Anda di halaman 1dari 1

Firman Allah subhanahu wa ta'ala fa inna ma'al usri usro, inna ma'al usri usro Mengapa kalimat ini

mengalami
pengulangan? Apa faidahnya? Dan yang kedua mengapa kata al-usr yaitu kesulitan dalam bentuk ma'arifah
atau definit? Sedangkan kata yusr yang artinya kemudahan dalam bentuk nakirah atau undefinit. Para ulama
telah menjelaskan dalam kitab-kitab tafsir, ayat ini menggunakan kata ma'a yang artinya bersama, bukan ba'du
yang artinya sesudah. Mungkin kita akan memahami

menerjemahkan, sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya setelah kesulitan itu ada
kemudahan. Tapi lihat kalimat ayat menggunakan kata ma'a. Ma'a artinya bersama, terjemahan yang pas
bersama kesulitan itu ada kemudahan. Yaitu seakan akar Allah ta'ala mengatakan, bukan saja ketika engkau
menghadapi kesulitan engkau akan mendapatkan kemudahan setelahnya. Bahkan sejak kesulitan itu datang,
kemudahan dari Allah sudah menyertainya. Kemudian tentang bentuk definit dan undefinitnya, ma'arifah dan

nakirohnya, para ulama menjelaskan dalam beberapa penafsiran. Di antara penafsirannya adalah para ulama
mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan satu kesulitan diabbit dengan dua kemudahan. Karena ada subah
ka'idah dalam bahasa arat meskipun bukan ka'idah mutlak, apabila subah kalimat itu bentuknya definit, maka
kata yang diulang itu adalah kata yang sama. Sedangkan undefinit atau nakiroh, jika terjadi pengulangan, maka
besar kemungkinan yang diulang itu bukanlah orang yang sama atau benda yang sama. Kita ambil contoh

misalnya. Laki-laki itu pergi, lalu laki-laki itu masuk ke dalam masjid. Bisa dipahami, karena bentuknya
ma'arifah, laki-laki di kalimat tersebut adalah satu laki-laki. Sedangkan kalau kalimatnya, dahabara julun,
wadakhala rujulun ilal masjid. Ada laki-laki yang pergi dan ada laki-laki yang masuk ke dalam masjid. Karena
bentuknya nakiroh, maka dipahami bahwa laki-laki yang pergi dan masuk ke masjid adalah orang yang
berbeda. Maka kata

ang-usr, karena bentuknya ma'arifah, walaupun diulang dua kali, dia adalah kesulitan yang sama. Sedangkan
kata yusr, karena bentuknya nakiroh, itu adalah kemudahan yang berbeda. Yusr yang kedua berbeda dengan
kemudahan yang pertama. Ini dijelaskan misalnya diantaranya oleh al-imam Abd al-Bari. Di dalam kitab
tafsirnya, beliau berkata,

Kemudian selanjutnya, An-ma'mar, An-Hasan, Keluar satu hari Rasulullah dalam kondisi sangat gembira.
Wahu ayat haq, bahkan beliau dalam kondisi tertawa.

Beliau mengulang dua kali. Kemudian beliau membaca firman Allah SWT,

Anda mungkin juga menyukai