Anda di halaman 1dari 9

Nama : Hana Marshadita Yowanda Sari

NIM : P27820720093
Prodi : Pendidikan Profesi Ners Jenjang Sarjana Terapan
Keperawatan
Nama Dosen : Hepta Nur Anugrahini, S.Kep.Ns.,M.Kep.
Mata Kuliah : Keperawatan Dasar 2

Resume Injeksi
A. Bagian-bagian dari Spuit

1. Pendorong atau Plunger terletak di ujung jarum suntik dan dapat dibuat
dari kaca buram atau berwarna atau plastik. Tujuannya adalah untuk
mengisi atau mengosongkan tabung. Plunger ditarik kembali untuk
mengisi tabung dan didorong ke depan untuk mengosongkannya.
2. Tabung atau Barrel adalah bagian dari jarum suntik yang berisi cairan, baik
itu obat, darah atau larutan untuk dimasukkan ke dalam tubuh. Biasanya,
dikalibrasi dalam sepersepuluh (sepersepuluh sama dengan 0,1 milimeter)
untuk membuat pengukuran yang akurat dari jumlah cairan yang akan
diberikan atau dihilangkan. Tabung dapat memiliki ukuran yang berbeda
dari 0,5ml hingga 50ml.
3. Konektor adalah ujung rendah dari jarum suntik, di seberang plunger,
berakhir dengan jarum di konektor. Konektor terdiri dari adaptor untuk
jarum yang memungkinkannya dipasang ke jarum suntik. Selain itu,
berfungsi untuk memperbaiki jarum di tempat saat digunakan untuk apa
yang diinginkan.
4. Barrel : di dinding barrel terdapat skala 0.01, 0.1, 0.2 atau 1 mL.
5. Jarum terdiri dari pegangan, lumen dan bevel. Jarum bervariasi sesuai
dengan panjangnya, ukuran pegangan dan ukuran lumen. Pegangan adalah
pemanjangan logam dan biasanya dipilih tergantung pada rute dan tempat
pemberian, massa tubuh orang tersebut, dan ketebalan obat. Lumen, juga
dikenal sebagai kaliber, adalah ruang kosong di dalam jarum. Diameter
lumen dikenal dengan nomor pengukur jarum dan dipilih dengan
spesifikasi pegangan yang sama. Bagian terakhir dari jarum, bevel, adalah
ujung jarum dan menentukan ketajamannya.
6. Tutup atau tutup pelindung (cap) digunakan untuk menjaga sterilitas
jarum. Jarum adalah rute umum untuk penularan infeksi pada pasien dan
petugas kesehatan. Beveling ditutup untuk membatasi jumlah kecelakaan
yang dapat terjadi ketika membungkus jarum dan untuk memastikan
bahwa hanya pasien yang menggunakan jarum itu. Dalam upaya untuk
mengurangi polusi dan meningkatkan keamanan, sebagian besar jarum
dibuang dan dibuang setelah sekali pakai.
B. Cara mengambil Obat dari Vial atau Flacon
Cara mengambil Obat dari Vial (Flakon)

1) Buka logam penutup karet vial. Bersihkan tutup karet vial dengan
kapas alkohol, biarkan mengering.
2) Tusukkan jarum sampai ujung jarum melewati tutup karet, bevel
jarum menghadap ke atas. Bagian hub jarum jangan menyentuh tutup
karet.
3) Dengan posisi kedua tangan, aspirasi obat dengan menarik plunger
perlahan, sampai sejumlah volume obat yang akan diinjeksikan
kepada pasien, ditambahkan sedikit ( 0.2 mL). Selama aspirasi,
ujung jarum harus selalu berada di bawah permukaan cairan supaya
udara tidak masuk ke dalam spuit.
4) Jika obat masih berupa serbuk, obat harus dilarutkan lebih dulu
dengan pelarutnya dan dikocok hingga obat benar-benar terlarut
dengan sempurna. Jumlah pelarut sesuai dengan instruksi pabrik.
Prosedur mengaspirasi pelarut sama dengan prosedur aspirasi obat
yang sudah berbentuk larutan.
5) Setelah obat terlarut sempurna, ganti jarum pada spuit dengan jarum
baru, dan aspirasi larutan seperti cara di atas.
6) Setelah obat diaspirasi sesuai keperluan, tarik spuit keluar vial. Cek
apakah jumlah obat yang diaspirasi sudah sesuai dosis + 0.2 mL.
7) Keluarkan gelembung udara yang ada didalam spuit dengan cara
mengetuk spuit, dan tutup kembali jarum
8) Alat-alat dijaga agar tetap steril
9) Ganti jarum bila suntikan dilakukan secara intravena atau langsung
pada pasien.
10) Lepaskan handscoon
11) Cuci tangan.
Cara mengambil Obat dari Ampul
1. Kibaskan atau ketuk-ketuk bagian atas ampul supaya cairan obat yang
terjebak di leher dan bagian atas ampul turun ke bawah.
2. Bersihkan leher ampul dengan kapas alkohol.
3. Pegang bagian bawah dan atas ampul dengan kedua tangan dan patahkan
leher ampul.

4. Lihat larutan obat di dalam ampul, adakah pecahan kaca ampul di


dalamnya. Jika ada pecahan kaca, ampul harus dibuang.
5. Aspirasi larutan obat dari dalam ampul menggunakan spuit yang sudah
disiapkan dengan cara (a) ampul dipegang dengan tangan kiri, diaspirasi
menggunakan spuit yang dipegang dengan tangan kanan, atau (b) letakkan
ampul di meja yang datar, pegang ampul dengan tangan kiri, diaspirasi
menggunakan spuit yang dipegang dengan tangan kanan. Sembari
diaspirasi, jarum harus berada di bawah permukaan cairan (gambar 10a dan
10b).
6. Obat diaspirasi sesuai dosis yang diperlukan, ditambah 0.2 mL.
7. Keluarkan spuit dari ampul, dan lihat apakah volume obat sudah sesuai
dosis.

C. Contoh perhitungan Dosis Obat injeksi secara Umum (1) Jika Dosis yang
harus diberikan 1 gr, 750 mg, 250 mg, 100 mg, Sediaan obat Flacon 1 gr,
pengencer 5 ml dan 10 ml dan Obat bentuk Vial.
Jawaban :
1 gr = 1000 mg = 10 cc (mililiter)
Jumlah Obat yang diperlukan
Dosis ∶ x Volume Larutan
Jumlah total Obat
Dosis yang diminta
Dosis ∶ x Volume Larutan
Dosis yang tersedia
1000 mg
x 5 = 5 ml
1000 mg
1000 mg
x 10 = 10 ml
1000 mg
750 mg
x 5 = 4 ml
1000 mg
750 mg
x 10 = 7,5 ml
1000 mg
250 mg
x 5 = 1,25 ml
1000 mg
250 mg
x 10 = 2,5 ml
1000 mg
100 mg
x 5 = 0,5 ml
1000 mg
100 mg
x 10 = 1 ml
1000 mg
D. Contoh perhitungan Dosis Obat Injeksi obat-obat ini : Cefotaxim, Insulin,
Pinisilin Prokain, OMZ/Omeperazol, Ranitidin, Antrain.
1. Cefotaxim
Cefotaxim, hanya tersedia dalam sediaan serbuk yang dilarutkan
terlebih dahulu sebelum pada akhirnya diinjeksikan. Cefotaxim tersedia
dalam dosis 500mg dengan pelarut sebanyak 2 ml, 1 gram dengan
pelarut sebanyak 4 ml dan 2 gram dengan pelarut sebanyak 10 ml.
Larutan yang digunakan untuk mengencerkan jenis obat ini adalah cairan
normal salin, air steril untuk injeksi atau dekstrosa 5% (dekstrosa 5%
tidak dapat digunakan bila cefotaxim diinjeksikan melalui IM).
Contoh soal :
1. Dosis obat yang diperlukan sebanyak 1 gr dengan sediaan cefotaxim
sebanyak 750mg yang dilarutkan pada 3 ml pelarut.
Jawaban:
750
= 250
3
2. Insulin
Insulin Harian Total (IHT) = 0,5 Unit/Kg/hari. Dosis terbagi :
1. Insulin Basal Total : 40%
2. Insulin Prandial Total : 60%
a. Makan pagi : 1/3 IPT.
b. Makan siang : 1/3 IPT.
c. Makan malam : 1/3 IPT.
Insulin Basal (long acting)
1. Glargine (Lantus)
2. Determir (Levermir)
Onset : 3 – 4 jam.
Durasi efek 23 – 24 jam.
Gula darah puasa.
Insulin Prandial.
1. Aspart (Novolog)
2. Lispro (Adipra)
3. Glulisine (Humalog)
Onset : 5 – 15 menit.
Durasi efek 4 – 6 jam.
Gula darah post prandial
Contoh soal :
Misalnya BB : 80 Kg.
IHT = 0,5 Unit/Kg/hari x 80 kg = 40 Unit/hari.
Terbagi atas :
IBT 40% = 40% x 40 unit/hari = 16 unit (sebelum tidur)
IPT 60% = 60% x 40 unit/hari = 24 unit/hari.
Dosis sarapan : 1/3 dari IPT = 24 unit x 1/3 = 8 unit.
Dosis makan siang : 1/3 dari IPT = 24 unit x 1/3 = 8 unit.
Dosis makan malam : 1/3 dari IPT = 24 unit x 1/3 = 8 unit
3. Pinisilin Prokain
Penisilin atau yang disebut juga dengan penicilin, adalah
antibiotik yang biasa digunakan untuk penanganan dari banyak tipe
infeksi termasuk infeksi streptococcus dan staphylococcus, pneumonia,
demam rematik, dan infeksi yang menyerang mulut dan tenggorokan,
Mencegah infeksi pembuluh jantung pada orang dengan masalah
jantung.
Contoh soal perhitungan dosis untuk anak :
1. Seorang perawat ingin memberikan injeksi penisilin prokain kepada
anak dengan berat badan 26 kg, tetapi dosis tunggal dewasa adalah 250
mg. Grafik nonmogram menunjukkan bahwa permukaan tubuh seluas
0,54 m².
Jawaban :
Area permukaan tubuh anak
Dosis anak = x 250 mg
1,7 m2
0,54
= x 250 mg
1,7m2

= 79 mg
4. OMZ/Omeperazol
Contoh soal : Pemberian dalam bentuk Vial
1. Jika dosis obat 60 mg, dengan sediaan obat 1 gr, dan pengencer 10 ml,
maka berapa ml injeksi yang di berikan?
Jawab:
Dosis yang diberikan
x Pelarut
Sediaan obat
60 mg
x 10 ml = 0,6 ml
1000 mg
5. Ranitidin
Contoh soal : Pemberian dalam bentuk Ampul
1. Dokter telah menjadwalkan obat Ranitidine 3 x 20 mg per IV, dengan
sediaan obat 60 mg, dengan pelarut 3 ml. Maka berapa cc setiap kali
untuk dilakukan injeksi?
Jawab:
20
𝑥 3 = 1 𝑐𝑐
60
Jadi: kita mengambil Ranitidine sebanyak 1 cc untuk diberikan per IV
6. Antrain
Antrain adalah obat dagang bermerk yang mengandung natrium
metamizole. Metamizole adalah obat analgetik (pereda nyeri),
antispasmodik (meredakan kram), dan antipiretik (penurun demam)
untuk meringankan rasa sakit, seperti: sakit gigi, sakit kepala, nyeri
sendi, nyeri otot, dismenore (nyeri haid), nyeri kolik.
Contoh soal : Pemberian dalam bentuk Ampul
1. Jika dosis yang diberikan adalah 400 mg per IM, sediaan obat 1 gr,
dengan pelarut 1 ml. Maka berapa cc setiap kali dilakukan injeksi ?
Jawaban :
Dosis yang diberikan
x Pelarut
Sediaan obat
400 𝑚𝑔
𝑥 1 𝑚𝑙 = 0,4 𝑚𝑙 = 0,4 𝑐𝑐
1000 𝑚𝑔
DAFTAR PUSTAKA
Patricia A. Potter, R. M. P. F.,2017. Dasar-Dasar Keperawatan, vol 2. 9 ed.
Indonesia: Elsevier

Anda mungkin juga menyukai