Anda di halaman 1dari 9

Asuhan Keperawatan dengan diagnosa Covid-19

Seorang laki laki 35 tahun dibawa kerumah sakit dengan keluhan demam selama 3 hari,pasien mengatakan sesak yang terasa
memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit,badan terasa lelah,nyeri otot, mata berkunang kunang dan batuk kering.Pasien
mengatakan hanya mengonsumsi obat warung namun setelah beberapa hari penyakitnya tidak kunjung sembuh.Pasien memiliki
riwayat penyakit ISPA.Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien tampak sesak berat, sadar penuh (composmentis), masih dapat berbicara
dan menjawab pertanyaan,suhu pasien:39.5°c,frekuensi pernapasan 30x/menit,Tekanan darah 125/84 mmHg,Frekuensi nadi 100
x/menit,Saturasi oksigen 84%,Skala nyeri 4,PaO2 55 mmHg, PCO2:31 mmHg,setelah dilakukan pemeriksaan RT-PCR pasien
didiagnosa dengan diagnosa covid-19.Apa masalah utama keperawatan pada pasien tersebut?

Masalah Keperawatan:

1.Gangguan pertukaran gas

2.Pola napas tidak efektif

3.Nyeri akut

4.Hipertermia

(Kasus Dikerjakan Bersama)


No Diagnosa dan Hasil Intervensi Implementasi Evaluasi Tanda
Berhubungan dengan Tangan
1 Gangguan pertukaran Pertukaran gas Tindakan: Pada jam 9.00 Pada jam 14.00 Erni
gas berhubungan (L.01003) Observasi 1. Memonitor S: Sihomb
dengan Setelah dilakukan 1. Monitor ing  Pasien ing
ketidakseimbangan tindakan kecepatan aliran frekuensi, mengatakan
ventilasi perfusi keperawatan 3x24 oksigen irama, pusing
(D0003) jam diharaokan 2. Monitor aliran kedalaman sudah
DS: pertukaran gas oksigen secara dan upaya berkurang
 Pasien membaik dengan periodic dan nafas  Pasien
mengeluh sesak kriteria hasil: pastikan fraksi 2. Memonitor mengatakan
napas,saat  Dispnea yang diberikan ing aliran sudah mulai
bernapas terasa menurun cukup oksigen segar dan
berat  Bunyi nafas 3. Monitor tingkat secara tidak merasa
DO: tambahan kecemasan akibat periodic sesak dan
 RR; 30 X/m menurun terapi oksigen 3. Memonitor mulai enak
 N:100 X/m  Pusing Terapeutik ing tingkat bernafas
 PaO2 : 55 menurun 4. Pertahankan kecemasan saat
mmHg  Penglihatan kepatenan jalan akibat menggunak
 PCO2:31 mmHg kabur napas terapi an oksigen.
 SPO2: 84% menurun Kolaborasi oksigen O:
 Gelisah 5. Kolaborasi 4. Memonitor  Pasien
menurun penentuan dosis saturasi terpasang
 PCO2 oksigen oksigen NRM 10lpm
membaik dan TTV :
kepatenan  RR; 27 x/m
 PO2
jalan napas  N:93 x/m
membaik
5. Berkolabor  PaO2 : 48
 Pola nafas
asi dalam mmHg
membaik
penentuan
 PCO2 : 34
dosis
mmHg
oksigen
 SPO2: 93%
A:Masalah teratasi
sebagian
P:Intervensi
dilanjutkan
 2,4,5
2 Pola napas tidak efektif Pola napas Tindakan: Pada jam 9.00 Pada jam 14.00 Juliana
berhubungan dengan (L.01004) Observasi 6. Memonitor S: Pasarib
hambatan upaya napas Setelah dilakukan 6. Monitor pola pola napas  Pasien u
(D0005) tindakan napas (frekuensi, mengatakan
DS: keperawatan selama 7. Monitor bunyi kedalaman, sesak nya
 pasien 3x24 jam masalah napas tambahan usaha berkurang
mengatakan pola napas tidak 8. Monitor sputum napa)  Pasien
sesak yang efektif membaik (jumlah,warna,aro 11. Memonitor mengatakan
terasa memberat dengan ma) adanya dahaknya
kriteria hasil: bunyi berkurang
DO:  Dispnea Terapeutik napas  Pasien
 pasien tampak  menurun 9. Pertahankan tambahan mengatakan
sesak berat,  Penggunaan kepatenan jalan (wheezing, warna
sadar penuh otot bantu napas dengan ronkhi dahaknya
(composmentis), napas head-tilt dan kering) sudah tidak
 Suhu: 39.5°c menurun chin-lift 12. Memposisi coklat lagi
 TD :  Gelisah 10. Posisikan semi kian semi O:
125/85mmHG menurun fowler fowler atau  Suhu:
 RR; 30 X/m  Kedalaman fowler 36.5°c
 N : 100/m napas Kolaborasi 13. Mepertaha  TD :
membaik 11.Kolaborasi nkan 120/80mmH
 SPO2 : 84%
 PCO2 penentuan dosis kepatenan G
 PaO2 : 55
membaik oksigen jalan napas  RR; 37 X/m
mmHg
14. Berkolabor
 PCO2:31 mmHg  PaO2  N : 92/m
asi
membaik  SPO2 : 93%
pemberian
 Pola Napas  PaO2 : 47
oksigen
membaik mmHg
 PCO2:35
mmHg
A: Masalah teratasi
sebagian

P:Intervensi
dilanjutkan
3 Hipertermia Hipertermia Tindakan: Pada jam 09.00 Pada Jam 14.00 Teguh
berhubungan dengan (L.14134) Observasi  Periksa suhu S: karya
suhu tubuh meningkat Setelah dilakukan  Identifikasi tubuh pasien  Pasien darma
diatas rentang normal tindakan penyebab dengan mengatakan Tarigan
tubuh (D.0130) keperawatan 3x24 hipertermia termometer demam mulai
jam diharapkan (dehidrasi,terpapa  Tinjau turun
Gejala dan tanda mayor hipertermia r lingkungan riwayat
Subjektif: membaik dengan panas) medis O = Batuk
(Tidak tersedia) kriteria hasil:  Monitor suhu pasien,
 Kulit merah tubuh termasuk  Flu
Objektif Menurun  Monitor kadar penggunaan  Tidak selera
1.suhu tubuh diatas nilai  Kejang elekralit obat obatan makan
normal Menurun  Monitor dan penyakit  Kenaikan suhu
 Tatikardi komplikasi akibat kronis tubuh diatas
Gejala dam tanda minor Menurun hipertermia  Amati gejala rentang normal
Subjektif :  Pucat seperti  Kulit kemerahan
(Tidak tersedia) Menurun Terapeutik keringat  Tatikardi
 Bradikardi  Sediakan berlebihan,  Kulit teraba
Objektif: Menurun lingkungan yang kulit panas, terasa
1.kulit merah  Pengisian dingin dan denyut hangat/panas
2.kejang kapiler  Longgarkan atau jantung
3.takikardi Membaik lepaskan pakaian cepat A=masalah
4.takipnea  Usahakan
 Tekanan  Basahi dan kipasi hipertermi belum
5.kulit terasa hangat pasien
darah permukaan tubuh teratasi
membaik  Berikan cairan beristirahat
 Temperatur oral dan tetap P = intervensi
membaik  Ganti linen setiap terhidrasi dilanjutkan
hari atau lebih
sering jika
mengalami
hiperhidrosis
(keringat
berlebih)
 Hindari
pemberian
antipiretik atau
aspirin
 Berikan
oksigen ,jika
perlu

Edukasi
 Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena,jika
perlu
4 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Tindakan: Pada jam 9.00 Pada jam 14.00 Lady
dengan agen pencedera tindakan Observasi 7. Mengidenti S: Novelin
fisik (D.0077) keperawatan selama 15. Identifikasi fikasi  pasien e
Gejala dan tanda mayor 3x24 jam masalah lokasi, lokasi, mengatakan Sofiani
Subjektif: nyeri berkurang karakteristik, karakteristi nyeri Pasarib
1.Mengeluh nyeri dengan durasi, frekuensi, k, durasi, berkurang u
kriteria hasil: kualitas, frekuensi, setelah
Gejala dan tanda minor  Keluhan intensitas nyeri kualitas, diberikan
Objektif: nyeri 16. Identifikasi skala intensitas pijatan
1. Tampak menurun nyeri nyeri terapi
meringis  Meringis 17. Identifikasi skala 34. Mengidenti akupresur,
2. Bersikap menurun nyeri fikasi skala  pasien
protektif  Sikap 18. Identifikasi nyeri mengatakan
3. (mis, waspada, protektif respon nyeri non 35. Mengidenti lebih rileks,
posisi menurun verbal fikasi skala  Pasien
menghindar  Gelisah 19. Identifikasi faktor nyeri mengatakan
nyeri) menurun yang 36. Mengidenti skala nyeri
4. Gelisah  Kesulitan memperberat dan fikasi 3(0-10)
5. Frekuensi nadi tidur memperingan respon O:
meningkat menurun nyeri nyeri non  Pasien
6. Sulit tidur  Menarik diri 20. Identifikasi verbal tampak
Subjektif: menurun pengetahuan dan 37. Mengidenti kooperatif,
-  Berfokus keyakinan tentang fikasi  pasien
pada diri nyeri faktor yang tampak
Objektif: sendiri 21. Identifikasi memperber nyaman,
1. Tekanan darah menurun pengaruh budaya at dan A:
meningkat  Diaforesis terhadap respon mempering  Nyeri Akut
2. Pola nafas menurun nyeri an nyeri teratasi, rasa
berubah 22. Identifikasi 38. Mengidenti nyaman
 Perasaan
3. Nafsu makan pengaruh nyeri fikasi terpenuhi
depresi
berubah pada kualiatas pengetahua P:
(tertekan)
4. Proses berpikir hidup n dan  Tingkatkan
menurun
berubah 23. Monitor keyakinan kondisi
 Perasaan
5. Menarik diri keberhasilan tentang klien
takut
6. Berfokus pada terapi nyeri
mengalami  Anjurkan
diri sendiri komplementer 39. Mengidenti
cedera keluarga
7. diaforesis yang sudah di fikasi
berulang pasien untuk
berikan pengaruh
menurun melakukan
24. Monitor efek budaya
 Anoreksia pijatan
samping terhadap
menurun apabila
penggunaan respon
 Perineum pasien
analgesik nyeri
terasa merasa
Terapeutik 40. Mengidenti
tertekan nyeri
25. Berikan teknik fikasi
menurun punggung
 Utarus nonfarmakologis pengaruh
teraba untuk mengurangi nyeri pada
membulat rasa nyeri (mis. kualiatas
menurun TENS, hipnosis, hidup
 Ketegangan akupresur, terapi 41. Memonitor
otot musik, keberhasila
menurun biofeedback, n terapi
 Pupil terapi pijat, komplemen
dilatasi aromaterapi, ter yang
menurun teknik imajinasi sudah di
 Muntah terbimbing, berikan
menurun kompres 42. Memonitor
 Mual hangat/dingin, efek
menurun terapi bermain) samping
 Frekuensi 26. Kontrol penggunaa
nadi lingkungan yang n analgesik
membaik memperberat rasa 43. Memberika
nyeri (Mis. suhu n teknik
 Pola nafas
ruangan, nonfarmak
membaik
pencahayaan, ologis
 Tekanan
kebisingan) untuk
darah
27. Fasilitasi istirahat mengurang
membaik
dan tidur i rasa nyeri
 Proses 28. Pertimbangkan 44. Mengontrol
berpikir jenis dan sumber lingkungan
membaik nyeri dalam yang
 Fokus pemilihan strategi memperber
membaik meredakan nyeri at rasa
 Fungsi Edukasi nyeri (Mis.
berkemih 29. Jelaskan suhu
membaik penyebab, ruangan,
 Perilaku periode, dan pencahayaa
mebaik pemicu nyeri n,
 Nafsu 30. Jelaskan strategi kebisingan)
makan meredakan nyeri 45. Memfasilit
mebaik 31. Anjurkan asi istirahat
 Pola tidur memonitor nyeri dan tidur
membaik secara mandiri 46. Pertimbang
32. Anjurkan kan jenis
menggunakan dan sumber
analgetik secara nyeri
tepat dalam
33. Ajarkan teknik pemilihan
nonfarmakologis strategi
untuk mengurangi meredakan
rasa nyeri nyeri
Kolaborasi 47. Menjelaska
 Kolaborasi n
pemberian penyebab,
analgetik, jika periode,
perlu dan pemicu
nyeri
48. Menjelaska
n strategi
meredakan
nyeri
49. Menganjur
kan
memonitor
nyeri
secara
mandiri
50. Menganjur
kan
menggunak
an
analgetik
secara tepat
51. Mengajark
an teknik
nonfarmak
ologis
untuk
mengurang
i rasa nyeri
52. Mengkolab
orasi
pemberian
analgetik

Anda mungkin juga menyukai