Anda di halaman 1dari 7

RESUME KASUS

Nama mahasiswa : Muhammad Syarif Hidayatullah


NPM : 1614201110034
Ruangan dinas : IGD
RS/Institusi Praktik : RS ISLAM BANJARMASIN
PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Usia : 65 Tahun
Pendidikan : SD
Alamat :jl. Sungai miai komplek AKT Permai rt 2. No 18. banjarmasin
Diagnosa Medis: Asma Bronkial
b. Data Subjektif
Keluhan Utama
Keluarga klien mengatakan klien batuk berdahak sudah sejak 2 hari yang lalu,
sesak napas, dan klien mempunyai riwayat asma.
c. Data Objektif
TTV:
N = 153 x/m
R = 38 x/m
T = 38,60 C
SpO2= 88%
Inspeksi
 Klien tampak lemas.
 Napas tampak cepat
 Tampak menggunakan otot bantu napas.
Palpasi
 Pengembangan dada inspirasi dan ekspirasi sama
Auskultasi
 Bunyi napas Wheezing
d. Data Penunjang
Hasil Laboratorium
 tidak ada pemeriksaan laboratorium.
Obat-obatan
Analisa Data
NO Data Problem Etiologi
1. Data Subjektif Ketidakefektifan mukus yang berlebih.
Keluarga klien mengatakan klien bersihan jalan napas.
batuk berdahak sudah sejak 2 hari yang
lalu. (NANDA-I
Data Objektif Diagnosis
 Klien tampak lemas. Keperawatan,
 Napas tampak cepat. domain 11, kelas 2,

 Bunyi napas Wheezing. kode diagnosis

 TTV: 00031 Tahun, 2018-

N = 153 x/m 2020)

R = 38 x/m
T = 38,60 C
SpO2= 88%

2. Data Subjektif Ketidakefektifan Hiperventilasi.


 Keluarga klien mengatakan klien Pola napas
sesak napas.
 Keluarga klien mengatakan klien
mempunyai riwayat asma. (NANDA-I
Data Objektif Diagnosis
 Klien tampak lemas. Keperawatan,
 Napas tampak cepat. domain 4, kelas 4,

 Tampak menggunakan otot bantu kode diagnosis

napas. 00032 Tahun, 2018-

 TTV: 2020)

N= 153 x/m
R= 38 x/m
T= 38,60 C
SPO2= 88%
 Bunyi napas Wheezing.
DiagnosaKeperawatan
1) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sekret yang berlebih.
2) Ketidakefektifan Pola napas berhubungan dengan Hiperventilasi.
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
1. Ketidakefektifan Setelah diberikan 1. Auskultasi bunyi 1. Bersihan jalan
bersihan jalan tindakan napas. napas yang tidak
napas berhubungan keperawatan 2. Berikan posisi ya efektif dapat
dengan sekret yang selama 1x60 menit ng nyaman buat dimanifistasikan
berlebih. masalah bersihan pasien, misalnya dengan adanya
jalan napas teratasi posisinya semi bunyi nafas
dengan kriteria fowler. adventisius.
hasil : 3. Lakukan 2. Pemberian posisi
- Batuk nebulezer. semi fowler pada
berkurang. 4. Kolaborasi klien asma
- Sputum encer pemberian dilakukan
atau combivent. sebagai cara
dikeluarkan. untuk membantu
- Pasien tampak mengurangi
rileks. sesak nafas.
- Tanda-tanda Posisi semi
vital dalam fowler dengan
batas normal. derajat
TD: 90/60 mmHg kemiringan 45,
sampai 120/80 yaitu dengan
mmHg menggunakan
N: 60 – 100 gaya gravitasi
x/menit untuk membantu
R: 16 – 24 x/menit pengembangan
T: 36,5 – 37,5 C paru dan
mengurangi
- SpO2 dalam tekanan
batas normal. abdomen pada
95 – 100% diagfragma.
3. Karena adanya
sekret di saluran
pernapasan yang
menyebabkan
saluran
pernapasan
maka kita
lakukan
nebulezer untuk
mengencerkan
sekret dan
membuka
saluran
pernapsan.
4. Combivent
memiliki cara
kerja dengan
membuka
saluran udara ke
paru-paru serta
melakukan
relaksasi atau
mengendurkan
otot-otot pada
saluran napas.
2. Ketidakefektifan Setelah diberikan 1. Kaji frekuensi, 1. Kecepatan
Pola napas tindakan kedalaman napas biasanya
berhubungan keperawatan pernapasan . meningkat,
dengan selama 1x60 menit 2. Atur posisi klien dispnea, dan
Hiperventilasi. masalah senyaman terjadi
ketidakefektifsn mungkin. peningkatan
pols napas teratasi 3. Ajarkan kepada kerja napas.
dengan kriteria klien teknik 2. Mengatur
hasil : relaksasi napas posisi pasien
- Tanda-tanda dalam dan latihan senyaman
vital dalam batuk efektif. mungkin sangat
batas normal. 4. Kolaborasi lah penting
TD: 90/60 mmHg pemberian terapi untuk
sampai 120/80 oksigen. meningkatkan
mmHg ekspansi dada
N: 60 – 100 dan paru-paru
x/menit yang lebih besar
R: 16 – 24 x/menit dan bisa
T: 36,5 – 37,5 C memberikan
- Pola napas rasa nyaman
normal. saat bernapas.
- Klien tampak 3. Mekanisme
rileks. ralaksasi nafas
- Retraksi dalam pada
dinding dada sistem
tidak ada. pernafasan
- Pernapasan berupa suatu
cuping hidung keadaan
tidak ada. inspirasi dan
- Penggunaan ekspirasi
otot bantu napas pernafasan
tidak ada. dengan
- Auskultasi frekuensi
bunyi wheezing pernafasan 6-10
berkurang. kali permenit
sehingga terjadi
peningkatan
regangan
kardiopulmonari
Batuk efektif
suatu metode
batuk dengan
benar, dimana
klien
menghemat
energi sehingga
tidak mudah
lelah
mengeluarkan
dahak secara
maksimal
gerakan.
4. Terapi oksigen
di perlukan jika
kandungan
oksigen dalam
tubuh berda
dalam batas
normalnya (95-
100) fungsi
organ dan
jaringan tubuh
akan ikut
menurun
sehingga dapat
menyebabkan
gangguan
kesehatan
serius.

Banjarmasin, ..............................2019
Perseptor Akademik, Perseptor Klinik,

(.....................................................) (.....................................................)

Anda mungkin juga menyukai