Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN HADIST PRIODE KE-III,IV,V

Di susun oleh:
Shabrinatul Jannati
MADRASAH ALIYAH MODEL
ZAINUL HASAN GENGGONG
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.........................................................................i
Kata Pengantar............................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................iii
Bab I:
A. Perkembangan Pada Masa Sahabat Kecil dan Tabiin....1
B. Pengembangan Hadist....................................................2
Bab II:
A. Perkembangan Hadist Abab Ke-III Hijriah......................3
B. Tokoh Pengumpul Hadist................................................4
Bab III:
A. Masa Mentashlihkan dan Penyusuran................................5
B. Tokoh-tokoh Hadist yang Mahir..........................................7
Daftar Pusaka..............................................................................8

Kata Pengantar
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
"PERKEMBANGAN HADIST PRIODE KE-III,IV,V".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan pemahaman dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan pengetahuan
dan juga manfaat untuk pembaca.

Genggong, 20 Februari 2023

Shabrinatul Jannati

1.Periode Ketiga
 Perkembangan Pada Masa Sahabat Kecil Dan Tabi’in
Periode ini disebut ‘Ashr Intisyar al-Riwayah ila al-Amshar (masa berkembang
dan meluasnya periwayatan hadis). Pada masa ini, daerah Islam sudah meluas,
yakni ke negeri Syam, Irak, Mesir, Samarkand, bahkan pada tahun meluas sampai
ke Spanyol. Hal ini bersamaan dengan berangkatnya para sahabat ke daerah-
daerah tersebut, terutama dalam rangka tugas memangku jebatan pemerintahan
dan penyebaran ilmu hadits.
Para sahabat kecil dan tabi’in yang ingin mengetahui hadis-hadis Nabi SAW
diharuskan berangkat ke seluruh pelosok wilayah Daulah Islamiyah untuk
menanyakan hadis kepada sahabat-sahabat besar yang sudah tersebar di wilayah
tersebut. Dengan demikian, pada masa ini, di samping tersebarnya periwayatan
hadis ke pelosok-pelosok daerah Jazirah Arab, perlawanan untuk mencari hadis
pun menjadi ramai.
Karena meningkatnya periwayatan hadis, muncullah bendaharawan dan
lembaga-lembaga (Centrum Perkembangan) hadis di berbagai daerah di seluruh
negeri. Di antara bendaharawan hadis yang banyak menerima, menghapal,
danmengembangkan atau meriwayatkan hadis adalah:
1. Abu Hurairah, menurut Ibn Al-Jauzi, beliau meriwayatkan 5.374 hadis,
sedangkan menurut Al-Kirmany, beliau meriwayatkan 5.364 hadis.
2. Abdullah Ibn Umar meriwayatkan 2630 hadis.
3.Aisyah, istri Rasul SAW. Meriwayatkan 2.276 hadis.
4. Abdullah Ibn ‘Abbas meriwayatkan 1660 hadis.
5. Jabir Ibn ‘Abdullah meriwayatkan 1540 hadis.
6. Abu Sa’id Al-Khudri meriwayatkan 1.170 hadis.
Para sahabat yang terkenal banyak meriwayatkan hadis ada beberapa alasan,
diantaranya lebih dahulu bersahabat dengan Nabi seperti Abdullah bin Mas’ud,
atau karena banyak berkhidmah dengan beliau seperti Anas bin Malik, atau
karena banyak menyaksikan internal dalam rumah tangga beliau seperti Aisyah,
dan atau karena ketekunannya dalam hadis seperti Abdullah bin Umar, Abdullah
bin Amr, dan Abu Hurairah.Seperti lembaga-lembaga hadis yang menjadi pusat
bagi usaha penggalian, pendidikan, dan pengembangan hadis terdapat di:
1.Madinah, dengan tokoh-tokohnya: Abu Bakar, Umar, Ali, Abu Hurairah, Aisyah,
Ibn Umar, Sa’id Al-Khudri, Zaid Ibn Tsabit (dari kalangan sahabat), Urwah, Sa’id
Az-Zuhri, Abdullah Ibn Umar, Al-Qasim, Ibn Muhammad Ibn Abi Bakar, Nafi’, Abu
Bakar Ibn Abd Ar-Rahman Ibn Hisyam, dan Abu Zinad (dari kalangan tabiin).
2. Mekah, dengan tokoh-tokohnya: Ali, Abdullah Ibn Mas’ud, Sa’ad Ibn Abi
Waqas, Sa’id Ibn Zaid, Khabbah Ibn Al-Arat, Salman Al-Farisi, Abu Juhaifah
(sahabat), Masruq, Ubaididah, Al-Aswad, Syuraih, Ibrahim, Sa’id Ibn Jubair, Amir
Ibn Syurahil, Asy-Sya'bi (tabiin).
3.Bashrah, dengan tokoh-tokohnya: Anas Ibn Malik, Utbah, Imran Ibn Husain, Abu
Baezah, Ma’qil Ibn Yasar, Abu Bakrah, Abd Ar-Rahman Ibn Sumirah, Abdullah Ibn
Syikhkhir, Jariyah Ibn Kudamah (sahabat), Abu al-Aliyah, Rafi’ Ibn Mihram Al-
Riyahi, Al-Hasan Al-Bishri, Muhammad Ibn Sirin, AbuSya’tsa, Jabir Ibn Zaid,
Qatadah, Mutharraf Ibn Abdullah Ibn Syikhkhir,Abu Bardain Raja’ Ibn Abi Musa
(tabiin).
4. Syam, dengan tokoh-tokohnya: Mu’adz Ibn Jabbal, Ubaidillah Ibn Tsamit, Abu
Dardah(sahabat), Abu Idris Al-Khaulani, Qasibah Ibn Dzuaib, Makhul, Raja’ Ibn
Haiwah (tabiin).
5.Mesir, dengan tokoh-tokohnya: Abdullah Ibn Amr, Uqbah Ibn Amir, Kharijah Ibn
Hadzaifah, Abdullah Ibn Harist, Abu Basyrah, Abu Saad Al-Khair, Martsad Al-Yaziri,
Yazid Ibn Abi Habib (tabiin).
Pada priode ketiga ini mulai muncul usaha pemalsuan oleh orang-orang yang
tidak bertanggung jawab. Hal ini terjadi setelah wafatnya Ali r.a. Pada masa ini,
umat islam mulai terpecah menjadi beberapa golongan:
1. Golongan Ali Ibn Abi Thalib (syi’ah).
2. Golongan yang menentang Ali (Khawarij dan Mu’awiyah).
3. Golongan pemerintah pada masa itu (Jumhur).

Terpecahnya umat Islam tersebut, memacu orang-orang yang bertanggung


jawab untuk mendatangkan keterangan-keterangan yang berasal dari Rasulullah
SAW. untuk mendkung golongan mereka. Oleh sebab itulah, mereka membuat
hadis palsu dan menyebarkannya kepada masyarakat.
2.Priode Keempat
 Perkembangan Hadis pada Abad II Hijriah
Periode ini disebut Ashr Al-Kitabah wa Al-Tadwin (masa penulisandan
pembukuan). Maksudnya, penulisan dan pembukuan secara resmi, yakni yang
diselenggarakan oleh atau atas inisiatif pemerintah. Adapun kalausecara
perseorangan, sebelum abad II H hadis sudah banyak ditulis, baikpada masa
tabiin, sahabat kecil, sahabat besar, bahkan masa Nabi SAW.
Masa pembukuan secara resmi dimulai pada awal abad II H, yaknipada masa
pemerintahan Khalifah Umar Ibn Abdul Azis tahun 101 H, Sebagaikhalifah, Umar
Ibn Aziz sadar bahwa para perawi yang menghimpun hadisdalam hapalannya
semakin banyak yang meninggal. Beliau khawatir apabilatidak membukukandan
mengumpulkan dalam buku-buku hadis dari paraperawinya, ada kemungkinan
hadis-hadis tersebut akan lenyap daripermukaan bumi bersamaan dengan
kepergian para penghapalnya ke alambarzakh.
Untuk mewujudkan maksud tersebut, pada tahun 100 H, Khalifah meminta
kepada Gubernur Madinah, Abu Bakr Ibn Muhammad Ibn Amr IbnHazmin (120 H)
yang menjadi guru Ma'mar-Al-Laits, Al-Auza'i, Malik, IbnuIshaq, dan Ibnu Abi
Dzi'bin untuk membukukan hadis Rasul yang terdapatpada penghapal wanita
yang terkenal, yaitu Amrah binti Abdir Rahman IbnSa'ad Ibn Zurarah Ibn `Ades,
seorang ahli fiqh, murid `Aisyah r.a. (20 H/642 M- 98 H/716 M atau 106 H/724 M),
dan hadis-hadis yang ada pada Al-QasimIbn Muhammad Ibn Abi Bakr Ash-
Shiddieq (107 H/725 M), seorang pemukatabi’in dan salah seorang Fuqaha(ahli
fiqih) Madinah yang tujuh.
Disamping itu, Umar mengirimkan surat-surat kepada gubernur yang ada di
bawah kekuasaannya untuk membukukan hadis yang ada pada ulamayang tinggal
di wilayah mereka masing-masing.Di antara ulama besar yangmembukukan hadis
atas kemauan Khalifah adalah Abu Bakr Muhammad Ibn Muslim Ibn Ubaidillah Ibn
Syihab Az-Zuhri, seorang tabi’in yang ahli dalamurusan fiqh dan hadits. Mereka
inilah ulama yang mula-mula membukukanhadis atas anjuran Khalifah.
Pembukuan seluruh hadist yang ada di Madinah dilakukan oleh
ImamMuhammad Ibn Muslim Ibn Syihab Az-Zuhri, yang memang terkenal
sebagaiseorang ulama besar dari ulama-ulama hadist pada masanya.
Setelah itu, para ulama besar berlomba-lomba membukulcan hadistatas anjuran
Abu `Abbas As-Saffah dan anak-anaknya dari khalifah-khalifah‘Abbasiyah. Berikut
tempat dan nama-nama tokoh dalam pengumpulan hadits:
a. Pengumpul pertama di kota Mekah, Ibnu Juraij (80-150 H)
b. Pengumpul pertama di kota Madinah, Ibnu Ishaq (Wafat padatahun 150 H)
c. Pengumpul pertama di kota Bashrah, Al-Rabi' Ibrl Shabih (Wafatpada tahun 160
H).
d. Pengumpul pertama di Kuffah, Sufyan Ats-Tsaury (Wafat padatahun 161 H.).
e. Pengumpul pertama di Syam, Al-Auza'i (Wafat pada tahun 95 H).
f. Pengumpul pertama di Wasith, Husyain Al-Wasithy (104-188 H).
g. Pengumpul pertama diYaman, Ma'mar al-Azdy (95-153 H).
h. Pengumpul pertama di Rei, Jarir Adh-Dhabby (110-188 H).
i. Pengumpul pertama di Khurasan, Ibn Mubarak (11 -181 H).
j. Pengumpul pertama di Mesir, Al-Laits Ibn Sa'ad (Wafat pada tahun175 H).
Semua ulama yang membukukan hadis ini terdiri dari ahli-ahli pada abad kedua
Hijriah. Kitab-kita hadist yang telahdibukukan dan dikumpulkandalam abad kedua
ini, jumlahnya cukup banyak. Akan tetapi, yang rnasyhur dikalangan ahli hadis
adalah :
a. Al-Muwaththa', susurran Imam Malik (95 H-179 H).
b. Al-Maghazi wal Siyar, susunan Muhammad Ibn Ishaq (150 H).
c. Al-Jami', susunan Abdul Razzaq As-San'any (211 H)
d. Al-Mushannaf, susunan Sy'bah Ibn Hajjaj (160 H).
e. Al-Mushannaf, susunan Sufyan Ibn 'Uyainah (198 H).
f. Al-Mushannaf, susunan Al-Laits Ibn Sa'ad (175 H).
g. Al-Mushannaf, susnan Al-Auza'i (150 H).
h. Al-Mushannaf, susunan Al-Humaidy (219 H).
i. Al-Maghazin Nabawiyah, susunan Muhammad Ibn Waqid Al-Aslamy.
j. A1-Musnad, susunan Abu Hanifah (150 H).
k. Al-Musnad, susunan Zaid Ibn Ali.
L .Al-Musnad, susunan Al-Imam Asy-Syafi'i (204 H).
m. Mukhtalif Al-Hadis, susunan Al-Imam Asy-Syafi'i.
Tokoh-tokoh yang masyhur pada abad kedua hijriah adalah Malik,Yahya Ibn
Sa'id AI-Qaththan, Waki Ibn Al-Jarrah, Sufyan Ats-Tsauri, IbnuUyainah, Syu'bah
Ibnu Hajjaj, Abdul Ar-Rahman Ibn Mahdi, Al-Auza'i, Al-Laits,Abu Hanifah, dan Asy-
Syafi'I.

3.Priode Kelima.
 Masa Mentashlikan dan Penyusuran
Abad ketiga Hijriah merupakan puncak usaha pembukuan hadis.Sesudah kitab-
kitab Ibnu Juraij, kitab Muwaththa' -Al-Malik tersebar dalammasyarakat dan
disambut dengan gembira, kemauan menghafal hadis,mengumpul, dan
membukukannya semakin meningkat dan mulailah ahli-ahliilmu berpindah dari
suatu tempat ke tempat lain dari sebuah negeri ke negerilain untuk mencari
hadis.
Pada awalnya, ulama hanya mengumpulkan hadis-hadis yangterdapat di
kotanya masing-masing. Hanya sebagian kecil di antara merekayang pergi ke kota
lain untuk kepentingan pengumpulan hadis.
Keadaan ini diubah oleh AI-Bukhari. Beliaulah yang mula-mulameluaskan
daerah-daerah yang dikunjungi untuk mencari hadis. Beliau pergike Maru,
Naisabur, Rei, Baghdad, Bashrah, Kufah, Mekah, Madinah, Mesir,Damsyik,
Qusariyah, `Asqalani,dan Himsh.
Imam Bukhari membuat terebosan dengan mengumpulkan hadis yang tersebar
di berbagai daerah. Enam tahun lamanya Al-Bukhari terusmenjelajah untuk
menyiapkan kitab Shahih-nya.
Para ulama pada mulanya menerima hadist dari para rawi lalumenulis ke dalam
kitabnya, tanpa mengadakan syarat-syarat menerimanya dan tidak memerhatikan
shahih-tidaknya. Namun, setelah terjadinya pemalsuan
hadis dan adanya upaya dari orang-orang zindiq untuk pengacaukan hadis, para
ulama pun melakukan hal-hal berikut :
a. Membahas keadaan rawi-rawi dari berbagai segi, baik dari segikeadilan, tempat
kediaman, masa, dan lain-lain.
b. Memisahkan hadis-hadis yang sahih dari hadis yang sahih dari hadis dha’if
(hadist yang lemah) yakni dengan men-tashih kan(memperbaiki/mengoreksi)
hadis.
Ulama hadist yang mula-mula menyaring dan membedakan hadist-hadist yang
shalih dari yang palsu dan yang lemah adalah Ishaq ibn Rahawaih,seorang imam
hadis yang sangat termasyhur.
Pekerjaan yang mulia ini kemudian diselenggarakan dengan sempurna oleh Al-
Imam Al-Bukhari. Al-Bukhari menyusun kitab-kitabnya yang terkenal dengan
nama Al-jamius Shahil. Di dalam kitabnya, ia hanya membukukan hadis-hadis yang
dianggap sahih. Kemudian, usaha Al-Bukhari ini diikuti oleh muridnya yang sangat
alim, yaitu Imam Muslim.
Sesudah Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, bermunculan imam lain yang
mengikuti jejak Bukhari dan Muslim, di antaranya Abu Dawud, At-Tirmidzi,dan An-
Nasa'i. Mereka menyusun kitab-kitab hadis yang dikenal dengan Shahih Al-
Bukhari, Shahih Muslirn, Sunan Abu Dawud, Sunan At-Tirmidzi, dan Sunan An-
Nasa'i. Kitab-kitab itu kemudian dikenal di kalangan masyarakat dengan judul Al-
Ushul Al-Khamsya.
Di samping itu, Ibnu Majah menyusun Sunan -nya. Kitab Sunan ini kemudian
digolongkan oleh para ulama ke dalam kitab-kitab induk sehingga kitab-kitab
induk itu menjadi sebuah, yang kemudian dikenal dengan nama Al-Kutub Al-
Sittah.
Tokoh-tokoh hadis yang lahir dalam masa ini adalah:
1. Ali Ibnul Madany. 8. Muslim
2. Abu Hatim Ar-Razy. 9.An-Nasa’i.
3. Muhammad Ibn Jarir Ath- Thabari. 10. Abu Dawud.
4. Muhammad Ibn Sa'ad. 11.At-Tirmidzi
5. Ishaq Ibnu Rahawaih. 12.Ibnu Majah.
6.Ahmad. 13. Ibnu Qutaibah Ad-Dainuri.
7. Al-Bukhori.
Daftar Pusaka

https://www.academia.edu/38116028/
Makalah_tentang_pengembangan_hadis_di_abad_2_dan_3
https://www.academia.edu/17424939/Periode_Ketiga_hadis_Autosaved_

Anda mungkin juga menyukai