Anda di halaman 1dari 5

1.

Sebutkan 3 manfaat belajar filsafat yang anda ketahui


2. Apakah belajar filsafat membuat orang lebih cerdas? Jelaskan pendapat anda!
3. Uraikan jawaban anda mengenai “ negara dan nasionalisme”!
4. Uraikan dan jelaskan pemikiran filsafat menurut Plato, Socrates, dan
Aristoteles!
5. Sebut dan jelaskan ciri-ciri filsafat ilmu!

JAWABAN

1. 3 manfaat belajar filsafat yang anda ketahui


 Dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dalam kehidupan
 Dengan belajar filsafat kita akan memahami diri sendiri dan masyarakat
dengan menghilangkan egoisme dan menyadari bahwa kita adalah
makhluk sosial yang saling membutuhkan
 Mampu berpikir secara logis dalam segala hal

2. Benar, belajar filsafat membuat orang lebih cerdas karena dalam belajar
filsafat kita selalu dilatih dan dididik untuk berfikir secara universal dan kritis
untuk mendapat wawasan dan memperluas penafsiran yang di sertai dengan
pengalaman dan penelitian (eksperimen) tidak hanya dengan menerka-nerka ,
sehingga ilmu yang di dapat adalah ilmu yang benar dan terukur (dapat
dibuktikan).

3. Negara merupakan sebuah organisasi atau badan tertertinggi yang memiliki


kewenangan untuk mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan
masyarakat dan berkewajiban untuk mensejahterakannya.
Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep
identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau
cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan
nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal
maupun eksternal. Dengan adanya sikap nasionalisme maka suatu negara akan
mencapai titik tujuan yaitu mensejahterakan rakyat dan negara akan
terlindungi dari ancaman-ancama, ancaman dari dalam negeri maupun
ancaman dari luar negeri.

4. Pemikiran filsafat pendidikan menurut Plato, Socrates, Aristoteles


 Pemikiran filsafat pendidikan menurut Plato adalah menyelesaikan
perbedaan pendapat tentang mana yang benar antara yang berubah-ubah
(Heracleitos) atau yang tetap (Parmenides), mana yang benar antara
pengetahuan inderawi (pengetahuan pengalaman bersifat tidak
tetap/berubah) atau pengetahuan yang lewat akal ( pengetahuan akal
bersifat tetap/tidak berubah). Plato mengemukakan bahwa ajaran dan
pemikiran Heracleitos itu benar tetapi hanya berlaku pada dunia
pengalaman, sebaliknya pendapat Parmenides juga benar tetapi hanya pada
dunia ide yang hanya dapat dipikirkan oleh akal.
 Pemikiran fiilsafat pendidikan menurut Aristoteles adalah sependapat
dengan gurunya Plato, yaitu tujuan terakhir daripada filosofi adalah
pengetahuan tentang wujud/adanya dan yang umum. Dia juga mempunyai
keyakinan tentang kebenaran yang sebenarnya hanya dapat dicapai dengan
jelas pengertian. Menurut Aristoteles adanya itu tidak dapat diketahui dari
materi benda belaka, tidak pula dari pemikiran yang bersifat umum
semata. Seperti pendapat Plato tentang adanya itu terletak dalam barang
satu-satunya, selama barang tersebut ditentukan oleh yang umum.
Pandangannya juga yang realis dari pandanganan Plato yang selalu
didasarkan pada yang abstrak. Ini semua disebabkan dari pendidikannya
diwaktu kecil yang senantiasa mengharapkan adanya bukti dan kenyataan.
Ia terlebih dahulu memandang yang konkrit, bermula dari mengumpulkan
fakta-fakta yang ada kemudian disusun menurut ragam dan jenis atau
sifatnya dalam suatu sistem setelah itu ia meninjaunya kembali dan
disangkutpautkan satu sama lain.
 Pemikiran filsafat pendidikan menurut Socrates bisa kita lihat dalam
mengajarkan ilmu kepada muridnya dan untuk menghadapi kaum Sofis,
Socrates menggunakan metode dialektik-kritis. dialektik mengandung arti
“dialog antara dua pendirian yang bertentangan ataupun merupakan
perkembangan pemikiran dengan memakai pertemuan (interplay) antar
ide”.Sedangkan sikap kritis berarti Socrates tidak mau menerima begitu
saja sesuatu pengertian sebelum dilakukan pengujian untuk membuktikan
benar atau salahnya. Ia membangun pengetahuan dengan cara mengamati
hal-hal yang konkret dan beragam. Dan ia menggunakan Unsur-unsur
yang sama dan bersifat umum (tidak adanya perbedaan), inilah merupakan
pengetahuan sejati, yang sangat penting untuk mencapai keutamaan moral.
Maksudnya orang yang mempunyai pengetauan sejati berarti memiliki
kebajikan (arete) atau keutamaan moral dan berarti memiliki
kesempurnaan manusia sebagai manusia. Socrates menyelidiki manusia
secara keseluruhan yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan
rohaniah

5.Ciri-Ciri Filsafat Imu

 Deskriptif, yaitu suatu uraian yang terperinci tentang sesuatu, menjelaskan


mengapa sesuatu berbuat begitu.
 Kritis, yaitu mempertanyakan segala sesuatu (termasuk hasil filsafat), dan
tidak menerima begitu saja apa yang terlihat sepintas, yang dikatakan dan
yang dilakukan masyarakat.
 Analisis, yaitu mengulas dan mengkaji secara rinci dan menyeluruh
sesuatu, termasuk konsep-konsep dasar yang dengannya kita memikirkan
dunia dan kehidupan manusia.
 Evaluatif, yaitu dikatakan juga normatif, maksudnya upaya
sungguhsungguh untuk menilai dan menyikapi segala persoalan yang
dihadapi manusia. Penilaian itu bisa bersifat pemastian kebenaran,
kelayakan dan kebaikan.
 Spekulatif, yaitu upaya akal budi manusia yang bersifat perekaan,
penjelajahan dan pengandaian dan tidak membatasi hanya pada rekaman
indera dan pengamatan lahiriah.
 Radikal, contohnya seseorang ingin mengetahui tentang suatu bencana
alam maka orang tersebut akan mencari tau hingga ke akar-akarnya
tentang kejadian tersebut baik dari segi penyebab, pengaruh, berapa
banyak korban, berapa kerugian yang di alami dan bagaimana cara
penanggulangan dari bencana tersebut.
 Kritis, contohnya apabila seseorang mengalami permasalahan maka orang
tersebut akan berusaha memecahkan permasalahan tersebut. Dia akan
berusaha mengumpulkan bukti-bukti bahkan rela berbuat apapun sehingga
permasalahannya terselesaikan.
 Konseptual, contohnya seseorang ingin membuat sebuah mobil yang
biasanya mobil tersebut hanya bisa di gunakan di daratan, maka orang
tersebut menemukan suatu konsep baru yang melampaui batas pengalaman
sehari-hari yaitu membuat mobil tersebut bisa di gunakan di udara dan di
lautan.
 Rasional, contohnya ada seorang murid yang suka melawan dengan
gurunya, maka guru harus memikirkan bagaimana cara merubah murid
tersebut menjadi baik dengan menggunakan pikiran yang rasional (masuk
akal)
 Reflektif, contohnya apabila seseorang pernah mengalami kecelakaan dan
kecelakan tersebut terjadi lagi dengan permasalahan yang sama maka
orang tersebut akan membandingkan suatu permasalahan yang sama yang
pernah dia alami dan mencari solusi dengan pemikiran dia sendiri serta
mengaitkan permasalahan yang baru tersebut dengan pemikiran-
pemikiran yang baru untu menyelesaikan masalah tersebut.
 Konsisten, contohnya apabila seseorang ingin membuat suatu karya maka
orang tersebut akan selalu berusaha untuk mennyelesaikan karyanya
tersebut.
 Sistematis, contohnya Andi ingin mencari filosof tentang tanah maka Andi
terlebih dahulu mencari sesuatu yang ada kaitannya dengan tanah baik itu
unsur yang di kandung tanah atau hal lainnya yang memiliki konsep yang
satu dengan tanah.
 Umum, contohnya mahasiswa lebih memilih universitas negeri daripada
universitas swasta, karena universitas negeri bisa di bilang kualitasnya
lebih baik.
 Komprehensif, contohnya jika kita memikirkan tentang tubuh manusia,
maka yang di fikirkan adalah apa saja yang ada dalam tubuh manusia,
termasuk kepala, mata, telinga, mulut, tangan, kaki dan lain sebagainya.
 Bebas, contohnya apabila seseorang ingin membuat suatu alat elektronik
maka orang tersebut bebas dalam membuat alat tersebut bagaimana
bentuknya tanpa pengaruh dari orang lain, sosial budaya, adat istiadat.
 Metodis, contohnya apabila seseorang tidak setuju dengan suatu pendapat
(pendapat salah) maka orang tersebut akan mencari bukti-bukti untuk
membuktikan suatu kebenaran.

Anda mungkin juga menyukai