Anda di halaman 1dari 17

Acute Myeloid Leukimia

(ICD 10 : …)
Nomor: Halaman: x/x

PANDUAN PRAKTEK KSM Bedah / Non Komite Medik Ditetapkan Oleh:


Bedah
KLINIS NAMA KSM
Nama Ketua KSM Nama Ketua Komite
Tanggal Berlaku: Revisi: Medik
Ketua KSM Bedah / [Nama Direktur]
ddmonthyyyy XX Non Bedah Ketua Komite Medik Direktur Rumah Sakit

Pengertian Keganasan sel punca hematopoietik yang ditandai oleh ekspansi


klonal sel blast abnormal tidak terkendali dari seri mieloid yang
terhenti pada tingkat diferensiasi tertentu.yang ditegakkan
dengan pemeriksaan sitomorfologi, immunophenotyping dan
sitogenetika
Anamnesis 1. Keluhan umum : lemas, cepat lelah, penurunan berat badan,
demam, sesak napas.
2. Keluhan perdarahan (perdarahan gusi, perdarahan saluran
cerna, menorhagia pada wanita usia subur)
3. Nyeri tulang atau nyeri pada banyak sendi yang simetris
atau berpindah-pindah (frekuensinya sekitar 4%). Beberapa
pasien ada yang mengeluh nyeri atau berat di dada.
4. Keluhan neurologik dan leptomeningeal: sakit kepala,
gangguan pengilhatan, gangguan penciuman, gangguan
pengecapan, gangguan menelan, gangguan bicara,
kesadaran menurun, atau kejang, kelumpuhan atau
kelemahan pada wajah atau motorik, gangguan sensorik
(buang air kecil/buang air besar).
Pemeriksaan Fisik 1. Status Performans: ECOG 0/1/2/3/4
2. Kuantitas kesadaran.
3. Peningkatan suhu >37,50C.
4. Konjungtiva atau kulit tampak pucat
5. Tanda perdarahan : petekie, ekimosis, hematoma, perdarahan gusi,
perdarahan hidung.
6. Pembesaran organ berupa limfadenopati, hepatomegali,
splenomegaly (hanya sekitar 10%).
7. Orofaring : Hipertrofi gingiva (pada AML M4/M5), Kandidiasis
oral, Lesi herpes
8. Lesi kulit nontraumatik berbentuk nodular dan berwarna biru
keabu-abuan (pada AML M4/M5).
9. Lesi di fundus mata berupa perdarahan atau plak putih.
10.Adanya defisit neurologis lain (global maupun fokal) selain
gangguan kesadaran, gangguan fungsi kortikal luhur lainnya,
termasuk halusinasi. parese nervus kranialis. Gangguan motorik
biasanya berupa hemiparese/hemiplegi atau hemiparese dupleks
Kriteria Diagnosis Sesuai kriteria anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang
Diagnosis Kerja Acute Myeloid Leukemia
Diagnosis Banding  Leukemia Limfoblastik Akut/LLA
 Myelodysplastic or Myelodisplastic/Myeloproliferative
syndromes
 Leukemia Granulositik Kronik Fase Krisis Blast
 Defisiensi vitamin B12
 Defisiensi asam folate
Pemeriksaan Penunjang
- Patologi Klinik - Pemeriksaan laboratorium Darah Perifer Lengkap : Hb, Ht,
Leukosit, trombosit, hitung jenis
- PT, APTT, Fibrinogen D- dimer,
- Pemeriksaan laboratorium morfologi darah tepi
- Tindakan Aspirasi Sumsum Tulang (Bone Marrow
Aspiration) sumsum tulang
- Tindakan Biopsi Sumsum Tulang
- Pemeriksaan laboratorium sitomorfologi sumsum tulang
- Pemeriksaan laboratorium Leukemia Imunophenotyping
Darah perifer
- Pemeriksaan laboratorium Leukemia Imunophenotyping
Aspirasi/Biopsi Sumsum Tulang
- Pemerikasaan laboratorium Analisis sitogenetik (kariotip ±
FISH)
- Tindakan Lumbal Punksi bila ditemukan gejala neurologis
- Pemeriksaan laboratorium Liquor Cerebrospinalis (analisis
cairan otak rutin, sitologi cytospin, imunophenotyping)
- Radiologi - Pemeriksaan MRI Brain atau MRI vertebra kontras bila
ditemukan kelainan neurologis
Tata Laksana PROTOKOL KEMOTERAPI AML M0/M1/M2/M4/M5/M6/M7
A. Untuk pasien berusia < 60 tahun

Protokol Kemoterapi INDUKSI


Hari 1-3 : Daunorubicin 60-90 mg/m2 atau Idarubicin 12 mg/m2 iv
Hari 1-7 : Cytarabine 100-200 mg/m2 iv kontinu (kategori 1)
Atau
Hari 1-3 : Daunorubicin 60 mg/m2 iv atau Idarubicin 12 mg/m2 iv
untuk 1 siklus
Hari 1-6 : Cytarabine dosis tinggi 2 g/m2 iv setiap 12 jam atau
Hari 1-4 : Cytarabine dosis tinggi 3 g/m 2
iv setiap 12 jam (kategori 1 untuk pasien berusia 45 tahun, kategori 2B u

Atau
Hari 1-7 : G-CSF subkutan
Hari 2-6 : Fludarabine 30 mg/m 2 iv + Cytarabine dosis tinggi 2 g/m 2
selama 4 jam (diberikan 4 jam setelah fludarabine dimulai pada hari
ke-2-6).
Hari 4-6 : Idarubicin 8 mg/m2 iv (kategori 2B)
Rejimen kemoterapi ini direkomendasikan untuk pasien usia <45
tahun.

Pasca kemoterapi induksi dilakukan evaluasi respon terapi berupa


tindakan Bone Marrow Puncture/BMP aspirat/biopsi.
Hasil evaluasi BMP (dilakukan pada hari ke-14-21, dihitung sejak
hari pertama kemoterapi) pada kelompok yang mendapat kemoterapi
Induksi Cytarabine dosis standar :

1. Significant residual disease without hypocellular marrow,


pilihan terapi reinduksi selanjutnya :
Cytarabine 1,5-3 g/m2 setiap 12 jam selama 6 hari, atau
Cytarabine dosis standar dengan Idarubicin atau Daunorubicin, atau
Lihat terapi untuk gagal induksi
2. Significant cytoreduction with low % residual blast, pilihan
terapi reinduksi selanjutnya :
Cytarabine dosis standar dengan Idarubicin atau Daunorubicin.
3. Hypoplasia
Dilakukan observasi sampai perbaikan kondisi hematologi (ANC
>1000/mcL dan platelet >100.000/mcL).
Bila hypoplasia sulit didokumentasikan maka dilakukan biopsi BMP
ulang 7-14 hari kemudian.

Pasca kemoterapi reinduksi, dilakukan evaluasi BMP ulang, dengan


hasil :
1 Complete Response (CR) ; lanjut kemoterapi Konsolidasi.
2 Induction Failure (IF) :

● Transplantasi Hematopoietic Stem Cell Alogenik

● Cytarabine dosis tinggi (bila belum pernah) +

daunorubicin/Idarubicin

● Terapi Salvage

● Best Supportive Care

Hasil evaluasi BMP (dilakukan pada hari ke-21-28, dihitung sejak


hari pertama kemoterapi) pada kelompok yang mendapat kemoterapi
Induksi Cytarabine dosis tinggi :
1 Significant residual disease without hypocellular marrow, pilihan
terapi selanjutnya :
Transplantasi Hematopoietic Stem Cell Alogenik
Terapi Salvage
Best Supportive Care
2 Significant cytoreduction with low % residual blast. Dilakukan
observasi sampai perbaikan kondisi, kemuidan BMP ulang. Bila
hasil BMP ulang menunjukkan CR maka lanjut kemoterapi
Konsolidasi. Bila hasilnya IF, maka dapat dilakukan
Transplantasi Hematopoietic Stem Cell Alogenik, Terapi Salvage,
atau Best Supportive Care.
3 Hypoplasia
Sama dengan poin no 2 diatas.

Protokol Kemoterapi KONSOLIDASI


A. AML dengan status risiko core binding factor cytogenetic
translocations without KIT mutation or favorable-risk molecular
abnormalities:
Hari 1,3,5: Cytarabine dosis tinggi 3 g/m2 selama 3 jam setiap 12 jam
untuk 3-4 siklus (kategori 1)
Atau
Hari 1-3 : Cytarabine dosis tinggi 3 mg/m2 iv selama 3 jam setiap 12
jam untuk 3-4 siklus.
B. AML dengan status risiko Intermediate-risk and/or molecular
abnormalities
Transplantasi Hematopoietic Stem Cell Alogenik
Atau
Hari 1,3,5 atau Hari 1-3 : Cytarabine dosis tinggi 1,5-3 g/m 2 iv
selama 3 jam setiap 12 jam untuk 3-4 siklus.
C. AML dengan status risiko Treatment-related disease other than
CBF and/or poor-risk cytogenetics and/or molecular
abnormalities
Transplantasi Hematopoietic Stem Cell Alogenik
Atau
Hari 1,3,5 atau Hari 1-3 : Cytarabine dosis tinggi 1,5-3 g/m 2 iv
selama 3 jam setiap 12 jam untuk 3-4 siklus.

Setelah kemoterapi konsolidasi, dilakukan evaluasi hematologi


dengan pemeriksaan darah perifer lengkap setiap 1-3 bulan selama 2
tahun pertama diikuti setiap 3-6 bulan sampai 5 tahun. Selanjutnya
BMP ulang dilakukan bila ditemukan abnormalitas pada pemeriksaan
darah perifer lengkap.

Protokol Kemoterapi SALVAGE (RELAPS/REFRAKTER) 1,9-11


A. Early Relaps (<12 months)
Clinical Trial (sangat direkomedasikan) atau protokol lain
Atau
Kemoterapi diikuti Transplantasi Hematopoietic Stem Cell Alogenik

B. Late Relaps (12 months)


Ulang kemoterapi rejimen induksi awal
Atau

Clinical Trial (sangat direkomedasikan)


Atau

Kemoterapi diikuti Transplantasi Hematopoietic Stem Cell Alogenik

Pilihan kemoterapi Salvage1,9-11


1. Terapi Agresif (untuk pasien yang layak)
Cytarabine dosis tinggi (bila pernah digunakan) ± anthracycline.
Atau
Hari 1–5: Fludarabine 30 mg/m2 IV selama 30 menit
Hari 1–5: Cytarabine 2 g/m2 IV selama 4 jam
Hari 0 sampai perbaikan sel neutrofil (>0.5 x 10 9/L): G-CSF 5
mcg/kg atau 300 mcg/m2 (G-CSF dapat diberikan mulai hari ke-6
sampail engraftment) ±
Hari 1–3: Idarubicin 10 mg/m2 IV.
2. Terapi kurang agresif
Hypomethylating agents (5-azacytidine or decitabine).
Atau
Cytarabine dosis rendah (Kategori 2B).
3.Terapi untuk AML dengan mutasi FLT3-ITD
Hari 1–7: 5-azacytidine 75 mg/m2 IV + sorafenib 400 mg oral 2x/hari
kontinu.
Atau
Decitabine + sorafenib.

B. Untuk pasien berusia 60 tahun

Status risiko pasien AML menurut ELN (European Leukemia


Network) 20171 :
1. Favorable-risk
Core binding factor: inv(16) atau t(16;16) atau t(8;21) atau t(15;17)
Normal sitogenetik dengan mutasi NPM1 tanpa adanya mutasi pada
FLT3-ITD.
2. Intermediate-risk
Sitogenetik normal, t(9;11)
Core binding factor dengan mutasi KIT
Mutasi NPM1 dengan FLT#-ITD
Wild-type NPM1 tanpa FLT3-ITD
3. Poor-risk
3 abnormalitas kromosom klonal
Kariotipe monosomal: -5, 5q-, -7, 7q-; 11q23-non t(9;11); inv(3),
t(3;3); t(6;9); t(9;22).
Sitogenetik normal dengan mutase FLT3-ITD, TP53, RUNX1,
ASXL1, dan wild-type NPM1 dengan FLT3-ITD.

Protokol Kemoterapi INDUKSI1,10-12 :


1). Kandidat Terapi induksi Remisi intensif

❖ AML de novo tanpa sitogenetik / penanda molekular

unfavorable, tidak ada riwayat kelainan hematologi,


bukan AML terkait terapi.
Hari 1–3: Daunorubicin 60–90 mg/m2 IV atau Idarubicin 12 mg/m2
IV.
Hari 1–7: Cytarabine 100–200 mg/m2 IV kontinu.

❖ AML dengan sitogenetik / penanda molekular

unfavorable, ada riwayat kelainan hematologi, atau AML


terkait terapi.
Hari 1–3: Daunorubicin 60–90 mg/m2 IV atau Idarubicin 12 mg/m2
IV.
Hari 1–7: Cytarabine 100–200 mg/m2 IV kontinu.
Atau
Hari 1–7: 5-azacytidine 75 mg/m2 IV setiap 28 hari atau
Hari 1–5: Decitabine 20 mg/m2 IV setiap 4 minggu.
Setelah Kemoterapi Induksi Terapi Remisi Intensif, dilakukan
BMP ulang pada hari ke-14-21 setelah kemoterapi pertama. Bila hasil
BMP menunjukkan :
a). Residual, maka dilajuntkan dengan :
Cytarabine dosis standar dengan antrasiklin (daunorubicin atau
idarubicin).
Atau
Rejimen berbasis Cytarabine dosis intermediate (1-2 g/m2)
Atau
Reduced-intensity Allogenic Hematopietic Stem Cell Transplant
Atau
Observasi
Atau
Best Supportive care

b). Hypoplasia
Dilakukan observasi sampai perbaikan kondisi, kemuidan BMP ulang

2). Bukan kandidat Terapi Induksi Remisi Intensif : Terapi In-


tensitas Rendah
Hari 1–10: Cytarabine 20 mg SC 2x/hari.
Atau
Hari 1–7: 5-azacytidine 75 mg/m2 IV setiap 28 hari (pilihan).
Atau
Hari 1–5: Decitabine 20 mg/m2 IV setiap 28 hari (pilihan).
Atau
Best supportive care
Protokol Kemoterapi KONSOLIDASI
1). Kandidat Terapi induksi Remisi intensif
Paska kemoterapi induksi terapi intensif, dilakukan evaluasi BMP
ulang (4-6 minggu). Bila hasil BMP ulang :

A. Complete Response / Remission


Reduced-intensity Hematopietic Stem Cell Transplant
Atau
Cytarabine 100-200 mg/m2 iv selama 5-7 hari untuk 1-2 siklus ±
antrasiklin (idarubicin atau daunorubicin).
Atau
Cytarabine 1-1,5 g/m2 mg/m iv untuk 4-6 dosis selama 1-2 siklus
(untuk pasien dengan performa status baik, fungsi ginjal baik,
kariotipe normal dengan penanda molekular favorable).
Atau
Lanjutkan dengan rejimen hypomethylating (5-azacytidine,
decitabine) setiap 4-6 minggu sampai progresif.
Atau
Observasi.

B. Gagal Induksi: dilanjutkan dengan Allogenic Hematopietic Stem


Cell Transplant atau best supportive care.

2). Bukan kandidat Terapi Induksi Remisi Intensif


Paska kemoterapi induksi terapi intensitas rendah, dilakukan evaluasi
BMP ulang (> 8-12 minggu). Bila hasil BMP ulang :

A. Complete Response / Remission


Reduced-intensity Hematopietic Stem Cell Transplant
Atau
Lanjutkan dengan rejimen hypomethylating (5-azacytidine,
decitabine) setiap 4-6 minggu sampai progresif.
B. Tidak ada respon atau adanya progresivitas: dilanjutkan dengan
best supportive care.

Protokol Kemoterapi SALVAGE (RELAPS/REFRAKTER)


A. Early Relaps (<12 months)
Clinical Trial (sangat direkomedasikan) atau protokol lain.
Atau
Kemoterapi diikuti Transplantasi Hematopoietic Stem Cell Alogenik
Atau
Best Supportive Care

B. Late Relaps (12 months)


Ulang kemoterapi rejimen induksi awal
Atau
Clinical Trial (sangat direkomedasikan)
Atau
Kemoterapi diikuti Transplantasi Hematopoietic Stem Cell Alogenik
Atau
Best Supportive Care

Pilihan kemoterapi Salvage


1. Terapi Agresif (untuk pasien yang layak)
Cytarabine dosis tinggi (bila pernah digunakan) ± anthracycline.
Atau
Hari 1–5: Fludarabine 30 mg/m2 IV selama 30 menit
Hari 1–5: Cytarabine 2 g/m2 IV selama 4 jam
Hari 0 sampai perbaikan sel neutrofil (>0.5 x 10 9/L): G-CSF 5
mcg/kg atau 300 mcg/m2 (G-CSF dapat diberikan mulai hari ke-6
sampail engraftment) ±
Hari 1–3: Idarubicin 10 mg/m2 IV.

2. Terapi kurang agresif


Hypomethylating agents (5-azacytidine or decitabine).
Atau
Cytarabine dosis rendah (Kategori 2B).
3.Terapi untuk AML dengan mutasi FLT3-ITD
Hari 1–7: 5-azacytidine 75 mg/m2 IV + sorafenib 400 mg oral 2x/hari
kontinu.
Atau
Decitabine + sorafenib.

PROTOKOL KEMOTERAPI UNTUK AML M3 (ACUTE


PROMYELOCYTIC LEUKEMIA/APL)
AML M3/APL merupakan salah satu subtipe dari AML dengan
prevalensi berkisar 5-10%. Secara sitogenetik APL ditandai oleh
akumulasi sel granulosit akibat berhentinya proses maturasi di tingkat
promyelocytic yang terjadi akibat adanya kelainan kromosom (positif
untuk t(15;17) atau PML/RARA positif). Pada APL sering ditemukan
gangguan hemostasis berupa koagulopati dan Disseminated
Intravascular Coagulation. 1-2,5
Sebelum memulai terapi APL, tentukan dulu status risiko, yaitu1 :
A. Risiko Rendah : jumlah leukosit 10,000/µL
B. Risiko Tinggi : jumlah leukosit >10,000 µL dengan gangguan
jantung (fraksi ejeksi ventrikel kiri rendah atau interval QT
memanjang) atau tanpa gangguan jantung,

Protokol Kemoterapi Induksi-Konsolidasi APL Risiko Rendah


ATRA (All Trans Retinoic Acid) 45 mg/m 2/hari dosis terbagi
+arsenic trioxide 0,15 mg/kg/hari iv (Kategori 1). Ulang BMP pada
hari ke-28, bila remisi dilanjutkan dengan Arsenic trioxide 0,15
mg/kg/hari iv selama 5 hari/minggu dalam 4 minggu, diulang setiap 8
minggu sampai total 4 siklus dan ATRA 45 mg/m2/hari selama 2
minggu.
Diulang setiap 4 minggu sampai total 7 siklus (Kategori 1).
Atau
ATRA 45 mg/m2/hari dosis terbagi +arsenic trioxide 0,3 mg/kg/hari
iv (Kategori 1). Ulang BMP pada hari ke-28, bila remisi dilanjutkan
dengan ATRA 45mg/m2/hari selama 2 minggu, diulang setiap 4
minggu, sampai dengan konsolidasi I-IV + Arsenic trioxide 0,3
mg/kg/hari iv selama 5 hari/minggu pada minggu pertama dan 0,25
mg/kg 2x/minggu pada minggu ke-2-4, sampai dengan konsolidasi
ke-I-IV (Kategori 1).

Protokol Kemoterapi Induksi-Konsolidasi APL Risiko Tinggi


Fungsi Kardiak Normal
ATRA 45 mg/m2/hari dosis terbagi + daunorubicin 60 mg/m 2 selama
3 hari + cytarabine 200 mg/m 2hari selama 7 hari. Evaluasi ulang
BMP dilakukan pada hari ke-28, bila hasil remisi maka dilanjutkan
kemoterapi berikut. Daunorubicin 60 mg/m2 selama 3 hari +
cytarabine 200 mg/m2hari selama 7 hari untuk 1 siklus, dilanjutkan
cytarabine 2 g/m2 (usia <50 tahun) atau 1,5 g/m2 (usia 50-60 tahun)
setiap 12 jam selama 5 hari + daunorubicin 45 mg/m 2/hari selama 3
hari untuk 1 siklus + 5 dosis kemoterapi IT.
Atau
ATRA 45 mg/m2/hari dosis terbagi + daunorubicin 50 mg/m 2 selama
4 hari + cytarabine 200 mg/m 2hari selama 7 hari Evaluasi ulang BMP
dilakukan pada hari ke-28, bila hasil remisi maka dilanjutkan
kemoterapi berikut. Arsenic trioxide 0,15 mg/kg/hari selama 5 hari
untuk 5 minggu dan total 2 siklus, dilanjutkan ATRA 45 mg/m 2/hari
selama 7 hari + daunorubicin 50 mg/m2/hari selama 3 haru untuk 2
siklus.
Atau
ATRA 45 mg/m2/hari dosis terbagi (hari 1-36) + Idarubicin 6-12
mg/m2 pada hari ke-2,4,6,8 +arsenic trioxide 0,15 mg/kg/hari (pada
hari ke-9-36, diberikan selama 2 jam). Evaluasi ulang BMP dilakukan
pada hari ke-28, bila hasil remisi maka dilanjutkan kemoterapi
berikut. ATRA 45 mg/m2/hari selama 28 hari + arsenic trioxide 0,15
mg/kg/hari iv selama 28 hari untuk 1 siklus, kemudian ATRA 45
mg/m2/hari selama 7 hari diulang setiap 2 minggu untuk 3 siklus +
arsenic trioxide 0,15 mg/kg/hari iv selama 5 hari untuk 5 minggu total
1 siklus.

Protokol Kemoterapi Induksi-Konsolidasi APL Risiko Tinggi


Fungsi Kardiak Terganggu
Untuk AML M3 yang disertai dengan gangguan jantung, sampai saat
ini di Indonesia belum tersedia pilihan obat sitostatika-nya.

Protokol Kemoterapi Maintenance pada APL

Bila hasil PCR dari sampel sumsum tulang pasca kemoterapi


konsolidasi (pada bulan ke-3-4), tetap negatif (remisi), dilanjutkan
dengan Kemoterapi Maintenance sampai dengan 2 tahun, Rejimen
kemoterapi yang digunakan adalah protokol kemoterapi inisial.
Kemudian dilakukan pemantauan PCR sumsum tulang setiap 3 bulan
selama 2 tahun. Bila ditemukan PCR positif, maka ulang kembali
PCR dalam jangka waktu 4 minggu. Bila hasil PCR tetap positf,
maka dapat diberikan Terapi Relaps.

Protokol Kemoterapi Relaps pada APL


1.Relaps Pertama
Relaps Awal (<6 bulan) Tanpa Riwayat Penggunaan Antrasiklin
Rejimen antrasiklin sesuai protokol kemoterapi induksi-konsolidasi
APL risiko tinggi tanpa gangguan jantung.
Relaps Awal (<6 bulan) Dengan Riwayat Penggunaan Antrasiklin
Arsenic Trioxide 0,15 mg/kg/hari iv ± ATRA 45 mg/m2/hari dalam 2
dosis terbagi sampai dengan remisi.

Relaps Lambat (6 bulan) Dengan Riwayat Penggunaan Arsenic Trioxide

Arsenic Trioxide 0,15 mg/kg/hari iv ± ATRA 45 mg/m2/hari dalam 2


dosis terbagi ± Antrasiklin sampai dengan remisi.
2. Remisi Kedua Pasca Kemoterapi Relaps (Morfologik)
Pertimbangkan pemberian profilaksis CNS (Central Nervous System)
dengan kemoterapi IT. BIla hasil PCR sumsum tulang positif dapat
dilanjutkan dengan Allogenic Hematopoietic Stem Cell Transplant
(bila kandidat transplant). Bila PCR sumsum tulang negatif dapat
dilanjutkan dengan kemoterapi konsolidasi Arsenic Trioxide (total 6
siklus) atau Allogenic Hematopoietic Stem Cell Transplant (bila
kandidat transplant).
3. Tidak Remisi Pasca Kemoterapi Relaps
Allogenic Hematopoietic Stem Cell Transplant
KRITERIA RESPON TERAPI PADA AML (International
Working Group)
Penilaian respon terapi setelah pengobatan LMA adalah sebagai
berikut:
1. Morphology leukemia-free state (MFLS)
Pada aspirasi sumsum tulang didapatkan gambaran seluler
normal dan sel blast < 5%. Tidak ditemukan sel blast dan Auer
rods atau gambaran extramedullary disease menetap. Tidak
dibutuhkan perbaikan pada parameter hematologi.
2. Complete Remission (CR)
: sel blast sumsum tulang <5%, Absolut

a. Morphologic CR
Kondisi CR ditambah dengan absennya sel blast dan Auer rods
serta tidak terbukti adanya extramedullary disease residual.
b. Cytogenetic CR
Kondisi CR ditambah dengan hasil sitogenetik normal (pada
pasien yang sebelumnya ditemukan sitogenetik abnormal)
c. Molecular CR
Kondisi CR ditambah dengan hasil tes molekular normal.
3. CR incomplete hematologic recovery (CRi)
Semua kriteria CR namun masih terdapat neutropenia (<
1000/u) dan trombositopenia (< 100.000/uL).
4. Partial Remission (PR)
Penurunan minimal 50% dari jumlah blast di aspirasi sumsum
tulang dari nilai sebelumnya menjadi sel blast 5-25%.
5. Primary refractory disease/ Induction Failure
Tidak mencapai CR atau CRi setelah 2 siklus kemoterapi
induksi intensif.
6. Hematologic Relapse

Sel blast sumsum tulang 5% atau munculnya kembali sel blast di darah perif
extramedullary disease.
7. Molecular Relapse
Munculnya kembali sel blast diikuti dengan hasil uji molekular
(dengan RT-qPCR atau dengan multiparameter flow cytometry)
positif.

Edukasi
1. Edukasi dan informasi kepada pasien dan keluarganya
tentang Acute Myeloid Leukemia, upaya diagnosis &
penatalaksanaannya.
2. Edukasi tentang tujuan dan efek samping kemoterapi.
3. Monitoring respon terapi, dengan pemeriksaan
laboratorium darah tepi lengkap dengan hitung jenis lekosit
tiap bulan selama 3 bulan pertama, lalu tiap 3 bulan selama
6 bulan berikutnya, tiap 6 bulan selama 12 bulan
kemudian, dan tiap 12 bulan, semuanya selama durasi
waktu 5 tahun
Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
Komplikasi Metastasis
Tingkat Evidens IV
Tingkat Rekomendasi C
Penelaah Kritis - Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD., KHOM.,
FINASIM.
- Dr. dr. Ni Made Renny A. Rena, Sp.PD-KHOM, FINASIM
- dr. Pande Made Aditya Saskara, Sp.PD
- dr. Kurniawan Sp.PD

Indikator (Outcome) Indikator Medis:


Pasien menyelesaikan pengobatan anti kanker sistemik AML
tanpa komplikasi sistemik dan atau gangguan fungsi organ
ireversibel.

Target:
80% pasien yang menjalani pengobatan anti kanker sistemik
AML tanpa komplikasi sistemik dan atau gangguan fungsi
organ ireversibel
Kepustakaan 1. Fey MF, Buske C. Acute myeloblastic leukaemias in adult
patients : ESMO Clnical Practice Guidelines for diagnosis,
treatment, and follow-up. Ann Oncol. 2013;24(6):vi138-vi143.
2. National Comprehensive Cancer Network. Acute Myeloid
Leukemia. version 6. Oct 2023

Lampiran 1. Karnofsky Performance Scale dan ECOG Status

KARNOFSKY
KARNOFSKY PERFORMANCE STATUS SCALE
GRADE
Normal tidak ada keluhan; tidak ada bukti penyakit. 100
Mampu melakukan aktivitas normal; tanda atau gejala penyakit
90
minor.
Aktivitas normal dengan usaha; beberapa tanda atau gejala penyakit. 80
Dapat merawat diri sendiri; tidak dapat melakukan aktivitas normal
70
atau melakukan pekerjaan aktif.
Sesekali,membutuhkan bantuan tetapi mampu memenuhi sebagian
60
besar kebutuhan pribadinya.
Membutuhkan bantuan dan sering membutuhkan perawatan medis. 50
Dengan disabilitas; membutuhkan perawatan dan bantuan khusus. 40
Disabilitas berat; masuk rumah sakit diindikasikan meskipun
30
kematian tidak segera terjadi.
Sakit parah; perlu masuk rumah sakit; diperlukan perawatan suportif
20
aktif
Moribund (Hampir meninggal) 10
Meninggal 0

ECOG STATUS ECOG


Grade
Aktif penuh, mampu menjalankan semua kinerja sebelum penyakit tanpa batasan 0
Terbatas dalam aktivitas fisik yang berat tetapi dapat berjalan dan mampu 1
melakukan pekerjaan ringan atau menetap, misalnya pekerjaan rumah ringan,
pekerjaan kantor
Rawat jalan dan mampu melakukan semua perawatan diri tetapi tidak mampu 2
melakukan aktivitas kerja apa pun; Naik dan sekitar lebih dari 50% jam bangun
Hanya mampu melakukan perawatan diri terbatas, terbatas pada tempat tidur atau 3
kursi lebih dari 50% jam bangunnya
Dinonaktifkan sepenuhnya; Tidak dapat melakukan perawatan diri apa 4
pun; Benar-benar terbatas pada tempat tidur atau kursi
Pasien Meninggal 5

Anda mungkin juga menyukai