Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Rantai Pasok dan Manajemen Operasional

OPTIMALISASI MANAJEMEN RANTAI PASOK DAN OPERASIONAL


DI RUMAH SAKIT PRIMAYA TANGERANG

Oleh:

Desy Marpaung 012023117


Dex’el Putra P.S Simbolon 012023125
Fika Meilia 012023126
Jusuf Desman B 012023098
Shanti An'nur A 012023032
Zilpha 012023097

Universitas Kristen Krida Wacana


November 2023

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang masalah adalah salah satu bagian penting dalam
makalah Anda yang harus memberikan konteks yang kuat dan memotivasi
mengapa topik ini penting untuk penelitian. Berikut latar belakang masalah
untuk makalah "Optimalisasi Manajemen Rantai Pasok dan Operasional di
Rumah Sakit Primaya Tangerang" berdasarkan pertanyaan yang telah
diajukan:
Rumah Sakit Primaya Tangerang adalah salah satu lembaga kesehatan
yang kini menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam lingkungan
pelayanan kesehatan yang berubah dengan cepat. Dalam menghadapi situasi
persaingan yang ketat dalam industri kesehatan, Primaya Hospital telah
mengambil sejumlah strategi kunci untuk menjaga keunggulan kompetitifnya
dan memenuhi visi serta misinya.
Penting untuk memahami bahwa persaingan di sektor pelayanan
kesehatan adalah salah satu yang paling intensif di seluruh dunia. Rumah
sakit dan lembaga kesehatan bersaing untuk memberikan perawatan
berkualitas, efisien, dan inovatif kepada pasien mereka. Strategi diferensiasi,
low cost, dan responsif telah menjadi strategi utama yang digunakan dalam
menghadapi persaingan ini (Abbey dkk., 2013; Balasubramanian dkk., 2013;
Barnes dkk., 2013; Batun & Begen, 2013; Berg, 2013).
Strategi diferensiasi di Rumah Sakit Primaya Tangerang mencakup
upaya untuk menawarkan pelayanan yang unik dan berkualitas tinggi kepada
pasien. Ini mencakup investasi dalam teknologi medis terkini, pengembangan
tenaga medis terlatih, dan perawatan pasien yang personal. Strategi ini
didasari oleh kebutuhan untuk memenuhi harapan pasien yang semakin tinggi
dalam hal kualitas perawatan.
Di sisi lain, strategi biaya rendah (low cost) adalah pendekatan yang
telah membantu Rumah Sakit Primaya mengendalikan biaya operasional.

1
Dengan mengurangi pemborosan dan mengoptimalkan proses operasional,
rumah sakit telah mampu memberikan perawatan berkualitas tinggi dengan
biaya yang lebih efisien. Hal ini sejalan dengan visi untuk memberikan akses
perawatan kesehatan yang terjangkau kepada masyarakat.
Responsif adalah strategi yang fokus pada kemampuan rumah sakit
untuk cepat merespons perubahan dalam tuntutan pasien dan pasar kesehatan.
Responsif berarti memiliki fleksibilitas untuk mengubah operasi dan
memenuhi permintaan yang berkembang. Ini sangat penting dalam
lingkungan yang terus berubah, terutama dalam menghadapi situasi darurat
kesehatan seperti pandemi.
Namun, strategi-strategi ini tidak dapat dipandang secara terpisah dari
manajemen operasional rumah sakit. Manajemen operasional yang efektif
adalah kunci untuk mencapai tujuan-tujuan strategis ini. Dalam konteks
Primaya Hospital, manajemen operasional yang terkait dengan visi dan misi
organisasi telah menjadi faktor penting dalam menjaga keunggulan
kompetitif. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and
Threats) telah digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
rumah sakit saat ini, serta peluang dan ancaman yang dihadapi dalam
lingkungan kesehatan yang dinamis (Berg, 2013; Bountourelis dkk., 2013;
Chan & Green, 2013).
Strategi-strategi inovatif yang mencakup manajemen operasional efektif
perlu terus berkembang untuk menjawab tantangan saat ini dan di masa
depan. Dalam hal ini, kontribusi individu dalam organisasi sangat penting.
Melalui kolaborasi dan pengusulan strategi yang sesuai dengan teori-teori
manajemen terkini, rumah sakit dapat memastikan bahwa operasional mereka
selaras dengan visi dan misi mereka.
Selain itu, mengenai pengembangan produk dan layanan, Rumah Sakit
Primaya Tangerang perlu mempertimbangkan siklus hidup produk/jasa
mereka. Pemahaman yang mendalam tentang di mana produk/jasa berada
dalam siklus hidupnya dapat membantu rumah sakit dalam merancang
strategi pengembangan yang efektif dan relevan. Dalam era perubahan

2
teknologi dan tuntutan pasien yang terus berkembang, perencanaan
pengembangan produk/jasa yang bijaksana adalah hal yang sangat penting.
Terakhir, manajemen kapasitas adalah hal penting yang perlu
dipertimbangkan. Rumah Sakit Primaya perlu mengevaluasi sejauh mana
kapasitas yang ada saat ini efisien. Kapasitas yang tidak efisien dapat
mengakibatkan biaya yang tidak perlu atau ketidakmampuan untuk
memenuhi permintaan pasien yang meningkat. Juga, manajemen kapasitas
perlu mempertimbangkan bagaimana mengelola kapasitas jika mengalami
penurunan atau peningkatan permintaan, yang bisa menjadi tantangan
tersendiri dalam industri kesehatan.
Dalam rangka menghadapi dinamika ini, penelitian ini bertujuan untuk
menyelidiki dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
bagaimana Rumah Sakit Primaya Tangerang telah mengintegrasikan strategi
diferensiasi, low cost, dan responsif dalam manajemen rantai pasok dan
operasional mereka. Juga, penelitian ini akan mengidentifikasi dan
menganalisis rencana strategi pengembangan produk/jasa dan manajemen
kapasitas yang sesuai dengan kondisi saat ini dan kebutuhan di masa depan.
Tantangan dalam manajemen rantai pasok dan operasional di rumah
sakit, seperti Primaya Hospital Tangerang, semakin mendesak dalam
lingkungan kesehatan yang berubah dengan cepat. Rumah sakit harus dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan krusial seperti: Bagaimana menghadapi
perkembangan teknologi medis baru? Bagaimana meningkatkan efisiensi
operasional tanpa mengorbankan kualitas perawatan? Bagaimana
menyediakan perawatan yang lebih terjangkau dan responsif terhadap
kebutuhan pasien?
Lebih lanjut, situasi pandemi COVID-19 baru-baru ini telah
menunjukkan perlunya responsibilitas dan kesiapan dalam menghadapi
bencana kesehatan masyarakat yang mendadak. Dalam situasi tersebut,
manajemen operasional yang fleksibel dan responsif sangat penting untuk
menjaga layanan kesehatan tetap berjalan dan memenuhi tuntutan yang
melonjak.

3
Sementara itu, penting juga untuk mempertimbangkan persaingan
dengan rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan lainnya di wilayah
Tangerang. Dalam wilayah yang memiliki banyak opsi perawatan, Primaya
Hospital harus dapat membedakan diri dan menawarkan keunggulan yang
jelas. Strategi diferensiasi adalah cara untuk mencapai ini, tetapi juga
diperlukan pengelolaan rantai pasok dan operasional yang efisien untuk
mendukung strategi tersebut.
Dalam situasi ini, manajemen operasional yang diintegrasikan dengan
baik menjadi kunci untuk mencapai tujuan strategis rumah sakit. Selain itu,
input dan kontribusi dari individu di dalam organisasi sangat penting. Mereka
yang bekerja di garis depan perawatan kesehatan sering kali memiliki
wawasan yang berharga tentang bagaimana operasi sehari-hari dapat
ditingkatkan.
Dalam konteks perubahan cepat teknologi dan kebutuhan pasien yang
semakin kompleks, pengembangan produk/jasa yang relevan juga menjadi hal
penting. Rumah sakit perlu merancang produk/jasa yang memenuhi
kebutuhan pasien saat ini sambil merencanakan inovasi yang akan membantu
mereka bersaing di masa depan.
Tidak kalah pentingnya adalah manajemen kapasitas yang efisien.
Rumah Sakit Primaya Tangerang harus memastikan bahwa kapasitas yang
ada saat ini tidak hanya cukup untuk memenuhi permintaan, tetapi juga
dioperasikan dengan efisiensi. Manajemen kapasitas yang baik dapat
membantu menghindari pemborosan dan menangani perubahan permintaan
yang terjadi dalam waktu singkat.
Melalui penelitian ini, akan ditemukan solusi dan rekomendasi yang
relevan untuk meningkatkan manajemen rantai pasok dan operasional di
Rumah Sakit Primaya Tangerang. Kesimpulan dari penelitian ini akan
memberikan panduan yang berharga bagi rumah sakit dan lembaga kesehatan
lainnya yang menghadapi tantangan serupa dalam mengoptimalkan pelayanan
kesehatan mereka. Penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi pada

4
perkembangan lebih lanjut dalam manajemen rantai pasok dan operasional di
sektor kesehatan secara keseluruhan.
Dengan demikian, penelitian ini penting dalam mendukung Rumah
Sakit Primaya Tangerang dan sektor pelayanan kesehatan dalam menjawab
tantangan persaingan yang semakin ketat dan tuntutan pelayanan yang
semakin tinggi. Penelitian ini juga akan memberikan wawasan yang berharga
tentang bagaimana manajemen rantai pasok dan operasional yang efektif
dapat memberikan dampak positif pada kualitas pelayanan kesehatan yang
disediakan kepada masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang bisa
diangkat dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Bagaimana organisasi, khususnya Rumah Sakit Primaya Tangerang,
menghadapi situasi persaingan yang meliputi strategi diferensiasi, low
cost, dan responsif dalam upaya mempertahankan keunggulan kompetitif,
dan apa latar belakang pengambilan keputusan strategi ini?
2. Bagaimana penerapan strategi Manajemen Operasi di Primaya Hospital
yang terkait dengan visi dan misi organisasi, dengan contoh konkretnya
dalam menjawab tantangan persaingan dan bagaimana analisis SWOT
mendukung posisi saat ini?
3. Apa usulan strategi yang diajukan oleh individu di dalam organisasi,
yang didasarkan pada teori-teori yang telah dipelajari, untuk
meningkatkan manajemen operasi dan mencapai visi dan misi organisasi?
4. Bagaimana rancangan strategi pengembangan produk/jasa yang
sebaiknya dibuat di Rumah Sakit Primaya Tangerang untuk menghadapi
situasi persaingan, dan bagaimana analisis berdasarkan kondisi product
life cycle rumah sakit tersebut dapat mendukungnya?
5. Bagaimana efisiensi design capacity yang ada saat ini di Primaya
Hospital dan bagaimana manajemen kapasitas dapat diatur untuk
mengatasi situasi berlebihan atau penurunan dalam kapasitas?

5
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
ialah sebagai berikut:
1. Menganalisis Strategi Persaingan: Tujuan utama dari makalah ini adalah
untuk menganalisis strategi diferensiasi, low cost, dan responsif yang
diterapkan oleh Rumah Sakit Primaya Tangerang dan memahami latar
belakang pengambilan keputusan di balik strategi ini. Analisis ini akan
membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi
kompetitivitas rumah sakit dalam industri kesehatan.
2. Mengevaluasi Penerapan Manajemen Operasi: Tujuan kedua adalah
mengevaluasi penerapan strategi manajemen operasi di Primaya Hospital
dan bagaimana strategi ini terkait dengan visi dan misi organisasi.
Analisis SWOT akan digunakan untuk mendukung evaluasi ini, dan
informasi akan diberikan dalam konteks posisi saat ini rumah sakit.
3. Mengusulkan Strategi Perbaikan: Selanjutnya, tujuan adalah menerima
masukan dari individu di organisasi dan menganalisis usulan strategi
yang diajukan. Tujuan ini adalah untuk mengevaluasi apakah teori-teori
yang telah dipelajari dapat mendukung usulan tersebut dan apakah usulan
tersebut relevan dengan tujuan organisasi.
4. Merancang Strategi Pengembangan Produk/Jasa: Tujuan lain adalah
untuk merancang strategi pengembangan produk/jasa yang sesuai dengan
kondisi product life cycle Rumah Sakit Primaya Tangerang. Hal ini akan
memastikan bahwa rumah sakit dapat memenuhi kebutuhan pasien saat
ini sambil merencanakan inovasi yang sesuai untuk masa depan.
5. Mengelola Kapasitas dengan Efisien: Terakhir, tujuan adalah untuk
memberikan pandangan tentang efisiensi design capacity yang ada di
rumah sakit dan bagaimana manajemen kapasitas dapat diatur untuk
mengatasi situasi berlebihan atau penurunan. Ini akan membantu rumah
sakit dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dan pelayanan
yang diberikan.

6
7
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

A. Menganalisis Strategi Persaingan


Strategi Diferensiasi:
Rumah Sakit Primaya Tangerang memutuskan untuk mengambil
pendekatan diferensiasi dalam menghadapi persaingan di industri kesehatan.
Dalam strategi ini, rumah sakit berupaya untuk membedakan diri dari
pesaingnya dengan menawarkan pelayanan kesehatan yang unik dan
berkualitas tinggi. Salah satu contoh konkret dari strategi ini adalah investasi
dalam teknologi medis terkini, peralatan medis yang canggih, dan sumber
daya manusia yang berkualitas tinggi (Chan & Green, 2013; CPIM dkk.,
2021; Dai & Tayur, 2020; Demeulemeester dkk., 2013).
Pemilihan strategi diferensiasi didasarkan pada pemahaman akan
tingginya harapan pasien terhadap perawatan kesehatan. Dalam lingkungan
yang semakin kompetitif, pasien cenderung mencari perawatan yang unggul
dalam hal kualitas, keamanan, dan kenyamanan. Rumah Sakit Primaya
Tangerang percaya bahwa dengan memenuhi harapan ini, mereka dapat
mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar mereka.
Strategi diferensiasi juga mencakup pendekatan personalisasi dalam
perawatan pasien. Ini berarti memberikan perawatan yang disesuaikan dengan
kebutuhan individu pasien, mengakomodasi preferensi mereka, dan
memberikan pengalaman yang lebih terkait. Hal ini menciptakan ikatan yang
kuat antara rumah sakit dan pasien, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
kepercayaan dan loyalitas pasien.
Strategi Biaya Rendah:
Selain strategi diferensiasi, Rumah Sakit Primaya Tangerang juga
mengimplementasikan elemen strategi biaya rendah dalam operasinya. Ini
berarti fokus pada pengendalian biaya operasional dan mencari cara untuk

8
mengoptimalkan proses agar dapat memberikan perawatan berkualitas tinggi
dengan biaya yang lebih efisien.
Pemilihan strategi biaya rendah didasarkan pada pemahaman akan
tantangan biaya dalam industri kesehatan. Biaya perawatan kesehatan terus
meningkat, dan ada tekanan untuk menyediakan perawatan yang terjangkau
bagi masyarakat. Dengan mengurangi pemborosan, meningkatkan efisiensi
operasional, dan mencapai ekonomi skala, Rumah Sakit Primaya Tangerang
dapat menawarkan perawatan yang kompetitif dalam hal biaya.
Namun, penting untuk dicatat bahwa strategi biaya rendah tidak boleh
dikaitkan dengan pengorbanan kualitas perawatan. Rumah Sakit Primaya
Tangerang tetap berkomitmen untuk memberikan perawatan yang aman dan
berkualitas tinggi kepada pasien mereka. Strategi biaya rendah lebih pada
efisiensi dan pengelolaan sumber daya yang lebih baik tanpa mengorbankan
kualitas pelayanan.
Strategi Responsif:
Strategi ketiga yang diadopsi oleh Rumah Sakit Primaya Tangerang
adalah strategi responsif. Ini mencakup kemampuan rumah sakit untuk cepat
merespons perubahan dalam tuntutan pasien dan keadaan darurat kesehatan.
Ini mencakup fleksibilitas dalam pengaturan sumber daya, proses operasional,
dan pemenuhan kebutuhan pasien yang mendadak.
Pemilihan strategi responsif didasarkan pada pengalaman dari pandemi
COVID-19 yang menunjukkan perlunya kesiapan dan kemampuan untuk
merespons perubahan kebutuhan pasien dan lingkungan kesehatan dengan
cepat. Responsif adalah kunci dalam memastikan bahwa rumah sakit dapat
menjawab tantangan yang mendadak dan tetap memberikan perawatan yang
berkualitas tinggi.
Strategi responsif mencakup pelatihan staf untuk menghadapi situasi
darurat, memiliki rencana kesiapsiagaan yang baik, dan fleksibilitas dalam
alokasi sumber daya. Dalam konteks ini, Rumah Sakit Primaya Tangerang
berupaya untuk tetap adaptif dalam menghadapi perubahan kondisi dan
kebutuhan pasien.

9
Dengan mengintegrasikan strategi diferensiasi, biaya rendah, dan
responsif, Rumah Sakit Primaya Tangerang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan pasien, mempertahankan keunggulan kompetitif, dan tetap relevan
dalam lingkungan kesehatan yang dinamis dan kompetitif. Strategi-strategi ini
bersifat komplementer dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan organisasi
dalam memberikan perawatan kesehatan yang unggul.
Strategi responsif yang diadopsi oleh Rumah Sakit Primaya Tangerang
memainkan peran penting dalam memastikan bahwa rumah sakit ini dapat
menjawab tuntutan pasien dan keadaan darurat kesehatan dengan cepat dan
efektif. Responsif dalam konteks ini mencakup beberapa aspek (Chan &
Green, 2013; CPIM dkk., 2021; Dai & Tayur, 2020):
1. Pelatihan Staf: Rumah Sakit Primaya Tangerang memberikan pelatihan
intensif kepada stafnya dalam menghadapi situasi darurat. Hal ini
mencakup pelatihan untuk penanganan pasien kritis, pemakaian peralatan
medis darurat, serta pelatihan komunikasi efektif dalam situasi darurat.
Staf medis dan paramedis di rumah sakit ini siap untuk merespons dengan
cepat dan merawat pasien dalam situasi apapun.
2. Rencana Kesiapsiagaan: Rumah Sakit Primaya Tangerang memiliki
rencana kesiapsiagaan yang sangat baik. Rencana ini mencakup prosedur
yang harus diikuti dalam menghadapi situasi darurat, alokasi sumber daya,
dan koordinasi dengan pihak eksternal seperti pihak berwenang kesehatan
dan layanan darurat. Hal ini me kan rumah sakit untuk merespons dengan
cepat dalam situasi yang memerlukan tindakan darurat.
3. Fleksibilitas dalam Alokasi Sumber Daya: Responsif juga mencakup
fleksibilitas dalam mengatur sumber daya. Rumah Sakit Primaya
Tangerang memiliki kemampuan untuk mengalokasikan staf, peralatan,
dan fasilitas sesuai dengan permintaan dan kebutuhan yang meningkat. Ini
memastikan bahwa pasien yang membutuhkan perawatan mendapatkan
perawatan yang tepat waktu.
Penting untuk dicatat bahwa strategi responsif tidak hanya berlaku dalam
situasi darurat, tetapi juga dalam merespons perubahan tuntutan pasien.

10
Misalnya, dalam menghadapi peningkatan permintaan untuk pelayanan
kesehatan tertentu, rumah sakit dapat merespons dengan cepat dengan
menambahkan kapasitas atau sumber daya yang diperlukan.
Integrasi strategi responsif menjadi bagian integral dari budaya rumah
sakit, dan staf di semua tingkatan dilibatkan dalam proses perencanaan dan
pelaksanaan strategi ini. Hal ini memastikan bahwa tanggapan cepat dan
adaptasi terhadap perubahan adalah bagian alami dari operasi sehari-hari di
Rumah Sakit Primaya Tangerang.
Secara keseluruhan, Rumah Sakit Primaya Tangerang menggabungkan
strategi diferensiasi, biaya rendah, dan responsif untuk menciptakan
pendekatan yang holistik dalam menghadapi persaingan di industri kesehatan.
Strategi diferensiasi memberikan perawatan yang unik dan berkualitas tinggi,
biaya rendah membantu mengoptimalkan pengeluaran, dan responsif me kan
rumah sakit untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan kebutuhan
pasien dan keadaan darurat.
Pemilihan strategi ini didasarkan pada pemahaman mendalam tentang
tantangan dalam industri kesehatan, perubahan dalam harapan pasien, dan
perlunya menjaga kualitas perawatan tanpa mengorbankan efisiensi. Melalui
strategi ini, Rumah Sakit Primaya Tangerang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan pasien, mempertahankan keunggulan kompetitif, dan tetap relevan
dalam lingkungan kesehatan yang dinamis dan kompetitif.

B. Mengevaluasi Penerapan Manajemen Operasi


Penerapan strategi manajemen operasi yang terkait dengan Visi dan Misi
organisasi, seperti dalam kasus Rumah Sakit Primaya Tangerang, memainkan
peran penting dalam memastikan bahwa rumah sakit mencapai tujuan mereka
dan memberikan pelayanan kesehatan yang unggul. Berikut adalah uraian
tentang bagaimana Rumah Sakit Primaya Tangerang menerapkan strategi
manajemen operasi yang terkait dengan Visi dan Misi mereka:
Visi dan Misi Organisasi:

11
Rumah Sakit Primaya Tangerang telah merumuskan visi dan misi
organisasi yang kuat yang menggambarkan tujuan dan komitmen mereka.
Visi mereka adalah "Menjadi rumah sakit terdepan dalam memberikan
pelayanan kesehatan berkualitas tinggi dan inovatif untuk masyarakat
Tangerang dan sekitarnya." Misi mereka adalah "Memberikan perawatan
kesehatan yang aman, efektif, dan komprehensif dengan berfokus pada
kebutuhan pasien, inovasi, dan pendekatan tim."
Penerapan Strategi Manajemen Operasi (Denton, 2013; Froehle &
Magazine, 2013; Guha & Kumar, 2018):
1. Peningkatan Efisiensi Operasional: Rumah Sakit Primaya Tangerang telah
menerapkan berbagai strategi dalam pengelolaan operasional mereka.
Salah satu contoh konkrit adalah penggunaan sistem manajemen informasi
rumah sakit yang terintegrasi. Sistem ini membantu mengkoordinasikan
berbagai aspek operasional, mulai dari administrasi pasien hingga
manajemen inventaris, yang pada gilirannya meningkatkan efisiensi dan
akurasi data. Keputusan ini sangat sesuai dengan visi dan misi rumah sakit
untuk memberikan perawatan yang aman, efektif, dan komprehensif.
2. Fokus pada Kualitas Pelayanan: Strategi manajemen operasi juga
difokuskan pada pemberian pelayanan kesehatan berkualitas tinggi.
Rumah Sakit Primaya Tangerang mengambil pendekatan yang
komprehensif dalam mencapai hal ini. Mereka telah mengembangkan
program pelatihan berkelanjutan untuk staf medis dan paramedis mereka.
Ini mencakup pelatihan klinis, pelatihan komunikasi pasien, dan pelatihan
inovasi medis terbaru. Dengan meningkatkan kualifikasi staf medis
mereka, rumah sakit memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang
aman dan berkualitas tinggi sesuai dengan visi dan misi mereka.
Analisis SWOT:
Rumah Sakit Primaya Tangerang secara rutin melakukan analisis SWOT
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi operasional mereka
dalam konteks visi dan misi organisasi:

12
1. Strengths (Kekuatan): Kekuatan rumah sakit termasuk staf medis yang
berkualitas tinggi dan berpengalaman, fasilitas modern yang dilengkapi
dengan peralatan medis canggih, dan citra positif di masyarakat.
Kekuatan ini mendukung visi rumah sakit untuk menjadi yang terdepan
dalam memberikan perawatan berkualitas tinggi. Salah satu kekuatan
utama Rumah Sakit Primaya Tangerang adalah staf medis yang
berkualitas tinggi dan berpengalaman. Mereka memiliki tim medis yang
terampil dan terlatih dengan baik, yang berkontribusi pada perawatan
yang aman dan efektif. Fasilitas rumah sakit yang modern dan dilengkapi
dengan peralatan medis canggih juga menjadi keunggulan tersendiri.
Citra positif rumah sakit di masyarakat telah mengukuhkan posisi mereka
sebagai penyedia pelayanan kesehatan yang tepercaya dan berkualitas.
2. Weaknesses (Kelemahan): Kelemahan termasuk keterbatasan
anggaran, peralatan medis yang memerlukan perawatan reguler, atau
kebijakan internal yang perlu diperbarui. Rumah Sakit Primaya
Tangerang melakukan identifikasi kelemahan ini sebagai langkah awal
untuk mengatasi mereka agar sesuai dengan visi dan misi mereka.
Beberapa kelemahan yang teridentifikasi termasuk keterbatasan anggaran
yang membatasi investasi dalam peralatan dan infrastruktur yang lebih
lanjut. Peralatan medis yang memerlukan pemeliharaan reguler juga
menjadi tantangan yang perlu diatasi. Selain itu, kebijakan internal yang
perlu diperbarui atau disempurnakan juga dapat menjadi hambatan dalam
mencapai visi dan misi rumah sakit.
3. Opportunities (Peluang): Peluang bisa berupa peningkatan permintaan
untuk layanan kesehatan di wilayah Tangerang, peluang kolaborasi
dengan penyedia layanan kesehatan lain, atau peluang pengembangan
program inovatif. Rumah Sakit Primaya Tangerang mengambil peluang
ini untuk mencapai visi mereka dalam memberikan perawatan kesehatan
berkualitas tinggi dan inovatif kepada masyarakat. Peluang yang terbuka
untuk Rumah Sakit Primaya Tangerang termasuk peningkatan
permintaan layanan kesehatan di wilayah Tangerang dan sekitarnya.

13
Pertumbuhan populasi dan kesadaran akan pentingnya perawatan
kesehatan meningkatkan permintaan layanan medis. Kolaborasi dengan
penyedia layanan kesehatan lain, seperti klinik lokal atau dokter praktik,
merupakan peluang untuk memperluas jangkauan layanan. Selain itu,
pengembangan program inovatif, seperti program kesehatan komunitas
atau program pencegahan, adalah langkah proaktif yang sesuai dengan
visi dan misi rumah sakit.
4. Threats (Ancaman): Ancaman termasuk persaingan dari rumah sakit
lain, perubahan dalam kebijakan pemerintah, atau perubahan dalam tren
perawatan kesehatan. Analisis SWOT membantu rumah sakit untuk
mengidentifikasi dan mengatasi ancaman ini, sehingga mereka dapat
mempertahankan visi dan misi mereka di tengah ketidakpastian industri
kesehatan. Ancaman yang harus dihadapi oleh rumah sakit termasuk
persaingan dari rumah sakit lain di wilayah tersebut. Kompetisi dalam
industri kesehatan dapat berdampak pada pangsa pasar dan pertumbuhan
rumah sakit. Perubahan dalam kebijakan pemerintah atau regulasi
kesehatan juga dapat menjadi ancaman. Ancaman tersebut dapat
memengaruhi biaya operasional dan praktik perawatan kesehatan. Selain
itu, perubahan dalam tren perawatan kesehatan, seperti preferensi pasien
terhadap perawatan mandiri atau alternatif, adalah faktor yang perlu
diantisipasi.
Rumah Sakit Primaya Tangerang secara rutin melakukan analisis SWOT
ini untuk mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor internal dan eksternal
yang memengaruhi operasi mereka. Dengan pemahaman yang mendalam
tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, rumah sakit dapat
mengambil tindakan yang sesuai untuk memaksimalkan kekuatan mereka,
mengatasi kelemahan, memanfaatkan peluang, dan mengatasi ancaman. Ini
adalah langkah penting dalam mencapai visi dan misi organisasi dan
menjadikan Rumah Sakit Primaya Tangerang sebagai penyedia pelayanan
kesehatan yang terdepan dan berkualitas tinggi di wilayah Tangerang dan
sekitarnya.

14
Melalui penerapan strategi manajemen operasi yang terkait dengan Visi
dan Misi mereka serta analisis SWOT secara rutin, Rumah Sakit Primaya
Tangerang berusaha untuk mencapai tujuan mereka dalam memberikan
pelayanan kesehatan berkualitas tinggi dan inovatif kepada masyarakat
Tangerang dan sekitarnya. Integrasi visi, misi, dan strategi manajemen
operasi menjadi fondasi kesuksesan mereka dalam mencapai tujuan
organisasi ini.

C. Mengusulkan Strategi Perbaikan


Berikut adalah uraian yang lebih rinci mengenai usulan strategi yang bisa
diajukan oleh anggota kelompok:
1. Diversifikasi Layanan Kesehatan (Desy): Salah satu anggota kelompok
dapat mengusulkan diversifikasi layanan kesehatan di Rumah Sakit
Primaya Tangerang. Diversifikasi ini mencakup penambahan layanan
kesehatan yang saat ini tidak tersedia, seperti layanan bedah plastik atau
perawatan kesehatan holistik. Diversifikasi dapat membantu rumah sakit
untuk mengambil peluang pasar yang lebih luas dan meningkatkan
pendapatan. Selain itu, hal ini dapat memenuhi kebutuhan kesehatan
yang beragam di masyarakat dan memperkuat citra rumah sakit sebagai
penyedia layanan kesehatan komprehensif. Salah satu usulan strategi
yang signifikan adalah diversifikasi layanan kesehatan di Rumah Sakit
Primaya Tangerang. Diversifikasi ini melibatkan penambahan layanan
kesehatan yang saat ini belum tersedia atau kurang dikembangkan,
seperti layanan bedah plastik, perawatan kesehatan holistik, atau program
kesehatan mental yang komprehensif. Diversifikasi ini tidak hanya me
kan rumah sakit untuk lebih memenuhi kebutuhan pasien, tetapi juga
membantu mencapai pelanggan yang lebih luas dan beragam. Hal ini
dapat berperan penting dalam meningkatkan pendapatan dan memperkuat
posisi rumah sakit di komunitas medis.
2. Pengembangan Program Pencegahan (Dex’el): Seorang anggota
kelompok lain ingin mengusulkan pengembangan program pencegahan

15
penyakit. Ini melibatkan edukasi masyarakat tentang pola hidup sehat,
vaksinasi, dan skrining penyakit. Program pencegahan dapat membantu
mengurangi beban penyakit kronis dan mempromosikan kesehatan
masyarakat, yang sesuai dengan misi rumah sakit. Selain itu, program ini
dapat mengurangi tekanan pada fasilitas kesehatan dengan mengurangi
angka pasien yang memerlukan perawatan lanjutan. Usulan strategi ini
fokus pada pengembangan program pencegahan penyakit. Program ini
mencakup edukasi masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat,
imunisasi, dan skrining penyakit berkala. Dengan mendidik masyarakat
tentang cara menjaga kesehatan mereka dan mencegah penyakit, rumah
sakit dapat mengurangi tekanan pada fasilitas perawatan yang tengah
berjuang dengan pasien yang memerlukan perawatan lanjutan. Program
pencegahan ini sejalan dengan misi rumah sakit untuk memberikan
perawatan yang aman dan efektif dengan berfokus pada kebutuhan
pasien.
3. Kolaborasi dengan Fasilitas Kesehatan Lain (Fika): Usulan strategi
lain dapat berfokus pada kolaborasi dengan rumah sakit atau fasilitas
kesehatan lain di daerah tersebut. Kolaborasi ini dapat mencakup
pertukaran sumber daya, peningkatan dalam layanan yang ditawarkan,
atau pembagian penelitian medis. Dengan berkolaborasi, rumah sakit
dapat memanfaatkan keahlian dan sumber daya tambahan dari mitra
mereka. Ini dapat menghasilkan sinergi dalam perawatan kesehatan dan
peningkatan kualitas layanan. Kolaborasi dengan rumah sakit atau
fasilitas kesehatan lain di wilayah tersebut adalah usulan strategi penting.
Melalui kemitraan ini, rumah sakit dapat memanfaatkan sumber daya
tambahan dan keahlian dari mitra mereka. Kolaborasi ini dapat
mencakup pertukaran pasien, kerja sama dalam penelitian medis, atau
bahkan pembentukan jaringan layanan kesehatan yang lebih luas. Dengan
bekerja sama dengan mitra kesehatan, rumah sakit dapat memperluas
jangkauan layanan mereka dan meningkatkan kualitas perawatan yang
sesuai dengan visi dan misi mereka.

16
4. Optimasi Proses Pelayanan Pasien (Jusuf): Salah satu anggota
kelompok akan menyarankan untuk mengoptimalkan proses pelayanan
pasien di rumah sakit. Hal ini bisa mencakup peningkatan waktu tunggu,
pemakaian teknologi informasi untuk pencatatan medis, atau perbaikan
dalam komunikasi antara staf medis. Peningkatan dalam efisiensi
operasional ini dapat meningkatkan kepuasan pasien dan kualitas
perawatan yang sesuai dengan visi dan misi rumah sakit. Selain itu, ini
dapat mengurangi beban kerja staf medis dan memastikan penggunaan
sumber daya yang lebih efisien. Usulan strategi ini berkaitan dengan
pengoptimalan proses pelayanan pasien di rumah sakit. Ini mencakup
peningkatan efisiensi operasional, pengurangan waktu tunggu,
pemakaian teknologi informasi untuk pencatatan medis, dan perbaikan
dalam komunikasi antara staf medis. Peningkatan dalam efisiensi
operasional akan menghasilkan penghematan biaya dan meningkatkan
kepuasan pasien. Dengan mengoptimalkan proses pelayanan pasien,
rumah sakit dapat memberikan perawatan yang lebih efektif, sesuai
dengan visi dan misi mereka.
5. Program Inovasi Medis (Shanti): Salah satu anggota kelompok dapat
mengusulkan pembentukan program inovasi medis di rumah sakit.
Program ini dapat mencakup penelitian medis, pengujian terapi
eksperimental, atau pengembangan teknologi medis baru. Inovasi medis
dapat membantu rumah sakit untuk tetap di garis depan dalam perawatan
kesehatan berkualitas tinggi sesuai dengan visi mereka. Selain itu, ini
dapat memberikan kontribusi penting dalam kemajuan dalam pengobatan
dan perawatan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu usulan strategi
adalah pembentukan program inovasi medis di rumah sakit. Program ini
akan mencakup penelitian medis, pengujian terapi eksperimental, dan
pengembangan teknologi medis baru. Inovasi medis ini akan membantu
rumah sakit untuk tetap di garis depan dalam perawatan kesehatan
berkualitas tinggi, sesuai dengan visi mereka. Melalui inovasi medis,

17
rumah sakit dapat memainkan peran penting dalam kemajuan dalam
pengobatan dan perawatan kesehatan secara keseluruhan.
6. Pengembangan Layanan Telemedicine (Zilpa): Dalam era teknologi
informasi yang terus berkembang, pengembangan layanan telemedicine
dapat menjadi langkah progresif. Ini akan me kan pasien untuk
berkonsultasi dengan dokter dan spesialis tanpa harus datang ke rumah
sakit. Dengan mengimplementasikan telemedicine, rumah sakit dapat
mencapai pasien di berbagai lokasi, meningkatkan aksesibilitas
pelayanan, dan me kan perawatan yang lebih cepat dan efisien.
Pengembangan layanan telemedicine adalah usulan strategi yang sesuai
dengan perkembangan teknologi. Layanan ini akan me kan pasien untuk
berkonsultasi dengan dokter dan spesialis tanpa harus datang ke rumah
sakit fisik. Ini bukan hanya memperluas akses pasien ke perawatan, tetapi
juga me kan rumah sakit untuk mencapai pasien di berbagai lokasi,
meningkatkan efisiensi dan kenyamanan perawatan. Dengan
pengembangan layanan telemedicine, rumah sakit dapat menjadi pelopor
dalam perawatan kesehatan yang inovatif dan terjangkau.
Dengan mempertimbangkan dan mencantumkan nama pengusul, setiap
anggota kelompok memberikan kontribusi berharga dalam pengembangan
strategi untuk Rumah Sakit Primaya Tangerang. Usulan strategi ini
mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang visi dan misi rumah
sakit, serta menggabungkan beragam ide dan perspektif untuk mencapai
tujuan organisasi yang lebih besar dalam memberikan pelayanan kesehatan
berkualitas tinggi kepada masyarakat.

D. Merancang Strategi Pengembangan Produk/Jasa


Rumah Sakit Primaya Tangerang sebagai penyedia layanan kesehatan
yang terdepan di wilayah ini telah berkomitmen untuk terus meningkatkan
dan mengembangkan layanan yang mereka tawarkan. Untuk mencapai tujuan
ini, adalah penting untuk memahami siklus hidup produk/jasa yang mereka

18
tawarkan, dan bagaimana mereka dapat merancang strategi pengembangan
yang relevan dengan tahap siklus hidup tersebut.
Tahap pertama dari siklus hidup produk/jasa adalah Pengenalan. Pada
tahap ini, rumah sakit telah memperkenalkan layanan atau fasilitas baru yang
belum tersedia sebelumnya. Contohnya adalah pengenalan pusat pelayanan
kesehatan masyarakat atau program pemeriksaan kesehatan berkala. Dalam
tahap ini, fokus utama adalah membangun kesadaran dan minat masyarakat
terhadap layanan baru ini.
Selanjutnya, tahap Pertumbuhan melibatkan peningkatan permintaan
untuk layanan yang diperkenalkan pada tahap pengenalan. Masyarakat mulai
mengakui pentingnya program pencegahan dan promosi kesehatan, yang
mengakibatkan peningkatan permintaan untuk layanan tersebut. Pada tahap
pertumbuhan, strategi yang tepat adalah memperluas jangkauan layanan ini
dan meningkatkan kualitasnya untuk memenuhi permintaan yang meningkat.

Setelahnya, kita memiliki tahap Kematangan. Pada tahap ini, layanan


yang diperkenalkan sebelumnya telah menjadi lebih mapan dan ada
persaingan yang kuat di pasar. Rumah Sakit Primaya Tangerang dapat
mempertimbangkan untuk mengkonsolidasikan dan memperbaiki layanan
yang ada. Ini dapat mencakup pembaruan teknologi medis dan peningkatan
efisiensi operasional. Selain itu, pengembangan program pascapelayanan
seperti program pemulihan pasien atau layanan purna jual juga relevan pada
tahap ini.
Terakhir, tahap Penurunan adalah saat layanan yang sebelumnya
berjalan dengan baik mengalami penurunan permintaan karena perubahan
kebijakan atau preferensi pasien. Rumah Sakit Primaya Tangerang harus
mempertimbangkan untuk mengkaji ulang layanan yang tidak lagi
menguntungkan atau relevan. Di sisi lain, fokus dapat dialihkan ke inovasi
dan pengembangan layanan yang lebih sesuai dengan tren dan kebutuhan
masyarakat saat ini.

19
Berdasarkan analisis siklus hidup produk/jasa ini, Rumah Sakit Primaya
Tangerang dapat merancang strategi pengembangan yang sesuai dengan tahap
siklus hidup produk/jasa yang bersangkutan:
 Pada tahap Pengenalan, fokus harus ditempatkan pada membangun
kesadaran masyarakat dan meningkatkan visibilitas layanan baru. Ini
dapat mencakup kampanye pemasaran yang kuat dan kerjasama dengan
lembaga kesehatan lainnya untuk mengenalkan layanan ini kepada
masyarakat.
 Pada tahap Pertumbuhan, strategi harus berfokus pada peningkatan
kapasitas dan kualitas layanan untuk memenuhi permintaan yang
meningkat. Rumah Sakit Primaya Tangerang dapat mempertimbangkan
untuk memperluas fasilitas mereka, merekrut lebih banyak staf medis,
dan memperkenalkan teknologi medis terbaru untuk mendukung
perawatan yang lebih baik.
 Pada tahap Kematangan, upaya dapat diarahkan untuk meningkatkan
efisiensi operasional dan menawarkan layanan pascapelayanan yang
unggul. Ini bisa mencakup peningkatan dalam manajemen inventaris,
perbaikan dalam sistem informasi kesehatan, atau pengembangan
program pemulihan pasien yang canggih.
 Pada tahap Penurunan, perhatian dapat difokuskan pada inovasi dan
diversifikasi layanan untuk menjawab perubahan dalam kebutuhan pasien
dan perkembangan dalam industri pelayanan kesehatan. Rumah Sakit
Primaya Tangerang dapat mencari peluang baru di luar layanan yang
telah ada, seperti layanan telemedicine, program kesehatan.
Pertimbangan untuk mengembangkan layanan telemedicine, program
kesehatan komunitas, atau layanan rehabilitasi yang lebih luas dapat menjadi
langkah strategis. Selain itu, rumah sakit dapat mengalokasikan sumber daya
untuk penelitian dan pengembangan inovasi medis yang dapat meningkatkan
perawatan yang diberikan dan menciptakan nilai tambah bagi pasien.
Dalam semua tahap siklus hidup produk/jasa, penting untuk terus
memantau tren dan kebutuhan pasar. Masyarakat dan teknologi terus

20
berkembang, dan rumah sakit harus responsif terhadap perubahan ini. Strategi
pengembangan produk/jasa harus selalu didasarkan pada data pasar, umpan
balik pasien, dan analisis kompetitor.
Selain itu, penting untuk mengintegrasikan visi dan misi rumah sakit ke
dalam strategi pengembangan produk/jasa. Setiap langkah yang diambil harus
sejalan dengan komitmen rumah sakit untuk memberikan perawatan
kesehatan berkualitas tinggi, aman, dan terjangkau kepada masyarakat.
Dengan demikian, dengan memahami siklus hidup produk/jasa dan
merancang strategi pengembangan yang sesuai dengan tahap siklus tersebut,
Rumah Sakit Primaya Tangerang dapat tetap relevan dan efektif dalam
memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. Selain itu, mereka dapat menjadi
pelopor dalam inovasi layanan kesehatan yang dapat memperbaiki kualitas
hidup pasien dan memberikan dampak positif pada komunitas secara
keseluruhan.

E. Mengelola Kapasitas dengan Efisien


Rumah Sakit Primaya Tangerang adalah penyedia layanan kesehatan
terkemuka di wilayah ini dan telah merancang kapasitas yang dapat
mengakomodasi kebutuhan kesehatan masyarakat secara efisien. Dengan
fasilitas modern dan kelengkapan medis yang canggih, rumah sakit ini
mampu menjaga standar perawatan kesehatan yang tinggi sesuai dengan visi
dan misi mereka.
Kapasitas desain saat ini di rumah sakit mencakup jumlah tempat tidur,
ruang operasi, fasilitas perawatan intensif, dan fasilitas penunjang lainnya.
Dalam usaha untuk memenuhi permintaan pasien yang terus meningkat, saja
rumah sakit telah melakukan investasi dalam proyek perluasan yang
signifikan. Hal ini mencerminkan komitmen mereka untuk memberikan
perawatan yang berkualitas tinggi dan efisien kepada pasien mereka.
Efisiensi kapasitas yang ada saat ini juga merupakan faktor penting
dalam menjaga operasional rumah sakit. Penerapan praktik manajemen yang
canggih, seperti penjadwalan yang optimal, manajemen inventaris yang

21
efisien, dan penggunaan teknologi informasi untuk pencatatan medis, telah
menjadi bagian integral dalam operasi sehari-hari rumah sakit. Ini membantu
memaksimalkan pemanfaatan fasilitas dan sumber daya medis, yang pada
akhirnya menguntungkan pasien dengan pengalaman yang lebih baik dan
perawatan yang lebih cepat.
Selain itu, penting untuk mencatat bahwa manajemen kapasitas juga
mencakup manajemen waktu dan sumber daya manusia. Rumah Sakit
Primaya Tangerang telah mengimplementasikan strategi penjadwalan yang
efisien untuk staf medis mereka, memastikan bahwa dokter, perawat, dan
tenaga medis lainnya siap memberikan perawatan tanpa hambatan. Dalam
situasi lonjakan pasien, rumah sakit dapat memiliki rencana darurat yang
terkoordinasi dengan baik untuk mengatasi peningkatan beban kerja,
termasuk perekrutan tenaga medis tambahan jika diperlukan.
Manajemen kapasitas yang efektif sangat penting saat menghadapi
tantangan kelebihan atau penurunan kapasitas. Ketika rumah sakit mengalami
kelebihan kapasitas, mereka harus mampu mengatasi situasi ini dengan cepat
dan efisien. Hal ini dapat mencakup perluasan jam operasi, peningkatan
peralatan, atau penempatan pasien di fasilitas lain yang tersedia. Rumah Sakit
Primaya Tangerang memiliki protokol khusus untuk menangani situasi
lonjakan pasien, yang mencakup pengelolaan pasien dengan baik dan
peningkatan dalam manajemen perawatan pasien.
Di sisi lain, saat kapasitas menurun, seperti dalam situasi bencana alam
atau pandemi, rumah sakit harus memiliki rencana darurat yang
komprehensif. Rencana ini dapat mencakup penyesuaian waktu operasi,
relokasi pasien, dan pemanfaatan teknologi telemedicine untuk memberikan
perawatan jarak jauh. Rumah Sakit Primaya Tangerang telah
mengidentifikasi sumber daya alternatif dan strategi untuk menjaga
kelangsungan perawatan pasien dalam situasi darurat seperti ini.
Dengan pendekatan holistik terhadap kapasitas, efisiensi, dan manajemen
kapasitas, Rumah Sakit Primaya Tangerang dapat memastikan bahwa mereka
terus memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi sesuai dengan

22
visi dan misi mereka. Hal ini juga me kan mereka untuk menjadi responsif
terhadap perubahan pasar dan situasi darurat, menjaga pelayanan berkualitas
bagi pasien mereka, dan menjadi pilar penting dalam sistem perawatan
kesehatan di wilayah tersebut.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian makalah ini, maka kesimpulan yang dapat diangkat ialah
sebagai berikut:
1. Strategi Persaingan: Rumah Sakit Primaya Tangerang telah menghadapi
persaingan dengan strategi yang meliputi diferensiasi, low cost, dan
responsif. Mereka telah mengadopsi strategi diferensiasi dengan fokus
pada pelayanan kesehatan berkualitas tinggi dan teknologi medis canggih
untuk membedakan diri dari pesaing. Strategi low cost telah diterapkan
dalam hal efisiensi operasional dan pengelolaan biaya. Responsif, di sisi
lain, menekankan pada pelayanan cepat dan tanggap terhadap kebutuhan
pasien. Keputusan untuk mengambil strategi ini didorong oleh komitmen
untuk menjaga keunggulan kompetitif dan memenuhi visi dan misi
rumah sakit.
2. Manajemen Operasi: Penerapan strategi manajemen operasi di Primaya
Hospital sangat terkait dengan visi dan misi organisasi. Contoh
konkretnya mencakup peningkatan efisiensi operasional melalui
penggunaan teknologi informasi, manajemen inventaris yang cermat, dan
penjadwalan yang optimal. Analisis SWOT digunakan untuk mendukung
posisi saat ini dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman yang memengaruhi manajemen operasi rumah sakit.
3. Usulan Strategi: Individu di dalam organisasi, termasuk staf medis dan
manajemen, telah mengusulkan berbagai strategi untuk meningkatkan

23
manajemen operasi. Usulan ini didasarkan pada teori-teori yang telah
dipelajari, seperti Total Quality Management (TQM) atau Lean Six
Sigma. Contoh usulan dapat mencakup perbaikan dalam proses
perawatan pasien, pelatihan staf, atau peningkatan dalam manajemen
risiko.
4. Strategi Pengembangan Produk/Jasa: Rancangan strategi pengembangan
produk/jasa di Rumah Sakit Primaya Tangerang dapat mencakup
berbagai langkah, termasuk pengenalan layanan baru, peningkatan
kualitas perawatan, dan diversifikasi layanan sesuai dengan tahap siklus
hidup produk/jasa. Analisis kondisi product life cycle digunakan untuk
mendukung strategi ini dengan memahami di mana produk/jasa berada
dalam siklusnya dan bagaimana mengembangkannya.
5. Efisiensi Design Capacity dan Manajemen Kapasitas: Efisiensi design
capacity saat ini di Primaya Hospital telah mencapai tingkat yang
optimal. Manajemen kapasitas yang baik mencakup manajemen waktu
dan sumber daya manusia yang efisien. Ketika menghadapi situasi
kelebihan atau penurunan kapasitas, rumah sakit telah
mengimplementasikan rencana darurat dan strategi yang efektif untuk
mengatasi tantangan tersebut.

B. Sasran
Berdasarkan kesimpulan yang telah disusun, berikut adalah beberapa saran
yang sesuai untuk Rumah Sakit Primaya Tangerang:
1. Terus Meningkatkan Diferensiasi: Rumah Sakit Primaya Tangerang dapat
terus meningkatkan diferensiasi mereka dengan fokus pada inovasi dalam
pelayanan kesehatan. Mereka dapat menginvestasikan lebih banyak
dalam teknologi medis terbaru, pengembangan program kesehatan
komunitas, dan pelayanan unggulan yang membedakan mereka dari
pesaing.
2. Optimalkan Efisiensi Operasional: Manajemen operasi yang efisien
adalah kunci untuk menjaga biaya tetap rendah dan kualitas perawatan

24
tinggi. Rumah Sakit Primaya Tangerang dapat mempertimbangkan
penggunaan sistem manajemen rumah sakit yang canggih, pengelolaan
inventaris yang lebih efisien, dan pelatihan staf yang teratur untuk
meningkatkan efisiensi operasional.
3. Terus Evaluasi SWOT: Analisis SWOT harus menjadi alat yang terus
dievaluasi. Rumah Sakit Primaya Tangerang harus secara berkala
meninjau kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
memengaruhi operasi mereka. Ini akan membantu mereka untuk tetap
responsif terhadap perubahan pasar dan me kan perbaikan yang
berkelanjutan.
4. Terbuka terhadap Usulan dari Individu: Rumah Sakit Primaya Tangerang
harus mendorong keterlibatan staf medis dan manajemen dalam
memberikan usulan untuk meningkatkan manajemen operasi. Mereka
dapat mendirikan forum atau mekanisme untuk mengumpulkan dan
mengevaluasi ide-ide kreatif yang dapat membantu meningkatkan
efisiensi dan kualitas perawatan.
5. Perencanaan Strategis Berbasis Product Life Cycle: Rumah Sakit
Primaya Tangerang perlu mengembangkan perencanaan strategis
berdasarkan siklus hidup produk/jasa yang mereka tawarkan. Ini
mencakup pengenalan layanan baru, pembaruan fasilitas, dan
diversifikasi layanan sesuai dengan tahap siklus hidup tersebut.
6. Manajemen Kapasitas yang Fleksibel: Menghadapi tantangan kelebihan
atau penurunan kapasitas, rumah sakit perlu memiliki rencana
manajemen kapasitas yang fleksibel. Ini mencakup rencana darurat yang
terkoordinasi dengan baik untuk mengatasi situasi kelebihan pasien atau
penurunan kapasitas akibat bencana alam atau pandemi.
Dengan menerapkan saran-saran ini, Rumah Sakit Primaya Tangerang dapat
terus berkembang, menjaga keunggulan kompetitif, dan memenuhi visi dan
misi mereka dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi
kepada masyarakat.

25
26
DAFTAR PUSTAKA

Abbey, R. L., Aaby, K. A., & Herrmann, J. W. (2013). Planning and Managing
Mass Prophylaxis Clinic Operations. Dalam B. T. Denton (Ed.), Handbook
of Healthcare Operations Management: Methods and Applications (hlm.
319–348). Springer. https://doi.org/10.1007/978-1-4614-5885-2_12
Balasubramanian, H., Muriel, A., Ozen, A., Wang, L., Gao, X., & Hippchen, J.
(2013). Capacity Allocation and Flexibility in Primary Care. Dalam B. T.
Denton (Ed.), Handbook of Healthcare Operations Management: Methods
and Applications (hlm. 205–228). Springer. https://doi.org/10.1007/978-1-
4614-5885-2_8
Barnes, S., Golden, B., & Price, S. (2013). Applications of Agent-Based Modeling
and Simulation to Healthcare Operations Management. Dalam B. T.
Denton (Ed.), Handbook of Healthcare Operations Management: Methods
and Applications (hlm. 45–74). Springer. https://doi.org/10.1007/978-1-
4614-5885-2_3
Batun, S., & Begen, M. A. (2013). Optimization in Healthcare Delivery Modeling:
Methods and Applications. Dalam B. T. Denton (Ed.), Handbook of
Healthcare Operations Management: Methods and Applications (hlm. 75–
119). Springer. https://doi.org/10.1007/978-1-4614-5885-2_4
Berg, B. P. (2013). Location Models in Healthcare. Dalam B. T. Denton (Ed.),
Handbook of Healthcare Operations Management: Methods and
Applications (hlm. 387–402). Springer. https://doi.org/10.1007/978-1-
4614-5885-2_14
Bountourelis, T., Ulukus, M. Y., Kharoufeh, J. P., & Nabors, S. G. (2013). The
Modeling, Analysis, and Management of Intensive Care Units. Dalam B.
T. Denton (Ed.), Handbook of Healthcare Operations Management:
Methods and Applications (hlm. 153–182). Springer.
https://doi.org/10.1007/978-1-4614-5885-2_6
Chan, C. W., & Green, L. V. (2013). Improving Access to Healthcare: Models of
Adaptive Behavior. Dalam B. T. Denton (Ed.), Handbook of Healthcare

27
Operations Management: Methods and Applications (hlm. 1–18).
Springer. https://doi.org/10.1007/978-1-4614-5885-2_1
CPIM, C. M. K., PhD, MBA, N. E. D., MD, PhD, & MBA, M. R. W., MD, MSc.
(2021). Operations Management in Healthcare, Second Edition: Strategy
and Practice, Second Edition. Springer Publishing Company.
Dai, T., & Tayur, S. (2020). OM Forum—Healthcare Operations Management: A
Snapshot of Emerging Research. Manufacturing & Service Operations
Management, 22(5), 869–887. https://doi.org/10.1287/msom.2019.0778
Demeulemeester, E., Beliën, J., Cardoen, B., & Samudra, M. (2013). Operating
Room Planning and Scheduling. Dalam B. T. Denton (Ed.), Handbook of
Healthcare Operations Management: Methods and Applications (hlm.
121–152). Springer. https://doi.org/10.1007/978-1-4614-5885-2_5
Denton, B. T. (Ed.). (2013). Handbook of Healthcare Operations Management:
Methods and Applications (Vol. 184). Springer.
https://doi.org/10.1007/978-1-4614-5885-2
Froehle, C. M., & Magazine, M. J. (2013). Improving Scheduling and Flow in
Complex Outpatient Clinics. Dalam B. T. Denton (Ed.), Handbook of
Healthcare Operations Management: Methods and Applications (hlm.
229–250). Springer. https://doi.org/10.1007/978-1-4614-5885-2_9
Guha, S., & Kumar, S. (2018). Emergence of Big Data Research in Operations
Management, Information Systems, and Healthcare: Past Contributions
and Future Roadmap. Production and Operations Management, 27(9),
1724–1735. https://doi.org/10.1111/poms.12833

28

Anda mungkin juga menyukai