Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PERUBAHAN SISTEM NILAI BUDAYA

Dianjurkan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah: Etika Bisnis


Dosen Pengampu: Zainur Rofiqi SE., MM

Di Susun Oleh Kelompok 8:


Ach Sofyan Bachtiar Karim
Zahrotun Nisak
Nuris Syamsih
Ach Faisol
Moh Faruq

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MADURA
PAMEKASAN
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Etika Bisnis tentang
Perubahan Sistem Nilai Budaya.
Makalah Perubahan Sistem Nilai Budaya ini telah kami susun dengan maksimal. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga Makalah tentang “Perubahan Sistem Nilai Budaya ” ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pamekasan, - -2023

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN……..........................................................................................................
1.1. Latar Belakang................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................
1.3. Tujuan….........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................
2.1. Sejarah Sistem Nilai
Budaya...........................................................................................
2.2. Pengertian Nilai
Budaya..................................................................................................
2.3. Pentingnya Sistem Nilai
Budaya.....................................................................................
2.4. Perubahan Sistem Nilai
Budaya.......................................................................................
2.5. Faktor Penyebab Perusahaan Sistem Nilai
Budaya..........................................................
2.6. Masalah
Kemanusiaan.....................................................................................................
BAB III PENUTUP……………………....................................................................................
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................
3.2. Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nilai budaya yang terdapat pada masyarakat tertentu tidak terlepas pula dari sastra yang ada
dalam masyarakat. Sastra merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting dalam
hidup, baik individu maupun sekelompok masyarakat. Karya sastra sarat dengan
pertentangan-pertentangan yang terjadi, tidak hanya pada diri manusia dengan
lingkungannya, antara manusia dengan lingkungannya, antara manusia dengan sesamanya,
dan antara manusia dengan Tuhan yang menciptakannya. Sastra yang tumbuh dalam
masyarakat ada dua jenis, yaitu sastra lisan dan sastra tulis. Sastra yang termasuk di dalam
sastra tulis adalah naskah-naskah kuno yang dianggap berharga dan bernilai. Sedangkan
sastra lisan merupakan sastra yang pewarisan nya turunmenurun dengan cara lisan dari
generasi ke generasi berikutnya dalam masyarakat pemiliknya. Satra daerah atau sastra lisan
sebagai peristiwa bahasa perlu terus dibina dan dilestarikan dalam rangka mengembangkan
dan memperkaya khazanah kebudayaan nasional. Sastra lisan merupakan salah satu bentuk
kebudayaan daerah yang diwariskan dari mulut ke mulut, tersebar secara lisan, anonim, dan
menggambarkan kehidupan suatu masyarakat.
jiannya berlainan dengan sastra tertulis yang seringkali sudah dibatasi oleh acuan tertentu

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang kami angkat antara lain:
1. Apa saja gambaran sejarah sistem nilai budaya?
2. Apakah yang dimaksud dengan nilai budaya?
3. Apa itu sitem nilai budaya?
4. Faktor penyebab perubahan sistem nilai budaya?
5. Masalah kemanusiaan

1.3 Tujuan
a. Mengetahui tentang pengaruh perubahan system nilai budaya dalam kehidupan
b. Mempelajari apa-apa saja permasalahan yang ada pada manusia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Sistem Nilai Budaya

Sistem nilai budaya merujuk pada kumpulan nilai, keyakinan, norma, dan prinsip-
prinsip yang dianut oleh suatu kelompok atau masyarakat. Sejarah sistem nilai budaya sangat
kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sejarah, agama, geografi, dan
interaksi antarbudaya. Berikut adalah gambaran umum tentang sejarah sistem nilai budaya
secara menyeluruh:
1. Pra-Sejarah dan Awal Peradaban:
Pada awalnya, sistem nilai budaya mungkin sangat terkait dengan kehidupan sehari-hari,
seperti cara berburu, bercocok tanam, dan berinteraksi dalam kelompok kecil.
Perubahan pertama dalam sistem nilai budaya terjadi seiring dengan munculnya
peradaban pertanian dan perkembangan kota-kota kuno
2. Peradaban Klasik:
Peradaban-peradaban kuno seperti Mesir, Yunani, dan Romawi memiliki sistem nilai
yang sangat dipengaruhi oleh mitologi, filosofi, dan norma-norma sosial yang berlaku
pada masa itu.
3. Zaman Pertengahan:
Pada Abad Pertengahan, agama, terutama agama Kristen di Eropa, memiliki pengaruh
besar terhadap sistem nilai budaya. Etika dan moralitas Kristen membentuk norma-norma
sosial dan hukum.
4. Renaisans dan Reformasi:
Renaisans membawa revolusi dalam seni, ilmu pengetahuan, dan pemikiran manusia.
Nilai-nilai humanisme, yang menekankan pada martabat manusia, mulai memainkan
peran penting.
5. Zaman Pencerahan dan Revolusi Industri:
Pencerahan membawa gagasan-gagasan tentang hak asasi manusia, rasionalitas, dan
pemisahan agama dan pemerintahan, yang memengaruhi sistem nilai budaya di seluruh
dunia Barat.
6. Abad ke-20 dan Globalisasi:
Perang Dunia I dan II memiliki dampak besar terhadap pandangan dunia dan nilai-nilai
internasional.
7. Konteks Modern:
Saat ini, sistem nilai budaya di seluruh dunia sangat dipengaruhi oleh perubahan
teknologi, media sosial, dan globalisasi. Nilai-nilai seperti pluralisme, hak asasi manusia,
dan keberlanjutan mendapatkan perhatian yang lebih besar.
Sistem nilai budaya terus berkembang seiring waktu dan terbentuk oleh dinamika
kompleks dalam masyarakat dan antarbudaya. Perubahan dalam politik, teknologi, dan
perubahan sosial dapat mempengaruhi evolusi nilai-nilai budaya di masa depan
2.2 Pengertian Sistem Nilai Budaya

Sistem nilai budaya adalah konsepsi-konsepsi tentang nilai yang hidup dalam alam
pikiran sebagian besar anggota/warga masyarakat, dan berfungsi sebagai pedoman tertinggi
bagi sikap mental, cara berpikir, dan tingkah laku mereka. Sistem nilai budaya tersebut
adalah hasil pengalaman hidup yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama, sehingga
menjadi kebiasaan yang berpola. Sistem nilai budaya yang sudah berpola itu meliputi segala
aspek nilai kehidupan masyarakat.
a. Ikatan perkawinan dan keturunan darah, seperti keluarga;
b. Kesatuan geografis, seperti desa, dan marga;
c. Kesamaan asal-usul, seperti etnis Melayu, Cina, dan Sunda;
d. Kesamaan kepentingan dan tujuan, seperti subak, organisasi pemuda, dan lembaga
swadaya masyarakat (LSM); serta
e. Kesamaan keahlian dan keterampilan, seperti profesi keilmuan
2.3 Pentingnya Sistem Nilai Budaya

Pentingnya sistem nilai budaya adalah dalam membentuk karakter dan arah suatu
masyarakat. Nilai-nilai ini bukan hanya sesuatu yang kita anut secara individu, tetapi sesuatu
yang diwariskan dan dipelajari melalui generasi. Mereka membentuk dasar dari kehidupan
sehari-hari kita dan memberikan warna kepada budaya kita. Ketika kita memahami sistem nilai
budaya, kita bisa lebih memahami dan menghargai perbedaan di antara kita. Ini juga membantu
kita menyadari sejarah dan evolusi suatu masyarakat.
Jadi, pada intinya, sistem nilai budaya adalah pilar-pilar fundamental yang membentuk
identitas kelompok kita. Dengan memahaminya, kita dapat melihat lebih dalam ke dalam inti
budaya kita dan juga membangun jembatan pengertian antarbudaya.
Perubahan sistem nilai budaya mengalami perkembangan yang pesat. Alasan mendasar terjadi
perubahan sistem nilai budaya, yaitu:
a. Jarak komunikasi antara kelompok etnis,
b. Pelaksanaan pembangunan
c. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Mengenai hal tersebut, berikut ini akan diuraikan satu demi satu.

a) Jarak komunikasi antara kelompok etnis


Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai etnis/suku bangsa dengan segala
keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupannya, biasanya
tidak lepas dari ikatan primordial, kesukuan, dan kedaerahan. Secara jujur diakui masih
terdapat jarak komunikasi antara kelompok etnis, hal yang sering menimbulkan konflik
budaya pada seseorang yang bergerak dari satu kelompok etnis ke kelompok etnis yang
lain. Contohnya adalah kelompok etnis yang satu berpindah mencari nafkah ke daerah
kelompok etnis yang lain (migrasi), mungkin menimbulkan pergeseran sistem nilai
budaya yang sudah ada di daerah kelompok etnis penduduk asli, misalnya menganggap
rendah status etnis pendatang (negatif), tetapi mungkin juga etnis pendatang menjadi
penggerak pembangunan di daerah kelompok etnis penduduk asli (positif).
Anggota kelompok etnis yang menganut budaya keluarga parental terpilih
menjadi pemimpin kelompok etnis yang menganut budaya keluarga patrilineal.
Pemimpin yang terpilih ini dapat menimbulkan pergeseran sistem nilai budaya pada
kelompk etnis yang dipimpinnya, yaitu berupaya berangsur-angsur menyetarakan status
suami dan istri dalam kehidupan keluarga. Hal ini tentunya akan ditentang oleh kelompok
etnis yang menganut budaya Keluarga patrilineal yang merendahkan status istri. Apa
yang digagaskan oleh pemimpin tersebut dianggap negatif dan tidak perlu didukung.
Padahal, sebagian anggota masyarakat menghendaki kesetaraan status antara suami dan
istri guna menghindari kepala keluarga yang cenderung bersikap otoriter dalam keluarga
mereka. Disamping itu, mungkin juga terjadi bahwa etnis pendatang dianggap
mempunyai status lebih rendah dalam kehidupan masyarakat etnis penduduk asli.
Apabila konflik budaya tersebut meningkat ke taraf nasional, akibat yang dapat terjadi
adalah rasa ketidakpedulian terhadap sesama komponen bangsa makin berkembang, rasa
persatuan dan kesatuan makin mengendur, rasa tanggung jawab nasional makin berubah
menjadi bersifat kedaerahan dan kesukuan. Semuanya itu akan mengarah pada keretakan
persatuan dan kesatuan bangsa yang akhirnya berakibat perpecahan. Konflik semacam ini
lebih luas pengaruhnya dan berbahaya, sehingga memerlukan penanganan yang serius
dan bijaksana. Konflik bertaraf nasional dapat terjadi, antara lain akibat:
1. Pelaksanaan pembangunan fisik tidak merata di seluruh daerah wilayah Indonesia.
2. Pemimpin nasional kurang tanggap terhadap aspirasi masyarakat di daerah
3. Penerapan hukum tidak menjamin kepastian hukum yang adil.
4. Penegakan hukum tidak berakar pada hukum yang hidup dalam masyarakat.
5. Pengangkatan pemimpin nasional cenderung didominasi oleh kelompok etnis
besar.
6. Jurang pemisah antara kelompok kaya dan kelompok miskin terlalu lebar,
kelompok kaya umumnya berasal dari para pejabat yang korupsi.

b) Pelaksanaan Pembangunan
Pelaksanaan pembangunan yang berlangsung terus-menerus bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup keluarga/masyarakat/bangsa Indonesia.
Pelaksanaan pembangunan tersebut dapat menimbulkan perubahan dan pergeseran sistem
nilai budaya yang tentunya akan berpengaruh pula pada sikap mental, pola pikir, dan pola
perilaku keluarga/masyarakat/bangsa Indonesia.
Perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya disatu sisi dapat menjadi
pendorong ke arah kondisi kehidupan yang lebih baik, tetapi di sisi lain dapat menjadi
bumerang yang memosisikan manusia sebagai objek yang kehilangan nilai
kemanusiannya, bahkan dilanggar hak asasinya. Perubahan dan pergeseran sistem nilai
budaya dapat mendorong ke arah perbaikan dan peningkatan kualitas dari:
1. Pola hidup tradisional, konvensional, dan bertaraf lokal yang berbau mistis,
berubah menjadi pola hidup modern bertaraf nasional/internasional yang berbasis
ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Pola hidup sederhana yang hanya bergantung pada alam lingkungan, meningkat
menjadi pola hidup modern yang mampu menguasai alam lingkungan dengan
dukungan prasarana dan sarana serta teknologi.
3. Pola hidup makmur yang hanya kecukupan sandang, pangan, dan perumahan
meningkat menjadi pola hidup makmur dan juga sehat, teratur, bersih, dan senang
serta aman sesuai dengan standar menurut ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Kemampuan kerja yang hanya berbasis kekuatan fisik dan pengalaman,
meningkat menjadi kemampuan kerja berbasis keahlian, dan keterampilan yang
didukung teknologi.

Perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya dapat mengurangi, menghapuskan


hak, dan memosisikan manusia sebagai objek, bukan subjek, antara lain seperti berikut:
a. Penggusuran hak milik seseorang untuk kepentingan pembangunan tanpa
prosedur hukum yang pasti dan tanpa ganti kerugian yang layak, bahkan tanpa
ganti kerugian sama sekali.
b. Mengurangi atau meniadakan arti kemanusiaan seseorang, memandang manusia
sebagai objek sasaran yang selalu dikenai penertiban, serta hak asasinya tidak
dihargai.
c. Tindakan sewenang-wenang dan tidak ada kepastian hukum dalam hubungan
antarapenguasa/pejabat/majikan dengan rakyat/bawahan/buruh. Pengaruh tersebut
akhirnya menciptakan kemiskinan dan kebodohan yang justru bertentangan
dengan tujuan pembangunan itu sendiri

c) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menimbulkan konflik dengan
tata nilai budaya yang sudah ada, perubahan kondisi kehidupan manusia, sehingga
manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakan. Hal ini merupakan
akibat sifat ambivalen teknologi, yang selain memiliki segi positif, juga memiliki segi
negatif. Sebagai dampak negatif teknologi, menusia menjadi resah. Keresahan manusia
muncul akibat adanya benturan nilai teknologi modern dengan nilai-nilai tradisional
(konvensional). Ilmu pengetahuan dan teknologi berpijak pada suatu kerangka budaya.
Kontak budaya yang ada dengan budaya asing menimbulkan perubahan orientasi budaya
yang mengakibatkan perubahan sistem nilai budaya.
Disamping itu, kelancaran arus lalu lintas mempercepat pula arus informasi media
massa dari kota ke desa yang berarti mengurangi kesenjangan informasi antara orang kota
dan orang desa. Namun, diakui pula kekurangannya, yaitu belum meratanya prasarana
dan sarana pengangkutan di semua daerah, sehingga masih ada daerah yang sulit
dijangkau karena belum ada atau masih langkanya pengangkutan. Lalu lintas yang
semrawut karena rendahnya disiplin pengemudi mengakibatkan tingginya angka
kecelakaan yang menimbulkan kerugian jiwa dan harta.

2.4 Perubahan Sistem Nilai Budaya


A. Konsep Sistem Nilai Budaya

Sistem nilai budaya adalah konsepsi-konsepsi tentang nilai yang hidup dalam alam
pikiran sebagian besar anggota masyarakat, dan berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi
sikap mental, cara berfikir, dan tingkah laku mereka. Sistem nilai budaya adalah hasil
pengalaman hidup yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama, sehingga menjadi
kebiasaan yang berpola. Sistem nilai budaya yang berpola merupakan gambaran sikap
dan tingkah laku anggota masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk sikap dan perbuatan
dalam hidup bermasyarakat.
Unsur-unsur Kebudayaan (Menurut Koentjaraningrat): Sistem religi yang meliputi:
1. sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup, komunikasi keagamaan,
upacara keagamaan
2. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi:kekerabatan,asosiasi dan
perkumpulan,sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, perkumpulan
3. Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang: flora dan fauna, waktu, ruang dan
bilangan, tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia
4. Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk: lisan dan tulisan
5. Kesenian yang meliputi: seni patung/pahat, relief, lukis dan gambar, rias, vokal,
musik, bangunan, kesusastraan, drama
6. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi: berburu dan
mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan, perdagangan
7. Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi: produksi, distribusi,
transportasi, peralatan komunikasi, peralatan konsumsi dalam bentuk wadah, pakaian
dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan, senjata.

B. Perubahan Sistem Nilai Budaya.

Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya


ketidaksesuaian di antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi
keadaan yang fungsinya tidak serasi bagi kehidupan ( herimanto dan winarno, 2010.35 ).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan :
1. Discovery dan invention
Discovery dan invention adalah pangkal tolak dalam studi mengenai pertumbuhan
dan perubahan kebudayaan, karena hanya dengan proses inilah unsur yang baru dapat
ditambahkan kepada keseluruhan kebudayaan manusia. Menurut Linton, Discovery
adalah setiap penambahan pada pengetahuan dan invention adalah penerapan yang baru
dari pengetahuan. Basic invention dapat diterangkan sebagi suatu peristiwa yang meliputi
pemakaian prinsip baru atau kombinasi dari prinsip baru.
2. Difusi kebudayaan
Difusi kebudayaan adalah proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu individu ke
individu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.Penyebaran dari individu ke
individu lain dalam batas satu masyarakat disebut difusi intramasyarakat.Sedangkan
penyebaran dari masyarakat ke masyarakat disebut difusi intermasyarakat.
3. Akulturasi
Redfield, Linton, Herskovits: Mengemukakan bahwa akulturasi meliputi fenomena
yang timbul sebagai hasil, jika kelompok – kelompok manusia yang mempunyai
kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan
terus-menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang
original dari salah satu kelompok atau pada kedua-duanya.
Bentuk-bentuk kontak kebudayaan yang dapat menimbulkan proses akulturasi:
a. Kontak dapat terjadi antara seluruh masyarakat, atau antar bagian-bagian saja
dalam masyarakat, atau dapat pula terjadi antar individu-individu dari dua
kelompok.
b. Antar golongan yang bersahabat dan golongan yang bermusuhan
c. Antar masyarakat yang menguasai dan masyarakat yang dikuasai
d. Antar masyarakat yang sama besarnya atau antar masyarakat yang berbeda
besarnya
e. Antara aspek-aspek yang material dan yang non material dari kebudayaan yang
sederhana dengan kebudayaan yang komplek, dan antar kebudayaan yang
komplek dengan yang komplek pula.
4. Asimilasi
Asimilasi dalah satu proses sosial yang telah lanjut dan yang ditandai oleh makin
kurangnya perbedaan atara individu-individu dan anatar kelompok-kelompok, dan
makin eratnya persatuan aksi, sikap dan proses mental yang berhubungan dengan
dengan kepentingan dan tujuan yang sama.
a. Faktor-faktor yang memudahkan asimilasi :
b. Faktor toleransi
c. Faktor adanya kemungkinan yang sama dalam bidang ekonomi
d. Faktor adanya simpati terhadap kebudayaan yang lain.
e. Faktor perkawinan campuran

Ada beberapa alasan mengapa terjadi pergeseran dan perubahan tentang system
nilai budaya menurut Munandar Sulaiman, antara lain ;
a. Jarak komunikasi antar etnis
b. Pelaksanaan pembangunan
c. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

C. Dampak Perubahan Sistem Nilai Budaya

Apabila terjadi perubahan pada system nilai budaya maka akan terjadi juga perubahan
sikap mental, pola pikir, dan pola tingkah laku anggota masyarakat dalam berbagai aspek
kehidupan. Aspek kehidupan manusia dapat dibedakan menjadi dua yaitu manusiawi dan
tidak manusiawi. Aspek kehidupan manusiawi diungkapkan sesuai dengan system nilai
budaya sebagai pandanagan hidup, melalui sikap saling menyayangi, melindungi,
menghargai, dan lainnya yang dirasakan sebagai keindahan hidup. Sebaliknya aspek
kehidupan tidak manusiawi diungkapkan melalui sikap dan perbuatan yang merugikan,
menggelisahkan, dan menjadikan manusia menderita.
Terdapat 2 Dampak Perubahan Sistem Nilai Budaya
1) Dampak positif seperti:
Peningkatan penghasilan
Peningkatan kelancaran perhubungan dan transportasi
Peningkatan dalam bidang pendidikan
Peningkatan dalam bidang kesenian.
2) Dampak negative seperti:
Pencemaran lingkungan alam
Menurunkan solidaritas sosial
Pergeseran nilai dan kemerosotan moral
Meluasnya pandangan meterialistis dan individualisme
2.5 Faktor Penyebab Perubahan Sistem Nilai Budaya
Perubahan nilai budaya adalah fenomena yang kompleks dan dapat disebabkan oleh
banyak faktor yang berbeda. Beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan perubahan sistem
nilai budaya meliputi:

1. Globalisasi: Globalisasi telah memungkinkan pertukaran budaya yang lebih intensif


antara negara-negara, yang dapat menyebabkan masuknya nilai-nilai budaya baru
atau pergeseran dalam nilai-nilai yang ada. Perubahan dalam pola media dan
komunikasi telah mempercepat proses globalisasi ini.
2. Teknologi: Perkembangan teknologi, terutama internet dan media sosial, telah
memainkan peran penting dalam mempercepat perubahan nilai budaya. Akses yang
lebih luas terhadap informasi dan interaksi antarbudaya telah memengaruhi nilai-nilai
yang dianut oleh masyarakat.
3. Migrasi: Migrasi penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain dapat membawa nilai-
nilai budaya baru dan menyebabkan perubahan dalam sistem nilai budaya di
masyarakat yang menerima migran.
4. Perubahan demografi: Perubahan dalam struktur demografi suatu masyarakat, seperti
peningkatan jumlah populasi muda atau pertumbuhan penduduk yang lebih mapan,
dapat memengaruhi nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat.
5. Perubahan ekonomi: Perubahan dalam kondisi ekonomi suatu negara atau
masyarakat, misalnya melalui industrialisasi atau globalisasi ekonomi, juga dapat
menyebabkan perubahan dalam sistem nilai budaya. Nilai-nilai seperti materialisme
atau kesuksesan ekonomi sering kali menjadi lebih dihargai dalam masyarakat yang
sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat.
6. Meluasnya pendidikan: Meluasnya akses pendidikan juga bisa berperan dalam
perubahan sistem nilai budaya. Pendidikan yang lebih tinggi sering kali
mempromosikan nilai-nilai seperti rasionalitas, kemandirian, dan penghargaan
terhadap pluralisme budaya.
7. Perubahan politik: Perubahan dalam sistem politik sebuah negara atau masyarakat
bisa memengaruhi nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat. Misalnya, adopsi
ideologi baru atau perubahan kebijakan publik bisa membawa perubahan nilai-nilai
yang dianut oleh masyarakat.
8. Perubahan lingkungan: Perubahan lingkungan fisik dan sosial juga dapat
memengaruhi sistem nilai budaya. Misalnya, krisis lingkungan bisa memunculkan
nilai-nilai baru terkait keberlanjutan dan konservasi lingkungan.
Semua faktor ini dapat berinteraksi secara kompleks, dan perubahan sistem nilai budaya
sering merupakan hasil dari interaksi antara beberapa faktor ini. Penting untuk diingat bahwa
nilai-nilai budaya tidak statis dan selalu berada dalam proses perubahan yang terus-menerus.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sistem nilai budaya adalah konsepsi-konsepsi tentang nilai yang hidup dalam alam
pikiran sebagian besar anggota masyarakat, dan berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi
sikap mental, cara berfikir, dan tingkah laku mereka
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan: discovery dan invetion, difusi,
Akulturasi, Asmilasi
3. Dampak perubahan pada sistem nilai budaya yaitu akan terjadi perubahan sikap mental,
pola pikir, dan pola tingkah laku anggota masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi pengetahuan bagi pembaca sehingga memiliki
gagasan untuk meyikapai perubahan sistem budaya yang ada di dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

budi Prihatiningtyas 2019/etika bisnis suatu pendekatan dan aplikasinya terhadap stakeholders.
Penerbit CV IRDH/Jl. Sokajaya No. 59, Purwokerto
https://id.scribd.com/document/332411388/Perubahan-Sistem-Nilai-Budaya-Dan-Masalah-
Kemanusiaan

Anda mungkin juga menyukai