ada
(bila ada lakukan tes suara/berbisik/tes
weber/tes Rine
Nyeri: ada/tidak ada Tidak ada
Gatal/ada/tidak ada Tidak ada
Tinitus (berdenging): ada/tidak ada Tidak ada
Menggunakan alat bantu dengar: Tidak
iya/tidak (Bila iya kaji fungsi alat
bantu dengar)
Cara membersihkan telinga sehari-hari Pasien mengakatan jarang membersihkan
telinga, jika gatal baru dibersihkan dengan
ketumbat
Terganggu dengan suara ribut: ya/tidak Tidak
Daun telinga: Daun telinga tampak simetris
simetris/asimetris/bengkak/mera/nodul/
nyeri palpasi
Lobang telinga: keluar Lobang telinga tampak kotor dan berbau
cairan berbau/bengkak/benda
asing/merah/banyak serumen (impaksi
serumae)
Hidung/Sinus
Perubahan penciuman: ada/tidak ada Tidak ada
(bila ada, lakukan tes penciuman
(CN1:olfaktori))
Nyeri: ada/tidak ada Tidak ada
Rinorea: ada/tidak ada (bila ada, Tidak ada
ketal/cair)
Tersumbat:ya/tidak Tidak ada
Bersin-bersin:ya/tidak Tidak ada
Alergi/gatal: ada/tidak ada Tidak ada
Epistaksis: ada/tidak ada Tidak ada
Mendengkur:ya/tidak Pasien tampak mendengkur saat tidur
Nyeri pada sinus:ada/tidak ada Tidak ada
(Bila ada lakukan palpasi sinus
frontalis dan maksilaris)
Riwayat infeksi: Pernah/tidak pernah Tidak pernah
(bila ppernah tanyakan infeksi apa dan
kapan)
Mukosa hidung: merah pada Mukosa hidung tampak normal
infeksi/biru pada alergi/ banyak
exudat/crust/bengkak/polip
Mulut
Lesi/luka (sariawan)pada mukosa Tidak ada
mulut:ada/tidak ada
Kebersihan mulut: bersih/kurang bersih Mulut tampak bersih
Perubahan suara:ada/tidak ada Tidak ada
Perubahan cita rasa: ada/tidak ada Tidak ada
(bila ada lakukan pemeriksaan
pengecapan)
Kesulitan menelan (disfagia):iya/tidak Tidak ada
(bila ya, lakukan pemeriksaan gag
refelks)
Bibir: pucat Bibir tampak kering
(Cianosis)/Kering/Pecahpecah
Perdarahan pada gusi: ada/tidak ada Tidak ada
Gusi bengkak: ya/tidak Tidak ada
Sakit gigi: ya/tidak Tidak ada
Karies: ada/tidak ada Tidak ada
Karang gigi/ada/tidak Tidak ada
Gigi tanggal:ada/tidak Tidak ada
(bila ada, tuliskan lokasinya)
Menggunakan gigi palsu: iya/tidak Tidak
Lidah: sariawan/kotor/selaput Lidah tampak selaput putih tebal
putih/nyeri palpasi
Leher/Tenggorokan
Nyeri menelan: ada/tidak ada Tidak ada
Kekakuan leher: ada/tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan: ada/tidak ada Tidak ada
Benjolan/masssa pada leher: ada/tidak Tidak ada
ada
Keterbatasan gerak: ada/tidak ada Tidak ada
Pembesaran kelenjar tyroid:ya/tidak Tidak
Pembesaran getah bening: ada/tidak Tidak
ada
Respirasi
Sesak napas: ada/tidak ada Tidak ada
Nyeri dada: ada/tidak ada Tidak ada
Batuk: ada/tidak Tidak ada
Hemoptisis: ada/tidak ada Tidak ada
2) Mata berair √
2 Fungsi pendengaran
1) Pendengaran berkurang √
2) Telinga berdenging √
3 Fungsi Pernapasan
1) Batuk lama disertai keringat malam √
2) Sesak napas √
3) Berdahak/sputum √
4 Fungsi Jantung
1) Jantung berdebar-debar √
2) Cepat lelah √
3) Nyeri dada √
5 Fungsi pencernaan
1) Mual/muntah √
4) Diare/konstipasi √
6 Fungsi Pergerakan
1) Nyeri kaki saat berjalan √
7 Fungsi Persarafan
1) Lumpuh/lemah pada tangan atau kaki √
2) Kehilangan sensasi/rasa √
3) Gemetaran/tremor √
Bulan Berapa? √
Tahun berapa? √ 5
Hari apa sekarang? √
Di lantai berapa? √
Di ruang berapa √ 5
Di negara mana? √
Berikan nilai pada kolom dengan bantuan dan kolom mandiri. Jumlahkan nilai
keseluruhan dan interpretasikan dengan analisi nilai berikut ini:
6-20 Ketergantungan
21-41 Ketergantungan sangat berat
62-90 Ketergantungan berat
91-99 Keterhantungan ringan
100 Mandiri
No Fungsi TP KK S
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali bersama teman √
teman/ keluarga saya untuk membantu pada waktu
sesuatu menyusahkan saya
2 Paetherenship Saya puas dengan cara teman teman/ keluarga saya √
membicarakan dan mendukung keinginanan saya
untuk melakukan aktivitas
Growth Saya puas bahwa teman teman/ keluarga saya √
menerima dan mendukung keinginan saya melakukan
aktivitas
Affection Saya puas bahwa teman teman/ keluarga saya √
mengekspresikan efek dan meresepon terhadap emosi
emosi saya seperti marah, sedih atau mencintai
Resolve Saya puas dengan cara teman teman/ keluarga saya √
dan saya menyediakan waktu bersama sama
Total 2
Kesimpulan: 4 – 6 = disfungsi keluarga sangat tinggi
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2.1 Analisa Data
NO Data Etiologi Masalah
Subjektif & Objektif
1 DS : Nyeri akut Agen pencedera
Pasien mengatakan nyeri
fisiologis
punggung sampai menjalar
kekaki
Pasien mengatakan nyeri
punggung dirasakan pada
saat berpindah posisi atau
beraktivitas
DO :
Pasien meringis
Skala nyeri 7 (0-10)
Tekanan darah 150/80
mmhg
Pernafasan 22x/m
Nadi 95x/m
Suhu 36,8ºC
2 DS : Gangguan Pola Kurang Kontrol Tidur
Pasien mengeluh sulit tidur
Tidur
DO :
Mata pasien tampak
kemerahan
Pasien gelisah
3 DS : Ansietas Ancaman terhadap
Pasien mengatakan khawatir
kematian
dengan penyakit yang
dideritanya
Pasien merasa bingung
DO :
Pasien tegang
Muka pasien pucat
Pasien gelisah
2.3 Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan (SDKI) Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
P : lanjutkan intervensi
3 Jumat, Ansietas b.d ancaman Pukul 17.00 WIB Pukul 17.00 WIB
07 Apr terhadap kematian d.d
2023 1. Mengidentifikasi tentang ansietas:
pasien mengatakan
khawatir dengan - Melakukan observasi pasien terhadap
penyakit yang kecemasan.
dideritanya yang dapat
menyebabkan 2. Menyarankan agar pasien dapat di temani
oleh keluarga untuk mengurangi kecemasan
stroke
3. Mendengarakan keluhan pasien tentang
kecemasan pasien terhadap penyakitnya
Dosen Pembimbing/Instruktur Klinis
2 Minggu, Gangguan Pola Tidur b.d Pukul 10.00 WIB Puku 10.30 WIB
09 Apr kurangnya kontrol tidur
2023 d.d pasien mengeluh sulit Identifikasi kembali pola S:
tidur, pasien mengatakan Pasien mengatakan sudah mulai
aktivitas dan tidur
tidur
hanya 5-6 jam perhari Identifikasi kembali faktor bisa tidur - Pasien mengatakan
pengganggu tidur masih sulit tidur karena nyeri
Anjurkan kembali pasien untuk pada punggung
tidur siang Pasien mengatakan tidur siang 1-
2 jam
O:
Kantung mata pasien masih hitam
dan tampak kemerahan
Pasien masih gelisah
A: Masalah teratasi
P : Intervensi berhenti
3 Minggu, Ansietas b.d ancaman Pukul 13.00 WIB Pukul 13.30 WIB
09 Apr terhadap kematian d.d S:
2023 Menanyakan kembali tentang kecemasan
pasien mengatakan
pasien. Pasien mengatakan sudah tidak cemas
khawatir dengan
penyakit yang Menyarankan kembali agar pasien dapat di dengan penyakit yang dideritanya
dideritanya yang dapat Keluarga bersedia menemani
menyebabkan temani oleh keluarga untuk mengurangi
pasien - Pasien bercerita ke
stroke kecemasan.
keluaraga sudah tidak cemas lagi
Mendengarakan kembali keluhan pasien O : Pasien lebih tenang
NIM : 2253033
Bandung,05/April /2023
Dosen Pembimbing/Instruktur Klinis
( Corry Marbun )
FORMAT PENILAIAN PRAKTEK
NIM : 2253033
Bandung, 05/April/2023
Jalan Kolonel Masturi No. 288 Parongpong, Bandung 40559, Telp: +62-22-
2700247, Fax +62-22-2700247
a. Menjelaskan pengertian
LBP
b. Menjelaskan faktor
risiko LBP
c. Menjelaskan tanda dan gejala
LBP
A. Defenisi
Low back pain merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal bagian
panggul yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik. Hampir dari 80 %
penduduk pernah mengalami low back pain dalam siklus kehidupannya dan low
back pain merupakan keluhan nomor dua yang sering muncul setelah keluhan pada
gangguan sistem pernapasan (Suryadi and Rachmawati 2020). Nyeri punggung
bawah dapat didefenisikan sebagai rasa nyeri dan ketidaknyamanan diarea
punggung bawah atau bawah tulang rusuk yaitu pada disukus intervertebralis
umumnya pada lumbal bawah (L4-L5 dan L5-S1). Nyeri punggung bawah dapat
disebabkan oleh kondisi degenerative misalnya penyakit arthritis, osteoporosis atau
penyakit tulang lainnya dan kelainan bawaan tulang belakang (Wahab &
Wahyuni,2021). Gejala nyeri punggung bawah bervariasi mulai dari rasa nyeri
kesensasi tertusuk atau tertembak. Rasa sakit ini dapat membuat penderita sulit
untuk bergerak atau berdiri tegak. Nyeri punggung akut datang dengan tiba-tiba,
biasanya setelah cedera akibat olahraga atau mengangkat beban berat. Nyeri
berlangsung lebih dari tiga bulan dianggap kronis (Cahya et al., 2020)
B. Etiologi
Adapun penyebab terjadinya Low Back Pain (LBP) disebabkan oleh 2 faktor, yaitu
factor mekanik dan non mekanik (Ozsoy et al.,2019) :
1) Factor Mekanik
Degenerasi segmen diskus, misalnya osteoarthritis tulang belakang
atau stenosis tulang belakang.
Nyeri diskogenik tanpa menjalar radicular
Radikulopati structural
Fraktur vertebra segmen
Spondilosis, disertai atau tanpa adanya stenosis kanal spinal
Ketidakstabilan spina atau ketidakstabilan ligament lumbosacral
dan kelemahan otot.
Ketidaksamaan panjang tungkai
Lansia (perubahan struktur tulang belakang)
2) Factor non mekanik
a) Sindrom neurologis
Mielopati atau myelitis structural
Pleksopati lumbosacral (regangan) lumbolsacral akut
Miopati
Spinal segmental atau dystonia umum
b) Gangguan sistemik
Primer atau neoplasma metastasis
Infeksi oseus, diskus, atau epidural
Penyakit metabolic tulang, termasuk osteoporosis
c) Nyeri kiriman (referred pain)
Gangguan ginjal, gangguan gastrointestinal, masalah pelvis,
tumor retroperineal,aneurisma abdominal
Masalah psikosomatik
D. Klasifikasi
Menurut Cahya et al (2020) Low back pain menurut perjalanan kliniknya,
dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Acute low back pain Rasa nyeri yang menyerang secara tiba- tiba, rentang
waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa
nyeri ini dapat hilang atau sembuh.
2. Chronic low back pain Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa
nyeri yang berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki
onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama.
E. Manisfestasi Klinis
Menurut Huryah & Susanti (2019) LBP ditandai dengan gejala sebagai berikut :
1. Nyeri terjadi secara intermitten atau terputus-putus.
2. Sifat nyeri tajam karena dipengaruhi oleh sikap atau gerakan yang bisa
meringankan ataupun memperberat keluhan.
3. Membaik setelah istirahat dalam waktu yang cukup dan memburuk setelah
digunakan beraktivitas.
4. Tidak ditemukan tanda-tanda radang seperti panas, warna kemerahan
ataupun pembengkakan.
5. Terkadang nyeri menjalar ke bagian pantat atau paha.
6. Dapat terjadi morning stiffness
7. Nyeri bertambah hebat bila bergerak ekstensi, fleksi, rotasi, berdiri, berjalan
maupun duduk.
F. Patofisiologi
Pada kasus LBP aktivasi nosireseptor disebabkan oleh penggunaan otot
yang berlebihan (overuse). Penggunaan otot yang berlebihan dapat terjadi
pada saat tubuh dipertahankan dalam posisi statik atau postur yang salah
untuk jangka waktu yang cukup lama di mana otot- otot di daerah punggung
akan berkontraksi untuk mempertahankan postur tubuh yang normal, atau
pada saat aktivitas yang menimbulkan beban yang berlebihan pada otot-otot
punggung bawah, misalnya mengangkat beban-beban yang berat dengan
posisi yang salah (tubuh membungkuk dengan lutut lurus dan jarak beban
ke tubuh cukup jauh). Penggunaan otot yang berlebihan ini menimbulkan
iskemia dan inflamasi. Setiap gerakan otot akan menimbulkan nyeri
sekaligus akan menambah spasme otot karena terdapat spasme otot, lingkup
gerak punggung bawah menjadi terbatas. Nyeri dan spasme otot seringkali
membuat individu takut menggunakan otot-otot punggungnya untuk
melakukan gerakan pada lumbal. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan
fisiologis pada otototot tersebut, yaitu berkurangnya massa otot dan
penurunan kekuatan otot. Akhirnya individu akan mengalami penurunan
tingkat aktivitas fungsionalnya (Cahya et al., 2020)
G. Pemeriksaan Penunjang
Terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk lebih
mendukung adanya low back pain, antara lain sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin dilakukan sesuai indikasi, berguna untuk
melihat laju endap darah (LED), morfologi darah tepi, kalsium, fosfor, asam
urat, alkali fosfatase, asam fosfatase, antigen spesifik prostat (jika ditemukan
kecurigaan metastasis karsinoma prostat) dan elektroforesis protein serum
(protein myeloma). 2. Pemeriksaan Radiologis
a) Foto Polos
Pada pasien dengan keluhan nyeri punggang bawah, dianjurkan berdiri
saat pemeriksaan dilakukan dengan posisi anteroposterior, lateral dan
oblique. Gambaran radiologis yang sering terlihat normal atau kadang-
kadang dijumpai penyempitan ruang diskus intervertebral, osteofit pada
sendi facet, penumpukan kalsium pada vertebra, pergeseran korpus
vertebra (spondilolistesis), dan infiltrasi tulang oleh tumor. Penyempitan
ruangan intervertebral terlihat bersamaan dengan suatu posisi yang
tegang, melurus dan suatu skoliosis akibat spasme otot paravertebral.
b) MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI digunakan untuk melihat defek intra dan ekstra dural serta melihat
jaringan lunak. Pada pemeriksaan dengan MRI bertujuan untuk melihat
vertebra dan level neurologis yang belum jelas, kecurigaan kelainan
patologis pada medula spinalis atau jaringan lunak, menentukan
kemungkinan herniasi diskus pada kasus post operasi, kecurigaan karena
infeksi atau neoplasma.
c) CT- Mielografi
CT- mielografi merupakan alat diagnostik yang sangat berharga untuk
diagnosis LBP untuk menentukan lokalisasi lesi pre-operatif dan
menentukan adanya sekuester diskus yang lepas dan mengeksklusi suatu
tumor (Tanderi, 2017).
H. Penatalaksanaan
Menurut Sengkey (2018) penatalaksanaan low back pain dapat dibedakan
sebagai berikut:
1. Penatalaksanaan farmakologis
Obat-obatan mungkin perlu diberikan untuk menangani nyeri akut.
Analgetik narkotik digunakan untuk memutus lingkaran nyeri;
relaksan otot dan penenang digunakan untuk membuat relaksasi
pasien dan otot yang mengalami spasme, sehingga dapat mengurangi
nyeri. Obat anti inflamasi seperti aspirin dan Non Steroid Anti
Inflamasi Desease (NSAID) berguna untuk mengurangi nyeri.
Kortikosteroid jangka pendek dapat mengurangi respons inflamasi dan
mencegah timbulnya neurofibrosis, yang terjadi akibat gangguan
iskemia. Dapat diberikan injeksi kortikosteroid epidural, suntikan
infiltrasi otot paraspinalis dengan anestesi local, atau menyuntik sendi
faset dengan steroid untuk menghilangkan nyeri.
2. Penatalaksanaan non farmakologis
a) Teknik relaksasi napas dalam
Menurut Kurnijati (2018) Teknik relaksasi napas dalam adalah salah
satu cara teknik non farmakologi yang dapat dipakai untuk
menghilangkan nyeri low back pain pada lansia. Relaksasi napas
dalam mampu menenangkan pikiran dan tubuh dan melepaskan
ketegangan otot-otot sehingga menghilangkan nyeri tanpa
menggunakan obat pereda nyeri lebih banyak lagi. Teknik relaksasi
napas dalam adalah teknik yang efektif untuk menurunkan rasa
nyeri. Teknik relaksasi napas dalam berkerja dengan
merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang
disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga meningkatkan
terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran
darah kedaerah yang mengalami spasme dan iskemik, teknik
relaksasi napas dalam mampu merangsang tubuh untuk melepaskan
hormon endorphin untuk mengurangi rasa sakit (Mutdasir &
Mulyadi, 2018).
b) Terapi Pemijatan
Terapi ini sering dipilih oleh sebagian besar orang untuk
menghilangkan rasa pegal dan linu yang juga dapat melancarkan
peredaran darah. Selain itu pemijatan juga berfungsi untuk
mengobati nyeri pada punggung bawah. Jenis pemijatan ini
menggunakan teknik terapi jasmani yaitu gerakan back massage
yang dapat mengatasi masalah tulang.
Daftar Pustaka
Cahya, I. P. I., Gde, A. A., & Asmara, Y. (2020). Prevalensi Nyeri Punggung Bawah Pada Tahun
20142015 Di RSUP Sanglah Denpasar. Jurnal Medika Udayana, 9(6), 35–39.
Huryah, F., & Susanti, N. (2019). Pengaruh Terapi Pijat Stimulus Kutaneus Slow-Stroke Back
Massage
Terhadap Intensitas Nyeri Pada Penderita Low Back Pain (Lbp) Di Poliklinik Rehabilitasi Medik
Rsud Embung Fatimah Batam Tahun 2018. Jurnal Ilmu Keperawatan, 8(1), 1–7.
Mutdasir, Mulyadi. (2018) Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap respon adaptasi nyeri
pada pasien lbp di RS KDIA Siti Fatimah Makasar.Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar.
Jurnal Kesehatan Volumen VII.No 2/2014.
Tanderi, E. A. (2017) ‘Hubungan Kemampuan Fungsional Dan Derajat Nyeri Pada Pasien Low
Back
Pain Mekanik’, pp. 7–26. Available at: http://eprints.undip.ac.id/53788/
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI
NERS
Jalan Kolonel Masturi No. 288 Parongpong, Bandung
40559, Telp: +62-22-2700247, Fax +62-22-2700247
ETIOLOGI
terutama setelah duduk atau berdiri
LOW BACK PAIN
dalam waktu yang lama
TANDA DAN GEJALA Nyeri punggung menjalar sampai
kepantat, dibagian belakang paha,
kebetis dan kaki
Ketidakmampuan untuk berdiri
tegak tanpa rasa sakit atau kejang
otot dipunggung bawah