Anda di halaman 1dari 19

Buka menu navigasi

CariCari

Unduh

SimpanSimpan Bab III Peranan Pers (PKN SMK Kelas XII Semester 1... Untuk Nanti
Bab III Peranan Pers (PKN SMK Kelas XII Semester 1)
Diunggah oleh
Dicky Mardiansyah
75%(4)75% menganggap dokumen ini bermanfaat (4 suara)
18K tayangan
14 halaman
Informasi Dokumen
klik untuk memperluas informasi dokumen
Deskripsi:
Materi PKN SMK Kelas XII Semester 1.
Hak Cipta
© Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Bagikan dokumen Ini
Bagikan atau Tanam Dokumen
Opsi Berbagi
 Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baru
Facebook

 Bagikan di Twitter, terbuka di jendela baru


Twitter

 Bagikan di LinkedIn, terbuka di jendela baru


LinkedIn

 Bagikan dengan Email, membuka klien email


Email

 Salin Tautan
Salin Tautan
Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?
75%75% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat
25%25% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak
bermanfaat
Apakah konten ini tidak pantas?
Laporkan Dokumen Ini

Unduh
SimpanSimpan Bab III Peranan Pers (PKN SMK Kelas XII Semester 1... Untuk Nanti

BAB 3PERANAN PERSStandar Kompetensi


3. Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi.
Kompetensi Dasar
3.1. Medeskripsikan pengertian, fungsi dan peran srta perkembangan pers
diIndonesia.3.2. Menganalisis pers yang bebas dan bertanggungjawab sesuai kode
etik jurnalistik dalam masyarakat demokratis di Indonesia.3.3. Mengevaluasi
kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan mediamassa dalam
masyarakat demokratis di Indonesia.
I. PENGERTIAN PERS
A. Istilah pers berasal dari kata persen bahasa Belanda atau press bahasaInggris,
yang berarti menekan yang merujuk pada mesin cetak kuno yangharus ditekan
dengan keras untuk menghasilkan karya cetak pada lembarankertas.B. Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia kata pers berarti: 1) alat cetakuntuk mencetak
buku atau surat kabar, 2) alat untuk menjepit ataumemadatkan, 3) surat kabar dan
majalah yang berisi berita, 4) orang yangbekerja di bidang persurat kabaran.C.
Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, Pers adalah lembaga sosialdan
wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yangmeliputi
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, danmenyampaikan
informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suaradan gambar, serta data
dan grafik maupun dalam bentuk lainnya denganmenggunakan media cetak, media
elektronik, dan segala jenis saluran yangtersedia.

Iklan

II. FUNGSI PERS


Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, disebutkan dalam pasal 3 fungsipers
adalah sebagai berikut : A.
Sebagai Media Informasi
, ialah perrs itu memberi dan menyediakaninformasi tentang peristiwa yang
terjadi kepada masyarakat, dan masyarakatmembeli surat kabar karena memerlukan
informasi.B.
Fungsi Pendidikan
, ialah pers itu sebagi sarana pendidikan massa (massEducation), pers memuat
tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuansehingga masyarakat bertambah
pengetahuan dan wawasannya.C.
Fungsi Menghibur
, ialah pers juga memuat hal-hal yang bersifat hiburanuntuk mengimbangi berita-
berita berat (hard news) dan artikel-artikel yangberbobot. Berbentuk cerita pendek,
cerita bersambung, cerita bergambar,teka-teki silang, pojok, dan karikatur.D.
Fungsi Kontrol Sosial
, terkandung makna demokratis yang didalamnyaterdapat unsur-unsur sebagai
berikut:1. Social particiption yaitu keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan.2. Socila
responsibility yaitu pertanggungjawaban pemerintah terhadaprakyat.3. Socila
support yaitu dukungan rakyat terhadap pemerintah.4. Social Control yaitu kontrol
masyarakat terhadap tindakan-tindakanpemerintah.E.
Sebagai Lembaga Ekonomi
, yaitu pers adalah suatu perusahaan yangbergerak dibidang pers dapat
memamfaatkan keadaan disekiktarnya sebagainilai jual sehingga pers sebagai
lembaga sosial dapat memperolehkeuntungan maksimal dari hasil prodduksinya
untuk kelangsungan hiduplembaga pers itu sendiri.
III. PERANAN PERS
Menurut pasal 6 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, perana pers adal;ahsebagai
berikut :

1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.2. Menegakkan nilai-nilai dasar


demokrasi, mendorong terwujudnya supremasihukum, hak asasi manusia, serta
menhormati kebhinekaan.3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan
informasi yang tepat, akuratdan benar.4. Melakukan pengawasan,kritik, koreksi dan
saran terhadap hal-hal yangberkaitan dengan kepentingan
umum.5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
IV. PERKEMBANGAN PERS DI INDONMESIA
A.
Di Masa Penjajahan Belanda dan Jepang

Penjajah Belanda
sangat mengetahui pengaruh surat kabar terhadapmasyarakat indonesia, karena itu
mereka memandang perlu membuat UUuntuk membendung pengaruh pers
Indonesia karena merupakan momokyang harus diperangi. Menuru
Suruhum pemerintah mengeluarkan selainKUHP tetapi belanda
mengeluarkan atruan yang bernama PersbreidelOrdonantie, yang memberikan hak
kepada pemerintah Hindia Belanda untukmenghentikan penerbitan surat kabar atau
majalah Indonesia yang dianggapberbahaya. Kemudian belanda juga mengeluarkan
Peraturan yang bernamaHaatzai Artekelen, yautu berisi pasal-pasal yang
mengancam hukumanterhadap siapapun yang menyebarkan perasaan permusuhan,
kebencian,serta penghinaan terhadap pemerintah Nederland dan Hindia Belanda,
sertaterhadap sesutu atau sejumlah kelompok penduduk Hindia Belanda.
Demikian halnya pada pendudukan Jepang
yang totaliter danpasistis, dimana orang-orang surat kabar (pers) Indonesia banyak
yangberjuang tidak dengan ketajaman penanya melainkan dengan jalan lainseperti
organisasi keagamaan , pendidikan, politik. Hal ini menunjukkanbahwa di masa
Jepang pers Indonesia tertekan.Walaupun pers tertekan dimasa Jepang namun ada
beberapa keuntunganantara lain :

Iklan

1. Pengalaman yang diperoleh para karyawan pers indonesiabertambah. Terutama


dalam penggunaan alat cetak yang canggihketimbang Zaman
belanda.2. Penggunaan bahasa Indonesia dalam pemberitaan makin sering dan
luas.3. Adanya pengajaran untuk rakyat agar berpikir kritis terhadap berita
yangdisajikanoleh sumber-sumber resmi Jepang.B.
Di Masa Orde Lama

Pers di masa demokrasi liberal


(1949-1959) landasan kemerdekaanpers adalah konstitusi RIS 1949 dan UUD
Sementara 1950, yaitu Setiaporang berhak atas kebebasan mempunyai
dan mengeluarkan pendapat. Isipasal ini kemudian dicantumkan dalam
UUD Sementara 1950. Awlpembatasan pers adalah efek samping dari keluhan
wartawan terhadap persBelanda dan Cina, namun pemerintah tidak membatasi
pembreidelan persasing saja tetapi terhadap pers nasional.
Pers di masa demokrasi terpimpin
(1956-1966), tindakan tekananterhadap pers terus berlangsung yaitu pembreidelan
terhadap harian SuratKabar Republik, Pedoman, Berita Indonesia dan Sin Po di
Jakarta. Upayauntuk pembatasan kebebasan pers tercermin dari pidato Menteri
Mudapenerangan RI yaitu Maladi yang menyatakan .....Hak kebebasan
individudisesuaikan denga hak kolektif seluruh bangsadalam
melaksanakankedaulatan rakyat. Hak berpikir, menyatakan pendapat, dan
memperolehpenghasilan sebagaimana yang dijamin UUD 1945 harus ada batasnya
yaitukeamanan negara, kepentingan bangsa, moraldan kepribadian indonesia,serta
tanggung jawab kepada Tuhan YME.C.
PERS DI MASA ORDE BARU
Pada awal kepemimpinan orde baru menyatakan bahwa
membuang jauh praktik demokrasi terpimpin diganti dengan demokrasi Pansasila,
hal inimendapat sambutan positif dari semua tokoh dan kalangan, sehingga
lahirlahistilah pers Pancasila. Menurut sidang pleno ke 25 Dewan Pers bahwa Pers

Pancasila adalah pers Indonesia dalam arti pers yang orientasi, sikap, dantingkah
lakunya didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD1945. Hakekat pers Pancasila
adalah pers yang sehat, pers yang bebas danbertanggung jawab dalam
menjalankan fungsinya sebagai penyebar informasiyang benar dan objektif, penyalur
aspirasi rakyat, dan kontrol sosial yangkonstruktif.Masa kebebasan ini berlangsung
selama delapan tahun disebabkanterjadinya pristiwa malari (Lima Belas Januari
1974) sehingga pers kembaliseperti zaman orde lama. Dengan peristiwa malari
beberapa surat kabardilarang terbit termasuk Kompas. Pers pasca peristiwa malari
cenderungpers yang mewakili kepentingan penguasa, pemerintah
atau negara. Perstidak pernah melakukan kontrol sosial disaat itu. Pemerintah orde
barumenganggap bahwa pers adalah institusi politik yang harus diatur dandikontrol
sebagaimana organisasi masa dan partai politik.D.
PERS DI ERA REFORMASI
Kalngan pers kembali bernafas lega karena pmerintah mengeluarkanUU No. 39
tahun 1999 tentang Hak Azasi manusia dan UU no. 40 tahun 1999tentang pers.
Dalam UU Pers tersebut dengan tegas dijamin adanyakemerdekaan pers sebagai
Hak azasi warga negara (pasal 4) dan terhadappersnasioal tidak lagi diadakan
penyensoran, pembreidelan, dan pelaranganpenyiaran (pasal 4 ayat 2). Dalam
mempertanggungjawabkan pemberitaan didepan hukum, wartawan memiliki hak
tolak agar wartawan dapat melindungisumber informasi, dengan cara menolak
menyebutkan identitas sumberinformasi, kecuali hak tolak gugur apabila
demimkepentingan dan ketertibanumum, keselamatan negara yang dinyatakan
oleh pengadilan.
V. PERS YANG BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB SESUAI KODE ETIKJUR
NALISTIK
A.
Landasan Hukum Pers Indonesia

Iklan

1.
Pasal 28 UUD 1945
, berbunyi kemerdekaan berserikat dan berkumpul,mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan, dan sebagainya ditetapkandengan Undang-Undang.2.
Pasal28 F UUD 1945
, berbunyi setiap orang berhak untuk berkomunikasi danmemperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungansosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan,mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenissaluran yang tersedia.3.
Tap MPR No. XVII/MPR/1998
tentang Hak Azasi Manusia pada pasal 20 dan21 yang bebunyi :
-

-Pasal 20
: Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperolehinformasi untuk
mengembangkan pribadi di lingkungan sosialnya.
-

-Pasal 21
: Setiap orang berhak untuk mencari,

memperoleh,memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi


denganmenggunakan segala jenis saluran yang tersedia.4.
UU N0. 39 tahun 2000 pasal 14 ayat 1 dan 2 :

-
-Ayat 1
yaitu Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperolehinformasi untuk
mengembangkan pribadi di lingkungan sosialnya.
-

-Ayat 2
yaitu Setiap orang berhak untuk mencari,

memperoleh,memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi


denganmenggunakan segala jenis saluran yang tersedia.5.
UU No. 40 Tahun 1999 tentang pers pasal 2 dan pasal 4 ayat 1 :

-Pasal 2
berbunyi Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatanrakyat yang
berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dansupremasi hukum.
-

-pasal 4 ayat 1
berbunyi Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasiwarganegara.B.
DEWAN PERS
Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang pers pada pasal 15 ayat 1menyatakan
Dewan Pers yang independen dibentuk dalam upayamengembangkan kemerdekaan
pers dan meningkatkan kehidupan persnasional. Fungsi-fungsi dewan pers adalah :

1. Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan


pihak lain.2. Melaksanakan pengkajian untuk
pengembangan pers.3. menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode
Etik Jurnalistik.4. Memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian
pengaduanmasyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan
pemberitaanpers.5. Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat,
dan pemerintah.6. Memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam
menyususn peraturan dibidang pers dan meningkatkan kualitas profesi
kewartawanan.7. Mendata perusahaan pers (Pasal 15 ayat 2).C.
ANGGOTA DEWAN PERS
Keangotaan dewan pers terdiri dari :1. Wartawan yang dipilih
oleh organisasi wartawan2. Pimpinan perusahaan pers yang dipilih oleh orhganisasi
perusahaan pers.3. Tokoh masyarakat, ahli bidang pers atau komunikasi dan
bidang lainnyayang dipilih oleh arganisasi perusahaan pers;4. ketua dan wakil
ketua dipilih dari dan oleh anggoata.5. Keanggotaan dewan pers ditetapkan dengan
keputusan Presiden.6. Masa Jabatan anggota tiga tahun dan dapat dilpilih kembali
untuk satuperiode.D.
LANDASAN PERS NASIONAL :
1. Landasan idiil adalah Falsafah Pancasila (Pembukaan UUD
1945).2. Landasan Konstitusi adalah UUD 19453. Landasan Yuridis adalah UU
Pokok Pers yaitu UU No. 40 tahun 1999.4. Landasan Profesional adalah Kode
Etik Jurnalistik5. Landasan Etis adalah tata nilai yang berlaku di masyarakat.
VI. KEBEBASAN PERS

Iklan

Kebebasan pers di Indonesia merupakan hal yang baru sehingga rawangangguan.


Secara umum ada dua macam gangguan :1.
Pengendalian kebebasan pers
yaitu masih ada pihak-pihak yang tidak sukadengan adanya kebebasan pers,
sehingga mereka ingin meniadakankebebasan pers.2.
Penyalahgunaan kebebasan pers
yaitu insan pers memamfaatkankebebasan yang dimilikinya untuk melakukan
kegiatan Jurnalistik yangbertentangan dengan fungsi dan peranan yang
diembannya. Oleh karena itutantangan terberat bagi wartwan adalah kebebasan
pers itu sendiri.
Ad 1 Pengendalian Kebebasan Pers : ada 4 faktor ayng
menyebabkanterjadinya pengendalian kebebasan pers, yaitu :
a.
Distorsi peraturan perundang-undangan
, contoh dalam UUD 1945 pasal28 sudah sangat jelas menjamin kebebasan pers,
tidak ada sensor, tidak adabreidel, setiap warganegar dapat malakukan perusahaan
pers (UU No. 11tahun 1966). Namun muncul UU No. 21 tahun 1982 tentang pokok
pers. Didalamnya mengatur tentang Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP)
sertamenteri penerangan dapat membatalkan SIUPP walaupun tidakmenggunakan
istilah breidel.b.
Perilaku Aparat
, yaitu perilaku aparat dengan cara menelpon redaktur,mengirimkan teguran tertulis
ke redaksi media massa, membreidel suratkabar dan majalah, kekerasan fisik pada
wartawan, menangkap,memenjarakan, bahkan membunuh wartawan.c.
Pengadilan Massa
, Ketidak puasan atau merasa dirugikan atas suatu beritadapat menimbulkan
pengadilan massa dengan menghukum menurut caranyasendiri, menteror,
penculikan pengrusakan kantor media massa, dll.d.
Perilaku pers sendiri
, perolehan laba menjadi lebih utama daripadapenyajian berita yang berkualitas dan
memenuhi standar etika jurnalistik,karena iming-iming keuntungan yang lebih besar.
Ad.2. Penyalahgunaan Kebebasan Pers,
seperti penyajian berita atauinformasi yang tidak akurat, tidak objektif, bias,
sensasional, tendensius,menghina, memfitnah, menyebarkan kebohongan,
fornografi, menyebarkanpermusuhan, mengeksploitasi kekerasan, dll.
VII. TEORI-TEORI TENTANG PERS

1.
Teori pers otoritarian :
Teori ini menganggap Negara sebagai ekspresitertinggi dari
pada kelompok manusia, yang mengungguli masyarakat danindividu. Negara adalah
hal yang sangat penting yang dapat membuatmanusia menjadi manusia seutuhnya
anpa Negara manusia menjadi primitiftidak mencapai tujuan hidupnya. Oleh karena
itu pers adalat alat penguasauntuk menyampaikan keinginannya kepada rakyat.
Prinsip-prinsipnya :
a. Media
selamanya tunduk pada penguasab. Sensor dibenarkan tak dapat diterima.c. Kecam
an terhadap penguasa dan penyimpangannya
kebijakannyad. Wartawan tidak memiliki kebebasannya2.
Teori Pers Libertarian :
Teori menganggab bahwa pers
merupakansarana penyalur hati nurani rakyat untuk mengawasi dan menetukan sika
pterhadap kebijakan pemerintah. Pers berhadapan dengan
pemerintah Persbukanlah alat kekuasaan pemerintah. Teori ini menganggab sensor
sebagaihal yang Inkonstitusional.
Tugas-tugasnya :
a. Melayani kebutuhan ekonomi (iklan)b. Melayani kehidupan politikc. Mencari keunt
ungan (kelangsungan hidupnya)d. Menjaga hak warga Negara
(control social)e. Memberi hiburan.
Ciri-cirinya :
a. Publikasi bebas dari penyensoranb. Tidak memerlukan ijin
penerbitan, pendistribusianc. Kecaman terhadap pejabat, partai politik tidak
dipidanad. Tidak adak kewajiban untuk mempublikasikan
segala hale. Publikasi kesalahan dilindungi sama dengan
publikasi kebenaransepanjang menyangkut opini dan keyakinan.f. Tidak ada batas h
ukum dalam mencari beritag. Wartawan mempunyai otonomi professional.3.
Pers Tanggung Jawab Sosial
, mengemukakan bahwa kebebasan persharus disertai dengan tanggung jawab
kepada masyarakat, kebebasan pers

Iklan

perlu dibatasi oleh dasar moral, etika dan hati nurani insan pers sebabkemerdekaan
pers itu harus disertai tanggung jawab kepada masyarakat.4.
Teori Pers komunis,
menyatakan pers adalah alat pemerintah atau partaiyang berkuasa dan bagian
integral dari negara sehingga pers itu tundukkepada negara.
Ciri-ciri pers Komunis adalah :
a. Media dibawah kendali kelas pekerja karena pers melayani kelas
tersebut.b. Media tidak dimiliki secara pribadi.c. Masyarakat berhak melakukan sens
or.
VIII. KODE ETIK JURNALISTIK
Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusiayang
dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi UniversalHak
Asasi Manusia PBB. Kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat
untukmemperoleh informasi dan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan hakiki
danmeningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dalam mewujudkan
kemerdekaanpers itu, wartawan Indonesia juga menyadari adanya kepentingan
bangsa,tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan norma-norma
agama.Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers
menghormatihak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan terbuka
untukdikontrol oleh masyarakat.Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi
hak publik untukmemperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia
memerlukan landasanmoral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam
menjagakepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas
dasaritu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalisti:
Pasal 1
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang
akurat,berimbang, dan tidak beritikad buruk.
Penafsiran
a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suarahati
nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak laintermasuk pemilik
perusahaan pers.b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika
peristiwa terjadi.

c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.d. Tidak beritikad


buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-matauntuk menimbulkan
kerugian pihak lain.
Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalammelaksanakan
tugas jurnalistik.
Penafsiran
Cara-cara yang profesional adalah:a. menunjukkan identitas diri kepada
narasumber;b. menghormati hak privasi;c. tidak menyuap;d. menghasilkan
berita yang faktual dan jelas sumbernya; rekayasapengambilan dan pemuatan atau
penyiaran gambar, foto, suara dilengkapidengan keterangan tentang sumber dan
ditampilkan secara berimbang;e. menghormati pengalaman
traumatik narasumber dalam penyajiangambar, foto, suara;f. tidak
melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lainsebagai karya
sendiri;g. penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk
peliputanberita investigasi bagi kepentingan publik.
Pasal 3
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secaraberimbang,
tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, sertamenerapkan asas
praduga tak bersalah.
Penafsiran
a. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentangkebenaran
informasi itu.b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan
kepadamasing-masing pihak secara proporsional.c. Opini yang menghakimi adalah
pendapat pribadi wartawan. Hal iniberbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat
yang berupainterpretasi wartawan atas fakta.d. Asas praduga tak bersalah adalah
prinsip tidak menghakimi seseorang.
Pasal 4

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota


Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!

Mulai Coba Gratis

Batalkan Kapan Saja.

Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Penafsiran
a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawansebagai
hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar
yang dilakukan secara sengaja denganniat buruk.c. Sadis berarti kejam dan
tidak mengenal belas kasihan.d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara
erotis dengan foto,gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-mata
untukmembangkitkan nafsu birahi.e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip,
wartawan mencantumkanwaktu pengambilan gambar dan suara.
Pasal 5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korbankejahatan
susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelakukejahatan.
Penafsiran
a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diriseseorang yang
memudahkan orang lain untuk melacak.b. Anak adalah seorang yang berusia
kurang dari 16 tahun dan belummenikah.
Pasal 6
Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerimasuap.
Penafsiran
a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambilkeuntungan
pribadi atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebeluminformasi tersebut
menjadi pengetahuan umum.b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang,
benda atau fasilitasdari pihak lain yang mempengaruhi independensi.
Pasal 7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumberyang tidak
bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya,

menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off


therecord” ses
uai dengan kesepakatan.
Penafsiran
a. Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas dankeberadaan
narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya.b. Embargo adalah
penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuaidengan permintaan
narasumber.c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau
data darinarasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa
menyebutkannarasumbernya.d.
“Off the record” adalah segala informasi atau data dari narasumber yang
tidak boleh disiarkan atau diberitakan.
Pasal 8
Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkanprasangka
atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku,ras, warna kulit,
agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkanmartabat orang lemah,
miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
Penafsiran
a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatusebelum
mengetahui secara jelas.b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.
Pasal 9
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupanpribadinya,
kecuali untuk kepentingan publik.
Penafsiran
a. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-
hati.b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dankeluarganya
selain yang terkait dengan kepentingan publik.
Pasal 10
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yangkeliru
dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca,pendengar, dan
atau pemirsa.
Penafsiran

Iklan

a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena adamaupun
tidak ada teguran dari pihak luar.b. Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan
terkait dengan substansipokok.
Pasal 11
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secaraproporsional.
Penafsiran
a. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untukmemberikan
tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupafakta yang merugikan
nama baiknya.b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan
kekeliruaninformasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun
tentangorang lain.c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu
diperbaiki.
Penilaian akhir atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan DewanPers.
Sanksi atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan olehorganisasi
wartawan dan atau perusahaan pers.

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen


Opsi Berbagi
 Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baru
 Bagikan di Twitter, terbuka di jendela baru
 Bagikan di LinkedIn, terbuka di jendela baru
 Bagikan dengan Email, membuka klien email
 Salin Tautan
Anda mungkin juga menyukai

Kelas XII KD III Pers Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokrasi


lini1969_n10tangsel

Soal Pers (PKn-XII)


yulistikap

Powerpoint Peranan Pers Di Indonesia


Rivaldi Pojan Mas

Majalah

Podcast

o
Partitur

Makalah Pkn Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokrasi


Lestary Cyankcemuax

Getah Damar Malam


Pety Wulandari

Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokrasi


Mario Pratama

SOAL PILIHAN GANDA.docx


Fandh

Aksara Anceng-1
Wahyu Pratama

MACAM PBF
Lani

Makalah Pkn Tentang Pers Yang Bebas Dan Bertanggung Jawab


Rasyidah Rofifah

Pemilihan Sistem Penyimpanan Arsip Yang Sesuai


rahmat

AMBROXOL
Intan

Tampilkan lebih banyak


Menu Footer
Kembali ke atas
Tentang

 Tentang Scribd
 Media
 Blog kami
 Bergabunglah dengan tim kami!
 Hubungi Kami
 Undang teman
 Hadiah
 Scribd untuk perusahaan

Hukum

 Syarat
 Privasi
 Hak Cipta
 Preferensi Cookie
 Jangan menjual atau membagikan informasi pribadi saya

Dukungan

 Bantuan / Pertanyaan Umum


 Aksesibilitas
 Bantuan pembelian
 AdChoices
 Penerbit

Sosial

 InstagramInstagram
 TwitterTwitter
 FacebookFacebook
 PinterestPinterest

Dapatkan aplikasi gratis kami

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

 Buku
 Buku audio
 Majalah
 Podcast
 Partitur
 Dokumen
 Snapshots

Bahasa:

Bahasa Indonesia

Hak cipta © 2023 Scribd Inc.

Iklan

Anda mungkin juga menyukai