Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 2019

Kelas / Kelompok : 4F / 2
Nama mahasiswa (NIM) : FITRIA DININGRUM (AKF18159)
Tanggal praktikum : 09/04/2020
Judul Praktikum : Pengaruh Rute Pemberian Terhadap Absorpsi Obat

Latar Belakang
Obat adalah suatu bahan yang dimaksudkan untuk mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejalah penyakit, luka atau kelainan badania dan
rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia (Anief, 2006).
Jadi dapat disimpulkan bahwa definisi obat adalah sediaan yang dalam dosis tertentu dapat
menyembuhan, meringanan, dan mencegah gejala penyakit.
Beberapa obat dapat menimbulkan efek yang berbahaya bila tidak tepat pemberiannya. Rute
pemberian obat terutama dipengaruhi oleh sifat obat, kestabilan obat, tujuan terapi, kecepatan
absorbs yang diperlukan, kondisi pasien, keinginan pasien,dan kemungkina efek samping.
Pemakaian obat dikatakan tidak tepat apabila kemungkinan untuk memberikan manfaat kecil atau
tidak ada sama sekali, sedangkan kemungkinan manfaatnya tidak sebanding dengan kemungkinan
efek samping atau biayanya (Nafis, 2013).
Obat sebaiknya dapat mencapai reseptor kerja yang diinginkan setelah diberikan melalui
rute tertentu yang nyaman dan aman seperti suatu obat yang memungkinkan diberikan secara
intravena dan diedarkan didalam darah langsung dengan harapan dapat menimbulkan efek yang
relative lebih cepat dan bermanfaat (A’ida, 2015). Rute pemberian obat terutama ditentukan oleh
sifat dan tujuan dari penggunaan obat sehingga dapat memberikan efek terapi yang tepat.
Untuk mencapai efek farmakologi seperti yang diinginkan ,obat dapat diberikan dengan
berbagai rute. Diantaranya melalui oral , subkutan , intra muscular, intra peritorial, rektal, dan intra
vena. Masing-masing rute pemberian ini memiliki keuntungan dan manfaat tertentu. Suatu senyawa
atau obat mungkin efektif jika diberikan melalui rute lain. Perbedaan ini salah satunya dapat
disebabkan oleh adanya faktor yang mempengaruhi kecepatan absorbsi seperti aliran darah ke
tempat absorbsi, total luas permukaan yang tersedia sebagai tempat absorbsi, watu kontak
permukaan absobsi (Iskandar, 2012). Dan berbagai rute pemberian tersebut, yang selanjutnya akan
berpengaruh terhadap efek atau aktivitas farmakologinya.
Farmakologi sebagai ilmu yang berbeda dari ilmu lain secara umum pada keterkaitannya
yang erat dengan ilmu dasar maupun ilmu klinik sangat sulit mengerti farmakologi tanpa
pengetahuan tentang fisiologi tubuh, biokimia, dan ilmu kedokteran klinik. Jadi, farmakologi adalah
ilmu yang mengintegrasikan ilmu kedokteran dasar dan menjembatani ilmu praklinik dan klinik.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 2019

Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan farmasi yaitu, ilmu cara membuat,
menformulasi, menyimpan dan menyediakan obat (Ernawati 2013)

Praktikum kali ini, obat yang digunakan adalah Fenobarbital (luminal). Fenobarbital
(luminal) merupakan derivate barbiturate yang berdurasi lama (longacting) karena berada dalam
darah antara2-7 hari. Phenobarbital adalah obat untuk mengendalikan dan mengurangi kejang.
Dengan berkurangnya kejang, penderita dapat menjalani aktivitas sehari-hari secara normal dan
terhindar dari cedera yang timbul akibat kejang. Obat ini juga dapat digunakan sebagai obat
penenang dan membantu untuk tidur, yang biasanya digunakan untuk waktu singkat, yaitu tidak
lebih dari 2 minggu. Phenobarbital bekerja dengan cara mengendalikan aktivitas listrik abnormal di
sistem saraf dan bagian otak tertentu, yang menjadi penyebab kejang (Willy, 2018).

Pada pratikum ini alasan memilih Phenobarbital karena cukup efektif dan dosis efektifnya
relative rendah. Selain itu Phenobarbital relative murah dan mudah didapat dibandingan golongan
barbiturate lainnya (Anonim, 2019).

Rancangan Percobaan

HEWAN UJI

Ditimbang dan diperhitungkan volume luminal yang akan


diberikan

Luminal diberikan pada mencit dengan pemberian yang


berbeda pada tiap menit

Per oral intramuskular intraperitoneal Subkutan

Dicatat waktu reflek balik badan

Dihitung onset dan durasi waktu


tidur luminal

HASIL
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 2019
Perhitungan Dosis& Larutan Stok
Dosis = 10 mg/kg BB menurut literatur (ISO 2017/2018)
Dosis dewasa = 30 mg- 120 mg
Dosis = 15-20 mg / kg BB
Kesepakatan larutan stok dibuat menjadi 50 ml untuk 4 rute pemberian pada mencit
Dosis x Faktor konversi = 10 mg x 70 kg= 700 mg x 0,0026 = 1,82 mg ( 20 gram mencit)
 Untuk per oral dan peritononial 1 ml
1,82 mg x
=
1 𝑚𝑙 50 ml
x = 91 mg → Larutan stok di ad 50 ml
 Untuk subkutan 0.5 ml 1 ml
1,82 mg x
=
0,5 𝑚𝑙 50 ml
x = 182 mg → Larutan stok di ad 50 ml
 Untuk intra muskular 0.05 ml
1,82 mg x
=
0,05 𝑚𝑙 50 ml
x = 1820 mg → Larutan stok di ad 50 ml

Prosedur Kerja
1. Cara Membuat Larutan Stok
a. Ambil sediaan phenobarbital 52 mg
b. Ad kan dengan aqua pro injection ad 100 ml, kocok
2. Cara Pemberian Obat
a. Oral
 Pemberian obat dilakukan dengan menggunakan jarum suntik yang ujungnya
tumpul.
 Memegang mencit dengan menjepit bagian tekuk menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk, dan ekornya dijepit diantara jari manis dan kelingking.
 Sebelum measukkan sande oral, posisi kepala dan keadaan mulut harus
diperhatikan. Ketika hewan dipegang dengan posisi terbalik pastikan posisi
kepala menengadah atau posisi dagu sejajar dengan tubuh dan mulut terbuka
sedikit.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 2019

b. Intra muscular
 Pemberian obat dilakukan dengan menggunakan jarum suntik yang ujungnya
runcing.
 Memegang mencit dengan menjepit bagian tekuk menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk, dan ekornya dijepit diantara jari manis dan kelingking.
 Posisi hewan harus terbalik dan kaki agak ditarik keluar agar paha bagian
belakang terlihat.
 Posisi jarum sejajar dengan tubuh/abdomen.
 Suntikkan pada otot paha bagian belakang.
 Suntikan tidak boleh terlalu dalam agar tidak terkena pembuluh darah.
 Sebelum melakukan suntikan, bersihkan daerah kulit dengan alcohol 70%
c. Subkutan
 Pemberian obat dilakukan dengan menggunakan jarum suntik yang ujungnya
runcing.
 Memegang mencit dengan menjepit bagian tekuk menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk, dan ekornya dijepit diantara jari manis dan kelingking.
 Posisi hewan tetap mengarah kebawah (tidak terbalik).
 Arah suntikan dari depan.
 Usahakan lokasi suntikan pada daerah kulit tipis dengan terlebih dahulu
membersihkannya dengan alkoho 70%.
 Melakukan suntikan dengan cepat agar tidak terjadi pendarahan.
d. Intraperitonial.
 Pemberian obat dilakukan dengan menggunakan jarum suntik yang ujungnya
runcing.
 Memegang mencit dengan menjepit bagian tekuk menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk, dan ekornya dijepit diantara jari manis dan kelingking.
 Posisi hewan terbalik, kepala lebih rendah daripada abdomen.
 Posisi jarum suntik sepuluh derajat dari abdomen berlawanan arah dengan
kepala (arah jarum ke bagian perut.
 Lokasi suntikan pada bagian tengah abdomen, pada daerah yang sedikit menepi
dari garis tengah agar jarum suntik tidak terkena kandung kemih dan tidak
terlalu tinggi agar tidak terkena penyuntikan pada hati.
 Suntikan di bawah kulit dengan terlebih dahulu membersihkan lokasi suntikan
dengan alkoho 70%.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 2019

Hasil Pengamatan

Pembahasan
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 2019

Kesimpulan

Saran

Paraf dosen

( )

Anda mungkin juga menyukai