Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

EKONOMI DAN AKUNTANSI SYARIAH


“AKAD IJARAH”

Disusun Oleh:

1. Rahma Nisa Anggraeni Safitri (C1C022113)


2. Selia Agustari (C1C022075)
3. Andros Ariano (C1C022134)

Dosen Pengampu :

Lisa Martiah Nila P, SE, M.Si., Ak., CA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2023

I
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt, Atas segala rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan
baik dan selesai tepat waktu.

Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar


besarmya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Terutama kepada Dosen mata kuliah Ekonomi Akuntansi Syariah yang telah
memberikan tugas terhadap kami sehingga dalam pembuatan makalah ini kami
memiliki informasi dan pengetahuan tentang Akad Ijarah. Dan juga kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang turut andil membantu dalam
proses pembuatan makalah ini.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat beberapa kesalahan yang


kami tidak ketahui. Maka dari itu kami meminta maaf kepada para pembaca dan
semoga makalah ini dapat menjadi sumber informasi yang berguna kepada para
pembaca sekalian.

Wassalamualaikum wr.wb

Bengkulu, 25 Agustus 2023

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................II


DAFTAR ISI..................................................................................................................... III
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang. ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah. .................................................................................................. 1
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
A. Pengertian Akad Ijarah............................................................................................ 2
B. Jenis akad ijarah. ..................................................................................................... 2
C. Dasar Hukum Ijarah ................................................................................................ 4
D. Rukun dan Ketentuan Ijarah ................................................................................... 6
E. Berakhirnya Akad Ijarah ......................................................................................... 7
F. Perlakuan Akuntansi (PSAK 107) .......................................................................... 9
PENUTUP ........................................................................................................................ 14
Kesimpulan. .................................................................................................................. 14
Saran ............................................................................................................................. 14
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 15

III
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Akad Ijarah merupakan kegiatan sewa menyewa yang dilakukan dalam islam.
Akad Ijarah merupakan perjanjian penyediaan dana dalam rangka memindahkan
hak guna (manfaat) dari suatu barang, Yang mana pihak yang mempunyai aset
menyewakan asetnya kepada si penyewa dengan memberikan timbal balik yaitu
berupa tambahan kas masuk atau yang sering kita sebut upah serta diikuti periode
atau masa batas sewa agar si penyewa mengembalikan aset pemilik tepat waktu.

Kegiatan Ijarah ini tidak dapat dipisahkan di kehidupan kita sehari hari baik itu
dalam lingkungan Teman, Keluarga dan lingkungan sekitar kita. Oleh sebab itu
kita harus mengetahui lebih mendalam apa pengerttian ijarah,jenis jenis ijarah,
dasar/ sumber hukumnya, syarat syarat, rukun dan ketentuan dan kriteria apa saja
yang boleh untuk melakukan ijarah dan yang paling terakhir bagaimana perlakuan
di dalam akuntansi (PSAK 107). Karena begiti pentingnya pengetahuan tersebut
maka permasalahaan ini akan dijelaskan dalam makalah ini.

Dengan mengetahui secara lebih mendalam kita bisa mendapatkan informasi yang
berguna mengenai kemampuan untuk terlibat dalam transaksi bisnis yang sesuai
dengan prinsip syariah dan bisa menciptakan solusi bisnis berdasarkan kontrak
sewa serta yang paling terakhir mendorong transaksi berdasarkan kerjasama dan
keadilan.

B. Rumusan Masalah.
a. Pengertian Ijarah?
b. Jenis Akad Ijarah?
c. Sumber Hukum Ijarah?
d. Rukun dan Ketentuan syariah Ijarah?
e. Berakhirnya Akad Ijarah
f. Perbedaan Ijarah dan Sewa?
g. Perlakuan Akuntansi (PSAK 107)

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akad Ijarah


Menurut Sayyid Sabiq dalam Fikih Sunah, al arah berasal dari kata al Ajru yang
berarti al ‘Iwadhu (ganti/kompensan) jarah dapat didefinisikan sebagai akal
pemindahan hak guna (manfaat), suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu
dengan pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa di dengan pemindahan kepemilikan
atas barang itu sendiri. Jadi ijarah dimaksudkan untuk m manfaat atas suatu
barang atau jasa (mempekerjakan seseorang) dengan jalan (berdasarkan objek
disewakan membayar sewa atau upah sejumlah tertentu)

B. Jenis akad ijarah.

1. Berdasarkan Objek yang Disewakan Berdasarkan objek yang disewakan


Berdasarkan Objek yang Disewakan Berdasarkan objek yang disewakan, ijarah
dapat dibagi 2, yaitu:

a. Manfaat atas aset yang tidak bergerak seperti rumah atau aset bergerak
seperti mobil,pakaian dan sebagainya.
b. Manfaat atas jasa berasal dari hasil karya atau dari pekerjaan seseorang.

2. Berdasarkan psak 107


Berdasarkan PSAK 107. ijarah dapat dibagi menjadi 3, namun yang telah dikenal
secara luas adalah dua jenis Ijarah yang disebutkan pertama, yaitu:

a. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset atau
jasa, dalam waktu tertent dengan pembayaran upah atau sewa (ujrah),
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu sendiri.
b. Ijarah muntahiya bit Tamlik (IMBT) merupakan ijarah dengan waad (janji)
dari pemberi sewa berupa perpindahan kepemilikan objek ijarah pada saat
tertentu (ED PSAK 107).

SEKEMA IJARAH

Pemberi 2 Penyewa
/pengguna
sewa /jasa 3
jasa

2
Keterangan:
(1) Penyewa dan pemberi sewa melakukan kesepakatan ijarah
(2) Pemberi sewa menyerahkan objek sewa pada penyewa
(3) Penyewa melakukan pembayaran

Perpindahan kepemilikan suatu aset yang disewakan dari pemilik kepada


penyewa, dalam Ijarah muntahiya bit tamlik dapat dilakukan jika seluruh
pembayaran sewa atas objek ijarah yang dialihkan telah diselesaikan dan
objek ijarah telah diserahkan kembali kepada pemberi sewa.Kemudian
untuk perpindahan kepemilikan akan dibuat akad baru, terpisah dari akad
ijarah sebelumnya.

Perpindahan kepemilikan dapat dilakukan melalui:

1) Hibah
2) Penjualan, di mana harga harus disepakati kedua belah pihak sebelum
akad penjualan dan dimana pelaksanaan penjualan dapat dilakukan:
a) Sebelum akad berakhir,
b) Setelah akad berakhir,
c) penjualan secara bertahap sesuai dengan waad (janji) pemberi
sewa. Untuk perpindahan secara bertahap, harus ditentukan
bagian penyewa setiap kali ia melakukan pembayaran dari
harga total sampai ia memiliki aset tersebut secara penuh di
akhir kontrak. Sistem ini mengharuskan pembuatan kontrak
untuk setiap bagian penjualan, sampai bagian terakhir dijual
kepada penyewa. Jika kontrak ijarah batal karena alasan-alasan
yang mendasar sebelum perpindahan kepemilikan secara penuh
kepada penyewa, aset yang disewanya menjadi milik bersama
penyewa dan pemberi sewa secara proporsional.

c. Jual dan sewa kembali (sale and leaseback) atau transaksi jual dan ijarah:
Jenis ijarah seperti ini terjadi di mana seseorang menjual asetnya kepada
pihak lain dan menyewa kembali aset tersebut. Alasan dilakukannya
transaksi tersebut bisa saja si pemilik aset membutuhkan uang sementara
ia masih memerlukan manfaat dari aset tersebut.

d. Transaksi jual dan ijarah harus merupakan transaksi yang terpisah dan
tidak saling bergantung (taalluq) sehingga harga jual harus dilakukan pada
nilai wajar dan penjual akan mengakui keuntungan atau kerugian pada
periode terjadinya penjualan dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau
kerugian yang timbul dari transaksi jual tidak dapat diakui sebagai
pengurang atau penambah beban ijarah yang muncul karena ia menjadi
penyewa

3
C. Dasar Hukum Ijarah
Untuk hukum ijarah atau sewa menyewa ini adalah mubah ataau diperbolehkan
syara’. Namun ada beberapa ulama yang memiliki perbedaan pendapat yakni Abu
Bakar Al-Asham, Isma’il bin ‘Aliyah, Hasan Al-Bashri, Al-Qasyani, Nahrawani,
dan Ibnu Kisan.

Para ulama tersebut idak memperbolehkan ijarah karena ijarah merupakan jual
beli manfaat tidak bisa diserahterimakan ketika akad terjadi. Manfaat hanya bisa
dirasakan ketika sudah beberapa waktu. Namun tanggapan tersebut disanggah
oleh ibn Rush, meskipun manfaat belum ada ketika akad dilakukan, namun pada
galibnya ia (manfaat) akan terwujud, dan inilah yang menjadi perhatian dan
pertimbangan syara’.

Adapun dasar hukum diperbolehkannya ijarah adalah sebagai berikut:

a. Al-Qur’an
QS. Ath-thalaq (65) ayat 6:

ۡ ‫و ۡد َس ۡ وإو َّۚ ُث وۡ َ َس وْكۡن وثَِِّۡتِ َّۡنه و رُّۡك َۡس ۡل ۡۡ ُم وك ۡد ُس و ِّۡس نهُكۡس ُ ُث‬
‫ي وۡ ُس َّ ُن وهُِۡك َۡس‬ ‫ُكَ ْت َّۚ ُث وۡ َس ْاُ وقَِۡتِ ُلُ َم َّ ۡ ِۡ ْْ و‬
‫َۡ ُ ۡهسۡ ُث ۡ ََُّّ ول َۡۡتِ َّ ۡ ۡمُِّك َۡس هَِّۡك َۡسَٔ‍ْ ْ ۡه ُس َّ ُُّععُ س ْن و ُو ُ ُل ۡۡ َ َس َنعُ س‬
َ ِ َۡ ُ‫ع ۡس َّعهن ََُّ ۡ ُس ۡ وإو وۡلع‬ ‫ َّ ۡ ُىَ ْخ ْ وهۥ ۡ ْعك ۡ َُ و‬٦

Artinya: “Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal


menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk
menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu
sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin,
kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah
kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu)
dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh
menyusukan (anak itu) untuknya.”

QS. Al-Qashash (28) ayat 26 dan 27:

ُ ُِۡ ُ َُ ‫َنك ۡ وس ى ُثَ وإ َو و‬


‫َنك ْ وَاۡ و‬
‫و وإ ُُك ْى ۡۡله ۡهْ ُو‬ ُ ‫ت‬ُ َُ ََُِْۡ ۡ‫ َ ُ وۡثس‬٢٦ ‫ْكك ُثس َُُۡكن إ ُُكخ َُّۡ وهِن َّ ُو ََُّّۡك ۡ إُِّون ۡها‬
‫و ر‬ ‫و و و‬ ‫َ و‬ ‫و‬
‫ق َش َّ ُو َّ ۡ وَُّك ۡ ۡۡه و وَُّۚك ِود ْ ول ُس َّۚ ُر ََت َّ َُّل ُلو ْن و ُو وُ ِ ََ َ ْلُون َّ ُا ۡمَُون َّو َّۚ ْ وت‬
ۡ َّ ‫َهۡ قهوا وإو نك و كُۡو ون َّۚ ُث َن‬
َ ‫وۡس‬
‫ن و وِثس‬ َ ْ َْ ٢٧

Artinya: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling
baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya. (27). Berkatalah dia (Syu´aib): “Sesungguhnya aku bermaksud
menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa
kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun
maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati

4
kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
baik”.

b. Hadits
Dasar hukum ijarah selanjutnya adalah pada sebuah hadits riwayat Bukhori, yakni

‫ۡ ن س َّۚ ثۥ هللا ص ت تْ ُ بن زۡج َّۚ ُۡه هللا ُّ عن َّۚهئ عة َّو تْ زۡ ثَ ۡ س ََّۚۡة َّۚس‬
‫ ۡ هْ و‬: َ‫كهدَ ه تْ كَ م ۡ ُن ۡس ُّم ال ۡ هَ َّۡۡ ِ ۡ ن س َّۚ ى ۥ هللا ص ت هللا اُّ نِ ۡت ن كام‬
‫َ الث َ ُِّۡ عك غهُّ َّۡۡۚكتُ ُّتُ ك ثۡله إْ ثۥ ْ كْ عه ۡ ََ ش د قهُّ دَ س َّۚ ت ۡكِ ىََ كه‬
‫َ ي ص بح ۡ َتُ ك ثۡله ْ ثم‬.

Artinya: “Dari Urwah bin Zubair bahwa sesungguhnya Aisyah ra.istri nabi SAW
berkata : Rasulallah SAW dan Abu Bakar menyewa seorang laki-laki dari suku
bani Ad Dayl, penunjuk jalan yang mahir, dan ia masih memeluk agama orang
kafir quraisy. Nabi dan Abu Bakar kemudian menyerahkan kepadanya kendaraan
mereka, dan mereka berdua menjanjikan kepadanya untuk bertemu di Gua Syur
dengan kendaraan mereka setelah tiga hari pada pagi hari selasa.” (H.R Bukhori)

Syarat Syarat Ijarah

Adapun syarat-syarat dari Ijarah diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Adanya Keridhoan Pada Kedua Belah Pihak (suka sama suka)


Hal ini berdasarkan Q.S An-Nisa ayat 29

‫هْ وم ۡثُِ ۡه ِس َّ ِِۡتْ ۡه ِس َّا ِ ۡد ِۡت ل اُِۡۡت تَْيوَس ََّرۡه َه‬


‫تر َّۚ ِس وَّ هُّة ِ َّ ۡهِو َّ ِو وإ َل وۡ ِهْب و‬
َ ََّ ‫َ َّ ُِقۡع ۡه ِس َّ َِك ۡ ِۡت ۡل َ وۡ ُِ ۡه ِس‬
َ ‫ُّ وُث ِله وۡ ۡه ِس دهو‬
‫َ وإ َو‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”

b. Barang atau objek memiliki manfaat yang jelas, yakni menjelaskan


manfaatnya, pembatasan waktu, dan jenis pekerjaan jika ijarah berupa jasa
seseorang.
c. Objek atau barang harus sesuai dengan syara’, Objek yang digunakan harus
memenuhi syara’, seperti contoh tidak mungkin seorang perempuan yang haid
disuruh untuk membersihkan sebuah Masjid, sedangkan ia tidak memenuhi
syara’.
d. Orang yang melakukan akad harus berakal dan mumaayyiz.
e. Barang Harus milik orang yang berakad.

5
D. Rukun dan Ketentuan Ijarah
Adapun rukun dari ijarah adalah sebagai berikut:

a. Aqid ( orang yang akad).


b. Shigat akad.Ujrah (upah).
c. Manfaat
d. Syarat Ijarah.
Rukun Akad Ijarah

Rukun dari akad ijarah ini ada 3, yaitu sebagai berikut:

a. Pelaku, yang terdiri dari pemberi sewa atau pemberi jasa (lessor atau
mu’jir) dan penyewa atau pengguna jasa (lessee atau musta’jir).
b. Objek, yang berupa manfaat dari asset/barang (ma’jur) dan pembayaran
sewa, atau manfaat jasa dan pembayaran upah.
c. Ijab Kabul
Ketentuan Akad Ijarah

Ketentuan dari akad ijarah adalah sebagai berikut ini.

a. Pelaku
b. Harus cakap hukum dan baligh.
c. Objek Akad Ijarah

Manfaat asset dan/atau jasa

a. Harus dapat dinilai dan bisa dilakukan dalam kontrak.


b. Misalnya seperti sewa mobil, maka mobil tersebut harus bisa berfungsi
sebagaimana mestinya mestinya dan tidak mengalami kerusakan.
c. Harus diperbolehkan secara syariah atau tidak diharamkan.
d. Oleh karena itu ijarah atas objek sewa yang diharamkan oleh Allah
dianggap tidak sah. Misalnya seperti, memberi upah kepada orang untuk
mencelakai orang lain, menyewakan rumah sebagai tempat berbuat
maksiat dan lain sebagainya.
e. Ditentukannya dengan jelas jangka waktu penggunaan manfaat. Misalnya
5 tahun. Spesifikasi-nya harus dikenali secara jelas untuk menghilangkan
ketidaktahuan yang bisa menyebabkan sengketa.
f. Misalnya seperti kondisi fisik mobil yang disewakan. Untuk mengetahui
kejelasan dari manfaat suatu asset atau barang bisa dilaksanakan
identifikasi fisik.
Contoh manfaat yang tidak bisa untuk dialihkan secara syariah sehingga akad-nya
dinyatakan tidak sah adalah sebagai berikut:

6
a. Kewajiban shalat 5 waktu dan juga puasa di bulan Ramadhan tidak bisa
dialihkan, karena merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan
oleh setiap individu.
b. Mempekerjakan orang untuk membaca Al-Quran dan manfaat atau
pahalanya ditujukan untuk orang yang mempekerjakan-nya atau orang
lain. Karena pahala dari membaca Al-Quran akan diterima oleh orang
yang membacanya, sehingga tidak aka nada manfaat yang bisa dialihkan.
c. Asset atau barang yang habis pada saat dikonsumsi tidak bisa dijadikan
sebagai objek ijarah.
d. Karena mengkonsumsi atau mengambil manfaat dari asset tersebut sama
dengan memilikinya. Misalnya seperti makanan, minuman, uang, dan lain

E. Berakhirnya Akad Ijarah


Prosedur pembatalan perjanjian yaitu terlebih dahulu para pihak yang
bersangkutan dalam perjanjian sewa tersebut diberitahu, bahwa perjanjian yang
telah dibuat dibatalkan disertai dengan alasannya. Pemberian waktu yang cukup
dimaksudkan untuk salah satu pihak yang membuat akad, persetujuan untuk
memberikan waktu kepada mereka untuk bersiap-siap menghadapi risiko
pembatalan.

Suatu akad dipandang berakhir apabila telah tercapai tujuannya. Misalnya dalam
akad jual beli, akad dipandang telah berakhir apabila barang telah berpindah milik
penjual. Selain telah tercapai tujuannya, akad akan dipandang apabila
terjadi fasakh (pembatalan) atau telah berakhir waktunya. Fasakh terjadi dengan
sebab-sebab sebagai berikut:45

a. Yang diupahkan atau disewakan mendapat kerusakan pada waktu ia masih


ditangan penerima upah atau karena cacat lainnya.
b. Rusaknya barang yang diswakan.
c. Bila barang itu telah hancur dengan jelas.
d. Bila manfaat yang diharapkan telah dipenuhi atau dikerjakan telah
diselesaikan atau masa pekerjaanya telah
e. Menurut madzab Hanafi, boleh menfasakh ijarah kecuali adanya udzur
sekalipun dari satu pihak yang menyewa toko untuk berdagang, kemudian
harta terbakar atau tercuri, di rampas atau bangrut maka ia berhak
menfasakh ijarah.
Dengan pengertian lain ijarah itu dapat menjadi rusak atau dirusakkan apabila
terdapat cacat pada barang sewa yang diakibatkan barang tersebut tidak dapat
dipergunakan sebagaimana yang diinginkan pada waktu perjanjian
dilakukan ataupun sesudah perjanjian itu dilakukan. Perjanjian ijarah juga rusak
apabila barang sewa itu mengalami kerusakan yang tidak mungkin lagi
dipergunakan sesuai fungsinya. Dalam hal ini pemilik barang juga dapat

7
membatalkan perjanjian apabila ternyata pihak penyewa memberlakukan barang
yang disewakan tidak sesuai dengan ukuran kekuatan sewaan itu.46

Sedangkan akad ijarah berakhir bila ada hal-hal sebagai berikut:

a. Objek ijarah hilang atau musnah, misalnya rumah yang disewakan


terbakar atau kendaraan yang disewa hilang.
b. Tenggang waktu yang disepakati dalam akad ijarah telah berakhir. Apabila
yang disewakan itu rumah, maka rumah itu
c. Wafatnya salah seorang yang berakad.
d. Apabila ada uzur dari salah satu pihak, seperti rumah yang disewakan
disita negara karena terkait adanya utang, maka akad ijarahnya batal.
Perbedaan Ijarah dengan Sewa
Ada orang berpendapat ijarah sama dengan sewa(leasing), padahal pendapat ini
tidak sepenuhnya benar, karim 2003 mencoba membandingkan ijarah dengan
sewa sebagai berikut
No Keterangan Ijarah Sewa
1 Objek Manfaat barang dan jasa Manfaat barang saja
2 Metode Tergantung atau tidak Tidak tergantung pada
Pembayaran tergantung pada kondisi kondisi barang yang disewa
barang/jasa yang disewa

3 Perpindahan a. Ijarah tidak ada a. Sewa guna operasi:tidak


Kepemilikan perpindahan ada transfer
kepemilikan kepemilikan
b. IMBT, janji untuk b. Sewa guna dengan opsi
menjual/menghibahk : memiliki opsi membeli
an di awal akad atau tidak membeli
diakhir masa sewa

4 Jenis Leasing a. Lease Purchase a. Lease Purchase


Lainnya Tidak diperbolehkan dibolehkan
karena akadnya b. Sale and Lease back
gharar, yakni antara Dibolehkan
sewa dan beli
b. Sale and Lease Back
Diperbolehkan

8
F. Perlakuan Akuntansi (PSAK 107)
1. Akuntansi Ijarah bagi Bank selaku Pemilik Aset
a. Pada saat Perolehan persediaan ijarah.
Sebelum melakukan sewa kepada penyewa, bank syariah terlebih dahulu
melakukan perolehan atau pembelian persediaan ijarah. Persediaanya
diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan.

Rekening Debit Credit


Dr. Persediaan Ijarah xxx
Cr. Kas xxx

b. Pada saat akad disepakati.


Pada saat akad disepakati ada 2 transaksi yang terjadi dan harus dicatat
oleh bank syariah yaitu; pada saat persediaan menjadi aset ijarah dan pada
saat penerimaan biaya administrasi diakui sebagai pendapatan
administrasi.
Rekening Debit Credit
Dr. Aset Ijarah xxx
Cr. Persediaan Ijarah xxx
Dr. Kas xxx
Cr. Pendapatan Administrasi xxx

c. Pada saat dilakukan Penyusutan aset Ijarah.

Berdasarkan PSAK 107, aset ijarah harus dilakukan penyusutan dengan


menggunakan metode penyusutan yang sesuai dengan kebijakan PSAK
terkait dan masa manfaat sesuai dengan kebijakan akuntansi bank
syariah.berikut rumus metode garislurus untuk menghitung dasar
penyusutan dan beban penyusutan tiap bulan.

Dasar penyusutan = Harga perolehan – Nilai sisa


Beban Penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar Penyusutan x 1/12.
Jurnal yang dicatat sebagai berikut:
Rekening Debit Credit
Dr. Beban Penyusutan Aset Ijarah xxx
Cr. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah xxx

d. Pada saat Perbaikan/Pemeliharaan Aset Ijarah.


Beban perbaikan aset ijarah merupakan tanggung jawab dari pemilik aset
ijarah.namun bisa juga dilakukan oleh penyewa atas persetujuan pemilik
objek sewa.

9
Jurnal yang dibuat oleh bank syariah atas perbaikan aset yaitu:
Rekening Debit Credit
Dr. Beban Perbaikan Aset Ijarah xxx
Cr.kas xxx

e. Pada saat penerimaan pendapatan sewa.


Ada tiga klasifikasi:
a) Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan saat jatuh tempo jurnalnya
sebagai berikut:
Rekening Debit Credit
Dr. Beban Perbaikan Aset Ijarah xxx
Cr.kas xxx
b) Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan setelah jatuh tempo,
jurnalnya sebagai berikut:
Rekening Debit Credit
Dr. Piutang Pendapatan Sewa xxx
Cr.Pendapatan sewa xxx
c) Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan sebagian pada saat jatuh
tempo dan sebagian lagi setelah jatuh tempo, jurnal yang dibuat
sebagai berikut:
Rekening Debit Credit
Dr. Kas xxx
Cr.Pendapatan sewa xxx
Dr. Piutang Pendapatan Sewa xxx
Cr. Pendapatan Sewa xxx
Selanjutnya sisa yang belum dibayar nasabah, dapat dilunasi oleh
nasabah dikemudian hari. Jurnal yang dibuat adalah:
Rekening Debit Credit
Dr. Kas xxx
Cr.Piutang Pendapatan sewa xxx

Penyajian dan Pengungkapan


Pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban yang terkait,
misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya,
Penyajian
rekening-rekening yang terkait dengan transaksi ijarah meliputi:
a) Objek sewa yang dibeli bank syariah untuk disewakan kembali disajikan pada
neraca pada pos aset yang diperoleh untuk ijarah.

10
b) Akumulasi penyusutan aset ijarah disajikan pada neraca sebagai pos
lawan(contra account) dari aset yang diperoleh untuk ijarah.
c) Pendapatan ijarah disajikan pada laporan laba rugi secara neto setelah
dikurangi beban beban yang terkait, misalnya beban penyusutan beban
perbaikan, dan sebagainya.
d) Tunggakan pendapatan sewa disajikan pada neraca pada pos piutang
pendapatan ijarah.
e) Beban perbaikan aset ijarah yang menjadi tanggungan pemilik aset ijarah
disajikan pada laporan laba rugi pada pos beban perbaikan aset arah
Pengungkapan yang berkaitan dengan transaksi ijarah yang harus dibuat oleh
pemilik aset ijarah, tetapi tidak terbatas pada:
a. Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak
terbatas pada:
a) Keberadaan janji (wad) pengalihan kepemilikan dan mekanisme
yang digunakan (jika ada wa'ad pengalihan kepemilikan);
b) Pembatasan pembatasan, misalnya ijarah lanjut:
c) Agunan yang digunakan (jika ada)
b. Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan untuk setiap kelompok aset
ijarah
c. Keberadaan transaksi jual dan ijarah (jika ada).

2. Akuntansi Ijarah Bagi Bank selaku Penyewa


a. Pada saat Pengeluaran Beban Sewa.
Beban sewa diakui selama masa akad pada saat manfaat atas aset telah
diterima.beban sewa diukur sebesar jumlah yang harus dibayarkan atas
manfaat yang telah diterima.
Rekening Debit Credit
Dr. Beban Sewa xxx
Cr.Kas xxx

b. Pada saat Pengeluaran Beban Pemeliharaan/Perbaikan


Apabila telah disepakati dalam akad ijarah bahwa biaya perbaikan menjadi
tanggungan penyewa maka biaya perbaikan di akui sebagai beban.
Rekening Debit Credit
Dr. Beban Perbaikan xxx
Cr.Kas/utang xxx

Apabila biaya perbaikan masih menjadi tanggung jawab pemilik, namun si


penyewa membayar terlebih dahulu biaya perbaikannya maka jurnal yang
dibuat oleh bank syariah adalah:

11
Rekening Debit Credit
Dr. Piutang Kepada Pemilik xxx
Cr.Kas/utang xxx
c. Pada saat perpindahan kepemilikan.
Perpindahan kepemilkian dapat dilakukan dengan cara:
a) Hibah, maka penyewa mengakui aset dari keuntungan sebesar nilai
wajar objek ijarah yang diterima.
Rekening Debit Credit
Dr. Aset NonKas xxx
Cr.Keuntungan xxx

Pembelian sebelum masa akad selesai, maka penyewa mengakui aset


sebesar sisa cicilan ssewa atau jumlah yang disepakati.
Rekening Debit Credit
Dr. Aset NonKas xxx
Cr.Kas xxx

b) Pembelian setelah masa akad selesai, maka penyewa mengakui aset


sebesar pembayaran yang telah disepakati.
Rekening Debit Credit
Dr. Aset NonKas xxx
Cr.Kas xxx
c) Pembelian Objek ijarah secara bertahap, maka penyewa mengakui aset
sebesar biaya perolehan objek ijarahyang diterima.
Rekening Debit Credit
Dr. Aset NonKas xxx
Cr.Kas xxx
Cr. Utang Kepada Pemilik xxx

Penyajian dan Pengungkapan


Apabila bank syariah selaku penyewa, bank syariah dapat mengungkapkan dalam
laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik, tetapi
tidak terbatas, pada:
a. Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas
pada: Total pembayaran.
a) Keberadaan wa'ad pemilik untuk pengalihan kepemilikan dan
mekanisme yang digunakan (jika ada wa'ad pemilik untuk pengalihan
kepemilikan).
b) Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut
c) Agunan yang digunakan (jika ada)

12
b. Keberadaan transaksi jual-dan-ijarah dan keuntungan atau kerugian yang
dikuasai (tidak ada transaksi jumlah dan kerugian

13
PENUTUP
Kesimpulan.
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Ijarah tidak
dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari hari karena ijarah sering muncul dan
timbul disekitar kitabaik dari lingkungan keluarga, teman dan lingkungan sekitar.
Ijarah merupakan kegiatan sewa menywa yang dilakukan dalam islam. Dimana
pihak pemberi pinjaman meminjamkan asetnya kepada si penyewa. Dan si
penyewa memberikan timbal balik kepada si pemberi pinjaman berupa dana. Serta
si pemberi pinjaman memakai periode waktu kapan aset yang dipinjamkan itu
dikembalikan tepat waktu.

Saran
Menyadari bahwa penulis jauh dari kata sempurna, dalam penulisan
makalah ini yang masih banyak terdapat kesalahan dalam penulisan maupun
materi yang mungkin masih banyak yang belum lengkap maka dari itu kami
sebagai penulis meminta maaf yang sebesar besarnya kepada pembaca.

Dan juga untuk para pembaca yang ingin memberikan saran kepada kami
dalam penulisan maupun materi maka kami persilakan untuk penulisan yang lebih
baik kedepannya ,terima kasih

14
Daftar Pustaka

Nurhayati, S. d. (2017). Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta Selatan: Salemba Empat.

Salman, R. (2017). Akuntansi Perbankan Syariah : Berbasis PSAK Syariah . Jakarta


Barat: Indeks.

Ocbcnisp.com. . 1 april 2022. Akad Ijarah Adalah: Pengertian, Rukun, Syarat


dan Jenis. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2023 dari
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/04/07/akad-ijarah-adalah
Iaiglobal.or.id. PSAK 107: Akuntansi Ijarah. Diakses pada tanggal 25/8/2023 dari
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sas-70-
psak-107-akuntansi-ijarah

15

Anda mungkin juga menyukai