MATERI KE-11
THABAQAT PARA RAWI (THABAQAT AL-RUWAH)
1. Thabaqah al-shahabah
2. Thabaqah al-tabi’in
3. Thabaqah tabi’ al-tabi’in
B. Tahabaqat sahabat
Yang dimaksud dengan sahabat adalah: orang yang bertemu dengan Nabi
Muhammad Saw., beriman kepadanya dan meninggal dalam keadaan Islam. Untuk
mengetahui bahwa seseorang tergolong sahabat atau bukan, Al-Suyuthi
merumuskan dengan beberapa bukti berikut:
C. Thabaqat tabi’in
Secara bahasa, tabi’in diartikan sebagai pengikut. Sementara itu, secara
istilah, tabi’in diartikan dengan: orang yang bertemu dengan sahabat dan meninggal
dalam beragama Islam, sekalipun masih berusia muda, baik bertemu dalam waktu
yang singkat maupun lama.
Ulama berbeda pendapat mengenai pembagian thabaqah tabi’in. Ibnu Hibban
membagi tabi’in menjadi satu thabaqah. Muslim membagi menjadi tiga thabaqah.
Ibnu Hajar membagi menjadi lima thabaqah. Sementara Al-hakim membagi
menjadi tiga thabaqah.
Menurut Al-Hakim, thabaqah al-tabi’in berakhir adalah mereka yang bertemu
dengan beberapa sahabat yang wafat terakhir, yaitu Abu Thufail di Mekah, Saib di
Madinah, Abu Umamah di Syam, Ubaidillah bin Abi Aufa di Kufah dan Anas bin
Malik di Bashrah.
Sementara itu, menurut mayoritas ulama Hijaz, ada sejumlah tabi’in senior
yang merupakan tujuh ulama Fiqh, yaitu:
1. Sa’id bin Al-Musayyab
2. Al-Qasim bin Muhammad
3. Urwah bin Al-Zubair
4. Kharijah bin Sa’id
5. Abu Bakar bin Abdirrahman
6. ’Ubaidillah bin ’Utbah
7. Sulaiman bin Yasar
Mengenai tabi’in di setiap wilayah, ulama berpendirian bahwa tabi’in
Madinah yang paling utama adalah: Sa’id bin Al-Musayyab, di Kufah adalah Uwais
Al-Qarni dan di Bashrah adalah Al-Hasan Al-Bashri. Sementara itu, tabi’in wanita
yang paling utama adalah: Hafshah binti Sirin, Amrah binti ’Abdirrahman dan
Hajamiyah yang dipanggil dengan Ummu Al-Darda’.
D. Tabi’ al-Tabi’in
Tabi’ al-tabi’in adalah orang-orang yang bertemu dengan tabi’in. Masa mereka
dimulai pada tahun 180 H - yaitu tahun wafat Khalaf bin Khalifah yang merupakan
tabi’in terakhir - dan berakhir pada tahun 220 H.