Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN AKHIR

MAGANG GENERASI BERTALENTA (MAGENTA) BUMN


PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

Diajukan guna memenuhi Tugas Akhir pelaksanaan Program Magang Generasi


Bertalenta BUMN

Disusun Oleh:
NAMA : MUKAROMATUL AZIZATUN NAIMAH
PN : 90157614
PTN : UNIVERSITAS JEMBER

JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Akhir ini
dengan baik. Laporan Akhir Kegiatan Internship ini ditulis dalam rangka untuk
memenuhi syarat sertifikasi magang industri FHCI BUMN di PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.
Dalam hal ini penulis menyadari tanpa adanya dukungan, bimbingan, pengarahan
dan bantuan dari semua pihak tentunya kegiatan internship ini belum tentu mampu
terselesaikan dengan baik. Rasa syukur dan terimakasih tak terhingga penulis ucapkan
kepada:
1. Allah SWT yang dengan Ridho dan Rahmat-Nya telah menghendaki dan menyertai
penulis hingga sampai pada titik ini.
2. Kedua orang tua serta keluarga penulis yang senantiasa mendoakan, mendukung, dan
menyemangati penulis dalam mengikuti program kegiatan Internship ini hingga usai.
3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember tempat penulis menimba ilmu, serta
pihak-pihak yang bersangkutan yang telah merekomendasikan, membantu sekaligus
mendukung penulis guna ikut serta dalam kegiatan Program Internship MAGENTA
ini.
4. Forum Human Capital Indonesia yang telah menyelenggarakan Program Magang
Generasi Bertalenta (MAGENTA) sehingga penulis memperoleh kesempatan yang
sangat berharga.
5. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk selaku perusahaan lokasi penulis
melaksanakan kegiatan internship.
6. Bapak Syafri Rahmat selaku Division Head dari Procurement & Logistic Operation
Division serta jajaran manajemen division PLO.
7. Ibu Eka Rosdiani selaku Department Head dari Payment Service & Rental/Purchase
Property Department.
8. Bapak Bredi Andry Purnomo selaku Team Leader Legal & Risk Procurement.
9. Kak Erfiansyah Putra selaku Mentor sekaligus partner kerja penulis selama kegiatan
Internship di Legal & Risk Procurement Team.

2
10. Bapak, Ibu, dan Rekan-rekan Pegawai maupun Staff di Divisi PLO khususnya di
Legal & Risk Procurement Team.
11. Teman-teman seperjuangan penulis selama kegiatan Internship di Divisi PLO.

Penulis sangat menyadari bahwa masih terdapat kesalahan serta kekurangan


dalam penulisan Laporan Akhir Magang ini, baik dari segi sistematika penyusunan
maupun tata bahasa yang kurang sesuai. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran sebagai acuan perbaikan penulisan ke depannya dan selanjutnya.

Jakarta, 23 Oktober 2023


Penulis,

Mukaromatul A. N

3
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Bredi Andry Purnomo
Jabatan : Team Leader Legal & Risk Procurement
Unit Kerja : Procurement & Logistic Operation Division
Menyetujui bahwa Laporan Magang yang disusun oleh:
Nama : Mukaromatul Azizatun Naimah
PN : 90157614
Unit Kerja : Procurement & Logistic Operation Division
Telah dibuat sebenar – benarnya berdasarkan yang terjadi di Unit Kerja Penempatan
Peserta MAGENTA BUMN ybs.

Jakarta, 23 Oktober 2023

Bredi Andry Purnomo

4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 2

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... 4

DAFTAR ISI ............................................................................................................... 5

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 6

A. Pengertian Bank ................................................................................................. 6


B. Fungsi Bank ....................................................................................................... 7
C. Jenis Bank .......................................................................................................... 9
D. Produk Bank..................................................................................................... 12
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ............................................................................ 15

A. Sejarah BRI ...................................................................................................... 15


B. Visi dan Misi BRI ............................................................................................ 18
C. Penjelasan Terkait Unit Kerja penempatan ....................................................... 19
D. Tugas Utama Unit Kerja Penempatan ............................................................... 22
E. Struktur Organisasi Unit Kerja Penempatan ...................................................... 24
BAB III KEGIATAN INTERNSHIP ....................................................................... 25

A. Laporan Kegiatan Internship ............................................................................ 25


B. Implementasi Bidang Studi dalam Kegiatan Internship ..................................... 28
C. Perencanaan Setelah Program Internship .......................................................... 30
BAB IV PROJECT INTERNSHIP .......................................................................... 30

A. Definisi Jaminan............................................................................................... 31
B. Jenis – jenis Jaminan ........................................................................................ 31
C. Jenis-jenis Asuransi Penjamin .......................................................................... 36
D. Upaya Mitigasi terjadinya Wanprestasi............................................................. 39
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 42

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 42
B. Saran ................................................................................................................ 42

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Bank

Menurut Dictionary of Banking and Services by Jerry Rosemberg pengertian


Bank adalah lembaga yang menerima simpanan giro, deposito dan membayar atas
dokumen yang tertarik pada satu orang atau pun Lembaga tertentu, mendiskonto surat
berharga, memberikan pinjaman dan menanamkan dananya dalam surat berharga. Bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang - Undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perbankan, 1998).

Sedangkan menurut (Abdurrachman, 2014) “Bank adalah suatu jenis lembaga


keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman,
mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat
penyimpanan benda – benda berharga, membiayai usaha perusahaan – perusahaan.” Bank
diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan
jasa – jasa bank lainnya (Kasmir, 2008).

Menurut (Keuangan, 2014) “Bank adalah lembaga yang berperan sebagai


perantara keuangan antara pihak – pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak -
pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu
lintas pembayaran.” (Veryn, 2014) menyatakan Bank adalah suatu badan yang bertujuan
untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat – alat pembayaran sendiri, dengan
uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat – alat
penukaran uang berupa uang giral.

6
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Bank adalah
suatu tempat yang menjadi perantara untuk menghimpun uang dari orang yang kelebihan
uang serta menyalurkannya kepada orang yang memerlukannya dalam bentuk uang atau
jasa yang lain.

B. Fungsi Bank

Dalam (Pasal 2,3 dan 4 UU Perbankan No.10 Tahun 1998) Perbankan Indonesia
dalam melakukan usahanya berdasarkan Demokrasi Ekonomi dengan menggunakan
prinsip kehati – hatian. Fungsi utamanya adalah sebagai penghimpun dan pengatur dana
masyarakat dan bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan Nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Menurut I Gusti, dkk (2014:10) secara umum fungsi utama Bank adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat sebagai
financial intermediary. Atau lebih spesifik Bank berfungsi sebagai:
1. Agent of trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust (kepercayaan), baik dalam hal
penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak
akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan
bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali
dari bank.
2. Agent of development
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan sektor riil tidak dapat
dipisahkan. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan
bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kelancaran kegiatan bank yang
memungkinkan masyarakat melakukan investasi – distribusi – konsumsi ini adalah
kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
3. Agent of services
Bank juga memberikan penawaran jasa kepada masyarakat selain sebagai
penyalur dana. Jasa yang ditawarkan bank berkaitan dengan kegiatan perekonomian

7
masyarakat secara umum. Jasa tersebut berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang
berharga, pemberian jaminan bank dan penyelesaian tagihan.

Berdasarkan fungsi spesifik bank, bank juga memiliki fungsi utama yaitu:

a. Menghimpun Dana dari Masyarakat

Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Untuk itu
masyarakat akan mempercayakan dananya untuk disimpan di bank dengan jaminan
keamanan yang diberikan oleh pihak bank. Selain dari segi keamanan, tujuan
masyarakat menyimpan dananya di bank yaitu untuk berinvestasi, sebab bank akan
memberikan keuntungan berupa tingkat pengembalian atau return yang akan
diperoleh nasabah berdasarkan kebijakan bank yang bersangkutan.

b. Menyalurkan Dana kepada Masyarakat

Bank akan menyalurkan dananya kepada masyarakat yang membutuhkan dalam


bentuk pinjaman. Melalui penyaluran dana tersebut maka bank akan memperoleh
pendapatan. Pendapatan tersebut berupa pendapatan bunga. Kegiatan penyaluran
dana ini memberikan pendapatan yang cukup besar bagi bank. Namun untuk
mendapat pinjaman dana dari bank (kredit) maka nasabah harus memenuhi
persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh bank.

c. Pelayanan dan Jasa Perbankan

Selain simpanan, bank juga menawarkan berbagai produk pelayanan jasa perbankan
kepada nasabah. Produk pelayanan jasa perbankan tersebut antara lain jasa
pengiriman uang (transfer), pemindahbukuan, penagihan surat – surat berharga,
kliring, Letter of Credit, inkaso, garansi bank dan pelayanan jasa lainnya. Seiring
dengan arus globalisasi saat ini. Terutama bagi mereka yang bergerak dalam bidang
bisnis dan berpacu dengan waktu. Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan nasabah
tersebut, maka saat ini banyak sektor perbankan yang berlomba untuk melakukan
inovasi produk dan meningkatkan teknologi serta sistem informasi demi memberikan
kepuasan pelayan kepada nasabah.

8
Produk yang dihasilkan perbankan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Lending Bank Garansi


Funding
Trade Finance

Valas Bank
Treasury

Banca Investment
Assurance
Jasa lainnya

Gambar 1.1 Produk dari Perbankan


Sumber:Buku Akuntansi Perbankan Teori dan Latihan Soal

C. Jenis Bank

Terdapat beberapa jenis perbankan di Indonesia, jenis – jenis perbankan sebelum


Undang – Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 dan Undang – Undang Nomor 14
Tahun 1967 keluar memiliki beberapa perbedaan. Dilihat dari segi fungsi serta
kepemilikannya. Dari segi fungsi, perbedaannya terletak pada luasnya kegiatan atau
jumlah produk yang dapat ditawarkan serta jangkauan wilayah operasinya. Sedangkan
dari segi kepemilikan perusahaan dilihat dari kepemilikan sahamnya. Jenis perbankan
juga dapat dilihat dari cara menentukan harga jual dan harga belinya atau dengan kata
lain cara mencari keuntungannya. Dan juga dapat dilihat dari segi nasabah yang dilayani.
Adapun jenis – jenis bank yaitu:

1. Jenis Bank dari segi fungsi


Menurut Undang – Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967, jenis
perbankan menurut fungsinya yaitu:

a. Bank Umum
b. Bank Pembangunan

9
c. Bank Tabungan
d. Bank Pasar
e. Bank Desa
f. Lumbung desa
g. Bank Pegawai

Tetapi setelah Undang – Undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 keluar dan juga
Undang – Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan berdasarkan
fungsinya terdiri atas:

a. Bank Umum
Bank umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional
dan berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan umum, artinya dapat memberikan
seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat
dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, bahkan ke Luar negeri (cabang).
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Menurut undang – undang no 10 tahun 1998 sebagai bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Jenis Bank dari segi kepemilikan


Dilihat dari segi kepemilikan artinya siapa saja yang menjadi pemilik bank
tersebut. Kepemilikan dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang
dimiliki bank tersebut. Berikut adalah jenis bank dari segi kepemilikannya:
a. Bank milik Pemerintah
Bank milik pemerintah adalah bank yang akte pendirian atau modal bank tersebut
sepenuhnya milik pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank tersebut
milik pemerintah juga.

10
b. Bank milik Swasta Nasional
Bank milik swasta nasional yaitu bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya
milik swasta nasional. Akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitupun
dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta.
c. Bank milik Koperasi
Bank milik koperasi adalah bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh
perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
d. Bank milik Asing
Bank milik Asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik
swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya pun jelas dimiliki oleh pihak
asing (luar negeri).
e. Bank milik Campuran
Bank milik campuran adalah bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak
asing dan pihak swasta nasional. Namun kepemilikan sahamnya mayoritas dipegang
oleh warga negara Indonesia.
3. Jenis Bank dari segi target pasar

Menurut I Gusti, dkk (2014:15) jenis bank berdasarkan target pasarnya dapat
digolongkan menjadi:

a. Retail Bank
Retail bank memiliki fokus pelayanan dan transaksi kepada nasabah – nasabah retail,
yaitu nasabah individual, perusahaan dan lembaga lain yang skalanya kecil,
b. Corporate Bank
Corporate bank memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah – nasabah
yang berskala besar.
c. Retail – Corporate Bank
Bank ini memberikan pelayanan tidak hanya kepada nasabah retail tetapi nasabah
korporasi juga.

11
D. Produk Bank

Produk bank pada dasarnya terdiri atas dua bentuk diantaranya adalah simpanan
dan juga pinjaman. Tetapi, bank juga memberikan layanan lain. Berikut ini
penjelasannya.

a. Produk Bentuk Simpanan


● Simpanan Giro (Demand Deposit)
Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang dapat ditarik sewaktu-
waktu dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang
rekening giro akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro.
Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan. Rekening giro
biasa digunakan oleh para usahawan perorangan maupun perusahaan.
● Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
Simpanan tabungan yaitu simpanan pada bank yang cara penarikannya harus
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan
dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kuitansi atau kartu
Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Kepada pemegang rekening tabungan akan
diberikan bunga tabungan yang merupakan jasa atas tabungannya. Sama
seperti halnya dengan rekening giro, besarnya bunga tabungan tergantung
dari bank yang bersangkutan. Dalam prakteknya bunga tabungan lebih besar
dari jasa giro.
● Simpanan Deposito (Time Deposit)
Simpanan deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu
tertentu (jatuh tempo). Dapat ditarik sesuai dengan jangka waktu tersebut.
Namun, saat ini sudah ada bank yang memberikan fasilitas deposito yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Jenis deposito beragam sesuai
dengan keinginan nasabah. Dalam prakteknya jenis deposito terdiri dari
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposit on call.
b. Produk Bentuk Pinjaman
● Kredit Investasi
Kredit investasi adalah kredit yang diberikan kepada pengusaha yang

12
melakukan investasi atau penanaman modal. Kredit ini memiliki jangka
waktu yang relatif panjang yaitu di atas satu tahun.
● Kredit Modal Kerja
Kredit modal kerja yaitu kredit yang digunakan sebagai modal usaha. Kredit
jenis ini berjangka waktu pendek yaitu tidak lebih dari satu tahun.
● Kredit Perdagangan
Kredit perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang
dalam rangka memperlancar kegiatan perdagangannya.
● Kredit Produktif
Kredit produktif yaitu kredit yang dapat berupa investasi, modal kerja, atau
perdagangan. Kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali sehingga
pengembalian kredit diharapkan dari hasil usaha yang dibiayai.
● Kredit Konsumtif
Kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi misalnya keperluan
konsumsi.
● Kredit Profesi
Kredit profesi merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan
profesional seperti dosen, dokter, atau pengacara, dll.
c. Produk Lain yang Ditawarkan Kepada Nasabah
● Kiriman Uang (Transfer)
Transfer adalah jasa pengiriman lewat bank. Pengiriman uang dapat
dilakukan pada bank yang sama atau bank yang berlainan.
● Kliring (Clearing)
Clearing yaitu penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet
giro) yang berasal dari dalam kota.
● Inkaso (Collection)
Inkaso merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet
giro) yang berasal dari luar kota atau luar negeri.
● Safe Deposit Box
Jasa pelayanan ini memberikan layanan penyewaan kotak pengaman tempat
menyimpan surat-surat berharga atau barang-barang berharga milik nasabah.

13
● Bank Garansi
Bank garansi merupakan jaminan bank yang diberikan kepada nasabah
dalam rangka membiayai suatu usaha. Dengan jaminan bank ini si pengusaha
memperoleh fasilitas untuk melaksanakan kegiatannya dengan pihak lain.
● Letter of Credit (L/C)
L/C merupakan surat kredit yang diberikan kepada para eksportir dan
importir yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas transaksi
ekspor-impor yang mereka lakukan.
● Menerima setoran-setoran
Dalam hal ini bank membantu nasabahnya dalam rangka menampung
setoran dari berbagai tempat antara lain: pembayaran pajak, pembayaran
telepon, pembayaran air, pembayaran listrik, pembayaran uang kuliah.

14
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah BRI

PT. Bank Rakyat Indonesia didirikan pada 16 Desember 1895 di Purwokerto,


Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja yang awalnya mengelola dana kas di
masjid untuk disalurkan kepada masyarakat dengan skema sederhana. Sepanjang sejarah,
berbagai nama telah melekat pada PT. Bank Rakyat Indonesia, di mulai dari De
Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Indlandsche Hoofden, Hulp en Spaarbank der
Indlandsche Bestuurs Ambtenareen, Syomin Ginko, sampai pada akhirnya resmi dengan
nama Bank Rakyat Indonesia sejak 18 Desember 1968 berdasarkan UU No.21 tahun
1968.

Pada tahun 1992, BRI berubah status hukum menjadi PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Jakarta, pada 10 November 2003 dengan kode saham BBRI.
Pada tahun 2007, BRI mengambil langkah strategis dengan mengakuisisi Bank Jasa Artha
(BJA), kemudian diubah menjadi PT Bank BRIsyariah. Unit Usaha Syariah milik BRI
kemudian dipisahkan dari BRI dan digabung dengan PT Bank BRIsyariah (BRIsyariah)
pada 1 Januari 2009 dan kemudian pada 3 Maret 2011 BRI mengakuisisi saham PT Agro
Niaga Tbk dari Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun).

Dari awal berdiri, BRI konsisten fokus pada segmen usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM), serta menjadi pelopor microfinance di Indonesia. Komitmen ini
tetap dijaga sampai saat ini dan dengan dukungan pengalaman memberikan layanan
perbankan terutama di segmen UMKM, BRI mampu mencatat prestasi sebagai bank
dengan laba terbesar selama 15 tahun berturut-turut. Keberhasilan ini adalah buah kerja
keras seluruh insan BRI yang tak pernah berhenti berinovasi dan terus mengembangkan
produk dan layanan perbankan bagi semua segmen bisnis. Dengan berinovasi, BRI
mampu merespon setiap perkembangan yang terjadi di masyarakat dan dunia bisnis.
Salah satunya adalah perkembangan teknologi. BRI menjadi yang pertama dalam

15
menyediakan layanan self-service banking di Indonesia melalui BRI Hybrid Banking
pada tahun 2013.

Layanan perbankan berbasis teknologi juga dibawa oleh BRI sampai ke pelosok
negeri. Pada tahun 2015, BRI meluncurkan Teras BRI Kapal, layanan perbankan pertama
di dunia yang ada di atas laut. Kemudian pada 18 Juni 2016 pukul 18.38 waktu Kourou,
Guyana Prancis, BRI meluncurkan BRIsat. Ini menjadikan BRI bank pertama di dunia
yang memiliki dan mengoperasikan satelit sendiri. Pengadaan satelit ini adalah bagian
dari rencana strategis BRI untuk memperkuat infrastruktur penunjang layanan digital
masa depan, yang bisa membawa teknologi perbankan berkualitas dari pusat kota sampai
ke pelosok.

Dalam rangka memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah, BRI memiliki ATM
hingga 19.184 unit, jumlah mesin EDC sebanyak 204.386 unit, serta jumlah mesin CRM
sebanyak 3.809 unit, termasuk 422.160 agen BRILink. Jaringan e-channel yang tersebar
di seluruh Indonesia menjadi bukti konsistensi BRI dalam menjangkau yang tidak
terjangkau. Perluasan jaringan akan terus dilakukan. Untuk memperkuat eksistensi bisnis
di kancah global, BRI membuka unit kerja di luar negeri. Di tahun 2015 BRI membuka
kantor di Singapura. Sebelumnya telah berdiri unit kerja di beberapa negara lain seperti
BRI New York Agency, BRI Cayman Island Branch, Hong Kong Representative Office,
dan BRI Remittance Hong Kong. Pada tahun 2017, BRI membuka unit kerja di Timor
Leste.

Agar menjawab perkembangan pasar dan keragaman kebutuhan masyarakat akan


produk dan layanan keuangan, BRI mempunyai target untuk menjadi integrated financial
service group yaitu satu grup perusahaan yang menyediakan berbagai layanan atau jasa
keuangan kepada nasabahnya, baik layanan perbankan, asuransi, remitansi, maupun
layanan keuangan lainnya. Elaborasi di segmen asuransi dan pembiayaan terlihat pada
tahun 2015, BRI menambah anggota baru yang bergerak di bidang asuransi dengan
mengakuisisi PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera (Bringin Life) dan disusul pada
tahun 2016 BRI menambah penyertaan saham pada PT BTMU- BRI Finance dari 45%
menjadi 99% sehingga BRI menjadi pemegang saham pengendali. Dengan selesainya

16
proses tersebut, PT BTMU BRI Finance kemudian berganti nama menjadi PT BRI
Multifinance Indonesia.

Setiap langkah korporasi dan rencana kerja yang dijalankan adalah bagian dari
upaya memberikan layanan perbankan yang lengkap bagi para nasabah, terutama sektor
UMKM. Dengan kehadiran BRisat, BRI dapat memaksimalkan layanan digital banking.
Berbagai inisiatif digital bagi UMKM mulai beroperasi di tahun 2016, mulai dari
pembangunan Teras BRI Digital, pengembangan e-Pasar, sampai pembukaan co-working
space. Ini berlanjut pada tahun 2018 dengan meluncurkan Indonesia Mall dan
mengadakan Cowork Festival. Semua inisiatif dilakukan untuk menciptakan UMKM
yang unggul di era ekonomi digital.

Dan pada tahun 2017 BRI resmi meluncurkan Teras BRI Kapal Bahtera Seva II
dan Teras BRI Kapal Bahtera Seva III untuk menjangkau masyarakat pesisir di kepulauan
Labuan Bajo dan Halmahera. Pada 18 Oktober 2017 BRI mengadakan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan yang telah menyetujui pemecahan
nilai nominal saham (stock split) dari semula Rp250 per saham menjadi Rp50 per saham
(Rasio 1:5) dan mulai diperdagangkan pada perayaan 14 Tahun Saham BRI melantai di
bursa yakni tanggal 10 November 2017.

Guna memajukan sektor UMKM, BRI terus berkomitmen memberikan


kemudahan layanan perbankan utamanya melalui inovasi perbankan digital. Oleh karena
itu, BRI sejak tahun 2017 telah meluncurkan BRISPOT dan terus dikembangkan di tahun
2018. BRISPOT adalah sebuah aplikasi mobile-based dengan konsep one stop service
bagi Account Officer untuk proses kredit end to end. Pada tahun 2018, dalam rangka
meningkatkan layanan kepada nasabah BRI juga meluncurkan Artificial Intelligence
bernama Sabrina sebagai BRI New Assistance yang memudahkan nasabah untuk
mendapatkan informasi mengenai Bank BRI.

Selain itu, Bank BRI mendorong UMKM Go Digital dengan meluncurkan


Indonesia Mall bekerjasama dengan startup-startup marketplace sehingga memberikan
kesempatan kepada UMKM untuk menjual produknya dengan pasar yang lebih luas. BRI

17
juga meresmikan BRI Institute sebagai salah satu wujud nyata Bank BRI dalam
membangun kapasitas nasional atau national capacity building di segmen UMKM.

B. Visi dan Misi BRI

Bank BRI memiliki visi dan misi yang membantu perusahaan untuk tetap fokus
dalam meraih pencapaian untuk keberhasilan. Visi dan misi ini membantu Bank BRI
untuk selalu berupaya mencapai idealisme dengan mengingatkan manajemen serta
karyawan bahwa mereka bekerja sama demi tujuan yang sama, yang menjadi
sumbangan untuk keberhasilan jangka panjang Perusahaan.
● Visi BRI
The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial
Inclusion.
● Misi BRI
1. Memberikan yang terbaik
Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan
kepada segmen mikro, kecil, dan menengah untuk menunjang peningkatan
ekonomi masyarakat.
2. Menyediakan pelayanan yang prima
Memberikan pelayanan prima dengan fokus kepada nasabah melalui sumber
daya manusia yang profesional dan memiliki budaya berbasis kinerja
(performance-driven culture), teknologi informasi yang handal dan future
ready, serta jaringan kerja konvensional maupun digital yang produktif dengan
menerapkan prinsip operational and risk management excellence.
3. Bekerja dengan optimal dan baik
Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak – pihak yang
berkepentingan (stakeholders) dengan memperhatikan prinsip keuangan
berkelanjutan dan praktik Good Corporate Governance yang sangat baik.

● AKHLAK
AKHLAK merupakan nilai – nilai utama Sumber Daya Manusia dalam lingkup

18
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai identitas dan perekat budaya kerja
untuk meningkatkan kinerja secara berkelanjutan dan menjadi pondasi Corporate
Culture (Budaya Perusahaan) BRI. AKHLAK terdiri dari dari 6 kata kunci yaitu :
Amanah; Kompeten; Harmonis; Loyal; Adaptif; Kolaboratif
● BRILiaN (BRI dengan Lima Nilai)
BRILian memiliki kepanjangan BRI dengan Lima Nilai yang merupakan prinsip –
prinsip yang diyakini oleh insan BRILiaN dalam bersikap dan berperilaku. Bank
BRI menerapkan nilai – nilai perusahaan yang menjadi landasan berpikir, bertindak,
serta berperilaku bagi insan pekerja yang bernaung di bawahnya. Lima Nilai
tersebut terdiri dari Integrity, Professionalism, Trust, Innovation & Customer
Centric. Implementasi nilai – nilai budaya kerja Bank BRI secara komprehensif
selanjutnya dapat mengantarkan Bank BRI dalam meraih cita – cita sesuai dengan
visi dan misi perusahaan serta prinsip – prinsip Good Corporate Governance.

C. Penjelasan Terkait Unit Kerja penempatan

Procurement and Logistic Operation Division (PLO Division) adalah unit kerja
yang bertanggung jawab dan berwenang untuk melaksanakan pengelolaan aktiva tetap
dan logistik di BRI. Procurement and Logistic Operation Division berada di bawah
Fixed Assets Management & Procurement Policy Directorate yang menitikberatkan
pada penyelenggaraan operasional pengadaan barang dan jasa di BRI yang merupakan
fungsi pendukung bisnis PT. Bank Rakyat Indonesia.
Fixed Assets Management & Procurement Policy Directorate terdiri dari Fixed
Assets Management & Procurement Policy Division dan Procurement & Logistic
Operation Division. PLO Division yang melakukan segala kegiatan untuk mendapatkan
barang dan jasa yang dilakukan oleh BRI selaku Badan usaha Milik Negara.
Proses pengadaan dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai dengan serah
terima hasil pekerjaan yang mana pembiayaannya dari Anggaran BRI. Dalam proses
pengadaan barang dan jasa Direktorat FAMP membuat framework roadmap dan arah
pengembangan terstruktur dan sistematis di bidang pengelolaan aset tetap dan
pengadaan untuk jangka waktu 2021-2025. Penyelenggaraan tugas manajemen aset
menerapkan konsep supply chain management yang terintegrasi dan terpadu melalui

19
FAMP Cycle Process yang terdiri atas :
a) Planning
Penerapan strategi pengelolaan fixed assets, procurement and support & services.
b) Requirement
Analisis kebutuhan berdasarkan skala prioritas, sumber dana, asas manfaat
kewajaran harga dan kualitas.
c) Financing
Perizinan jenis dan sumber dana serta strategi pendanaan.
d) Procurement
Pemenuhan kebutuhan barang/jasa sesuai perencanaan dan sumber pendanaan.
e) Distribution
Pengantaran dan pendistribusian barang.
f) Payment Services
Layanan pembayaran dan persetujuan fiat bayar.
g) Insurance
Penutupan risiko kerugian aktiva tetap, termasuk aktiva tetap dalam pengiriman
atau dalam proses pengerjaan.
h) Maintenance
Mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil aktiva tetap.
i) Optimization
Legalitas, inventarisasi, optimasi pemanfaatan dan penghapusbukuan aktiva tetap.

Ruang Lingkup PLO Division mendasari pada Kebijakan Aktiva Tetap dan
Logistik (KATALOG) maka PLO Division memiliki ruang lingkup sebagai berikut :
- Melaksanakan pengadaan barang atau jasa sebagaimana telah diatur dalam
ketentuan internal perusahaan yang tercantum dalam Kebijakan Aktiva Tetap dan
Logistik.
- Melaksanakan pengadaan barang dan jasa yang bersifat spesifik sesuai dengan
kebutuhan perusahaan dan penyesuaian dengan hierarki kebijakan dan prosedur
perusahaan serta tetap mengacu pada prinsip pengelolaan pengadaan barang dan
jasa.

20
- Melaksanakan pengadaan barang dan jasa dengan memperhatikan prinsip good
corporate governance serta senantiasa melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kebijakan serta efektivitas proses pengadaan.
- Melaksanakan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dengan memperhatikan
prinsip pengadaan yang terdiri dari :
❖ Efisien yaitu pengadaan harus mendapatkan hasil yang optimal dan terbaik
dalam waktu yang cepat dengan menggunakan dana dan daya kemampuan
seminimal mungkin secara wajar dan bukan hanya didasarkan pada harga
terendah.
❖ Efektif adalah pengadaan sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan
memberikan manfaat yang sebesar – besarnya sesuai sasaran yang ditetapkan.
❖ Kompetitif yaitu pengadaan terbuka bagi penyedia barang dan/atau jasa yang
memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan.
❖ Transparan yaitu semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan termasuk
syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi,
penetapan calon penyedia barang dan/atau jasa, sifatnya terbuka bagi peserta
penyedia barang dan/atau jasa yang berminat.
❖ Adil dan Wajar yaitu memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon
penyedia barang dan jasa yang memenuhi syarat.
❖ Akuntabel yaitu harus mencapai sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan
sehingga menjauhkan dari potensi penyalahgunaan dan penyimpangan.
❖ Standarisasi Barang dan Jasa yaitu pengadaan diadakan mengacu pada pedoman
standarisasi barang dan atau jasa yang sudah digunakan oleh bank/perusahaan.
❖ Sentralisasi yaitu pengadaan barang dan jasa dilaksanakan oleh Divisi
Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik apabila dilaksanakan oleh unit kerja lain,
maka harus memperoleh izin prinsip dari Pejabat yang berwenang.
❖ Desentralisasi yaitu pengadaan barang dan jasa dapat dilimpahkan kepada unit
kerja selain Divisi Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik sampai pada batas
kewenangan yang diberikan. Pelampauan harus dimintakan persetujuan kepada
Pejabat yang memiliki kewenangan yang lebih tinggi.

21
❖ Ditentukan dalam RKAP dalam hal pengadaan barang dan jasa dapat
dilimpahkan kepada unit kerja selain Procurement and Logistic Operation
Division sampai pada batas kewenangan yang diberikan. Pelampauan harus
dimintakan persetujuan kepada Pejabat yang memiliki kewenangan yang lebih
tinggi.

D. Tugas Utama Unit Kerja Penempatan

Procurement and Logistic Operation Division (PLO) adalah salah satu divisi di
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang berada dibawah Direktorat Fixed Assets
and Management Procurement. PLO Division sendiri memiliki tanggung jawab atas
Pengadaan Gedung & Konstruksi oleh Department Building & Construction
Procurement (BCP), Pengadaan IT, Barang dan Jasa oleh Department IT, Goods &
Services Procurement (IGP), serta Layanan Pembayaran & Sewa/Pembelian Properti
dan administrasi dokumen Surat Perintah Kerja (SPK) serta pembuatan dokumen
Perjanjian Kerja Sama oleh Department Payment Service & Rental Purchase (PSR).
Dimana di dalamnya termasuk perencanaan dan pengawasan
PLO Division memiliki visi untuk menopang bisnis BRI secara efektif dan
efisien dengan melakukan perencanaan yang terintegrasi, mencapai target dengan tepat
waktu. Selain itu, PLO Division juga menyediakan dukungan terhadap operasional BRI
serta performance bisnis BRI secara umum. PLO Division sering berhubungan dengan
vendor terutama yang berkaitan dengan bagian-bagian pengadaan yang ada di PLO
Division yang meliputi, PTB, PTR, PTF, PTT, PTG, PTS, Payment Service Group,
Rental Team dan Legal and Risk Procurement Team.
Legal and Risk Procurement Team merupakan sebuah tim yang berada di bawah
naungan Payment Service & Rental/Purchase Property Departement, dimana jobdesk
utama yang diberikan oleh Team Leader kepada penulis yaitu membantu pekerjaan di
bagian Procurement Center guna mengadministrasi dokumen legalitas pengadaan
barang dan jasa berupa Surat Perintah Kerja (SPK) beserta persyaratan-persyaratannya
yang meliputi dokumen Self Assessment TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negri),
Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan (Bank Guarantee/Surrety Bond), Pakta Integritas dan
Kartu Identitas pihak terkait. Dokumen-dokumen tersebut harus lengkap dan sesuai

22
aturan legalitas ketika diserahterimakan, karena akan menjadi salah satu persyaratan
awal dalam proses selanjutnya yaitu proses invoice/penagihan ke bagian Payment
Service Group/pembayaran.
Selain jobdesk di atas, terdapat beberapa jobdesk di tim ini diantaranya,
memonitoring jatuh tempo Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan guna memitigasi resiko
wanprestasi oleh pihak vendor, membuat dokumen Perjanjian Kerja Sama antara Pihak
BRI dengan Vendor terkait pengadaan barang maupun jasa, dan mengarsip dokumen-
dokumen dari tim pengadaan serta dari tim pembayaran.

23
E. Struktur Organisasi Unit Kerja Penempatan

Berikut ini adalah struktur organisasi dari unit kerja penempatan penulis:

Gambar 2.1 Struktur organisasi Unit Kerja Penempatan


Sumber: Website resmi Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, 2023

24
BAB III
KEGIATAN INTERNSHIP

A. Laporan Kegiatan Internship

Kegiatan Magang Generasi Bertalenta (MAGENTA) yang diselenggarakan


oleh Forum Human Capital Indonesia (FHCI) berlangsung selama enam bulan.
Dimana dengan adanya program ini, dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa
tingkat akhir untuk mengimplementasikan pembelajaran yang didapat saat di
perkuliahan dengan di dunia nyata atau dunia profesional. Kegiatan magang di PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dimulai sejak tanggal 03 Mei 2023 sampai
dengan tanggal 04 November 2023. Magang ini dilaksanakan secara on site yaitu work
from office. Dimana jam serta hari kerja sama dengan karyawan lainnya yaitu mulai
dari pukul 07.30 hingga 16.30 dari hari Senin – Jumat.
Tempat penulis ditempatkan yaitu Team Legal & Risk Procurement di bawah
departemen Payment Service & Rental/Purchase Property Department. Adapun sesuai
dengan tanggungjawab yang telah Penulis paparkan diatas, tim Legal & Risk
memiliki tugas untuk menjadi tameng utama dalam hal pengadaan barang dan jasa
yang berkaitan dengan aspek hukum dari suatu pengadaan barang dan jasa, salah satu
aspek hukum yang timbul adalah perjanjian yang dikategorikan sebagai perjanjian
kerjasama. Perjanjian yang dibuat oleh Tim Legal &Risk mencakup perjanjian yang
nilai pekerjaannya di atas satu milyar dengan jangka waktu lebih dari tiga puluh hari,
aturan tersebut bersifat kumulatif sehingga apabila suatu pekerjaan hanya memenuhi
salah satu dari ketentuan tersebut maka tidak akan dituangkan dalam perjanjian lebih
lanjut. Selama Penulis melakukan kegiatan magang :

25
Tabel 3.1 Detail Aktivitas Kegiatan Internship
AKTIVITAS DETAIL AKTIVITAS

Pengenalan mengenai Penulis diperkenalkan dengan seluruh

Procurement and Logistic kayawan di Divisi PLO, mulai dari jajaran

Operation Division Divisioner, Department, Manajemen hingga

pegawai dan staff.

Asistensi dalam mengawasi Mengadministrasi dokumen Surat Perintah

kepatuhan Vendor perihal Kerja yang diberikan oleh Tim Pengadaan,

menjalankan Surat Perintah memonitoring pengambilan serta

Kerja dan Klausula yang pengembalian dokumen Surat Perintah Kerja

berada di dalamnya melalui koordinasi dan komunikasi dengan

vendor, memberikan notice kepada vendor

terkait persyaratan pengembalian dokumen

Surat Perintah Kerja yang wajib disertai

dengan dokumen-dokumen lain yang

dipersyaratkan (TKDN, Jaminan Pelaksanaan,

Pakta Inegritas), melakukan pengecekan

terhadap dokumen-dokumen tersebut dan

meregister guna kepentingan arsip.

Membuat dokumen kontrak Membuat kontrak kerjasama yang diawali

Perjanjian Kerjasama antara dengan menghubungi vendor guna meminta

pihak BRI dengan vendor dokumen hukum seperti Akta Pendirian

Perusahaan, Akta Perubahan Terbaru, SK

26
terkait Pengadaan Barang/Jasa Kemenkumham dari masing-masing Akta dan

yang bernilai di atas 1 Milyar. Surat Kuasa sebagai dasar pembuatan paragraf

komparisi subjek yang bersangkutan dalam

perjanjian kerja sama tersebut. Selanjutnya

membuat kontrak kerjasama sesuai dengan

ketentuan dan kesepakatan kedua belah pihak

sesuai yang dituangkan dalam Surat Perintah

Kerja.

Monitoring jatuh tempo Memfilter data jatuh tempo Jaminan

Jaminan Pelaksanaan Pelaksanaan Pekerjaan setiap bulan mulai

Pekerjaan. bulan Mei 2023 hingga Oktober 2023,

merekap data jatuh tempo Jaminan

Pelaksanaan Pekerjaan mulai bulan Juni 2023

hingga November 2023, menghimpun data

rekap jatuh tempo Jaminan Pelaksanaan

Pekerjaan yang berakhir pada bulan Juni 2023,

Juli 20203, Agustus 2023, September 2023,

Oktober 2023 dan November 2023 dan

selanjutnya data tersebut diserahkan kepada

pegawai yang berwenang guna diteruskan dan

ditindak lanjuti ke masing-masing tim

pengadaan.

27
Asitensi dalam mengarsip Melakukan pengecekan kelengkapan dokumen

dokumen Pengadaan pengadaan, mereview dan menindak lanjuti

Barang/Jasa. kekurangan dokumen yang tertera,

meregistrasi arsip dokumen yang sudah sesuai

dengan ketentuan dan menyerahkan ke

pegawai yang berwenang untuk ditindak

lanjuti.

Asistensi dalam memberikan Meyampaikan informasi kepada vendor terkait

penjelasan, informasi dan hal-hal yang harus dipatuhi dan dilaksanakan

negosiasi dengan vendor. sesuai dengan peraturan yang ada, seperti

halnya ketika terjadi kesalahan atau

ketidaksesuaian dalam pengembalian

dokumen baik Surat Perintah Kerja maupun

dokumen Perjanjian Kerja Sama.

Sumber: Diolah Penulis

B. Implementasi Bidang Studi dalam Kegiatan Internship

Aktifitas yang dilakukan oleh penulis selama internship di Legal & Risk
Proocurement Team berdasarkan latar belakang bidang studi keilmuan yang
ditempuh oleh penulis yakni Jurusan Ilmu Ekonomi dengan konsentrasi jurusan
Ekonomi Syariah terdapat beberapa kesesuaian. Meskipun kesesuaian tersebut
tidak bersifat spesifik, namun secara implisit kegiatan yang dilakukan oleh penulis
sesuai jobdesk yang diberikan selama kegiatan internship sangat
mengimplementasikan nilai-nilai dari bidang studi konsentrasi yang penulis
tempuh. Secara global kegiatan yang dilakukan penulis mulai dari pengecekan

28
dokumen yang harus disesuaikan dengan aturan hukum, pembuatan perjanjian
kerjasama yang melibatkan pihak-pihak yang bersangkutan guna tercapai
kesepahaman, monitoring jatuh tempo jaminan pelaksanaan untuk memitigasi
terjadinya wanprestasi yang dapat merugikan para pihak dan pengarsipan dokumen
agar informasi dapat terpelihara denga baik merupakan implementasi dari prinsip
maslahah atau kebermanfaatan guna menghindari kerugian baik pribadi maupun
kelompok. Prinsip maslahah sendiri merupakan esensi dari maqashid syariah yang
merupakan tujuan dari bidang studi Ekonomi Syariah.

Selanjutnya jika ditinjau dari salah satu bidang keilmuan yang pernah dipelajari
penulis yakni Aspek Hukum dalam Islam dimana hukum sendiri dipahami sebagai
seperangkat aturan yang memiliki sanksi serta dibuat oleh penguasa agar terwujud
kedamaian dan keselarasan di antara para pihak yang bersangkutan. Dalam hal ini
penulis mengkontekstualkan dalam kegiatan mengawasi kepatuhan vendor perihal
menjalankan Surat Perintah Kerja. Adanya pemeriksaan dokumen yang telah
disubmit oleh vendor apabila tidak sesuai dengan peraturan dan ketentuan, maka
akan tetap ditolak. Hal ini bertujuan untuk menghindari resiko terjadinya
kegagalan vendor pada proses selanjutnya yakni pada tahap invoice atau
penagihan. Dengan begitu upaya ini pada dasarnya akan mendatangkan
kebermanfaatan baik untuk vendor maupun BRI. Menaati peraturan maupun
ketentuan telah disyariatkan juga dalam salah satu hadits Rasulullah SAW yang
diriwayatkan oleh Abu Daud dan Turmudzi, yang artinya:

”Setiap muslim harus memenuhi setiap aturan yang mereka sepakati.


Kecuali kesepakatan dalam rangka menghalalkan yang haram atau
mengharamkan yang halal.” (HR. Abu Daud 3594, Turmudzi 1352, dan
dishahihkan al-Albani).

Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa menaati aturan sangatlah penting,
karena pada dasarnya segala aturan yang dibuat pasti memiliki manfaat bagi pihak-
pihak yang yang bersangkutan baik manfaat yang bersifat langsung maupun tidak
langsung.

29
Kepatuhan terhadap peraturan sendiri merupakan salah satu bentuk Etika
dalam Bisnis Islam yang merupakan salah satu bidang keilmuan yang juga pernah
ditempuh oleh penulis. Etika dalam Bisnis Islam mengajarkan tentang sikap dan
perilaku antar pihak yang bersangkutan guna mewujudkan keridhaan (saling
rela/terbuka/transparansi) antar pihak dalam menjalankan transaksi bisnis sehingga
proses transaksi bisnis dapat berjalan dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut
tentunya harus ada komunikasi dan koordinasi yang baik antar kedua belah pihak.
Dalam hal ini penulis mengkontekstualkan dalam kegiatan pembuatan dokumen
kontrak Perjanjian Kerjasama antara pihak BRI dengan vendor terkait Pengadaan
Barang/Jasa serta asistensi dalam memberikan penjelasan, informasi dan negosiasi
dengan vendor. Dalam kegiatan tersebut komunikasi dan koordinasi sangatlah
penting guna menghindari kesalahpahaman yang mungkin dapat menimbulkan
perselisihan antara pihak yang bersangkutan serta dapat menghambat proses
penyelesaian pengadaan barang/jasa yang sedang dilaksanakan.

C. Perencanaan Setelah Program Internship

Setelah menyelesaikan Program Magang Generasi Bertalenta (MAGENTA)


BUMN di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk hal yang akan penulis lakukan
adalah segera menyelesiakan tugas akhir dan setelah lulus ikut serta dalam rekruitmen-
rekruitmen lowongan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keilmuan dan pengalaman
yang penulis telah dapatkan.

Penulis berniat untuk mengimplementasikan pengalaman serta pengetahuan


yang telah didapatkan mengikuti program internship ini sebagai batu loncatan untuk
berkembang ke tahap selanjutnya. Harapannya, dengan pengalaman yang telah
didapatkan selama enam bulan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
menjadikan penulis lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan kedepannya. Penulis
kedepannya juga akan mencoba untuk mengikuti seleksi BFLP (Brilliant Future
Leadership Program) dimana program ini menawarkan pengembangan diri yang
sangat menarik dan juga bermanfaat untuk pengembangan diri Penulis dalam karir di
dunia kerja.

30
BAB IV
PROJECT INTERNSHIP

“MONITORING JAMINAN PELAKSANAAN PEKERJAAN SEBAGAI


UPAYA MITIGASI TERJADINYA WANPRESTASI”

A. Definisi Jaminan

Surat Jaminan atau disebut dengan Jaminan adalah jaminan tertulis yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi/lembaga
keuangan khusus yang menjalankan usaha di bidang pembiayaan, penjaminan, dan
asuransi untuk mendorong ekspor Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang lembaga pembiayaan ekspor Indonesia. Terkait
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, jaminan berfungsi untuk pengendalian dan
mitigasi resiko atas kemungkinan kegagalan atau terhambatnya proses pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa, baik pada tahap pemilihan Penyedia, pelaksanaan Kontrak,
dan pemeliharaan hasil pekerjaan. Jaminan dalam Pengadaan Barang/Jasa diterbitkan
dan akan dibayar oleh pihak penjamin apabila peserta Tender atau Penyedia tidak
memenuhi kewajiban yang dipersyaratkan dalam Dokumen Pemilihan atau dokumen
Kontrak. Jaminan Pengadaan Barang/Jasa dapat berupa bank garansi atau surety bond.
Bank garansi diterbitkan oleh bank umum. Sedangkan Surety bond diterbitkan oleh
Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi/lembaga keuangan khusus yang
menjalankan usaha di bidang pembiayaan, penjaminan, dan asuransi untuk mendorong
ekspor Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
lembaga pembiayaan ekspor Indonesia.

B. Jenis – jenis Jaminan

Jaminan Pengadaan Barang/Jasa terdiri atas:

1. Jaminan Penawaran

Jaminan Penawaran hanya untuk pengadaan Pekerjaan Konstruksi. Jaminan


dapat berupa bank garansi atau surety bond. Bentuk Jaminan tersebut bersifat tidak
bersyarat, mudah dicairkan, dan harus dicairkan oleh penerbit jaminan paling lambat

31
14 (empat belas) hari kerja setelah surat perintah pencairan dari Pokja
Pemilihan/PPK/Pihak yang diberi kuasa oleh Pokja Pemilihan/PPK diterima.
Pengadaan Jasa Konsultansi tidak diperlukan adanya Jaminan Penawaran, Jaminan
Sanggah Banding, Jaminan Pelaksanaan, dan Jaminan Pemeliharaan. Jaminan dari
Bank Umum, Perusahaan Penjaminan, Perusahaan Asuransi, lembaga keuangan
khusus yang menjalankan usaha di bidang pembiayaan, penjaminan, dan asuransi
untuk mendorong ekspor Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan di bidang lembaga pembiayaan ekspor Indonesia dapat digunakan
untuk semua jenis Jaminan. Perusahaan Penjaminan, Perusahaan Asuransi, dan
lembaga keuangan khusus yang menjalankan usaha di bidang pembiayaan,
penjaminan, dan asuransi untuk mendorong ekspor Indonesia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang lembaga pembiayaan ekspor Indonesia
adalah Perusahaan Penerbit Jaminan yang memiliki izin usaha dan pencatatan produk
suretyship di Otoritas Jasa Keuangan. Jaminan Penawaran diberlakukan untuk nilai
total HPS paling sedikit di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Jaminan
Penawaran besarnya antara 1% (satu persen) hingga 3% (tiga persen) dari nilai total
HPS. Untuk Pekerjaan Konstruksi terintegrasi, Jaminan Penawaran besarnya antara
1% (satu persen) hingga 3% (tiga persen) dari nilai Pagu Anggaran. Jaminan
Penawaran dikembalikan kepada Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
setelah PPK menerima Jaminan Pelaksanaan untuk penandatanganan Kontrak.
Pencairan Jaminan Penawaran dilakukan apabila penyedia tidak melaksanakan
Kontrak, tidak menyelesaikan pekerjaan, atau tidak melaksanakan kewajiban dalam
masa pemeliharaan, melakukan kesalahan dalam perhitungan volume hasil pekerjaan
berdasarkan hasil audit, dan perbuatan atau tindakan pemenang pemilihan yang telah
menerima Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) yang dapat dikenakan
sanksi adalah pemenang pemilihan mengundurkan diri sebelum penandatanganan
kontrak.

2. Jaminan Pelaksanaan

Jaminan Pelaksanaan diberlakukan untuk Kontrak Pengadaan


Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai paling sedikit di atas

32
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Jaminan Pelaksanaan tidak diperlukan,
dalam hal Pengadaan Jasa Lainnya yang aset Penyedia sudah dikuasai oleh Pengguna
atau Pengadaan Barang/Jasa melalui E-purchasing. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan
adalah sebagai berikut: 1) Untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh
persen) sampai dengan 100% (seratus persen) dari nilai HPS, Jaminan Pelaksanaan
sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak; atau 2) Untuk nilai penawaran terkoreksi
di bawah 80% (delapan puluh persen) dari nilai HPS, Jaminan Pelaksanaan sebesar
5% (lima persen) dari nilai total HPS. Jaminan Pelaksanaan berlaku sampai dengan
serah terima pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa Lainnya atau serah terima pertama
Pekerjaan Konstruksi. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan untuk pekerjaan terintegrasi
adalah sebagai berikut: 1) Untuk nilai penawaran antara 80% (delapan puluh persen)
sampai dengan 100% (seratus persen) dari nilai Pagu Anggaran, Jaminan Pelaksanaan
sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak; atau 2) Untuk nilai penawaran di bawah
80% (delapan puluh persen) dari nilai Pagu Anggaran, Jaminan Pelaksanaan sebesar
5% (lima persen) dari nilai Pagu Anggaran. Pemberian kesempatan kepada Penyedia
untuk menyelesaikan pekerjaan, dimuat dalam adendum kontrak yang didalamnya
mengatur waktu penyelesaian pekerjaan, pengenaan sanksi denda keterlambatan
kepada Penyedia, dan perpanjangan Jaminan Pelaksanaan. Pencairan Jaminan
Pelaksana dilakukan apabila penyedia tidak melaksanakan Kontrak, tidak
menyelesaikan pekerjaan, atau tidak melaksanakan kewajiban dalam masa
pemeliharaan. Dalam hal Penyedia gagal menyelesaikan pekerjaan sampai masa
pelaksanaan Kontrak berakhir, namun PPK menilai bahwa Penyedia mampu
menyelesaikan pekerjaan, PPK memberikan kesempatan Penyedia untuk
menyelesaikan pekerjaan. Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk
menyelesaikan pekerjaan dimuat dalam adendum kontrak yang didalamnya mengatur
waktu penyelesaian pekerjaan, pengenaan sanksi denda keterlambatan kepada
Penyedia, dan perpanjangan Jaminan Pelaksanaan. Pemberian kesempatan kepada
Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan, dapat melampaui Tahun Anggaran.

33
3. Jaminan Uang Muka

Jaminan Uang Muka diserahkan Penyedia kepada PPK senilai uang muka.
Nilai Jaminan Uang Muka bertahap dapat dikurangi secara proporsional sesuai dengan
sisa uang muka yang diterima. Jaminan Uang Muka diberikan kepada Pejabat
Penandatangan Kontrak apabila Penyedia menerima uang muka dan diserahkan
sebelum pengambilan uang muka. Nilai Jaminan Uang Muka sama dengan besarnya
uang muka yang diterima oleh Penyedia. Masa berlaku Jaminan Uang Muka sekurang-
kurangnya sejak tanggal persetujuan pemberian. PPK memberikan uang muka dengan
ketentuan bahwa uang muka tersebut digunakan untuk mobilisasi alat dan tenaga kerja,
pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok barang/material, dan/atau persiapan
teknis lain yang diperlukan bagi pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. Uang Muka
dapat diberikan kepada Penyedia sesuai ketentuan dalam Syarat Syarat Khusus
Kontrak (SSKK) untuk: 1) Mobilisasi barang/bahan/material/peralatan dan tenaga
kerja; 2) pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok barang/bahan/material/
peralatan; dan/atau 3) pekerjaan teknis yang diperlukan untuk persiapan pelaksanaan
pekerjaan.

Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar setelah Penyedia
menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang diberikan. Dalam hal
Pejabat Penandatangan Kontrak menyediakan uang muka maka Penyedia harus
mengajukan permohonan pengambilan uang muka secara tertulis kepada Pejabat
Penandatangan Kontrak disertai dengan rencana penggunaan uang muka untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak dan rencana pengembaliannya. Jaminan Uang
Muka diterbitkan oleh bank umum, perusahaan penjaminan, Perusahaan Asuransi atau
lembaga keuangan khusus yang menjalankan usaha di bidang pembiayaan,
penjaminan, dan asuransi untuk mendorong ekspor Indonesia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang lembaga pembiayaan ekspor Indonesia yang
memiliki izin untuk menjual produk jaminan (suretyship) ditetapkan oleh lembaga
yang berwenang. Pengembalian uang muka dapat dilakukan dengan diperhitungkan
berangsur-angsur secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan atau

34
sesuai kesepakatan yang diatur dalam kontrak dan paling lambat harus lunas pada saat
pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratus persen).

4. Jaminan Pemeliharaan

Jaminan Pemeliharaan diberlakukan untuk Pekerjaan Konstruksi atau Jasa


Lainnya yang membutuhkan masa pemeliharaan, dalam hal Penyedia menerima uang
retensi pada serah terima pekerjaan pertama (Provisional Hand Over). Jaminan
Pemeliharaan dikembalikan 14 (empat belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan
selesai. Besaran nilai Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai
kontrak. Penyedia Barang/Jasa memberikan Jaminan Pemeliharaan kepada PPK
setelah pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai 100%. Pencairan Jaminan Pelaksana
dilakukan apabila penyedia tidak melaksanakan Kontrak, tidak menyelesaikan
pekerjaan, atau tidak melaksanakan kewajiban dalam masa pemeliharaan. Pembayaran
prestasi pekerjaan kepada Penyedia pada Pekerjaan Konstruksi Dalam Pengadaan
Barang/Jasa dilakukan dengan pembayaran bulanan/termin untuk Pekerjaan
Konstruksi, senilai pekerjaan yang telah terpasang, termasuk peralatan dan/atau bahan
yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan, sesuai dengan
ketentuan yang terdapat Dalam Kontrak. Pembayaran prestasi pekerjaan diberikan
kepada Penyedia setelah dikurangi angsuran pengembalian uang muka, retensi, dan
denda. Retensi tersebut sebesar 5% (lima persen) digunakan sebagai Jaminan
Pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi atau Jaminan Pemeliharaan Jasa Lainnya yang
membutuhkan masa pemeliharaan. Dalam hal Penyedia menyerahkan sebagian
pekerjaan kepada subkontraktor, permintaan pembayaran harus dilengkapi bukti
pembayaran kepada subkontraktor sesuai dengan realisasi pekerjaannya. Pembayaran
prestasi pekerjaan dapat diberikan dalam bentuk: 1) Pembayaran bulanan; 2)
Pembayaran berdasarkan tahapan penyelesaian pekerjaan / termin; atau 3) Pembayaran
secara sekaligus setelah penyelesaian pekerjaan. Pembayaran dapat dilakukan sebelum
prestasi pekerjaan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang karena sifatnya dilakukan
pembayaran terlebih dahulu sebelum barang/jasa diterima, setelah Penyedia
menyampaikan jaminan atas pembayaran yang akan dilakukan. Pembayaran dapat
dilakukan untuk peralatan dan/atau bahan yang belum terpasang yang menjadi bagian

35
dari hasil pekerjaan yang berada di lokasi pekerjaan dan telah dicantumkan Dalam
Kontrak. Ketentuan mengenai pembayaran sebelum prestasi pekerjaan dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Jaminan diserahkan oleh
peserta Tender kepada Pokja Pemilihan atau Penyedia kepada Pejabat Penandatangan
Kontrak, dan disimpan sampai masa berlaku jaminan berakhir atau apabila akan
dikembalikan kepada peserta Tender atau Penyedia. Jaminan yang dicairkan akan
disetorkan ke kas negara oleh pejabat yang berwenang. Khusus untuk jaminan
pemeliharaan, jaminan yang dicairkan dapat digunakan oleh Pejabat Penandatangan
Kontrak untuk melaksanakan perbaikan dalam masa pemeliharaan. Nilai pencairan
jaminan paling tinggi sebesar nilai jaminan. Jaminan Pengadaan dikembalikan oleh
Pokja Pemilihan atau Pejabat Penandatangan Kontrak setelah masa berlaku jaminan
habis/selesai atau tidak diperlukan lagi Dalam proses Pengadaan Barang/Jasa.

C. Jenis-jenis Asuransi Penjamin


1. Bank Garansi
Pengertian Bank Garansi adalah merupakan jaminan pembayaran yang
diberikan oleh pihak Bank kepada suatu pihak, baik perorangan, perusahaan, atau
badan/lembaga lainnya dalam bentuk surat jaminan. Pemberian jaminan dengan
maksud Bank menjamin akan memenuhi (membayar) kewajiban-kewajiban dari
pihak yang dijaminkan kepada pihak yang menerima jaminan, apabila yang
dijamin kemudian hari ternyata tidak memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga
sesuai dengan yang diperjanjikan atau cidera janji (wanprestasi). Kemudian,
menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 23/88/KEP/DIR
Tanggal 18 Maret 1992 tentang Pemberian Bank Garansi oleh Bank, memberikan
pengertian Bank Garansi sebagai berikut : (a) Garansi dalam bentuk warkat yang
diterbitkan oleh Bank yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak
yang menerima garansi apabila pihak yang dijamin cidera janji (wanprestasi); (b)
Garansi dalam bentuk penandatanganan kedua dan seterusnya atau surat berharga,
seperti aval dan endosemen dengan hak regres yang dapat menimbulkan
kewajiban membayar bagi Bank apabila pihak yang dijamin cidera janji
(wanprestasi).; (c) Garansi lainnya yang terjadi karena perjanjian bersyarat
sehingga dapat menimbulkan kewajiban finansial bagi Bank. Berdasarkan

36
pengertian yang diuraikan diatas, dengan demikian Bank Garansi merupakan
suatu bentuk dari perjanjian penanggungan yang diatur dalam Buku III Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) dalam Pasal 1820-1850. Pasal
1820 KUHP perdata menyebutkan bahwa : ‘Penanggungan adalah suatu
perjanjian dengan nama seorang pihak ketiga guna kepentingan si berpiutang
mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya si berhutang manakala orang ini
sendiri tak memenuhinya.’ Di dalam suatu pemberian fasilitas Bank Garansi
setidaknya terdapat 3 (tiga) pihak, yaitu : (a) Bank sebagai penjamin atau penerbit
Bank Garansi (garantor/issuer); (b) Nasabah sebagai pihak yang dijamin oleh
Bank atau terjamin (applicant); dan (3) Pihak Ketiga yang menerima jasa
penjaminan dari Bank atau penerima Jaminan (beneficiary). Penerbitan Bank
Garansi terjadi karena permohonan dari Nasabah kepada Bank, yang dilakukan
secara tertulis dengan diikuti oleh pemenuhan syarat-syarat yang telah ditentukan
sebelumnya.

Beberapa keuntungan bank garansi untuk pihak yang mengajukan ataupun


menerima jaminan adalah sebagai berikut:

1. Keuntungan bank garansi untuk pihak yang mengajukan:

 Perusahaan kecil bisa mendapatkan pinjaman ataupun menjalankan bisnis yang


tidak mungkin dapat diwujudkan tanpa adanya pinjaman karena kemungkinan
resiko dari kontrak yang ada pada pihak kedua. Jaminan bank bisa turut
merangsang perkembangan suatu bisnis dan meningkatkan kegiatan
kewirausahaan.
 Pihak bank menetapkan sejumlah dana yang lebih rendah untuk jaminan bank,
umumnya hanya 1% dari total nilai transaksi untuk asuransi yang akan diberikan.

2. Keuntungan bank garansi untuk pihak yang menerima:

 Jaminan bank akan memberikan kredit tambahan, baik itu untuk pihak yang
mengajukan maupun pihak penerima.

37
 Terdapat reduksi resiko, karena asuransi bank lah yang akan mengambil alih
tanggung jawab mereka secara otomatis.
 Jaminan bank akan merangsang para pebisnis untuk bisa melakukan ekspansi
pada bisnis mereka karena resiko yang relatif rendah.
 Meningkatkan rasa kepercayaan diri pada transaksi yang dilakukan secara
menyeluruh.

2. Surety Bond
Surety Bond adalah produk asuransi umum yang berupa Penjaminan terhadap
suatu resiko dalam bentuk perjanjian tambahan dari perjanjian pokok / kontrak
antara Pemberi Kerja / Pemilik Proyek dan Kontraktor / Pelaksana. Surety Bond
sebagai alternatif pengganti dari Bank Garansi yang berperan sebagai solusi untuk
menjamin resiko kerugian yang mungkin dialami oleh pihak Pemilik / Pemberi
Kerja dalam perjanjian/kontrak akibat wanprestasi.
Ada tiga pihak yang terlibat, pertama pihak Penerima Jaminan (Obligee), Pihak
terjamin (Principal) dan Pihak Penjamin (Surety). Obligee adalah perusahaan
Pemberi Kerja / Pemilik Proyek, Principal adalah Kontraktor / Pelaksana,
sedangkan Surety adalah Perusahaan Asuransi / Perusahaan Penjaminan.
Dalam melaksanakan suatu proyek, Pemberi Kerja / Pemilik Proyek selayaknya
memastikan bahwa Kontraktor / Pelaksana dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan kontrak. Untuk mendapatkan kepastian itu, Pemilik Proyek meminta
jaminan finansial kepada Kontraktor / Pelaksana dalam bentuk uang tunai atau asset
milik Kontraktor / Pelaksana sebesar nilai yang sudah disepakati. Pada umumnya
Kontraktor / Pelaksana mengalami kesulitan untuk menyediakan jaminan yang
diminta.
Dalam rangka mengatasi masalah beban Kontraktor / Pelaksana tersebut,
Perusahaan Asuransi / Penjaminan menerbitkan jaminan berupa Surety Bond.
Apabila kemudian hari Kontraktor / Pelaksana secara sengaja maupun tidak sengaja
melakukan wanprestasi atau cidera janji, maka jaminan dapat dicairkan oleh
Pemberi Kerja / Pemilik Proyek sesuai dengan persyaratan yang sudah disepakati.

38
Oleh karena itu Surety Bond sangat dibutuhkan dalam Perjanjian / Kontrak Kerja
antara Pemberi Kerja / Pemilik Proyek dengan Kontraktor / Pelaksana.
Keunggulan Surety Bond dibandingkan dengan Bank Garansi
1. Surety Bond pada umumnya tidak mewajibkan adanya setoran jaminan maupun
kolateral sehingga likuiditas Kontraktor / Pelaksana tidak terganggu.
2. Jangka waktu Surety Bond sesuai dengan jangka waktu perjanjian / kontrak yang
dibuat antara Pemilik Proyek / Pemberi Kerja dengan Kontraktor / Pelaksana.
3. Pada dasarnya Surety Bond bersifat “Conditional” yaitu klaim akan diselesaikan
sebesar kerugian yang diderita oleh Pemilik Proyek / Pemberi Kerja.
4. Surety Bond dapat menampung resiko dalam jumlah yang besar karena resiko
yang dijamin atas penerbitan Surety Bond tidak di tanggung sendiri oleh Pihak
Penjamin (Surety) dalam hal ini Perusahaan Asuransi atau Perusahaan
Penjaminan tetapi direasuransikan ke Perusahaan Reasuransi.

Mengenai mana yang lebih baik dari Surety Bond ataupun Bank
Garansi sebenarnya tidak dapat dikatakan dengan pasti. Bagi pihak yang dijamin,
surety bond sebenarnya lebih murah dan lebih mudah dimintakan penerbitannya
karena sebelum penerbitan, principal hanya perlu membayar premi setiap bulan.
Sedangkan untuk Bank Garansi, applicant harus memiliki agunan yang diserahkan
kepada bank. Misalnya applicant menyerahkan agunan berbentuk sejumlah
tabungan yang dibekukan oleh bank, berarti terdapat dana tabungan dalam jumlah
yang cukup besar yang tidak dapat ditarik dan digunakan untuk selama jangka
waktu berlakunya Bank Garansi. Hal tersebut dapat menyulitkan applicant.
Namun di sisi lain, bagi pihak yang dilindungi oleh penjaminan, Bank Garansi
bisa jadi lebih aman karena adanya ketentuan hukum yang jelas mengenai
penerbitan dan pengajuan klaimnya.

D. Implementasi Upaya Mitigasi terjadinya Wanprestasi

Upaya mitigasi terjadinya wanprestasi dalam proses pengadaan barang atau


jasa diawali dengan adanya kegiatan monitoring jatuh tempo Jaminan
Pelaksanaan Pekerjaan. Tugas utama Legal & Risk Procurement Team dalam hal

39
ini adalah rutin menghimpun data jatuh tempo Jaminan Pelaksanaan setiap
bulannya. Setelah data-data tersebut terhimpun selanjutnya membuat surat ke
masing-masing Tim Pengadaan untuk diteruskan dan ditindak lanjuti ke divisi
user. Tim Pengadaan akan berkoordinasi dengan divisi user terkait progress
pengadaan tersebut. Apabila pengadaan/pekerjaan tidak dapat terselesaikan sesuai
jangka waktu yang telah ditentukan dan ada kemungkinan keterlambatan dalam
penyelesaian pekerjaan maka Tim Pengadaan segera bersurat kepada vendor
tersebut untuk segera melakukan perpanjangan Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan.
Selain itu vendor juga dapat mengajukan pembuatan addendum Surat Perintah
Kerja ke Tim Pengadaan yang nantinya akan diberikan ke Legal & Risk
Procurement Team sebagai bukti kepatuhan terhadap aturan dan ketentuan yang
ada bahwa pengadaan/pekerjaan tersebut masih belum terselesaikan sesuai
dengan kesepakatan di awal. SPK addendum tersebut juga akan ditindak lanjuti
oleh Legal & Risk Procurement Team untuk dibuatkan addendum kontrak atau
Perjanjian Kerja Sama (PKS).

Hal tersebut sangat perlu dilakukan mengingat dalam proses pengadaan barang
dan jasa di PT Bank Bank Rakyat (Persero) Tbk pernah terjadi wanprestasi yang
dilakukan oleh pihak vendor. Kasus tersebut dalam hal pengadaan sebuah gedung
dimana pada saat itu pekerjaan belum selesai dan vendor tidak bertanggung jawab
atas pekerjaan yang diamanahkan. Meskipun proyek tersebut diasuransikan
dengan bukti adanya dokumen Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan, namun sayangnya
pihak BRI tidak dapat melakukan klaim atas jaminan tersebut dikarenakan pihak
perusahaan asuransi mengkhawatirkan vendor tersebut tidak dapat memenuhi
tanggung jawabnya untuk membayar premi. Sehingga dalam kasus ini pihak BRI
secara tidak langsung megalami kerugian baik dalam segi finansial, waktu
maupun tenaga.

Di sisi lain adanya koordinasi dan juga pemantauan langsung terhadap suatu
kegiatan pengadaan barang/jasa juga perlu dilakukan oleh pihak divisi PLO secara
langsung. Adanya kasus tersesbut tidak menutup kemungkian terjadi karena
kurangnya koordinasi antara divisi user dengan pihak PLO. Dimana divisi user

40
yang secara langsung memantau proses pelaksanaan, namun pihak divisi PLO
sebagai pihak yang berwenang mengurus proses pelaksanaan pekerjaan justru
tidak terlibat langsung dalam pengawasan progres penyelesaian pekerjaan. Hal
inilah yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya keterlambatan perpanjangan
jaminan pelaksanaan pekerjaan dan terjadi wanprestasi.

41
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Selama enam bulan Penulis telah menyelesaikan Program Magang Generasi


Bertalenta (MAGENTA), yang dilaksanakan PT. Bank Rakyat Indonesia dengan
Forum Human Capital Indonesia. Kegiatan internship ini sangat memberikan manfaat
bagi penulis, dimana dapat mengisi waktu luang bagi mahasiswa tingkat akhir seperti
penulis, dan dapat mempelajari manajemen dalam proses pengadaan barang dan jasa
serta belajar dalam hal ketentuan hukum dan risiko terhadap proses pengadaan barang
dan jasa yang dilaksanakan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Selain itu
penulis juga dapat mempelajari lansgung sistem organisasi, manajemen kerja serta
budaya kerja yang ada di internal PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk itu sendiri.
Berkaitan dengan job description yang telah penulis lakukan selama 6 bulan,
pengalaman serta pembelajaran akan hal baru akan menjadi bekal untuk penulis pada
masa depan.

B. Saran

Berikut beberapa saran terhadap pihak – pihak yang terkait selama pelaksanaan
kegiatan MAGENTA:

- Memberikan evaluasi rutin terhadap kinerja peserta magang.


- Turut mengajak peserta magang untuk terlibat dalam kegiatan perusahaan secara
profesional.
- Untuk pihak PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk diharapkan dapat membuka
layanan satu pintu yang berkaitan dengan proses pengadaan barang dan jasa, hal ini
dilakukan untuk memudahkan pihak kedua maupun internal dalam monitoring suatu
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa sehingga ke depannya tidak beresiko terjadi
wanprestasi terhadap pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

42

Anda mungkin juga menyukai