OLEH
WESNI BALIK/201320638
KOLAKA
2023
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.3 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
a. Merupakan dorongan alamiah. Manusia secara alami melakukan perencanaan karena adanya
b. Laissez-fair ; banyak permasalahan dalam suatu wilayah pada suatu negara hanya dapat
dipecahkan apabila ada campur tangan pemerintah atau dikenal sebagai Laissez-fair. Misalnya
dalam suatu negara terdapat daerah yang mempunyai pendapatan per kapita sangat tinggi, dan
pendapatan per kapita rendah. Agar supaya terjadi pemerataan, maka pemerintah membuat
peraturan agar bagi daerah kaya memberikan subsidi kepada daerah miskin, dimana bantuan
c. Kondisi wilayah yang berbeda tingkat kesuburan, perbedaan sumber daya alam, sumberdaya
d. Sifat dasar manusia dalam melaksanakan kegiatan adalah least effort, yaitu untuk mencapai
tujuan dilakukan dengan usaha sekecil mungkin, sehingga dicari cara yang terbaik dan termurah.
•Keterbatasan barang-barang publik, seperti ruang terbuka hijau, udara segar, dan
lain-lain.
•Akibat monopoli.
2.2 Perencanaan
Menurut Glasson (1977) berbagai definisi perencanaan dapat ditemui, namun pada
pemecahan persoalan-persoalan di masa datang. Dari definisi tersebut tiga hal penting yang
dikaji adalah :
1. Persoalan-persoalan.
Menurut Djoko Sujarto (1980) perencanaan merupakan suatu usaha pemikiran secara rasional
untuk mencapai kebutuhan baru di masa mendatang Pada definisi yang diberikan di atas
masa datang.
Maka berdasarkan hasil pemikiran kedua ahli perencanaan tersebut, perencanaan
merupakan serangkaian tindakan berurutan yang merupakan usaha pemikiran secara rasional
untuk pemecahan persoalan di masa datang dan untuk memenuhi kebutuhan baru di masa datang.
1. Identifikasi persoalan.
6. Penyusunan rencana.
1. Perencanaan fisik berkaitan dengan kegiatan fisik, seperti perencanaan jaringan jalan
kondisi geografis
penggunaan sumber daya yang ada. b.Perencanaan inovatip adalah perencanaan selain
memperbaiki keadaan juga merubah struktur dan system yang ada, menentukan sasaran-
4. Perencanaan mempunyai tujuan tunggal dan jamak. Pada suatu perencanaan sering
5. Perencanaan mempunyai “goal” dan “objektif” Goal, adalah suatu sasaran, ideal dan
Mengacu pada 2 unsur utama dalam perencanaan, visi, tujuan, dan sasaran adalah istilah
yang menjelaskan mengenai unsur perencanaan yang pertama (hal yang ingin dicapai);
sedangkan misi dan aktivitas adalah istilahistilah mengenai unsur perencanaan yang kedua (cara
untuk mencapai). Kemudian strategi, program dan proyek merupakan suatu set kumpulan
komponen perencanaan hingga pelaksanaannya (mencakup dua unsur perencanaan) dalam suatu
struktur tertentu (Rustiadi, E. et al. 2009). 4 unsur dasar dalam perencanaan untuk berbagai
berbagai kegiatan yang diinginkan, karena tidak semua yang diinginkan itu dapat dilakukan dan
dicapai dalam waktu yang bersamaan. Hal itu menyiratkan pengertian bahwa hubungan antara
perencanaan dan proses pengambilan keputusan sangat erat. Oleh karena itu, banyak buku
terutama berkaitan dengan faktorfaktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dan urutan
2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya. Penggunaan istilah sumber daya
enunjukkan segala sesuatu yang dianggap berguna dalam pencapaian suatu tujuan tertentu.
Sumber daya mencakup sumber daya manusia; sumber daya alam (tanah, air, hasil tambang, dan
sebagainya); sumber daya buatan. Perencanaan mencakup proses pengambilan keputusan tentang
bagaimana sumber daya yang tersedia itu digunakan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, kuantitas
dan kualitas sumber daya tersebut sangat berpengaruh dalam proses memilih di antara berbagai
3. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan. Konsep perencanaan sebagai alat
pencapaian tujuan muncul berkenaan dengan sifat dan proses penetapan tujuan. Salah satu
masalah yang sering dihadapi oleh seorang perencana adalah bahwa tujuan-tujuan mereka
kurang dapat dirumuskan secara tepat. Sering kali tujuan-tujuan tersebut didefinisikan secara
kurang tegas, karena kadang kala tujuan-tujuan tersebut ditetapkan oleh pihak lain.
4. Perencanaan mengacu ke masa depan. Salah satu unsur penting dalam perencanaan adalah
unsur waktu. Tujuan perencanaan dirancang untuk dicapai pada masa yang akan datang. Oleh
karena itu, perencanaan berkaitan dengan antisipasi ke masa depan, bukan semata-mata
1. Perencanaan Perencanaan
Menurut Glasson (1977) berbagai definisi perencanaan dapat ditemui, namun pada dasarnya
1. Persoalan-persoalan.
Menurut Djoko Sujarto (1980) perencanaan merupakan suatu usaha pemikiran secara
rasional untuk mencapai kebutuhan baru di masa mendatang Pada definisi yang diberikan di atas
2. Adanya keinginan pemenuhan kebutuhan yang rasional (dapat dilaksanakan) di masa datang.
merupakan serangkaian tindakan berurutan yang merupakan usaha pemikiran secara rasional
untuk pemecahan persoalan di masa datang dan untuk memenuhi kebutuhan baru di masa datang.
2.6 Kebutuhan Perencanaan
Dalam berbagai hierarki spasial (nasional, regional, dan lokal) atau lingkup substanstif
(ekonomi, sosial, dan fisik) yang berbeda-beda, perencanaan dewasa ini sudah menjadi
kebutuhan untuk dilakukan. Hal ini sesuai dengan salah satu unsur perencanaan, yakni untuk
mencapai tujuan. Perencanaan dipandang sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan dengan
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan yang ditujukan pada pencapaian tujuan terentu; 2.
yang terbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang
dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun tindakan yang akan dilaksanakan.
5. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk
karakteristik perencanaan secara umum, yaitu: Mengarah ke pencapaian tujuan Dalam hal
ini merencana berarti berpikir tentang situasi aktual dengan cara yang belum pernah ada; dengan
cara yang kurang lazim; innovation. Perencanaan lebih mengandung hal-hal semestinya daripada
hal-hal yang sebagaimana terjadi. Perencanaan juga berarti memobilisasi kehendak masyarakat:
kemana akan menuju (daripada dari mana kita berasal). Mengarah ke pencapaian tujuan berarti
mewujudkan suatu wilayah yang lebih baik dengan memanfaatkan segenap potensi sumberdaya
pengembangan yang diberlakukan pada suatu wilayah. Perencanaan wilayah berkaitan dengan
“dimana” suatu pengembangan akan dilakukan. Jadi, dalam merencanakan pembangunan, tidak
cukup hanya menentukan “apa” yang akan dibangun, akan tetapi juga “dimana” pembangunan
tersebut akan dilakukan. Masalah dimana pengembangan ini akan dilakukan menjadi penting,
Tingkat pengembangan Pengantar Perencanaan Wilayah dan Kota z wilayah yang satu,
berbeda dengan pengembangan wilayah lainnya, baik dari perkembangan ekonomi, penduduk,
maupun fisiknya. Karena karakteristik wilayah yang berbeda inilah maka apabila suatu intervensi
pembangunan dilakukan di suatu wilayah tertentu, efeknya akan berbeda dengan apabila
Tentu saja perencanaan wilayah dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan suatu wilayah,
baik dari segi ekonomi, sosial maupun fisik. Dalam konteks ini wilayah atau region adalah
ruang/permukaan bumi yang pengertian, batasan dan perwatakannya didasarkan pada ciri-ciri
geografis atau suatu unit geografis yang berada pada skala sub-nasional. Oleh sebab itu
perencanaan wilayah dapat dilakukan dalam skala spasial yang disesuaikan dengan batas
dasarnya menghasilkan serangkaian tindakan yang akan dilakukan. Fokus perencanaan adalah
pada organisasi/kelompok yang selalu berubah. Oleh karena itu serangkaian tindakan yang
kebijakan atau program yang akan dilaksanakan. Hal yang sangat penting bagi pembuatan
3. Tindakan kolektif sebagai dasar Apabila dalam sektor privat yang terjadi adalah
kepentingan tunggal atau kepentingan banyak, dalam perencanan publik terdapat banyak
atau semua pihak, sehingga menuntut keterbukaan untuk membangkitkan partisipasi, sulit
ditutup dari interaksi dengan sektor lain, serta sangat dibutuhkan kebersamaan.
perencanaan program atau proyek secara sektoral, atau perencanaan wilayah terpadu yang
bersifat lintas sektoral pada suatu kawasan tertentu. Klasifikasi perencanaan berdasarkan tingkat
pertimbangan tentang nilai-nilai dasar bagi suatu keputusan; definisi sesuatu yang diinginkan
secara ideal; keputusan yang ditetapkan adalah apa yang harus dilakukan.
2. Strategic Planning: Perencanaan yang lebih menyangkut program pembangunan; analisis dan
evaluasi terhadap tujuan dan sasaran alternatif; seleksi dan disain cara untuk mencapat
tujuanyang diinginkan; keputusan yang ditetapkan adalah apa yang dapat dilakukan.
atau intervensi untuk mempengaruhi perubahan; keputusan yang ditetapkan adalah apa yang
akan dilakukan.
Menurut Wikipedia, Perencanaan Wilayah dan Kota ialah perencanaan tata ruang kota yang
meliputi segenap sisi kehidupan masyarakat. Pendekatan yang biasa dilakukan dalam
perencanaan kota adalah mewujudkan gambaran pola lingkungan fisik yang ada serta kaitan
ruang kota dengan fungsinya yang saling berhubungan. Pelaksanaan perencanaan kota ini bisa
men-support pembangunan berkelanjutan dalam aspek sosial, ekonomi, serta lingkungan selain
itu perencanaan perkotaan bersinggungan dengan lingkungan binaan dilihat dari perspektif
munisipal & metropolitan. Profesi insinyur lainnya yang mengurusi detail yang lebih kecil antara
lain arsitek dan desainer urban / perkotaan. Perencanaan wilayah berkaitan dengan lingkungan
Tokoh asal Mesir bernama Hippodamus sering dianggap sebagai Bapak Perencanaan
Kota, yakni dikenal dengan desainnya Miletus. Orang-orang Muslim diperkirakan menjadi asal
muasal ide penzonaan resmi (lihat haram dan hima dan lebih umum khalifa), atau stewardship di
mana mereka timbul, meskipun penggunaan modern di Barat dimulai dari ide Congres
pemanfaatan tanah dalam wilayah yang telah dibuat atau dimaksudkan untuk dibuat.
perencanaan perkotaan berfungsi mengendalikan perubahan di dalam kota yang terjadi secara
kontinu. Kota senantiasa mengalami perubahan sosial, politik, budaya serta perubahan ekonomi.
publik, serta keputusan dalam merespons perubahan. Oleh karena itu, perencanaan kota bisa
Trend perencanaan kota masa depan yang patut diperhatikan, khususnya bagi para ahli di
hidup dibandingkan dengan penerapan single-use zoning. Contohnya adalah seperti Kota
Houston di AS.
2. Membangun ikatan yang lebih kuat antara kesehatan mental manusia dengan lingkungan
3. Meningkatnya perhatian dan apresiasi terhadap pentingnya ruang terbuka maupun fleksibilitas
kesehatan mental dan fisik manusia selanjutnya berdampak pada bagaimana membuat
yang lebih pribadi namun ramah lingkungan seperti sepeda, juga berdampak pada penekanan
lebih besar pada desain manusia dan lingkungannya, bukan pada kendaraan bermesin.
6. Meningkatnya pengalaman berlibur domestik atau bahkan lokal serta semakin berkembangnya
konsep perkotaan yang lebih berkelanjutan secara lingkungan, ekonomi maupun sosial (eco-
cities).
pada masa lalu lebih diarahkan pada perencanaan fisik dan estetika, tetapi pada masa kini
lebih kompleks yang mengarah pada tujuan pembangunan perkotaan secara sosial-ekonomi.
Sering disebutkan bahwa perencanaan kota pada dasarnya adalah kegiatan penyusunan rencana
kota, yang dimaksudkan untuk mewujudkan peningkatan kualitas lingkungan kehidupan dan
penghidupan masyarakat kota dalam mencapai kesejahteraan. Secara lebih rinci tujuan
2. Penyediaan utilitas;
wawasan fisik ini masih berlangsung sampai saat ini di negara-negara berkembang
Pengembangan Pesisir
Para ahli di bidang pengelolaan wilayah pantai berpendapat bahwa pengelolaan wilayah
pantai secara merupakan kunci bagi pemecahan problem dan konflik di wilayah pantai yang
sangat pelik dan kompleks. Keterpaduan di dalam manajemen publik dapat didefinisikan sebagai
penentuan goals dan objektif secara simultan, melakukan secara bersama-sama pengumpulan
dikemukakan di atas tidak pernah akan dapat terjadi atau dilakukan. Di dalam praktek integritasi
ini biasanya merupakan upaya koordinasi antara berbagai enstitusi/lembaga terkait untuk
mekanisme, prosedur dan rencana. Dengan demikian, rencana wilayah pantai terpadu disamping
berfungsi sebagai arahan bagi pengembangan, strategi yang dilakukan dan tindakan yang akan
dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan dan selalu terdapat isueisue yang lebih menonjol
ekosistem. Pendekatan ini sangat efektif untuk mengkaji dampak suatu pembangunan secara
ekologis, akan tetapi kecenderungan mengesampingkan dimensi sosial, ekonomis dan politis dari
ruang wilayah. Pendekatan fungsional ekonomi, menekankan pada ruang wilayah sebagai wadah
fungsional berbagai kegiatan, dimana faktor jarak atau lokasi menjadi penting.
Pendekatan sosial politis, menekankan pada aspek “penguasaan” wilayah. Pendekatan ini
melihat wilayah tidak saja dilihat dari berbagai sarana produksi namun juga sebagai sarana untuk
mengakumulasikan power. Konflikkonflik yang terjadi dilihat sebagai konflik yang terjadi antar
kelompok. Pendekatan ini juga melihat wilayah sebagai teritorial, yakni mengaitkan ruang-ruang
Pendekatan behavioral dan kultural, menekankan pada keterkaitan antara wilayah dengan
manusia dan masyarakat yang menghuni atau memanfaatkan ruang wilayah tersebut. Pendekatan
ini menekankan perlunya memahami perilaku manusia dan masyarakat dalam pengembangan
wilayah. Pendekatan ini melihat aspekaspek norma, kultur, psikologi masyarakat yang berbeda
beberapa pendekatan yang bersifat instrumental. Pendekatan instrumental ini dapat dikategorikan
(4) instumen alternatif. Instrumen hukum dan peraturan mempunyai konsep atau ide dasar
Instrumen ini antara lain berupa hukum dan peraturanperaturan seperti ijin lokasi, ijin
bangunan, AMDAL dan sebagainya. Instrumen ekonomi mempunyai konsep atau ide dasar
adanya pengaruh ekonomi pasar yang sangat signifikan terhadap pengembangan wilayah.
Contoh dari penerapan instrumen ini adalah adanya penerapan pajak, retribusi serta insentif dan
disinsentif yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang. Instrumen program dan proyek khususnya
yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah didasari atas konsep atau ide dasar pada
Penerapan instrumen ini seperti pembangunan sarana dan prasarana wilayah dan
sejenisnya. Instrumen alternatif berdasarkan konsep atau ide dasar adanya pemberdayaan
masyarakat dari kemitraan. Contoh-contoh dari penerapan instrumen ini antara lain meliputi
Proses dan langkah-langkah ini secara sederhana dapat diperlihatkan sebagai Proses
Perencanaan Implementasi Evaluasi Kawasan Pesisir Pantai. Penyusunan rencana, pada umunya
dirangsang oleh adanya problem dan konflik yang kritis diwilayah pantai. Hal ini menimbulkan
kesadaran akan perlunya perencanaan wilayah pantai terpadu. Keadaan ini, dilanjutkan dengan
inisiatif dari pihak pemerintah daerah maupun pusat untuk melakukan persiapan penyusunan
rencana. Proses perencanaan ini bersifat iteratif dan memungkinkan adanya umpan balik ganda
(multiple feedback). Proses dan langkah-langkah dasar dalam perencanaan terdiri dari 6
1. definisi problem,
3. identifikasi alternatif-alternatif,
5. penilaian out-come.
KESIMPULAN