Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS JURNAL

NAMA : Krismawati Haria


NIM : 2116150001
A. IDENTITAS JURNAL
1. Judul Jurnal : Socio-economic Impact of Biotechnology Application
s:
Some Lessons from the Pilot Tissue-Culture (tc)
Banana Production Promotion Project in Kenya, 1997-
2002
2. Tahun Penerbit : 2002
3. Nama Penulis : Prof. Stephen G. Mbogoh, Dr. Florence M. Wambugu,
dan Dr. Sam Wakhusama

B. ABSTRAK
1. Uraian Abstrak : Artikel ini didasarkan pada studi dampak sosial ekonomi pen
genalan dan adopsi teknologi kultur jaringan (tc) dalam produksi pisang di Kenya
sebagai pengenalan dan promosi inovasi bioteknologi baru dalam pertanian dapat
memberikan dampak positif kontribusi terhadap status sosial ekonomi petani misk
in sumber daya di negara berkembang, seperti Kenya. Dimana pada saat ini terjadi
perdebatan ditingkat internasional terkait bioteknologi dapat membuat perbedaan
dalam mengangkat standar hidup masyarakat dunia ketiga. Adopsi teknologi tc dal
am produksi pisang di Kenya dianggap sebagai contoh yang baik aplikasi biotekno
logi di bidang pertanian dapat ditinjau dari ketahanan pangan maupun kriteria eko
nomi. Studi ini menggunakan primer dan sumber data sekunder. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa produksi tc-pisang relatif lebih banyak modalnya intensif dar
ipada produksi pisang non-tc (sekitar 70% biaya tetap untuk pisang tc vs sekitar 4
9% biaya tetap untuk pisang non-tc). Profitabilitas yang tinggi ditunjukkan dari pr
oduksi tc-pisang terhadap produksi pisang tradisional (non-tc) dan perusahaan pert
anian lainnya di area proyek percontohan tc-pisang di Kenya menunjukkan pentin
gnya aplikasi bioteknologi dalam pembangunan pedesaan dan bioteknologi dapat
membuat perbedaan dalam mengangkat standar hidup orang-orang di dunia ketiga.
Dari struktur abstrak sudah cukup lengkap dari latarbelakang penelitian, gambara
n terkait metodologi dan hasil penelitian. Hanya pada metode penelitian kurang sp
esifik menggunakan metode apa dan hasil penelitian tidak mencantumkan nilai dar
i keuntungan dari bioteknologi dalam produksi pisang di Kenya.
2. Keyword Jurnal : Biotechnology and Tissue-Culture (tc) Banana, Adoption,
Socio-economic Impact, Rural Development, Third World,
Kenya

C. PENDAHULUAN
Pada tingkat internasional, terjadi perdebatan mengenai apakah bioteknologi b
isa membuat perbedaan dalam mengangkat standar hidup orang di dunia ketiga. Artik
el ini mencoba untuk menunjukkan bahwa pengenalan dan promosi inovasi bioteknol
ogi baru dalam pertanian dapat memberikan kontribusi positif bagi status sosial-ekono
mi petani miskin sumber daya yang ada di negara berkembang, seperti Kenya sebagai
sebuah proyek yang dianggap sebagai contoh yang baik dari aplikasi bioteknologi di b
idang pertanian. Pisang adalah salah satu tanaman pangan paling terkenal di Afrika se
bagai jenis makanan yang dikonsumsi dalam rumah tangga. Selain itu, terlepas dari ni
lainya sebagai tanaman pangan di Kenya, penjualan dari hasil pisang memberikan pen
dapatan rumah tangga yang sangat dibutuhkan bagi petani skala kecil.
Namun, produksi pisang dalam negeri mengalami penurunan 3 selama dekade
terakhir karena sejumlah masalah, yang utama adalah infestasi tanaman hama dan pen
yakit, khususnya penyakit Panama, sigatoka, kumbang dan kompleks nematoda, dan d
egradasi lingkungan yang berdampak pada penurunan produksi makanan dan malnutri
si, pekerjaan dan keamanan pendapatan di daerah penghasil pisang di negara itu teran
cam sejak akhir 1980-an, dimana hampir 60% darinya penduduk negara berpenghasila
n kurang dari US$ 1 per orang per hari. Melalui praktek budaya tradisional, para petan
i tanpa sadar menularkan sebagian besar hama pisang dan penyakit melalui pengisap p
isang yang merupakan bahan tanam dari satu peternakan ke peternakan lainnya. Penye
baran hama dan penyakit melalui praktek ini dapat mengurangi pisang menghasilkan
hingga 90%.
Pada bagian pendahuluan, latar belakang dan arah masalah penelitian sangat je
las dicantumkan menjadi pengantar yang baik dalam artikel.

D. METODE PENELITIAN
Studi sosio-ekonomi dasar ini terutama dirancang untuk mengevaluasi nilai ek
onomi dari proyek tc-banana di Kenya dengan beberapa pendekatan dalam evaluasi ni
lai ekonomi suatu diberikan proyek, termasuk penentuan periode pengembalian, hasil
rata-rata per unit pengeluaran, pendapatan rata-rata atas nilai buku investasi, kekayaan
atau nilai sekarang bersih, keuntungan bersih rasio investasi, rasio manfaat-biaya dan
tingkat pengembalian internal. Dasar studi sosio-ekonomi proyek tc-banana di Kenya
melibatkan penilaian ekonomi keduanya aspek produksi dan pemasaran proyek, dan
memanfaatkan data primer dan sekunder sumber. Data sekunder berasal dari review d
an evaluasi studi relevan sebelumnya. Primer data dihasilkan melalui survei sampel ac
ak bertingkat dari 72 produsen pisang di Wilayah Maragua/Muranga di Kenya Tengah,
yang merupakan wilayah proyek tc-banana utama di Kenya. 72 produsen pisang disel
eksi dan diwawancarai selama bulan September–November 2001 dan seterusnya Peri
ode Mei-Juni 2002 menggunakan kuesioner terstruktur. Data dikumpulkan dan dianali
sis dengan menggunakan paket komputer yang sesuai.
Metode pada penelitian dijelaskan dengan lengkap bagaimana data diperoleh d
an tahapan-tahapan melakukan penelitian dalam rangka studi sosio-ekonomi proyek t
c-banana di Kenya untuk meninjau apakah bioteknologi dalam bidang pertanian terse
but berpengaruh pada ekonomi di Kenya. Penelitian menggunakan metode data prime
r dan sekunder dengan cara survei sampel acak melalui wawancara dan kuesioner pad
a data primer dan review dari studi lain yang relevan pada data sekunder serta subjek
penelitian adalah 72 produsen di Kenya.
E. RESUME HASIL DAN PEMBAHASAN
Rasio laki-laki dan perempuan di keanggotaan proyek adalah sekitar 1:1 denga
n keanggotaannya melampaui target 450 petani yaitu pembentukan kelompok tani den
gan lebih dari 500 anggota yang telah membeli lebih dari 6.000 tc-tanaman pisang sel
ama 5 tahun terakhir merupakan indikator kepercayaan petani terhadap nilai teknologi
tc-pisang. Sebagian besar petani sampel survei mempertimbangkan pendapatan dari pi
sang menjadi lebih tinggi dari perusahaan pertanian lainnya sebagai tanaman pangan s
ubsisten. Proyeksi pendapatan bersih tambahan untuk keluarga per bulan setelah adop
si teknologi produksi tc-pisang diharapkan lebih dari Kshs 1.875 ($25) per bulan, men
cerminkan peningkatan lebih dari 62,5% dalam pendapatan sekali pakai per keluarga
per bulan. Peningkatan produksi pisang dengan demikian dapat meningkatkan nilai gi
zi makanan rumah tangga dan karenanya meningkatkan kesehatan umum dan produkti
vitas rumah tangga.
Studi Ekonomi dan Pemasaran Sebelumnya tentang Isu Terkait Produksi Tc-B
anana di Kenya pada evaluasi umum Fase I Proyek tc-Banana, fase yang dimulai pada
Juli 1997 dan berakhir pada bulan Juni 2000, memberikan manfaat utama yaitu:
1. Ketersediaan bahan tanam bersih dan unggul dalam jumlah besar yang memun
gkinkan petani yang berpartisipasi untuk merebut kembali kebun pisang merek
a;
2. Penurunan substansial dalam hasil pisang kerugian akibat hama dan penyakit m
elalui promosi praktik kebersihan lahan yang baik dan benar pengelolaan tanam
an pisang;
3. Keuntungan tambahan yang timbul dari keunggulan bahan tanam dalam hal aw
al berbuah dan periode pemasakan (12-16 bulan, dibandingkan dengan 18-24 b
ulan untuk pisang tradisional), bobot tandan lebih besar (minimal 20 kg, diband
ingkan dengan 10-15 kg untuk pisang tradisional), dan hasil tahunan yang lebih
tinggi per unit lahan (hasil hingga 50 ton per hektar per tahun, terhadap hasil se
kitar 30 ton per hektar per tahun untuk tradisional pisang); dan (iv) koordinasi p
emasaran yang mudah karena penanaman yang lebih seragam dan serentak per
kembangan.
Survei ekonomi petani pisang tc yang telah melakukan panen dan penjualan pis
ang oleh akhir Tahap I Proyek tc-Banana memberikan perkiraan rasio manfaat-biaya
untuk arus potongan biaya dan manfaat untuk pisang tc dan non-tc produksi pada ting
kat bunga 20% dan 30%, berdasarkan siklus hidup sepuluh tahun. Hasil analisis manf
aat-biaya menunjukkan bahwa produksi tc dan pisang non-tc di Kenya secara ekonom
i berharga, tetapi evaluasi terperinci dari data menunjukkan bahwa produksi tc-pisang
memiliki aliran manfaat yang jauh lebih tinggi, dengan nilai bersih saat ini adalah seki
tar 3,4 kali lebih besar dari pada pisang non-tc. Temuan ini menunjukkan bahwa tc-pi
sang produksi jauh lebih menguntungkan secara finansial sebagai perusahaan daripad
a pisang non-tc produksi. Studi pemasaran sebelumnya menunjukkan bahwa perminta
an pisang di Kenya umumnya bergantung pada pasokan dan harga yang sangat elastis.
Banyak faktor yang berinteraksi untuk menentukan permintaan pisang, tetapi harga, k
ualitas, dan preferensi pelanggan ternyata sangat penting faktor utama yang mempeng
aruhi permintaan kelembagaan untuk pisang. Lembaga pendidikan dan rumah sakit dit
emukan penting sebagai konsumen pisang matang.
Studi Sosio-Ekonomi Baseline Tahap II Proyek tc-Banana dimulai pada bulan J
uli 2000 dengan melakukan survei sosial ekonomi dasar di wilayah proyek tc-banana
sebagai bagian dari kegiatan Tahap II agar dapat menghasilkan data yang dapat digun
akan dalam evaluasi Proyek setelah berakhir pada tanggal 30 Juni 2003. Survei dasar
menunjukkan bahwa 58% petani yang diwawancarai adalah laki-laki sedangkan sisan
ya (42%) adalah wanita. Survei lebih lanjut mengungkapkan bahwa hanya 32 dari 72
petani sampel survei yang memiliki memanen dan menjual beberapa pisang tc selama
satu tahun terakhir sebelum tanggal survei lapangan. Gambaran keseluruhan dari aalis
is dan evaluasi kontribusi pemberdayaan gender rumah tangga dalam akses dan kontr
ol adalah bahwa perempuan, dengan input kecil dari anak-anak, sisa dari total tenaga
kerja kebutuhan dalam produksi pisang disediakan oleh laki-laki. Ini hasil menunjukk
an bahwa peningkatan produksi pisang cenderung memberikan kontribusi yang signifi
kan terhadap kesejahteraan rumah tangga, terutama bagi perempuan dan anak-anak. P
rodusen pisang di Kenya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori petani skala keci
l:
1. Petani skala kecil: orang yang menanam pisang di lahan kurang dari 0,5 hekta
r;
2. Petani skala menengah: petani yang menanam pisang di lahan seluas 0,5 hekta
r dan 2,0 hektar;
3. Petani skala besar: orang yang menanam pisang di lahan seluas lebih dari 2 he
ktar.
Banyak petani yang berpartisipasi dalam proyek pisang tc menanam sebagian
besar pisang tc mereka selama periode 1999/2000 ketika cuaca buruk. Kondisi menjad
i kurang menguntungkan untuk pembentukan dan pertumbuhan pisang dari yang dihar
apkan karena hasil pisang sangat sensitif terhadap cekaman air. Oleh karena itu, hasil
panen pisang yang dilaporkan dalam penelitian ini jauh lebih rendah daripada yang di
antisipasi sebagian besar petani, kecuali bagi mereka yang mampu mempertahankan t
anaman pisang mereka melalui suatu bentuk irigasi atau penyiraman secara umum.
Untuk pemasaran, banyak pisangnya produsen bergantung pada penjualan pisa
ng ke perantara pasar di tingkat petani, pedagang dan perantara pemasaran lainnya (br
oker), pusat perdagangan setempat, sepeda atau komuter setempat transportasi (matat
u). Harga jual pisang petani tergantung pada jenis pembeli dan persepsi kualitas tanda
n pisang dan ditentukan melalui “eye-balling” dan negosiasi. Namun, harga ditemuka
n bervariasi dengan ukuran yang dirasakan dan kualitas di pihak pembeli, penentu kua
litas utama adalah bentuk dan ukuran tandan pisang dan tidak adanya noda pada jari-j
ari pisang. Hasil rata-rata tc-pisang untuk petani survei ditemukan sekitar 966,4 tanda
n pisanper hektar per tahun, perkiraan berat rata-rata per tandan tc-pisang adalah sekit
ar 22 kg. Jika dibandingkan dengan estimasi rata-rata hasil pisang non-tc sekitar 579,8
tandan pisang per hektar per tahun, setiap tandan beratnya sekitar 14 kg. Secara fungsi
onal, tenaga kerja diketahui menyumbang sekitar 24% dari total biaya produksi pisang;
itu sisa biaya terkait dengan input modal, mengambil tanah seperti yang diberikan. D
ari hasil penelitian ini, para rata-rata nilai kotor tahunan produksi tc-pisang KShs. 252.
600 per hektar per tahun. Oleh karena itu impas tingkat output selanjutnya menegaska
n profitabilitas yang tinggi dari produksi tc-pisang.
Pada hasil dan pembahasan dipaparkan dengan baik dan sistematis dimana dat
a-data survei dibedakan berdasarkan data primer dan sekunder. Penjelasan dari data ju
ga sangat jelas dan runtut. Penyajian data disajikan dalam bentuk tabel dan diberikan
keterangan terkait data tersebut sehingga semakin membantu pembaca untuk memaha
mi hasil penelitian.

F. KESIMPULAN
72 sampel petani survei yang telah menjual beberapa pisang tc selama satu tah
un terakhir sebelum tanggal tersebut survei juga menghasilkan pisang non-tc. Untuk p
ara petani ini, rata-rata ukuran petak rumah tangga adalah 0,3 hektar untuk pisang tc d
an 1,0 hektar untuk pisang non-tc, sedangkan biaya tetap rata-rata sebagai proporsi rat
a-rata total biaya produksi pisang sebesar 70,4% untuk tc pisang dan 49,1% untuk non
tc pisang, dengan kontribusi modal terhadap rata-rata total biaya produksi sebesar 76,
1% dan 52,6% untuk pisang tc dan non-tc masing-masing, saldo masing-masing meru
pakan kontribusi dari tenaga kerja. Namun hasil dari produksi pisang non-tc hanya se
kitar 60% dari produksi pisang-tc produksi. Hasil pisang sangat sensitif terhadap ceka
man air. Namun banyak petani yang berpartisipasi dalam proyek pisang tc menanam s
ebagian besar pisang tc mereka selama periode 1999/2000, periode ketika kondisi cua
ca menjadi kurang menguntungkan untuk pembentukan dan pertumbuhan pisang dari
yang diharapkan. Hujan benar-benar gagal selama musim pertama tahun 2000, dan ko
ndisi kekeringan terus berlanjut menjadi bagian yang baik dari tahun 2001. Hal ini me
mpengaruhi tidak hanya tingkat pertumbuhan tanaman tc-pisang tetapi juga kegiatan p
ertanian lainnya dan produktivitas tenaga kerja pertanian. Oleh karena itu, tidak meng
herankan bahwa hasil pisang yang dilaporkan selama survei sosio-ekonomi jauh lebih
rendah dari yang diperkirakan sebagian besar petani, kecuali mereka yang mampu me
mpertahankan tanaman pisang mereka melalui beberapa bentuk irigasi atau penyirama
n pada umumnya. Harga mempengaruhi profitabilitas, dan seperti disebutkan di tempa
t lain, harga pisang di area proyek tc-banana ditentukan melalui "eye-balling" dan neg
osiasi, dan tidak ada ukuran bobot yang masuk bermain. Namun, harga bervariasi den
gan kualitas yang dirasakan oleh pembeli, kualitas utama determinannya adalah bentu
k dan ukuran tandan pisang serta tidak adanya noda pada pisang jari. Umumnya, tand
an tc-pisang ditemukan mengambil hingga 40% harga premium di atas tandan pisang
non-tc. Ini menjelaskan mengapa harga bisa bervariasi dari yang terendah KShs 100/=
hingga a tinggi KShs 400/= per tandan pisang di wilayah yang sama pada waktu terte
ntu. Evaluasi masa lalu dari nilai ekonomi produksi pisang di Kenya menunjukkan ba
hwa produksi pisang tc dan non-tc bernilai ekonomis. Rasio manfaat-biaya untuk tc d
an non-tc produksi pisang ditemukan sekitar 2,8 dan 3,2 pada tingkat bunga 20% dan
2,5 dan 3,0 pada 30% tingkat bunga masing-masing. Studi sebelumnya juga menunjuk
kan bahwa produksi pisang tc sangat banyak aliran manfaat yang lebih tinggi, dengan
kekayaan bersih saat ini sekitar 3,4 kali lebih besar dari itu untuk pisang non-tc--lihat
Mbogoh (2001). Temuan ini menunjukkan bahwa produksi pisang tc sedang jauh lebi
h menguntungkan secara finansial sebagai perusahaan daripada produksi pisang non-t
c. Itu studi sosio-ekonomi dasar saat ini mendukung kesimpulan ini, berdasarkan hasil
profitabilitas analisis. Studi tersebut sekarang memperkirakan rasio manfaat-biaya dar
i produksi tc-pisang pada tingkat 20%. menjadi sekitar 4,8, angka yang secara umum
mencerminkan peningkatan hasil pisang sejak Mbogoh (2001) studi. Analisis indeks p
rofitabilitas menunjukkan bahwa tingkat pengembalian modal tahunan 13 diinvestasik
an dalam tc-pisang produksi meningkat secara drastis sebagai biaya pembentukan pisa
ng pulih menjelang akhir tahun 1 pembentukan tanaman tc-pisang dan sesudahnya. Te
rpisah dari segi pendapatan, pisang juga menyediakan makanan untuk konsumsi ruma
h tangga. Distribusi pendapatan fungsional dari produksi pisang adalah 76% untuk mo
dal dan 24% untuk tenaga kerja dimana 33% kontribusi tenaga kerja berasal dari pere
mpuan. Pematangan pisang dan margin perdagangan adalah tentang 28,3 % dari rata-r
ata harga grosir yang dapat direalisasikan untuk pisang matang di supermarket Nairob
i, dan ini margin tampaknya masuk akal. Terbukti, produksi tc-pisang relatif lebih pad
at modal dibandingkan dengan produksi non-tc pisang. Perbandingan input, hasil dan
pengembalian menunjukkan bahwa produksi pisang non-tc pada dasarnya adalah jenis
kegiatan petani kecil dengan input rendah output rendah, dan ini membuatnya secara
konseptual lebih sedikit. menuntut usaha mereka. Di sisi lain, produksi tc-pisang pada
dasarnya merupakan jenis kegiatan dengan input tinggi dan output tinggi. Oleh karena
itu produksi tc-pisang relatif lebih menguntungkan dibandingkan dengan pisang non-t
c, dan produksi pisang-tc di area proyek dapat dikatakan membuat kontribusi yang sig
nifikan dan positif terhadap mata pencaharian rumah tangga pedesaan yang terlibat. S
eperti dicatat dari evaluasi hasil pada Tabel 2, temuan dari penelitian ini cukup diband
ingkan dengan Qaim (1999) ketika faktor waktu, fluktuasi nilai tukar dan perbedaan p
opulasi tanaman diperhitungkan. Oleh karena itu, petani skala kecil harus didorong un
tuk beralih dari produksi pisang non TC ke produksi pisang TC. Namun, mereka akan
melakukannya harus dididik dan didorong untuk mengadopsi praktik manajemen yan
g lebih baik karena produksi tc pisang membutuhkan standar peternakan yang lebih ti
nggi. Keuntungan finansial yang lebih tinggi per satuan luas lahan terkait dengan prod
uksi tc-pisang harus membuat petani skala kecil menghargai kebutuhan untuk saklar y
ang diusulkan. Produsen tc-pisang tampaknya terkendala oleh modal untuk investasi f
asilitas irigasi (untuk mempermudah penyiraman pisang) dan pengadaan pupuk atau p
upuk organik agar menghasilkan yang baik tanaman pisang. Situasi ini membenarkan
upaya berkelanjutan untuk memberikan beberapa bentuk kredit mikro kepada petani p
isang untuk memungkinkan mereka mengatasi kendala terkait modal. Kurang terorgan
isir pemasaran membuat eksploitasi produsen pisang oleh pedagang/pedagang cukup
mudah. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan untuk mempromosikan produksi tc-pis
ang oleh Proyek tc-Banana untuk petani skala kecil di Kenya melalui dukungan teknis
dan keuangan dari KARI dan ISAAA adalah terpuji karena mereka dapat dibenarkan
baik dari ketahanan pangan dan kriteria pendapatan.
Kesimpulan pada atrikel ini merupakan rangkuman dari hasil dan pembahasan
pada penelitian. Namun sebaiknya data dari penelitian tidak perlu diulang karena suda
h dicantumkan dalam hasil dan pembahasan. Pada kesimpulan harusnya mencantumk
an hasil penelitian secara garis besar saja seperti dampak yang berikan pada bioteknol
ogi tc pada pisang di Kenya dan data atau hasil akhir penelitian yang menunjukkan ba
hwa proyek tc pisang di Kenya memberikan pengaruh signifikan pada sosial dan ekon
omi pada masyarakat tersebut.

Produsen pisang tampaknya terkendala oleh modal untuk investasi fasilitas


irigasi (untuk memudahkan penyiraman pisang) dan akuisisi pupuk atau pupuk
organik untuk menghasilkan tanaman pisang yang baik. Situasi ini membenarkan
perlunya upaya berkelanjutan untuk memberikan beberapa bentuk kredit mikro
kepada petani pisang untuk memungkinkan mereka mengatasi kendala terkait modal.
Kurangnya pemasaran yang terorganisir membuat eksploitasi produsen pisang oleh
pedagang/pedagang cukup mudah. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan untuk
mempromosikan produksi tc-pisang oleh Proyek tc-Banana untuk petani skala kecil di
Kenya melalui dukungan teknis dan keuangan dari KARI dan ISAAA patut dipuji
karena dapat dibenarkan baik dari ketahanan pangan maupun pendapatan. -kriteria
generasi

Anda mungkin juga menyukai