Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan Puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami. Shalawat beriring salam tidak lupa kami sampaikan kepada
Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur pada akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapa Dosen Pembimbing Bapa Mochammad
Gilang A. Mubarok, M,Pd. dengan mata kuliah Bahasa Arab. Dalam isi makalah ini kami
membahas tentang isim nakirah dan isim marifat.
Kelompok 7
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................3
C. TUJUAN...................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................4
A. TERJEMAH TEKS (PEMBELAJARAN KESEMBILAN)...........................…….4
B. PENGERTIAN ISIM NAKIRAH....................................................................…….8
C. PENGERTIAN ISIM MARIFAT............................................................................10
D. MACAM-MACAM ISIM MARIFAT.....................................................................10
BAB III PENUTUP.............................................................................................................12
A. KESIMPULAN.........................................................................................................12
B. SARAN.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu Nahwu merupakan salah satu ilmu alat yang bisa memahamkan kita
dalam berbahasa arab serta memahami Al-Qur`an dan Hadist yang menjadi
pedoman umat islam di dunia. Serta dapat memahamkan kita dalam mengkaji kitab-
kitab karangan para ulama pada zaman dahulu maupun sekarang. Ilmu Nahwu dan
Sharaf kalau kita ibaratkan bagaikan perahu dan dayung yang kita gunakan untuk
menuju ke sebuah pulau yang indah. Tanpa dayung dan perahu tersebut kita tidak
akan mnuju ke sebuah pulau tersebut, sama halnya apabila kita tidak tahu tentang
ilmu alat (Nahwu dan Sharaf) kita tidak akan bisa memahami Al-Qur`an dan Hadist
secara baik dan benar. Maka dari itu ilmu alat mempunyai peran yang sangat penting
sekali bagi kita semua sebagai media untuk memahamkan kita mempelajari konteks
arab. Selama ini kita mengetahui bagaimana cara kana dan saudara-saudaranya
merofa’kan pada mubtada’ sebagai isimnya dan kepada khabar yakni
menashabkannya. Dalam makalah ini akan dijelaskan sebagian kecil dari ilmu nahwu,
yaitu tentang Isim nakirah dan juga isim marifat.
B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian isim nakirah?
B. Apa pengertian isim marifat?
C. Apa saja macam-macam isim marifat beserta contohnhya?
C. TUJUAN
A. Untuk mengetahui pengertian isim nakirah
B. Untuk mengetahui pengertian isim marifat
C. Untuk mengetahui saudaranya macam-macam isim marifat beserta contohnya
3
BAB II
PEMBAHASA
N
A. Terjemah teks (pelajaran kesembilan)
الشورى في اإلسالم
عناصر
unsur
Artinya: Adapun Syura adalah landasan pemerintahan yang baik, dan merupakan jalan untuk
mencapai kebenaran dan mengetahui pendapat yang jernih. Al-Qur'an memerintahkannya dan
menjadikannya salah satu elemen yang mendasari negara Islam. Di dalam Al-Qur'an, ada sebuah
surah yang dikenal dengan nama “Surat Al-Shura”, dan dinamakan demikian karena merupakan
satu-satunya surah yang menetapkan “Syura” sebagai salah satu unsurnya. Iman yang benar.
4
ًط
َر ِّب ا الشئون يطرأ بمشاورة أصيبوا غزوة أصيب
Artinya: Terungkap - setelah umat islam tertimpa musibah yang sama seperti mereka
tertimpa pada Perang Uhud - bahwa Allah memerintahkan Nabi-Nya (semoga Allah
memberkati dia dan memberinya kedamaian) untuk berkonsultasi dengan para
sahabatnya mengenai masalah yang terjadi pada mereka, agar untuk menyatukan hati
dan menentukan apa yang harus terjadi di antara orang-orang beriman. Konsistensi
yang baik dalam kebijakan dan pengelolaan urusan. Dan itulah yang dia katakan
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Imran:…Maka konsultasilah dengan mereka
mengenai hal itu anda bertekad. Jadi percayalah pada Tuhan.
5
الشورى في عهد الرسول وأصحابه
ُي يُد ُت ْي ُد ْو َن ُي ْش َن األوفق اآلخرين العتب شديدة
ِر ِر ِخ
Nabi (SAW) biasa berkonsultasi dengan para sahabatnya mengenai hal-hal yang wahyu
belum diturunkan kepadanya. Terkadang dia berubah pikiran dan menerima pendapat teman-
temannya. Kebetulan beliau mengambil pendapatnya dan pendapat Abu Bakar mengenai
peristiwa tawanan Badar, dan beliau menolak perbuatan tersebut menurut pendapat Umar dan
orang-orang yang sependapat dengannya. Kemudian diwahyukan kepada Nabi SAW ayat-
ayat celaan yang keras karena beliau tidak menerima pendapat orang lain, dan beliaulah yang
paling baik dalam situasi mereka saat ini: Tidaklah baik bagi seorang nabi untuk menawan
tawanan sampai mereka menjadi tua. di bumi. Kamu menginginkan harta dunia, tetapi Allah
menginginkan akhirat. Dia Maha Perkasa lagi Bijaksana.
6
يمنعهم الصحابة يجمع غيره الجماعة املصلحة الجماعية
Artinya:
Oleh karena itu, Syura awalnya digunakan untuk mengatur urusan kolektif. Penyidikan hak atau
persetujuan suatu kepentingan merupakan salah satu tugas yang paling mengikat bagi penanggung
jawab. Hal ini diikuti oleh para sahabat Rasulullah setelah beliau. Abu Bakar akan berkonsultasi
dengan para Sahabat mengenai urusan kelompok sebelum dia, dan dia akan mengambil pendapat
orang lain setiap kali ada tanda-tanda kebenaran di dalamnya. Umar akan mengumpulkan para
Sahabat senior pada masa pemerintahannya, dan dia akan mencegah mereka meninggalkan tempat
tersebut. Medina karena dia perlu berkonsultasi dengan mereka.
أخذ به
ambil
7
Artinya: Dasar konsultasi tersebut adalah untuk menjamin kebebasan penuh dalam mengemukakan
pendapat sepanjang tidak mempengaruhi prinsip keyakinan atau ibadah.
Baik Al-Qur'an maupun Rasul tidak menetapkan sistem khusus untuk Syura, melainkan sistem
bawaan. Nabi atau Khalifah setelahnya mengumpulkan para sahabatnya, mengangkat permasalahan
tersebut kepada mereka, dan mengutarakan pendapat mereka mengenai hal tersebut. Kapan saja
mereka sepakat. atas suatu pendapat atau suatu pendapat yang berlaku menurut pendapatnya melalui
mayoritas atau melalui bukti-bukti yang kuat, hal itu diperhitungkan.
Artinya: Aspek ini justru dibiarkan tanpa adanya sistem khusus yang mengaturnya, karena
merupakan salah satu hal yang sudut pandangnya berubah seiring dengan perubahan generasi dan
kemajuan manusia. Jika suatu sistem didirikan pada masa itu, maka sistem tersebut akan mempunyai
dasar yang tidak akan menyimpang dari orang-orang yang datang setelahnya, dan itu akan menjadi
batasan total bagi mereka untuk tidak bisa mengimbangi sistem Syura lainnya.
Syura adalah salah satu perkara yang sistemnya dibiarkan tidak terdefinisi, karena belas kasihan
kepada manusia, perluasan kepada mereka, dan memungkinkan mereka untuk mengalami apa yang
tersedia dalam pikiran, selama apa yang dimaksudkan adalah dasar nasehat.
8
B. Pengertian Isim Nakirah
Kata nakirah ( )نكرةsecara bahasa dapat diartikan sebagai sesuatu yang tak tentu atau belum
dikenal. Pada umumnya, isim nakirah didefinisikan sebagai setiap kalimah/kata yang tidak menunjuk
pada makna tertentu. Artinya, isim tersebut masih belum menyatakan atau menerangkan suatu makna
secara spesifik (umum).
Imam ibnu malik juga telah menjelaskan tentang pengertian isim nakirah dalam kitabnya “Alfiyah
ibnu Malik” berbentuk nadham yang berbunyi :
Isim marifat adalah isim yang maknanya tertentu dengan dirinya sendiri.
Secara leksikal, ma'rifat artinya diketahui. Isim ma'rifat adalah isim yang menunjukkan benda/orang
secara spesifik (definitif). Isim ma'rifat adalah kata benda definitive.
9
4.) İsim Maushul (kata ganti penghubung):
6.) İsim yang di-idhafah-kan (disandarkan) pada isim yang di-ma'rifat-kan dengan JI:
7.) Munada (orang/benda yang dipanggil) yang sudah diketahui siapa orang/bendanya:
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam rangka pemahaman terhadap Alquran dengan baik dan benar, maka
penguasaan terhadap pemahaman al-Nakirah Wa al-Ma’rifah sangat diperlukan,
sebagai salah satu kaidah bahasa Arab, sehingga dalam memahami suatu kalimat tidak
meleset dari maksud pemakaian Alquran terhadap suatu kalimat.
Isim pada hakekatnya tidak akan keluar dari dua kategori, yakni Nakirah dan
Ma’rifah. apabila isim itu menunjukkan sesuatu yang tertentu maka itu termasuk isim
ma’rifah, dan apabila tidak menunjukkan pada sesuatu yang tertentu disebut nakirah.
Isim Ma’rifah terdiri atas isim dhamir, isim alam, isim isyarahm, Isim
Maushul, isim isim dhamir, isim alam, isim isyarahm, Isim Maushul, isim yang
dimasuki alif lam yang disandarkan pada isim ma’rifah dan isim yang di-ma’rifah-kan
dengan sebab nida.
B. SARAN
Demikianlah hasil makalah kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua. Kami menyadari dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan,
sehingga kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
FUAD, Bahrudin. Terjemah Alfiyah Ibnu Malik dan Penjelasannya. Mobile Santri,
2010.\
Jaeni, M. (2017). Tafsiran Kiai Pesantren terhadap Bait-bait Alfiyah Ibn Malik dan
Transformasi Nilai Moral Santri: Kajian Intertekstualitas dan Analisis Wacana
Kritis. International Journal Ihya''Ulum al-Din, 19(2), 285-316.
Mu’minin, I. S. (2022). Kamus Ilmu Nahwu & Sharaf Edisi Kedua. Amzah.
12