Anda di halaman 1dari 5

MINI REFERAT

“Langkah – langkah Tatalaksana Epilepsi”

Oleh:

Lisa Raihan Lutfia H1A322002

Diamond Nelasari H1A322003

Jinan Nabila Aulia H1A322004

Luh Komang Diah L. H1A322016

Pembimbing:

dr. Ilsa Hunaifi, Sp.S (K)

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan karena berkat limpahan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penugasan mini referat ini tepat pada

waktunya. Adapun penugasan mini referat ini berjudul “Langkah – langkah Tatalaksana

Epilepsi” yang disusun dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya di Bagian/SMF

Ilmu Penyakit Saraf di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB. Tugas ini tidak dapat

terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik dari dalam institusi maupun dari luar

institusi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram dan seluruh jajaran Rumah Sakit Umum

Daerah Provinsi NTB. Melalui kesempatan ini pula, penulis ingin megucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada dr. Ilsa Hunaifi, Sp.S (K) selaku pembimbing,

serta seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penugasan mini referat ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan

demi kesempurnaan tugas ini. Akhir kata, semoga tugas ini dapat memberikan manfaat dan

tambahan pengetahuan khususnya kepada penulis dan kepada pembaca dalam menjalankan

praktek sehari-hari. Terima kasih.


BAB I
PENDAHULUAN

Kejang masih menjadi salah satu masalah global. Kejang merupakan gejala yang timbul

dari aktivitas listrik otak yang tidak terkendali dan abnormal yang dapat menyebabkan perubahan

pada tingkat kesadaran, perilaku, ingatan, atau perasaan. Kejang dapat diklasifikasikan sebagai

parsial atau umum. Pada kejang parsial, jenis kejang yang paling umum pada orang dewasa, satu

area korteks aktif terlebih dahulu dan dapat bermanifestasi melalui gejala sederhana seperti

fenomena motorik atau sensorik. Kejang parsial dapat dengan cepat menggeneralisasi secara

sekunder dan menyebar ke semua area kortikal. Kejang umum terjadi akibat aktivasi kortikal

difus pada awal kejang atau generalisasi aktivitas kejang parsial. Jenis kejang yang paling umum

pada orang dewasa adalah kejang onset parsial dengan generalisasi sekunder yang cepat 1.

Episode kejang adalah akibat pelepasan listrik yang berlebihan pada sekelompok sel

otak. Bagian otak yang berbeda dapat menjadi tempat pembuangan tersebut. Kejang dapat

bervariasi dari gangguan perhatian yang paling singkat atau sentakan otot hingga kejang yang

parah dan berkepanjangan. Kejang juga dapat bervariasi frekuensinya, dari kurang dari satu kali

per tahun hingga beberapa kali per hari2.

Epilepsi adalah bangkitan kejang berulang yang tidak diprovokasi. Epilepsi

mempengaruhi sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Hal ini ditandai dengan kejang berulang,

yang merupakan episode singkat gerakan tak sadar yang mungkin melibatkan sebagian tubuh

(sebagian) atau seluruh tubuh (umum) dan terkadang disertai dengan hilangnya kesadaran dan

kontrol fungsi usus atau kandung kemih2. Epilepsi menyumbang proporsi yang signifikan dari

beban penyakit dunia, mempengaruhi sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Perkiraan proporsi
populasi umum dengan epilepsi aktif (yaitu kejang yang berlanjut atau dengan kebutuhan

pengobatan) pada waktu tertentu adalah antara 4 dan 10 per 1000 orang2.

Secara global, diperkirakan 5 juta orang didiagnosis menderita epilepsi setiap tahun. Di

negara-negara berpenghasilan tinggi, diperkirakan ada 49 per 100.000 orang yang didiagnosis

epilepsi setiap tahun. Di negara berpenghasilan rendah dan menengah, angka ini bisa mencapai

139 per 100.000. Hal ini kemungkinan karena peningkatan risiko kondisi endemik seperti

malaria atau neurocysticercosis; insiden cedera lalu lintas jalan yang lebih tinggi; cedera terkait

kelahiran; dan variasi infrastruktur medis, ketersediaan program kesehatan preventif dan

perawatan yang dapat diakses. Hampir 80% penderita epilepsi tinggal di negara berpenghasilan

rendah dan menengah2.

Kejang dapat dikendalikan. Hingga 70% orang yang hidup dengan epilepsi dapat bebas

dari kejang dengan penggunaan obat anti kejang yang tepat. Penghentian obat anti kejang dapat

dipertimbangkan setelah 2 tahun tanpa kejang dan harus mempertimbangkan faktor klinis, sosial

dan pribadi yang relevan. Etiologi yang terdokumentasi dari kejang dan pola elektroensefalografi

(EEG) yang abnormal adalah dua prediktor paling konsisten dari kekambuhan kejang2.
Sumber

1. Huff JS, Murr N. Seizure. [Updated 2023 Feb 7]. In: StatPearls [Internet].

Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430765/

2. World Health Organization (WHO). 2023. Epilepsy. Available from :

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/epilepsy

Anda mungkin juga menyukai