Anda di halaman 1dari 3

HAND OUT MATA KULIAH ’ULUM AL-HADITS

MATERI KE-11
THABAQAT PARA RAWI (THABAQAT AL-RUWAH)

A. Thabaqat para rawi dan pembagiannya

Dalam ilmu tawarikh ar-ruwah, terdapat thabaqat al-ruwah, yaitu mereka


yang meriwayatkan hadis dari masa Nabi Saw. sampai dengan masa pembukuan
dan mengalami beberapa generasi. Menurut bahasa, thabaqat al-ruwah adalah
tingkatan masa generasi para periwayat. Sementara itu menurut istilah, thabaqat al-
ruwah ialah sekelompok kaum yang berdekatan atau sebaya dalam usia dan isnad
atau semasa dalam isnad saja.

Dengan demikian, thabaqat al-ruwah yaitu sejumlah periwayat yang


segenerasi atau sebaya, baik usia maupun seperguruan dalam meriwayatkan hadis
dari seorang syekh. Adapun pembagiannya adalah:

1. Thabaqah al-shahabah
2. Thabaqah al-tabi’in
3. Thabaqah tabi’ al-tabi’in

B. Tahabaqat sahabat

Yang dimaksud dengan sahabat adalah: orang yang bertemu dengan Nabi
Muhammad Saw., beriman kepadanya dan meninggal dalam keadaan Islam. Untuk
mengetahui bahwa seseorang tergolong sahabat atau bukan, Al-Suyuthi
merumuskan dengan beberapa bukti berikut:

1. Diriwayatkan secara mutawatir, seperti sepuluh sahabat Nabi Saw. yang


dijanjikan surga, yaitu:
a. Abu Bakar al-Shiddiq
b. ’Umar ibn Khattab
c. ’Usman ibn ’Affan
d. ’Ali ibn Abi Thalib
e. Sa’ad bin Abi Waqqash
f. Sa’id bin Zaid
g. Thalhah bin ’Ubaidillah
h. Zubair bin Al-Awwam
i. ’Abdurrahman bin ’Auf
j. Abu ’Ubaidah amir bin Al-Jarrah
2. Nama mereka masyhur tapi tidak diriwayatkan secara mutawatir, seperti:
a. Dhammam bin Tsa’labah
b. ’Ukasyah bin Muhshan
3. Keterangan dari seorang sahabat bahwa orang tersebut adalah sahabat, seperti:
Hamamah bin Abi Hamamah al-Dausi
4. Pengakuan seorang tabi’in yang memberitahukan bahwa dirinya adalah sahabat.

C. Thabaqat tabi’in
Secara bahasa, tabi’in diartikan sebagai pengikut. Sementara itu, secara
istilah, tabi’in diartikan dengan: orang yang bertemu dengan sahabat dan meninggal
dalam beragama Islam, sekalipun masih berusia muda, baik bertemu dalam waktu
yang singkat maupun lama.
Ulama berbeda pendapat mengenai pembagian thabaqah tabi’in. Ibnu Hibban
membagi tabi’in menjadi satu thabaqah. Muslim membagi menjadi tiga thabaqah.
Ibnu Hajar membagi menjadi lima thabaqah. Sementara Al-hakim membagi
menjadi tiga thabaqah.
Menurut Al-Hakim, thabaqah al-tabi’in berakhir adalah mereka yang bertemu
dengan beberapa sahabat yang wafat terakhir, yaitu Abu Thufail di Mekah, Saib di
Madinah, Abu Umamah di Syam, Ubaidillah bin Abi Aufa di Kufah dan Anas bin
Malik di Bashrah.
Sementara itu, menurut mayoritas ulama Hijaz, ada sejumlah tabi’in senior
yang merupakan tujuh ulama Fiqh, yaitu:
1. Sa’id bin Al-Musayyab
2. Al-Qasim bin Muhammad
3. Urwah bin Al-Zubair
4. Kharijah bin Sa’id
5. Abu Bakar bin Abdirrahman
6. ’Ubaidillah bin ’Utbah
7. Sulaiman bin Yasar
Mengenai tabi’in di setiap wilayah, ulama berpendirian bahwa tabi’in
Madinah yang paling utama adalah: Sa’id bin Al-Musayyab, di Kufah adalah Uwais
Al-Qarni dan di Bashrah adalah Al-Hasan Al-Bashri. Sementara itu, tabi’in wanita
yang paling utama adalah: Hafshah binti Sirin, Amrah binti ’Abdirrahman dan
Hajamiyah yang dipanggil dengan Ummu Al-Darda’.

D. Tabi’ al-Tabi’in
Tabi’ al-tabi’in adalah orang-orang yang bertemu dengan tabi’in. Masa mereka
dimulai pada tahun 180 H - yaitu tahun wafat Khalaf bin Khalifah yang merupakan
tabi’in terakhir - dan berakhir pada tahun 220 H.

Anda mungkin juga menyukai