Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Perkantoran
Dosen Pengampu:
Dra. Hj. Ani Setiani, M.Pd.
Firman Sanjaya, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:
 Syasa Siti Syadiah 205020045
 Agnia Nurul Izzah 205020046
 Nur Silviani 205020047
 Ihsan Nurfauzi Wahyudin 205020048

Prodi Pendidikan Ekonomi Akuntansi, Universitas Pasundan


Jl. Taman Sari No. 6-8, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40116
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
dari Ibu Dra. Hj. Ani Setiani, M.Pd. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Manajemen
Perkantoran . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja” bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Firman Sanjaya, S.Pd., M.Pd. yang
telah membimbing kami dalam proses pembuatan makalah ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang yang ikut terlibat dalam proses pembuatan makalah
ini baik dari segi informasi maupun pengetahuan lainnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

Kami menyadarimakalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bandung, 06 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
D. Manfaat Penulisan 2
E. Metode Penelitian 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) 3
B. Perbedaan Manajemen K3 Dengan Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (SMK3) 6
C. Tujuan Dan Manfaat Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(SMK3) 7
D. Persyaratan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) 9
E. Pendekatan Pencegahan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (SMK3) 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan Bagian dari Sistem
Manajemen Organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan
K3 dan mengelola risiko.(OHSAS 18001, 2007). Tujuan SMK3 adalah menciptakan suatu
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan, dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif. (Permenaker no 5, 1996).

Di Indonesia, Keselamatan Kerja sudah diadakan sejak zaman penjajahan Belanda,


namun sasarannya lebih banyak ke hasil kerja dan alat-alat kerja dibanding memperhatikan
pekerjanya. Program itu lebih dikenal dengan “Kerja Paksa”. Setelah merdeka, perhatian
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta kesejahteraan pekerja mulai banyak
diperhatikan terbukti dari peraturan-peraturan dan undang-undang yang dihasilkan.
Bersumber dari pasal 27 ayat 2 UUD 1945, terbit beberapa UU dan kemudian PP dan
Keputusan Menteri, yang antara lain sebagai berikut. UU Kerja tahun 1951, UU Kecelakaan
tahun 1951, PP tentang istirahat bagi pekerja tahun 1954, UU No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketena-gakerjaan, Per Menaker No.
01/1980 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan, SKB Men PU dan Menaker No.
174/Men/1986 – 104/kpts/1986 tentang Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Tempat
Kegiatan Konstruksi, Keputusan Men PU No. 195/kpts/1989 tentang K3 pada tempat
konstruksi di lingkungan PU, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.05/MEN/1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja., Surat Edaran Menteri PU
Nomor: 03/SE/M/2005 Perihal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi untuk Instansi Pemerintah
TA 2005.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya yaitu:
1. Apa yang dimaksud Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja?
2. Apa perbedaan manajemen K3 dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3)?
3. Apa tujuan dan manfaat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja?

1
4. Apa sajakah persyaratan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja?
5. Bagaimana pendekatan pencegahan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja?

C. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk mengetahui Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
b. Untuk mengetahui adanya perbedaan antara manajemen K3 dengan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
c. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
d. Untuk mengetahui beberapa persyaratan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
e. Untuk mengetahui pendekatan pencegahan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

D. MANFAAT PENULISAN
a. Sebagai referensi bagi setiap perusahaan atau tempat kerja untuk lebih meningkatkan
Keselamatan Kesehatan Kerja di dunia kerja.
b. Sebagai referensi bagi setiap pekerja untuk selalu meningkatkan tingkat kewaspadaan
dan patuh terhadap prosedur kerja untuk meningkatkan tingkat Keselamatan Kesehatan
kerja.
c. Sebagai referensi untuk semua masyarakat dimanapun berada agar selalu
memperhatikan dan melaksanakan program keselamatan Kesehatan kerja.
d. Sebagai sumber dan bahan untuk menambah wawasan bagi para pembaca untuk
mengetahui tentang SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

E. METODE PENELITIAN
Penulisan makalah ini menggunakan Qualitative Research Methods (Metode
Penelitian Kualitatif). Dalam pengumpulan data-data dalam penelitian ini kami
menggunakan studi kepustakaan (library research), dengan merujuk kepada artikel, buku-
buku, jurnal, dan internet. Dalam pengumpulan data-data tersebut kami lebih mengacu
kepada data-data dari internet dan jurnal-jurnal, karena keterbatasan kami dalam mencari
data-data yang original.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)


SMK3 adalah singkatan dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang merupakan bagian dari manajemen yang bergerak dalam pengendalian resiko
keselamatan kerja agar tercipta keamanan saat bekerja. SMK3 ini sangat diwajibkan ada
dalam suatau perusahaan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya serta
dapat mengendalikan potensi bahaya risiko tinggi terjadinya kecelakaan kerja. Menurut ILO
(International Labour Organization), SMK3 adalah ilmu yang bertujuan untuk
mengantisipasi, mengevaluasi dan sebagai pengendalian bahaya yang timbul di dalam dan
atau dari tempat kerja yang dapat mengganggu kesehatan dan kesejahteraan pekerja, dengan
mempertimbangkan kemungkinan dampak pada masyarakat sekitar dan lingkungan umum.
Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2012 tentang
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pada bab 1 pasal 1 poin 1
sampai 4.
1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
3. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri mauphn
untuk masyarakat.
4. Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan
dalam bentuklain.
Peraturan pemerintah ini menguatkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu
sangat penting diterapkan dalam sebuah perusahaan yang mempunyai banyak pekerja serta
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini tidak hanya untuk para pekerja saja tetapi bermanfaat
bagi lingkungan sekitar dan masyarakat umum lainnya.

3
 Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan
ini sangat bermanfaat baik bagi perusahaan, tenaga kerja, lingkungan sekitar bahkan
untuk masyarakat umum. Manfaat penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
menurut ejournal (Korneilis & Waliadi Gunawan:2018).
a. Perlindungan karyawan, tujuan inti penerapan sistem manajemen K3 adalah
memberi perlindungan kepada pekerja.
b. Memperlihatkan kepatuhan pada peraturan dan undang-undang. Perusahaan telah
menunjukan itikadbaiknya dalam memenuhi peraturan perundang-undangan
sehingga dapat beroprasi normal tanpa menghadapi kendala dari
segiketenagakerjaan.
c. Mengurangi biaya. Sistem manajemen K3 dapat mencegah terjadinya kecelakaan.
Kerusakan atau sakit akibat kerja, sehingga dapat mengurangi biaya seperti premi
asuransi.
d. Membuat sistem manajemen yang efektif.
e. Adanya prosedur yang terdokumentasi maka segala aktivitas dan kegiatan yang
terjadi akan terorganisir, terarah dan berada dalam koridor yang teratur.
f. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
g. Dengan adanya pengakuan penerapan sistem manajemen K3, citra organisasi
terhadap kinerjanya akan semakin meningkat, dan tentu ini akan berdampak kepada
peningkatan kepercayaan pelanggan.
 Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ada
lima tingkatan dalam penerapan SMK3 di suatu tempat kerja atau perusahaan yaitu,
1. Penetapan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
2. Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
3. Pelaksanaan rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
4. Pemantauan dan evaluasi kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
5. Peninjauan dan peningkatan kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Lima tingkatan di atas memerlukan perencanaan yang baik oleh perusahaan, sebab hal-
hal tersebut menjadi dasar untuk terciptanya Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
perusahaan.

4
Menurut (Faud Adika & Nawa: 2020) Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Indonesia diatur dalam peraturan pemerintah Nomor 50 Tahun
2012 tentang pedoman penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). SMK3 di Indonesia telah ada sejak tahun 1996 melalui Peraturan Menteri Tenaga
Kerja (Permenaker) No. 05 Tahun 1996. Dalam rangka meningkatkan penerapan SMK3,
maka pada tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah
No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja agar dapat diterapkan diseluruh aspek kehidupan bermasyarakat. Menurut PP No. 50
Tahun 2012, SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan
dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
 Dasar Hukum Penerapan SMK3
Penerapan SMK3 di Indonesia diatur melalui serangkaian Undang – Undang dan
turunannya. SMK3 wajib diterapkan kepada seluruh perusahaan di Indonesia baik itu besar
maupun kecil. Dasar Hukum Penerapan SMK3 di Indonesia antara lain:
1. Undang – Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
3. Undang – Undang No. 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
4. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05 Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum; dan
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Rumah Sakit.
Berdasarkan peraturan diatas, maka Perusahaan wajib menerapkan SMK3 di tempat
kerja dengan menintegrasikan sistemnya dengan SMK3. Kewajiban tersebut berlaku bagi
perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 100 (seratus) orang atau kurang
dari 100 orang namun dikategorikan mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
Di sektor Konstruksi, melalui Permen PU No. 05 Tahun 2014 seluruh perusahaan
bidang konstruksi WAJIB menerapkan SMK3. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan
efektifitas perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terencana, terukur,
5
terstruktur dan terintegrasi; dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja; serta menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk
mendorong produktifitas.
Di Sektor Pelayanan Publik misalnya, Menteri Kesehatan melalui Permenkes No. 66
Tahun 2016 meminta seluruh layanan kesehatan baik itu Klinik, Posyandu, Puskesmas,
hingga Rumah Sakit wajib menerapkan SMK3.
 Maksud dan Tujuan dari Penerapan SMK3
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012, tujuan dari Penerapan SMK3 ini
adalah:
1. Meningkatkan efektifitas perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi;
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh;
serta
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.

B. PERBEDAAN MANAJEMEN K3 DENGAN SISTEM MANAJEMEN


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut beberapa ahli:
a. Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang
bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup
tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.
b. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan
yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat
dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
c. Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang
diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
d. Menurut Suma’mur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan.

6
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebuah sistem yang
menghubungkan dan menyusun urutan proses guna mencapai tujuan tertentu, serta
menciptakan suatu cara pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang teridentifikasi
dan dapat dilakukan terus menerus. Perbedaannya dengan Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah proses yang bisa menjadi bagian dari SMK3 dalam perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan sumber daya dan lain sebagainya untuk
mencapai keselamatan dan kesehatan untuk pekerja.(Gallagher, 1997).
Manajemen K3 sebagai upaya membuat mekanisme pencegahan terjadinya celaka dan
sakit tidak dapat berdiri sendiri harus terintegrasi dengan manajemen keseluruhan karena
proses celaka dan sakit dimulai dari hulu-hilir. Untuk hasil yang optimal keseluruhan input-
proses maupun output diperusahaan harus selalu memperhatikan aspek K3. Sistem
manajemen K3 merupakan jawaban agar perusahaan berkomitmen untuk memperhatikan
aspek keselamatan dan kesehatan agar produktivitas yang ditargetkan dapat terwujud tanpa
hambatan. Tanpa Sistem manajemen K3 Manajemen Pusat tidak dapat memprediksi
hambatan dan kerugian yang mengakibatkan perusahaan tidak berjalan sesuai rencana.

C. TUJUAN DAN MANFAAT SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA (SMK3)
Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi
atau perusahaan, karena manusia merupakan asset hidup yang perlu dipelihara dan
dikembangkan. Seiring berkembangnya industrialisasi dan globalisasi serta kemajuan ilmu
dan teknologi, maka Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga semakin berkembang. Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan sebagai dasar hukum penerapan K3 di
Indonesia telah diperkuat dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan dimana pada Pasal 164-165 tentang Kesehatan Kerja dinyatakan bahwa semua
tempat kerja wajib menerapkan upaya kesehatan baik sektor formal maupun informal
termasuk Aparatur Sipil Negara, TNI dan Kepolisian. Beriringan dengan segala macam
perkembangan yang terjadi, perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia pun mulai beralih
untuk menerapkan keilmuan maupun teknologi baru yang dapat meningkatkan produktivitas
perusahaan. Penggunaan keilmuan maupun teknologi yang lebih baru memang dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan. Namun disamping itu, resiko terhadap keselamatan
dan kesehatan pekerja pun semakin meningkat.

7
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan Hak Asasi Manusia (HAM). Untuk itu,
kesadaran mengenai pentingnya K3 harus selalu di gugah, diingatkan, serta di budidayakan
di kalangan para pekerja, Angka kecelakaan kerja di Indonesia dinilai masih tinggi. Hal ini
di dukung oleh data dari Kementerian Ketenagakerjaan yang mencatat adanya tren kenaikan
angka kecelakaan kerja di Indonesia yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Oleh karena itu Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang penting yang
perlu di perhatian bagi setiap semua pekerja yang ada di Indonesia, baik secara industri
maupun non-industri. Berikut merupakan Tujuan dan Manfaat dari Keselamatan Kesehatan
Kerja :
A. Tujuan K3
Menurut Mangkunegara (2013:162) bahwa tujuan dan manfaat dari Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut:
 Agar setiap pegawai mendapat jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
 Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya seselektif
mungkin.
 Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
 Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
 Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
 Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
 Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Tujuan dan manfaat dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini tidak dapat terwujud dan
dirasakan manfaatnya, jika hanya bertopang pada peran tenaga kerja saja tetapi juga perlu
peran dari pimpinan.
B. Manfaat K3
Pada dasar dalam memperhatikan K3 memiliki manfaat yaitu mengurangi resiko
kecelakaan kerja yang terjadi, disamping itu K3 juga berfungsi untuk mengendalikan
resiko kecelakaan kerja, oleh karena itu setiap perusahaan atau tempat kerja memiliki
prosedur kerja agar dipatuhi oleh setiap pekerja untuk menghindari terjadinya
kecelakaan kerja.

8
D. PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (SMK3)
Pasal 3.
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan
getaran;
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun
psychis, peracunan, infeksi dan penularan;
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya;
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
barang;
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

(2) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1)
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-
pendapatan baru di kemudian hari.
9
Pasal 4.
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam
perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian,
penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknik dan aparat
produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

(2) Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknik ilmiah menjadi suatu kumpulan
ketentuan yang disusun secara teratur,jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi,
bahan, pengolahan dan pembuatan, perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian dan
pengesyahan, pengepakan atau pembungkusan, pemberian tandatanda pengenal atas bahan,
barang, produk teknis dan aparat produksi guna menjamin keselamatan barang-barang itu
sendiri, keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan umum.

(3) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1)
dan (2) : dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan
mentaati syarat-syarat keselamatan tersebut.

Langkah atau Cara Mendapatkan Sertifikat SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja)
1. Memilih menggunakan jasa konsultan yang sudah berpengalaman dan memiliki
kredibilitas di bidangnya.
2. Melakukan sertifikasi audit SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) yang dilakukan oleh konsultan audit SMK3, dengan mengumpulkan data tenaga
kerja atau projek yang saat itu sedang berjalan, seperti KTP, KSK, NPWP, Ahli k3,
Kartu Jamsostek, SIO (Surat Ijin Operator Alat Berat), HIPERKES dari Dinas Tenaga
Kerja dan lain-lain.
3. Mengumpulkan dokumen yang sesuai dengan peraturan pemerintah (PP No.50 tahun
2012).
4. Melakukan sosialisasi SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
pada perusahaan.
5. Melaksanakan persyaratan dan pemenuhan standar terhadap alat serta peralatan.
6. Melaksanakan pemenuhan kebutuhan dari pelaksanaan proses audit SMK 3 (Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tersebut.
10
E. PENDEKATAN PENCEGAHAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (SMK3)
Pendekatan Pencegahan Kecelakaan Kerja menurut Suardi (2007) dapat dilakukan
melalui 5 model yaitu pendekatan Manusia, Teknis, Energi, Administrasi dan Manajemen.
Kecelakaan kerja banyak disebabkan oleh faktor manusia sehingga pendekatan pencegahan
yang utama adalah pendekatan manusia dan teknis (Human and Technical Approach).
Pendekatan ini bertujuan merubah pengetahuan dan sikap seseorang agar dapat berprilaku
aman dalam bekerja.
Intervensi dengan pendekatan manusia (Human Approach) dilakukan dengan safe
work practices melalui safety behavior training, pelatihan pencegahan kecelakaan kerja,
perawatan luka bakar (combustion) dan pendampingan (advokasi). Dan pendekatan secara
Teknik (Technical Approach) dengan pelatihan Teknik instalasi jaringan listrik yang aman
dan observasi jaringan kabel listrik di tempat kerja.
Prinsip mencegah kecelakaan yaitu dengan menghilangkan factor penyebab
kecelakaan yang disebut tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman. Menurut Soehatman
Ramli (2013:37) mengembangkan berbagai pendekatan dalam pencegahan kecelakaan.
1. Pendekatan energi yang sesuai dengan konsep energi, kecelakaan bermula karena
adanya sumber energi yang mengalir mencapai penerima recipient. Pendekatan energi
mengendalikan kecelakaan dari tiga titik yaitu pada sumbernya, pada aliran energi
path away dan penerima. Pengendalian bahaya atau kecelakaan ini bisa dikendalikan
dengan langsung pada sumbernya dengan melakukan pengendalian secara tekns atau
administrative.
2. Pendekatan manusia, pencegahan pengendaliannya dapat dilakukan dengan berbagai
upaya pembinaan unsur manusia untuk meningkatkan pengetahuan dan keteampilan
sehingga kesadaran mengenai keselamatan dan Kesehatan kerja meningkat.
3. Pendekatan teknis, menyangkut kondisi fisik, peralatan, material, proses maupun
lingkungan kerja yang tidak aman. Pencegahannya dapat dilakukan dengan rancangan
bangunan yang aman, sistem pengamanan pada peralatan.
4. Pendekatan administrative, dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pengaturan
waktu kerja, penyediaan alat keselamatan kerja, mengembangkan dan menetapkan
prosedur dan peraturan, dan mengatur pola kerja.

11
5. Pendekatan manajemen, upaya pencegahannya yang dapat dilakukan yaitu,
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan Kesehatan kerja, mengembangkan
organisasi keselamatan dan Kesehatan kerja yang efektif. Mengembangkan komitmen
dan kemepimpinan dalam keselamatan dan Kesehatan kerja khususnya untuk
manajemen tingkat atas.

12
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan bagian dari
manajemen yang bergerak dalam pengendalian resiko keselamatan kerja agar tercipta
keamanan saat bekerja. SMK3 ini sangat diwajibkan ada dalam suatau perusahaan untuk
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya serta dapat mengendalikan potensi
bahaya risiko tinggi terjadinya kecelakaan kerja. Sistem manajemen keselamatan dan
Kesehatan kerja ini diatur dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun
2012 tentang penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, agar setiap
pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. Tujuan dan manfaat dari Keselamatan
dan Kesehatan Kerja ini tidak dapat terwujud dan dirasakan manfaatnya, jika hanya
bertopang pada peran tenaga kerja saja tetapi juga perlu peran dari pemimpin. Sumber daya
manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan,
karena manusia merupakan asset hidup yang perlu dipelihara dan dikembangkan.
Seiring berkembangnya industrialisasi dan globalisasi serta kemajuan ilmu dan
teknologi, maka Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga semakin berkembang. Untuk
menghindari kecelakaan kerja SMK3 menerapkan pendekatan pencegahan kecelakaan kerja
yaitu, melalui pendekatan manusia, teknis, energi, administratif dan manajemen. Kecelakaan
biasanya terjadi karena faktor manusia oleh sebab itu pendekatan pencegahan kecelakaan
yang paling utama yaitu pendekatan manusia dan teknis (Human and Technical Approach).
Dengan adanya penerapan SMK3 dalam sebuah perusahaan maka setiap tenaga kerjanya
dapat terlindungi, sebab keselamatan dan Kesehatan kerja merupakan Hak Asasi Manusia
(HAM).

B. SARAN
Untuk kedepannya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja setiap
pegawai harus lebih diperhatikan lagi karena keselamatan dan kesehatan kerja akan sangat
membantu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan itu sendiri. Selain itu, mengenai
aturan atau perlindungan hukum tentang keselamatan dan kesehatan kerja agar bisa lebih
maksimal lagi karena dengan aturan yang ketat maka diharapkan perusahaan dapat
mengendalikan potensi bahaya dari pekerjaan yang dilakukan saat kerja.

13
DAFTAR PUSTAKA

Cindy Dwi Yuliandi, Eeng Ahman. (2019). Penerapan Keselamatan dan Kesehatan kerja
(K3) di Lingkungan Kerja Balai Inseminasi Buatan (BIB)

Lembang. Jurnal Manajerial, Vol. 18, (No. 2) Hal. 102. Retrieved from
https://ejournal.upi.edu/index.php/manajerial/article/download/18761/pdf

Faud Adika & P. Nawa (2020). “ SAFETY: Safety Management”. Yogyakarta: AFA Group.

Sepang Bryan. 2013. Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada
Proyek Pembangunan Ruko Orlens Fashion Manado. Jurnal Sipil Statik. Vol.1 No.4. 282-
283.

Afifuddin Mokh. (2019). “Melaksanaka Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja”. Jawa
Tengah: Cv. Sarnu Untung.

Republik Indonesia. 1970. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Lembaran Negara RI Tahun 1970, No. 1 Sekretariat Negara. Jakarta.

Suryanto, Anam, A., Andodo, C. (2016) . “Pencegahan Kecelakaan Kerja Berbasis Human
and Technical Approach Di Purwokwrto Utara”. Jurnal Kesmas Indonesia. Vol 8. No 2. Hal
81.

Korneilis & Waliadi Gunawan. 2018. “manfaat penerapan sistem manajemen K3 dalam
upaya pencapaian zero accident di suatu perusahaan”. Jurnal sistem informasi dan
informatika (SIMIKA). Vol.1. No 1. Tahun 2018 hal 88-89.

Maarifah Dahlan. 2017. “ Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Berdasarkan Hasil Investigasi
Kecelakaan Kerja Di PT. PAL INDONESIA”. J-Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol
3. No 1. Hal 4.

https://metroconsulting.co.id/penjelasan-lengkap-smk3-sistem-manajemen-keselamatan-dan-
kesehatan-kerja/
http://trustmandiri.com/sertifikasi-smk3/
https://isokonsultindo.com/smk3
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124112-S-5620-Pengembangan%20sistem-Literatur.pdf
https://metroconsulting.co.id/penjelasan-lengkap-smk3-sistem-manajemen-keselamatan-dan-
kesehatan-kerja/menurutilo

14

Anda mungkin juga menyukai