada Pasien Tirah Bari
ng Di Ruang ICU RSUD Tanjung Pinang tahun 2020. Applied Microbiology and Bio
technology, 2507(1), 1–9. https://doi.org/10.1016/j.solener.2019.02.027%0Ahttps://w
ww.golder.com/insights/block-caving-a-viable-alternative/%0A???

Safitri, Y., Juwita, D. S., Apriyandi, F., & Kunci, K. (2022). Wilayah Kerja Puskesmas B
angkinang Kota Tahun 2021. 6(23), 1–6.

Wayunah. (2019). Efektifitas Waktu Perubahan Posisi Tidur Terhadap Kejadian Dekubitu
s Pada Pasien Stroke Di Rumah Sakit X Kabupaten Indramayu. Jurnal Kesehatan In
dra Husada, 6(2), 51. https://doi.org/10.36973/jkih.v6i2.147

Lampiran 1

13
SOP ALIH BARING

PENGERTIAN Melakukan tindakan alih baring pada pasien immobile untuk


mencegah komplikasi akibat immobilisasi
1. Mencegah kerusakan integritas kulit
TUJUAN 2. Mencegah dekubitus
3. Memperbaiki sirkulasi dan perfusi
KEBIJAKAN Pada pasien dengan gangguan mobilitas fisik
PERALATAN Bantal U/ Turning pad
PROSEDUR 1. Tahap Pra Interaksi
PELAKSANAAN a. Mencuci tangan
b. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutik
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien
c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum
kegiatan dilakukan, jika pasien sadar penuh.
3. Tahap Kerja
a. Menjaga privasi pasien
b. Merubah posisi dari terlentang ke miring:
1) Menata turning pad/bantal U di lutut pasien dengan
posisi bantal U/turning pad berdiri.
2) Memiringkan pasien ke kanan atau kekiri
3) Pasangkan tali turning pad/ bantal U ke restrain
pasien
4) Memastikan posisi pasien aman
c. Merubah posisi dari miring ke terlentang:
1) Lepas tali turning pad/ bantal U dari restrain
2) Menelentangkan pasien
3) Ambil turning pad / bantal U pada pasien
4) Memastikan posisi pasien aman
d. Merapikan pasien
4. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi hasil tindakan
b. Berpamitan dengan pasien/keluarga
c. Menginformasikan akan dating 2 jam lagi untuk
merubah posisi selanjutnya
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

14
Lampiran 2
PENLAIAN RESIKO DEKUBITUS MENGGUNAKAN SKALA NORTON

Nama Pasien :
No Rm :
Diagnosa Medis :

Penilaian Skor
Kondisi Fisik Umum
 Baik 4
 Lumayan 3
 Buruk 2
 Sangat Buruk 1
Kesadaran
 Composmetis 4
 Apatis 3
 Sopor 2
 Koma 1
Mobilitas
 Bergerak bebas 4
 Sedikit Terbatas 3
 Sangat terbatas 2
 Tak bisa bergerak 1
Inkontensia
 Tidak ngompol 4
 Kadang-kadang 3
 Sering Inkontensia Urin 2
 Sering Inkontensia Alvi dan Urin 1
Total Skor

Ket:
Skor <14 : Resiko tinggi terjadinya ulkus dekubitus
Skor <12 : Peningkatan resiko 50% lebih besar terjadinya ulkus dekubitus
Skor 12-13 : resiko sedang
Skor >12 : resiko ringan

15
Lampiran 3
JADWAL ALIH BARING DEKUBITUS

04.00 – 06.00 TERLENTANG


06.00 – 08.00 MIRING KANAN
08.00 – 10.00 TERLENTANG
10.00 – 12.00 MIRING KIRI
12.00 – 14.00 TERLENTANG
14.00 – 16.00 MIRING KANAN
16.00 – 18.00 TERLENTANG
18.00 – 20.00 MIRING KIRI
20.00 – 22.00 TERLENTANG
22.00 – 24.00 MIRING KANAN
24.00 – 02.00 TERLENTANG
02.00 – 04.00 MIRING KIRI

16
Lampiran 4 Dokumentasi

17

Anda mungkin juga menyukai