Tim FMEA :
Ketua : Kepala Instalasi Farmasi
(Ridha Maisyarah, S.Farm., Apt.)
Pengemasan
Obat
Obat yang Verifikasi
Diserahkan ke
Dilengkapi Akhir Obat
Pasien
Etiket
2. Identifikasi Failure Mode
Obat Salah cara 6 10 2 120 Sosialisasi kembali SPO Ka. Instalasi 1 Juli 2023
diberikan mengkonsumsi Distribusi obat kepada pasien Farmasi
tanpa disertai obat, hasil Rawat Jalan
Pemberian terapi kurang
Informasi optimal
Obat (PIO)
Obat yang Salah obat, 6 8 2 96 Sosialisai kembali SPO Ka. Instalasi 1 Juli 2023
diberikan keracunan, Verifikasi Obat terhadapt staf Farmasi
tidak sesuai KPC, KNC, KTD farmasi
resep
9. Pelaksanaan kegiatan dan evaluasi
Rumah Sakit Umum Munyang Kute Redelong berdiri sejak tahun 2007,
tahun 2009 telah di terbitkan SK Pengoperasionalan RSUD Kabupaten Bener
Meriah.
Penelitian ini memiliki tujuan:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor potensial yang menyebabkan terjadinya
kesalahan dalam pemberian obat.
2. Untuk mengetahui solusi terbaik yang dapat direkomendasikan kepada
petugas farmasi dan unit-unit terkait dalam mengurangi insiden yang bisa
terjadi.
Dengan pendekatan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Fungsi
dari FMEA sendiri adalah mengidentifikasi kesalahan dalam proses pemberian
obat kepada pasien yang bertujuan untuk menghitung RPN (Risk Priority Number)
yang di dapat dari hasil perhitungan Severity x, Occurance x, Detectability, dan
kegagalan yang ada.
Dari hasil pembahasan maka didapatkan nilai RPN yang tinggi pada
beberapa proses yaitu dengan nilai 300 sampai 96. Setelah menyusun
rekomendasi tindak lanjut dari masing-masing proses maka tindak lanjut yang
telah dilakukan sebagai berikut
Penutup
Demikian laporan FMEA yang telah dibuat, semoga bermanfaat bagi seluruh
aspek di lingkungan RSUD Munyang Kute Redelong terutama dalam peningkatan
mutu unit Instalasi Farmasi pada khususnya dan Rumah Sakit pada Umumnya.
Mengetahui, Redelong, 12 Juli 2023
Direktur Ketua Komite PMKP
RSUD Munyang Kute Redelong RSUD Munyang Kute Redelong
Kabupaten Bener Meriah Kabupaten Bener Meriah