Anda di halaman 1dari 8

A.

Konsep Dasar Identifikasi dan Asesmen ADHD

Identifikasi merupakan suatu proses untuk menemukenali anak yang mengalami


kelainan, gangguan, penyimpangan (fisik, mental, sosial, dan emosional/perilaku)
dalam rangka memberikan layanan pendidikan yang sesuai. Adapun asesmen
merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai sebuah proses yang ditempuh
untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat
keputusankeputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program dan kebijakan
pendidikan, metode dan instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga,
organisasi dan institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktifitas tertentu. Sebelum
mengasesmen, kita terlebih dahulu harus mengidentifikasi permasalahan yang terjadi
pada anak. Sehingga identifikasi merupakan acuan untuk memperoleh asesmen yang
akan dinilai.
Asesmen dapat juga disebut penilaian, yaitu usaha guru untuk mengetahui tingkat
keterlaksanaan program dan keberhasilan anak mencapai kemampuan yang diharapkan.
Penilaian keterlaksanaan program terutama digunakan guru untuk memperbaiki Satuan
Kegiatan Harian atau Satuan Kegiatan Mingguan sehingga pelaksanaan program
berikutnya menjadi lebih baik (la ode anhusadar, 2013).
Penilaian (Asesmen) adalah suatu proses merencanakan, memperoleh data dan
menyediakan informasi yang diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif bagi
pengambilan keputusan. Penilaian internal (internal Asesment) yang dilakukan guru
terhadap hasil belajar anak bertujuan untuk menilai tingkat pencapaian kompetensi
anak yang dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan akhir
pembelajaran. Penilaian hasil belajar anak dilakukan oleh guru untuk memantau proses,
kemajuan, perkembangan hasil belajar anak sesuai dengan potensi yang dimiliki dan
kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat
memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan
proses pembelajaran. Asesmen harus dilaksanakan secara kontinue, berkelanjutan serta
diarahkan untuk proses dan hasil.

Komponen yang diasesmen meliputi seluruh aspek perkembangan anak yaitu:


1. Aspek perkembangan fisik motorik yang terbagi empat yaitu motorik kasar
seperti kemampuan memanjat tali, tangga dan sebagainya; motorik halus
seperti kemampuan menarik resleting, mengancing baju dan sebagainya; organ
sensoris yang berhubungan dengan kemampuan panca indera; serta kesehatan
badan yang meliputi keseimbangan tinggi dan berat badan (penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan secara berkala serta catatan sakit dapat
digunakan untuk melakukan asesmen terhadap perkembangan kesehatan badan
anak), keaktifan dan kelincahan, catatan kehadiran baik, kemampuan
menggunakan berbagai alat permainan dan sebagainya.
2. Aspek perkembangan kognitif , mencakup informasi/pengetahuan figuratif
seperti mengenal nama warna, bentuk dan sebagainya; pengetahuan
prosedural/operatif seperti menjelaskan bagaimana cara pergi, menggunakan
berbagai peralatan dan sebagainya; pengetahuan temporal dan spasial seperti
pengetahuan nama tanggal, hari, waktu dan sebagainya; memori yang meliputi
kemampuan mengingat seperi mengingat nama teman, alphabet dan
sebagainya.
3. Aspek pengembangan moral yang meliputi pengenalan aturan sopan santun,
aturan sekolah dan lain sebagainya.
4. Aspek perkembangan sosial yang meliputi kemampuan interpersonal seperti
bermain bersama teman, antri dan sebagainya; personal seperti merespon dan
menjawab pertanyaan, mengekspresikan diri dan sebagainya.
5. Aspek perkembangan emosional yang meliputi rasa sayang pada teman, orang
tua, guru, rasa empati, control emosi dan agresi.
6. Kemampuan dalam disiplin keilmuan yang meliputi kemampuan matematika
atau berhitung; sains; pengetahuan sosial; bahasa dan seni.

Dalam mengasesmen anak ADHD terlebih dahulu kita mengetahui dan


berpedoman teehadap karakteristik atau ciri-ciri dari anak tersebut. American
Psychiatric Assosiation (APA) dalam DSM-IV-TR (2005) mengkategorikan ADHD
menjadi tiga jenis dan kategori tersebut digunakan secara luas di negara-negara lain,
dengan ketentuan enam (atau lebih) dari gejala kurang mampu memperhatikan yang
berikut ini terus muncul paling sedikit 6 bulan hingga satu tingkat maladaptive dan
tidak konsisten dengan tingkat perkembangan mental:

1. ADHD dengan karakteristk “inattention” yaitu:


a. Sering tidak mampu memberikan perhatian pada hal-hal kecil atau membuat
kesalahan, tidak teliti dalam tugas sekolah, bekerja atau kegiatan lainnya.
b. Sering mengalami kesulitan dalam pemeliharaan perhatian dalam mengerjakan
tugas atau kegiatan bermain.
c. Sering terlihat tidak perhatian ketika berbicara secara langsung.
d. Sering tidak mengikuti instruksi dan kegagalan menyelesaikan tugas sekolah,
tugas sehari-hari, atau kewajiban-kewajiban ditempat kerja (tidak dikarenakan
perilaku melawan atau kegagalan dalam memahami instruksi).
e. Sering mengalami kesulitan dalam mengorganisasikan tugas dan aktifitas.
f. Sering menolak, tidak suka, atau enggan ikut serta dalam tugas yang
memerlukan usaha mental yang terus-menerus (missal: tugas sekolah atau tugas
rumah).
g. Sering kehilangan benda-benda yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas atau
aktifitas lainnya (contohnya: mainan, tugas sekolah, pensil, buku, atau alat-alat
lainnya).
h. Sering mudah terganggu oleh stimulus asing.
i. Sering kali lupa dalam aktifitas sehari-hari.
2. ADHD dengan karakteristik “hyperaktive” yaitu
a. Sering gelisah dengan tangan atau kaki atau menggeliat-geliat dikursi.
b. Sering meninggalkan tempat duduk di dalam kelas atau di situasi yang lain
mengharuskan duduk tenang.
c. Sering berlarian kesana-kemari atau memanjat yang berlebihan dalam situasi
yang menganggap hal tersebut tidak pantas.
d. Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau ikut serta dalam aktivitas yang
menyenangkan dengan tenang.
e. Sering terburu-buru atau bergerak terus-menerus seolah-olah didorong oleh
mesin.
f. Sering terlalu banyak bicara.
3. ADHD yang karakteristik “implusivitas” yaitu:
a. Sering menjawab pertanyaan tanpa berfikir terlebih dahulu sebelum pertanyaan
selesai.
b. Sering mengalami kesulitan menunggu giliran.
c. Sering menyela atau memaksa orang lain (memotong suatu percakapan dan
memaksa dalam bermain). (HATININGSIH, 2013)

B. Instrumen Identifikasi Anak ADHD

NO Tipe Indikator penilaian


ya tidak
1. Inattention a. Mengalami kegagalan dalam memberikan perhatian pada hal
detail

b. Memiliki kesulitan mempertahankan perhatian dalam tugas


c. Perhatian mudah teralihkan ketika diajak berbicara langsung

d. Kehilangan fokus saat pembelajaran dikelas


e. Berkesulitan dalam mengatur tugas
f. Berkesulitan dalam menyelesaikan tugas dalam jangka waktu
yang berkelanjutan

g. Seringkali kehilangan hal-hal yang diperlukan untuk


tugas/kegiatan

h. Pelupa dalam kegiatan sehari-hari


2. Hiperaktif a. Tidak dapat diam (berpindah-pindah tempat)
b. Membuat gerakan-gerakan tangan kaki tidak bisa diam
c. Berlarian kesana kemari
d. Suka meninggalkan tempat duduk
e. Bergerak terus-menerus seolah-olah didorong oleh mesin.
f. Meninggalkan tempat duduk di dalam kelas
g. Terlalu banyak bicara
3. Impulsif a. Menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan itu selesai
ditanyakan

b. Suka memotong pembicaraan orang


c. Mengalami kesulitan menunggu giliran
C. Instrumen Asesmen Anak Hasil Modifikasi

INSTRUMEN ASESMEN ANAK ADHD

Nama Peserta Didik :

Tempat Tanggal Lahir :

Satuan Pendidikan :

Kelas :

Jenis Khusus :

Tanggal Pelaksanaan Asesmen :

Petunjuk: Berilah tanda ceklist (√) pada aspek yang sesuai pada gejala anak berikut!
Penilaian
Aspek Indikator Pernyataan Ket
1 2 3
A. Inattention 1. Mengalami 1.1 Memasukkan benang pada jarum jahit saat
keterampilan menjahit disekolah
(gangguan kegagalan
perhatian) dalam 1.2 Memperhatikan guru saat guru menerangkan
memberikan pelajaran dikelas

perhatian pada 1.3 Mewarnai gambar pada keterampilan pembelajaran


hal detail seni dikelas

1.4 Menghubungkan titik-titik menjadi garis pada


gambar yang telah diberikan

2. Memiliki 2.1 Membaca bacaan yang panjang pada dialog M


percakapan yang diberikan
kesulitan
mempertahan 2.2 Fokus saat pembelajaran berlangsung
kan perhatian 2.3 Berkesulitan dalam mengatur tugas
dalam tugas 2.4 Mudah merasa bingung bila mendapatkan pertanyaan
dari guru.
2.5 Suka memainkan benda-benda yang ada dalam
kelas

2.6 Menghindari tugas-tugas yang membutuhkan

fungsi pikir
2.7 Menolak permintaaan guru untuk menyelesaikan
soal di papan tulis.

2.8 Berbicara dengan menatap mata lawan bicara tanpa


teralihkan pada sesuatu yang menarik

3. Berkesulitan 3.1 PR yang diberikan guru tidak selesai dikerjakan


dalam
dalam waktu seharian
menyelesaika
n tugas dalam 3.2 PR yang diberikan guru ditumpuk-tumpuk
jangka waktu
yang 3.3 Alat tulis yang baru dibeli dalam satu jam hilang
berkelanjutan 3.4 Piket kelas dalam sekali seminggu tidak
dilaksanakan (sering tidak melakukan tanggung
jawab)

3.5 Ada janji dengan seseorang tidak ditepati sesuai


jadwal yang diberikan

3.6 Sulit melakukan aktivitas yang memerlukan waktu


sampai selesai (tuntas).

3.7 Aktivitas bermain yang memerlukan pengulangan,


ia sering menghilang (seperti permainan petak
umpet)

3.8 Setiap masuk kelas tidak tepat waktu


4. Pelupa dalam 4.1 Lupa dalam melakukan piket kelas
kegiatan
sehari-hari 4.2 Lupa kelas
4.3 Lupa pelajaran dihari itu
4.4 Lupa tempat duduk yang telah diatur guru
4.5 Menghilangkan buku pelajaran yang biasa dipakai
untuk belajar.

4.6 Sopan terhadap guru


B. Hiperaktifity 1.1 Suka memanjat pohon
(hiperaktif) 1. Lingkungan 1.2 Memanjat dinding rumah tetangga maupun rumah
sendiri
sekitar rumah
1.3 Suka berlari keliling halaman rumah
1.4 Tidak betah bermain bersama teman-teman sekitar
rumah

1.5 Berperilaku negatif untuk mendapatkan simpati


orang

2. Lingkungan 2.1 Mengacak acak kursi sepulang sekolah


sekolah
2.2 Melanggar aturan sekolah
2.3 Tidak langsung pulang ke rumah sehabis pulang
sekolah

2.4 Pakaian acak-acakan saat pergi ke sekolah


2.5 Bersikap melawan aturan sekolah
2.6 Tidak betah duduk di tempat duduk nya saat berada
dikelas
2.7 Pindah-pindah tempat duduk saat pelajaran
berlangsung.
2.8 Membuat gerakan-gerakan dengan tangan maupun
kaki saat pembelajaran berlangsung
2.9 Tidak dapat diam, selalu bergerak pindah-pindah
tempat.
C. Impulsivitas 1. Didalam lingkup 1.1 Suka menjawab pertanyaan disaat pertanyaan nya
(impulsif) sekolah belum selesai di tanyakan oleh guru
1.2 Mengalami kesulitan menunggu giliran dipanggi saat
guru melakukan absensi kelas
1.3 Suka memotong pembicaraan guru

2. Diluar lingkup 2.1 Saat berjalan tidak melihat-lihat jalan


sekolah
2.2 Sering menabrak dinding saat sedang berjalan
2.3 Menyeberang jalan tanpa melihat kanan-kiri
(nyelonong).
2.4 Mengganggu orang tua yang sedang bercakapcakap
dengan tamunya dirumah
Total skor
Bobot Penilaian :
Tinggi = 81-100 %
Sedang = 65-80 %
Rendah = 50-64 %
Keterangan : Persentase:
M (3) = mampu jumlah skor : total skor × 100%

MDB (2) = mampu dengan bantuan = : × 100 %

TM (1) = tidak mampu = % KESIMPULAN :

Sumber:

HATININGSH, N. (2013). play therapy untuk meningkatkan konsentrasi pada anak attention
defisit hiperactive disorder (ADHD). PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG, 01(02), 328–329.

la ode anhusadar. (2013). asesmen dalam pendidikan. Jurnal Al Ta’dib, 6, 59–62.

Mahabbati, a. (2014). POLA PERILAKU BERMASALAH DAN RANCANGAN INTERVENSI PADA


ANAK TUNALARAS TIPE GANGGUAN PERILAKU (CONDUCT DISORDER) BERDASARKAN
FUNCTIONAL BEHAVIOR ASSESSMENT. universitas negeri yogyakarta , 3-13.

Anda mungkin juga menyukai