Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGANTAR METABOLISME

DISUSUN OLEH :

ANDI IDRUS ANDRIAWAN 22.004.AF


ERNA 22.018.AF

AKADEMI FARMASI YAMASI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pengantar Metabolisme"
sebagai tugas mata kuliah Biokimia.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat


kekurangan. Hal ini tidak lain karena penulis manusia biasa yang tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis harapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak demi tercapainya kesempurnaan untuk makalah
berikutnya.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlipat
ganda atas bantuan yang telah diberikan. Aamiin

Makassar, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................2
A. METABOLISME..................................................................................................2
B. ENZIM..................................................................................................................2
1. Pengertian Enzim..............................................................................................2
2. Komponen Enzim...............................................................................................3
3. Cara kerja enzim.................................................................................................4
4. Sifat-sifat enzim.................................................................................................5
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim...........................................6
C. ANABOLISME.....................................................................................................8
1. Pengertian anabolisme........................................................................................8
2. Contoh-contoh anabolisme.................................................................................8
D. KATABOLISME................................................................................................11
1. Katabolisme karbohidrat..................................................................................12
2. Katabolisme lemak dan protein........................................................................13
3. Reaksi katabolisme didalam tubuh...................................................................14
BAB III........................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................16
A. KESIMPULAN...................................................................................................16
B. SARAN...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metabolisme sel adalah proses-proses pengubahan biokamis yang terjadi di


dalam sel dan dapat di bedakan menjadi anabolisme atau penyusunan dan
katabolisme atau penguraian.

Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam


organisme dan sel. Untuk melakukan metabolisme kita perlu adanya Energi dan
Materi. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme)
molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang
melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:

1. Bagaimanakah Peran enzim dalam proses metabolisme?

2. Bagaimanakah proses anabolisme?

3. Bagimanakah proses katabolisme?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa manfaat dan peran
metabolisme.

1. Untuk memahami Peran enzim dalam proses metabolisme

2. Untuk mengetahui Proses anabolisme

3. Untuk mengetahui proses katabolisme

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. METABOLISME
Metabolisme adalah reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Reaksi
kimia ini akan mengubah suatu zat menjadi zat lain. Metabolisme sel dapat dibagi
menjadi dua, yaitu katabolisme dan anabolisme. Katabolisme adalah proses
penguraian senyawa untuk menghasilkan energi. Sedangkan, anabolisme adalah
proses sintesis senyawa atau komponen dalam sel hidup. Umumnya, dalam proses
metabolik melibatkan aktivitas katalis biologik yang disebut enzim dengan
melibatkan ATP.
Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali dengan
substratyang diakhiri dengan produk. Reaksi dalam sel tidak terjadi bolak-balik,
melainkan berjalan ke satu arah. Tiap produk akan menjadi reaktan bagi reaksi
selanjutnya. Reaksi ini berurutan sampai produk akhir, membentuk suatu jalur
metabolisme.

B. ENZIM

1. Pengertian Enzim
Enzim adalah senyawa organik atau katalis protein yang dihasilkan sel dalam
suatu reaksi. Enzim bekerja sebagai katalis dalam tubuh makhluk hidup, oleh
karena itu disebut biokatalisator. Kamu akan mengetahui fungsi enzim dalam
proses metabolisme setelah mempelajari subbab ini. Enzim bertindak sebagai
katalis, artinya enzim dapat meningkatkan laju reaksi kimia tanpa ikut bereaksi atau
dipengaruhi oleh reaksi kimia tersebut. Enzim ini memiliki sifat yang khas, artinya
hanya mempengaruhi zat tertentu yang disebut substrat. Substrat adalah molekul
yang bereaksi dalam suatu reaksi kimia dan molekul yang dihasilkan disebut

2
produk. Misalnya, enzim protease, substratnya adalah protein dan bentuk reaksinya
mengubah protein menjadi asam amino. Jadi, asam amino disebut produk. Untuk
lebih memahami cara kerja enzim, mari cermati Gambar 2.3 di bawah ini.
SUBSTRAT Penyatuan enzim dengan substrat menghasilkan produk. Enzim
disintesis di dalam sel-sel hidup. Sebagian besar enzim bekerja di dalam sel
sehingga disebut enzim intraseluler. Contoh enzim intraseluler adalah katalase yang
memecah senyawa-senyawa berbahaya, seperti hidrogen peroksida pada sel-sel hati.
Sedangkan, enzim yang dibuat di dalam sel dan melakukan fungsinya di luar sel
disebut enzim ekstraseluler. Contoh enzim ekstraseluler adalah enzim-enzim
pencernaan, seperti amilase yang memecah amilum menjadi maltosa.
Reaksi biokimia yang dikendalikan oleh enzim, antara lain respirasi,
pertumbuhan, perkecambahan, kontraksi otot, fotosintesis, fiksasi nitrogen, proses
pencernaan, dan lain-lain. Untuk lebih mengetahui tentang enzim, mari cermati
uraian berikut ini.

2. Komponen Enzim
Penyusun utama suatu enzim adalah molekul protein yang disebut Apoenzim.
Agar berfungsi sebagaimana mestinya, enzim memerlukan komponen lain yang
disebut kofaktor. Kofaktor adalah komponen nonprotein berupa ion atau molekul.
Berdasarkan ikatannya, kofaktor dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
gugus prostetik, ko-enzim, dan ion-ion anorganik.
a) Gugus prostetik merupakan tipe kofaktor yang biasanya terikat kuat pada
enzim, berperan memberi kekuatan tambahan terhadap kerja enzim.
Contohnya adalah heme, yaitu molekul berbentuk cincin pipih yang
mengandung besi. Heme merupakan gugus prostetik sejumlah enzim, antara
lain katalase, peroksidase, dan sitokrom oksidase.
b) Ko-enzim merupakan kofaktor yang terdiri atas molekul organik nonprotein
yang terikat renggang dengan enzim. Ko-enzim berfungsi untuk

3
memindahkan gugus kimia, atom, atau elektron dari satu enzim ke enzim
yang lain. Contohnya, tiamin pirofosfat, NAD, NADP+, dan asam
tetrahidrofolat.
c) Ion-ion anorganik merupakan kofaktor yang terikat dengan enzim atau
substrat kompleks sehingga fungsi enzim lebih efektif. Contohnya, amilase
dalam ludah akan bekerja lebih baik dengan adanya ion klorida dan kalsium.

3. Cara kerja enzim


Enzim mengkatalis reaksi dengan cara meningkatkan laju reaksi. Enzim
meningkatkan laju reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi (energi yang
diperlukan untuk reaksi) dari EA1 menjadi EA2. (Lihat Gambar 2.4). Penurunan
energi aktivasi dilakukan dengan membentuk kompleks dengan substrat. Setelah
produk dihasilkan, kemudian enzim dilepaskan. Enzim bebas untuk membentuk
kompleks baru dengan substrat yang lain.
Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai katalis.
Pada sisi ini, terdapat gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat elektrofilik
sehingga dapat mengkatalis reaksi yang diinginkan.
Bentuk sisi aktif sangat spesifik sehingga diperlukan enzim yang spesifik pula.
Hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi enzim. Agar
dapat bereaksi, enzim dan substrat harus saling komplementer.

Cara kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan
anak kunci, dan teori kecocokan yang terinduksi

a). Teori gembok dan anak kunci (Lock and key theory)

Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci


yang masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan
energi aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan
produk serta membebaskan enzim.

4
b). Teori kecocokan yang terinduksi (Induced fit theory)

Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan bentuk
yang fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif
termodifikasi melingkupi substrat membentuk kompleks. Ketika produk sudah
terlepas dari kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk yang lepas. Sehingga,
substrat yang lain kembali bereaksi dengan enzim tersebut.

4. Sifat-sifat enzim
Sebagai biokatalisator, enzim memiliki beberapa sifat antara lain:

a. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, artinya enzim tidak mengubah


produk akhir yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya
meningkatkan laju suatu reaksi.
b. Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim hanya mempengaruhi substrat
tertentu saja.
c. Enzim merupakan protein. Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein.
Antara lain bekerja pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim
akan kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan
pelarut organik. Selain itu, panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim
terdenaturasi sehingga tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
d. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit. Sesuai dengan fungsinya sebagai
katalisator, enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
e. Enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat
berbalik, artinya enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat
laju reaksi sehingga tercapai keseimbangan. Enzim dapat menguraikan suatu

5
senyawa menjadi senyawa-senyawa lain. Atau sebaliknya, menyusun senyawa-
senyawa menjadi senyawa tertentu. Reaksinya dapat digambarkan sebagai
berikut.
f. Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kerja enzim adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif), dan inhibitor (penghambat)
serta konsentrasi substrat.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim


a). Suhu
Tiap kenaikan suhu 10º C, kecepatan reaksi enzim menjadi dua kali lipat.
Hal ini berlaku dalam batas suhu yang wajar. Kenaikan suhu berhubungan
dengan meningkatnya energi kinetik pada molekul substrat dan enzim. Pada suhu
yang lebih tinggi, kecepatan molekul substrat meningkat. Sehingga, pada saat
bertubrukan dengan enzim, energi molekul substrat berkurang. Hal ini
memudahkan molekul substrat terikat pada sisi aktif enzim. Peningkatan suhu
yang ekstrim dapat menyebabkan atom-atom penyusun enzim bergetar sehingga
ikatan hidrogen terputus dan enzim terdenaturasi. Denaturasi adalah rusaknya
bentuk tiga dimensi enzim dan menyebabkan enzim terlepas dari substratnya.
Hal ini, menyebabkan aktivitas enzim menurun, denaturasi bersifat irreversible
(tidak dapat balik). Setiap enzim mempunyai suhu optimum, sebagian besar
enzim manusia mempunyai suhu optimum 37º C. Sebagian besar enzim
tumbuhan mempunyai suhu optimum 25º C.

b). pH
Enzim sangat peka terhadap perubahan derajat keasaman dan kebasaan
(pH) lingkungannya. Enzim dapat nonaktif bila berada dalam asam kuat atau
basa kuat. Pada umumnya, enzim intrasel bekerja efektif pada kisaran pH 7,0.
Jika pH dinaikkan atau diturunkan di luar pH optimumnya, maka aktivitas enzim

6
akan menurun dengan cepat. Tetapi, ada enzim yang memiliki pH optimum
sangat asam, seperti pepsin, dan agak basa, seperti amilase. Pepsin memiliki pH
optimum sekitar 2 (sangat asam). Sedangkan, amilase memiliki pH optimum
sekitar 7,5 (agak basa).
c). Inhibitor
Kerja enzim dapat terhalang oleh zat lain. Zat yang dapat menghambat
kerja enzim disebut inhibitor. Zat penghambat atau inhibitor dapat menghambat
kerja enzim untuk sementara atau secara tetap. Inhibitor enzim dibagi menjadi
dua, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif.
1). Inhibitor kompetitif
Inhibitor kompetitif adalah molekul penghambat yang bersaing dengan
substrat untuk mendapatkan sisi aktif enzim. Contohnya, sianida bersaing
dengan oksigen untuk mendapatkan hemoglobin dalam rantai respirasi terakhir.
Penghambatan inhibitor kompetitif bersifat sementara dan dapat diatasi dengan
cara menambah konsentrasi substrat.
2). Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor nonkompetitif adalah molekul penghambat enzim yang bekerja
dengan cara melekatkan diri pada luar sisi aktif enzim. Sehingga, bentuk enzim
berubah dan sisi aktif enzim tidak dapat berfungsi. Hal ini menyebabkan substrat
tidak dapat masuk ke sisi aktif enzim. Penghambatan inhibitor nonkompetitif
bersifat tetap dan tidak dapat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.
Selain inhibitor, terdapat juga aktivator yang mempengaruhi kerja enzim.
Aktivator merupakan molekul yang mempermudah enzim berikatan dengan
substratnya. Contohnya, ion klorida yang berperan dalam aktivitas amilase dalam
ludah.

7
C. ANABOLISME

1. Pengertian anabolisme
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa
organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini
membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa
energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk
mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih
kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi
tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.

Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor


seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-
senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga,
penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks,
seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.

2. Contoh-contoh anabolisme
a). Fotosintesis
Fotosintesis (anabolisme) adalah proses anabolisme yang menggunakan cahaya
sebagai sumber energi.

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti


selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung
melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara
umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di
atas.
Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen
untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia. Tumbuhan menangkap
cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi

8
warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas.
klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis.
Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung
kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat
lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap
milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang
transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.
Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk
mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang
berlebihan.

b). Kemosintesis
Kemosintesis adalah konversi biologis satu molekul karbon atau lebih (biasanya
karbon dioksida atau metana), senyawa nitrogen dan sumber makanan menjadi
senyawa organik dengan menggunakan oksidasi molekul anorganik (contohnya gas
hidrogen, hidrogen sulfida) atau metana sebagai sumber energi, daripada cahaya
matahari, seperti pada fotosintesis. Dalam penjelasan yang lebih sederhana,
kemosintesis adalah anabolisme yang menggunakan energi kimia. Energi kimia yang
digunakan pada reaksi ini adalah energi yang dihasilkan dari suatu reaksi kimia, yaitu
reaksi oksidasi.

Kemosintesis terjadi pada organisme ototrof. Tepatnya kemo-ototrof. Yang


mampu menghasilkan senyawa organic yang dibutuhkan dari zat-zat anorganik
dengan pertolongan energy kimia. Yang dimaksud dengan energi kimia di sini adalah
energy yang diperoleh dari suatu rekasi kimia yang berasal dari reaksi oksidasi.
Kemampuan mengadakan kemosintesis ini dijumpai pada mikroorganisme dan
bakteri ototrof. Bakteri sulfur yang tidak berwarna memperoleh energy dari proses
oksidasi senyawa H2S. jangan dikacaukan dengan bakteri sulfur yang berwarna
kelabu-keunguan yang mampu mengadakan fotosintesis karena meiliki klorofil.

9
c). Sintesis lemak

Lemak disintesis dari protein dan karbohidrat melalui asetil ko-enzim A.


Metabolisme gliserol memiliki cara sama dengan metabolisme karbohidrat, yaitu
melalui jalan piruvat. Untuk mensintesis lemak atau asam lemak diperlukan suatu ko-
enzim A yang berfungsi memutuskan atau memecahkan dua bagian atom C
(karbon)nya untuk membentuk asetil Ko-A. Karena pemutusan rantai karbonnya
terjadi pada karbon (C) kedua pada mata rantai asam lemak, maka reaksinya
dinamakan beta oksidasi. Beta oksidasi adalah suatu proses yang berlangsung secara
berulang-ulang sehingga semua atom karbon (C) pada rantai lemak berubah menjadi
asetil Ko-A.
Asetil Ko-A juga dapat diubah kembali menjadi asam lemak sehingga reaksi
beta oksidasi disebut pula sebagai reaksi reversible (yang dapat di balik). Asam
piruvat sebagai hasil akhir metabolisme gliserol, dan asetil Ko-A bersama-sama
akhirnya memasuki siklus asam trikarboksilat yang merupakan langkah terakhir dari
metabolisme dalam tubuh. Oksigen yang diperlukan tubuh memerlukan oksigen lebih
banyak dalam proses oksidasi lemak untuk menghasilkan energi dibandingkan
dengan proses oksidasi karbohidrat. Hal ini dimungkinkan karena perbandingan C : H
: O molekul lemak jauh lebih besar dibandingkan dengan molekul karbohidrat.
Misalnya, perbandingan C : H : O pada molekul tristearin adalah 57 : 110 : 6,
sedangkan molekul glukosa juga memiliki enam atom oksigen, tetapi perbandingan C
: H : O pada glukosa jauh lebih rendah, yaitu 6 : 12 : 6. Perbedaan ini mengakibatkan
nilai pembakaran yang jauh berbeda. Satu gram lemak menghasilkan 9,3 kalori,
sedangkan 1 gram karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.
d). Sintesis protein
Sintesis protein adalah proses pembentukan asam amino melalui kode gen yang
dibuat DNA. Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA
dan Ribosom.

10
Suatu ikatan molekul peptida terbentuk bila gugus amino dari satu asam amino
berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain. secara berurutan, bila dua
asam amino yang bergabung, maka akan terbentuk molekul dipeptida; bila tiga asam
amino berikatan maka akan terbentuk molekul tripeptida dan seterusnya. Dengan
demikian bila terjadi penggabungan asam amino dalam jumlah besar, maka akan
terbentuk molekul yang disebut sebagai polipeptida. Pada dasarnya, protein adalah
polipeptida. Jadi, penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar
akan membentuk molekul polipeptida.
Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang
sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti
sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai "pengatur sintesis
protein". Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA.

D. KATABOLISME

Katabolisme adalah reaksi pemecahan molekul-molekul besar yang kompleks


menjadi molekul-molekul kecil yang lebih sederhana.
Sebelum diserap oleh usus halus, bahan-bahan makanan yang kita makan harus
dipecah atau dirombak menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana. Sebagai
contoh, bahan-bahan makanan yang mengandung karbohidrat harus dirombak
menjadi molekul-molekul glukosa, bahan-bahan makanan yang mengandung protein
dipecah menjadi molekul-molekul asam amino, dan bahan-bahan makanan yang
mengandung lemak dipecah menjadi asam lemak serta gliserol. Proses katabolisme
berlangsung di organel Mitokondria (mito = benang, dan chondrion = granula).
Organel ini sering disebut sebagai the power house of cell karena Berperan sebagai
organel penghasil ATP. Mitokondria mengandung enzim-enzim yang berguna dalam
respirasi seluler. Organel penghasil ATP ini memiliki membran ganda (membran luar
dan membran dalam).

11
1. Katabolisme karbohidrat
Katabolisme atau pemecahan molekul-molekul karbohidrat dimulai saat terjadi
pencernaan makanan. Pada saat demikian, molekul-molekul karbohidrat kompleks
(polisakarida), akan diuraikan menjadi molekul-molekul karbohidrat sederhana
(monosakarida). Proses tersebut berlangsung secara enzimatis.
Pada peristiwa perombakan karbohidrat akan dihasilkan energi. Energi selanjutnya
akan digunakan untuk berbagai keperluan hidup sel, seperti gerak, pembelahan,
transportasi zat, dan penyusunan molekul-molekul organik yang besar.
a). Respirasi
Respirasi merupakan peristiwa oksidasi biologis yang menggunakan oksigen
sebagai akseptor (penerima) elektron terakhirnya. Dalam proses ini, oksigen direduksi
menjadi air (H2O). Elektron dan hidrogen yang bebas mula-mula ditangkap oleh
NAD (nicotinamide adenine dinucleotide yaitu suatu substansi yang berasal dari
vitamin niasin) menjadi NADH2, tetapi selanjutnya atom hidrogen dan elektron
diberikan kepada oksigen melalui sistem transpor elektron sehingga dihasilkan
kembali NAD dan H2O.
4 tahap utama dalam respirasi aerob yaitu:
a. Glikolisis
b. Pembentukan Asetil Koenzim A
c. Siklus Asam Sitrat
d. Transpor Elektron (Fosforilasi Oksidatif)

b). Fermentasi
Fermentasi merupakan proses penguraian senyawa organik untuk memperoleh
energi tanpa menggunakan oksigen sebagai akseptor elektron terakhirnya. Ada
berbagai macam jenis fermentasi berdasarkan hasil akhir substratnya, misalnya
fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat.

12
1). Fermentasi alkohol

Proses fermentasi alkohol berlangsung dalam kondisi anaerob sehingga asam


piruvat yang terbentuk pada akhir glikolisis tidak berubah menjadi asetil koenzim A.
Asam piruvat akan mengalami dekarboksilasi menjadi asetaldehid dengan dikatalis
oleh enzim piruvat dehidrogenase. asetaldehid kemudian mengalami reduksi menjadi
alkohol dengan bantuan enzim alkohol dehidrogenase.

Pembuatan tapai termasuk dalam fermentasialkohol terutama dilakukan oleh


ragi atau khamir. Khamir ini bersifat Anaerob fakutatif artinya hidup secara aerob
tetapi dapat juga hidup atau tumbuh secara anaerob jika tidak ada lagi oksigen bebas.

2). Fermentasi asam laktat

Dalam proses fermentasi asam laktat, asam piruvat tidak diubah menjadi asetil
KoA untuk diteruskan ke siklus krebs, tetapi menjadi asam laktat. Proses perubahan
asam piruvat menjadi asam laktat dikatalis oleh enzim laktat dehidrogenase.

Fermentasi asam laktat umumnya dilakukan oleh mikroorganisme, misalnya


bakteri. Bakteri yang dapat melakukan fermentasi asam laktat dikelompokkan dalam
bakteri asam laktat atau Lactobacillaceae,contohnya Lactobacillus bulgarius dan
lactobacillus casei.

Pada fermentasi asam laktat dihasilkan dua ATP untuk setiap molekul glukosa.
Hal itu disebabkan NADH + H+ dari proses glikolisis digunakan untuk mereduksi
asam piruvat menjadi asam laktat.

13
2. Katabolisme lemak dan protein
Selain karbohidrat, lemak dan protein juga dapat dirombak untuk memperoleh
energi. Perombakan atau katabolisme menghasilkan energi lebih sedikit dibandingkan
karbohidrat, sedangkan katabolisme lemak menghasilkan energi dua kali lebih
banyak per unit massa.

Katabolisme Lemak merupakan salah satu sumber energi bagi tubuh, bahkan
kandungan energinya paling tinggi diantara sumber energi lain, yaitu sebesar 9
kkal/gram. Perombakan lemak dimulai saat lemak berada didalam sistem pencernaan
makanan. Lemak akan dirombak menjadi asam lemak dan gliserol.

Untuk dapat menghasilkan energi, asam lemak akan mengalami oksidasi yang
terjadi di dalam mitokondria, sedangkan gliserol dirombak secara glikolisis. Gliserol
dan glikolisis akan diubah kembali menjadi dihidroksi aseton fosfat.

Oksidasi asam lemak terjadi dalam dua tahap, yaitu oksidasi asam lemak yang
menghasilkan residu asetil KoA dan oksidasi asetil KoA menjadi karbon dioksida
melalui siklus krebs.

Sedangkan Katabolisme Protein merupakan biom olekul yang tersusun atas


asam-asam amino. Meskipun protein bukan merupakan sumber energi utama bagi
tubuh, oksidasi asam amino dapat memberikan sekitar 10% dari total energi yang
diperlukan oleh tubuh. Didalam sistem pecernaan makanan, protein dapat diuraika
dirombak oleh enzim protease menjadci peptida-peptida yang lebih sederhana, yaitu
asam amino . Selanjutnya asam amino tersebut mengalami deaminasi, yaitu
pemutusan gugus amino dari asam amino. Asam-asam amino mengalami deaminasi
oksidatif di dalam sel-sel hati.

14
3. Reaksi katabolisme didalam tubuh
Di dalam tubuh terdapat protein. Reaksi katabolisme akan menyederhanakan
bentuk protein menjadi asam amino. Asam amino ini dioksidasi menjadi urea dan
karbondioksida. Reaksi ini menghasilkan energi.
Selain memecah protein, katabolisme juga bisa memecah karbohidrat kompleks
(polisakarida) menjadi karbohidrat sederhana (glukosa, fruktosa, dan ribosa).
Karbohidrat sederhana ini akan dipecah lagi melalui sebuah reaksi yang dinamakan
glikolisis. Dari reaksi inilah energi dihasilkan.
Sedangkan lemak akan melalui proses pemecahan yang disebut hidrolisis.
Proses ini menghasilkan asam lemak dan gliserol, yang selanjutnya akan melalui
reaksi glikolisis dan reaksi lainnya hingga terbentuklah energi.
Energi yang dihasilkan dari proses-proses di atas disimpan di molekul
adenosine triphospate (ATP). Energi di ATP ini bisa dipakai oleh proses anabolisme
untuk melakukan sintesis gula, hormon, enzim, dan menumbuhkan sel-sel serta
memperbaiki jaringan tubuh. Dari makanan, satu gram protein yang teroksidasi dapat
menghasilkan energi sebesar 17 kj. Sama dengan protein, satu gram karbohidrat dapat
menghasilkan energi sebesar 17 kj. Sedangkan 37 kj dapat diperoleh dari satu gram
lemak. Sumber-sumber energi ini dapat diperoleh tubuh salah satunya dari makanan
yang kita makan.

15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Metabolisme adalah reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia
ini akan mengubah suatu zat menjadi zat lain. metabolisme sel dapat dibagi menjadi
dua, yaitu katabolisme dan anabolisme. Metabolisme merupakan rangkaian reaksi
kimia yang diawali dengan substrat yang diakhiri dengan produk. Reaksi dalam sel
tidak terjadi bolak-balik, melainkan berjalan ke satu arah. Tiap produk akan menjadi
reaktan bagi reaksi selanjutnya. Reaksi ini berurutan sampai produk akhir,
membentuk suatu jalur metabolisme.

Energi adalah sesuatu yang dapat menyebabkan benda dapat melakukan kerja.
Sedangkan materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.
Segala sesuatu benda baik berbentuk padat, cair, maupun gas adalah materi. Materi
mempunyai nama lain yaitu zat.

B. SARAN

Sebagai mahasiswa kita patut mengetahui apa itu energi, materi, dan enzim.
Dan bagaimana proses terjadinya anabolisme dan katabolisme.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hendro Darmodjo.1993. Pendidikan IPA 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan

Ni Ketut Lasmi. 2012. Seri Pendalaman Materi Fisika. Bandung: Esis.

Prawirohartono, Slamet dan Hidayati, Sri. 2007. Sains Biologi 3 SMA/MA. Jakarta:
Bumi Aksara.Hal: 34-35

Prawirohartono, S. & Hadisumarto, S. (1997). Sains Biologi 3a Untuk SMU Kelas 3


Tengah Tahun Pertama Sesuai Kurikulum 1994. Jakarta: Bumi Aksara

Jasin, Maskoeri, Ilmu Alamiah Dasar, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1987

Parning, KIMIA 1A Untuk Kelas 1 Sekolah Menengah Atas Semester Pertama,


Yudhistira, Jakarta, 2005

http://macam-macamrumusfisika.blogspot.com/p/usaha-dan-energi.html (diakses 29
Sept 2017)

http://sitimapmap.blogspot.co.id/2015/09/makalah-bab-energi.html (Diposting oleh


Siti Mafuroh di 1:12AM)

yiksrimustikawordpress.com/2011/04/05/teori-atom-demokritus/ (diakses 28
september 2017)

17
http://warnawarniakuntansi.blogspot.com/2013/09/materi-dan-energi-ilmu-kelaman-
dasar.html (diakses 28 Sept 2017)

http://deslia.blogspot.com/2012/12/makalah-materi-dan-energi.html (di akses 28 sept


2017)

http://hamaokb.wordpress.com/2009/07/07/materi-dan-energi/ (diakses 28 Sept 2017)

http://ahsanahnida.blogspot.co.id/2014/10/makalah-materi-dan-energi.html
(Diposting oleh Ahsanah Nida di 07.23)

18

Anda mungkin juga menyukai