Anda di halaman 1dari 4

Nama:Nur aini

Nim:2202003
Kelas:A ilmu Komunikasi semester III
Matkul:Komunikasi AntarBudaya

Sejarah dan Kebudayaan di kelurahan sambina’e

Sejarah Sambina’e
Kelurahan Sambinae memiliki jumlah penduduk 4119 jiwa yang terdiri dari 2043 jiwa
laki-laki dan 2076 jiwa perempuan .Kelurahan Sambinae Kecamatan Mpunda
Berdasarkan Data yang ada bahwa luas wilayah kelurahan Sambinae adalah 1,800 Ha.

Secara administratif wilayah Kelurahan Sambinae mempunyai batas-batas sebagai berikut


:

1. Sebelah Utara : Kelurahan Sadia

2. Sebelah Timur : Kelurahan Panggi

3. Sebelah Selatan : Kelurahan Dara

4. Sebelah Barat : Kelurahan Dara

Sambina’e adalah sebuah kelurahan yang ada di bagian selatan kota bima.Dulu ada
yang menyebut juga sambina’e sebagai kampo jala(kampung nelayan),dikarenakan
mayoritas warga sambina’e dulu sebagai nelayan. Sambina’e juga merupakan kampung
yang besar,tetapi sekarang sudah terpecah menjadi tiga kampung/kelurahan diantaranya:

1.kelurahan sambina’e yang dulu di sebut sebagai sambina’e satu(1)

2.kelurahan panggi yang dulu disebut sebagai sambina’e dua(2)


3.wadu mbolo.

Dinamakan Sambina’e konon katanya terdapat sebuah pohon sambi(kesambi) yang


sangat besar yang berada di kelurahan sambina’e,dan sekarang sudah di tebang.jadi
sambi adalah buah kesambi dan na’e adalah besar makanya dinamakan sambina’e.

Menurut pendapat lainnya dinamakan sambina’e karna dulu tempat ini belum
berpenghuni dan datanglah manusia kerdil atau kurcaci yang datang ke tempat tersebut
dan langsung menetap pada tempat yang masih kosong tersebut karna mereka tidak
memiliki tempat tinggal dan mereka berpikir harus mempunyai sebuah rumah untuk
tempat tinggal mereka.dan pada saat itu belum ada bahan2 ntuk membangun rumah jadi
mereka mencari bahan2 untuk membangun rumah .

Karna yang namanya tempat itu luas dan mereka yang pertama berpenghuni di situ
jadi agak susah untuk mendapatkan atau mencari bahannya.di saat mereka mencari tidak
sengaja dari manusia tersebut melihat kayu yang begitu besar,dan mereka sepakat
menebang pohon tersebut.untuk membangun rumah.singkat cerita rumahnya sudah jadi
mereka bermusyawarah untuk menamai apa tempat tersebut,karna salah satu dari orang
orang tersebut membuka suara untuk menamai tempat tersebut sambinae yang kata
“sambi”berasal dari sebuah pohon kesambi dan “Nae”diambil dari pohon yang besar serta
tempatnya yang besar dan luas.

Yang jelas dinamakan sambinae karna ada sangkut pautnya dengan sambi mana’e

Sambina’e juga terdapat peninggalan-peninggalannya seperti “wadu bedi”atau batu


yang berbentuk pistol,”sumur keramat” yaitu temba rondu,tempa panggi,temb klate
dls,terdapat juga“gua”serta kuburan-kuburan orang jaman dulu dan masih banyak
lagi.itu semua bisa kita lihat di doro londa(gunung londa)yang sampai sekarang gunung
tersebut dikatakan angker.
Kebudayaan dan perilaku masyarakat

Budaya atau tradisi yang masih ada di kelurahan sambina’e yaitu pacuan kuda.pacuan
kuda merupakan salah satu ikon budaya atau tradisi yang masih ada sampe sekarang.dan
dengan adanya pacuan kuda,sambina’e menjadi terkenal di berbagai daerah baik di kota
bima,kabupaten bima,dompu,Sumbawa,Lombok,sumba,dan daerah-daerah
lainnya.Kearifan lokal masyarakat sambina’e yaitu:

1.acara mbolo kampo

2.acara kiri loko(Nujubula)

3.acara suna ra ndoso(khitanan/sunatan)

4.gotong royong

5.doa dana dls.

Bahasa yang melekat atau sering di katakan oleh masyarakat sambina’e seperti e’eeeeeee

Contoh:

 E’eeeeee andou ake.


 Eeeeemai ngaha wau.
 Eeeeeeeee mai ta lao ra.
 Iyoeeeeeeeeeeee.
 Eeee nami ma lao wau ya ain mpana lao ngomi de
 Ee malao kai ku tu’u kai mu
 Dls.

Ketika mengajak seeorang


 Ee mai ta lao lampa lampa ari moti mai
 Ee mai talao ngaha ta aka mai
 Santabe ta mai ta ngaha wau
Pikiran dan perilakunya yaitu masih percayanya akan mitos yang ada seperti:

 Eeee ain doho ta ncai wati pehe(jangan duduk di pintu nggak baik).
 Ain cafi ama ngadi eee wt pehe(jangan sapu malam-malam nggak baik).
 Melarang meninggalkan orang yang sedang makan karna konon katanya pamali.
 Ketika sudah magrib diharuskan menutup seluruh pintu maupun jendela rumah
 3 hari sebelim idul fitri menyalakan ilo peta di sekeliling rumah

Perilaku masyarakat yang masih ada sampe sekarang yaitu:

1. Duduk di suatu tempat dan menggosipi orang


2. Masih adanya gotong royong membantu tetangga yang hajatan
3. Sering menolong teman temannya

Anda mungkin juga menyukai