Anda di halaman 1dari 10

KESANTUNAN BERBAHASA GURU TPQ NURUL MUTTAQIN GA’DEA KEPADA

SANTRIWAN DAN SANTRIWATI DALAM PEMBELAJARAN

APRILIA DWI YUSTIKA


surel: apriliadwiyustika@gmail.com

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Makassar

APRILIA DWI YUSTIKA 2022. Kesantunan Berbahasa Guru TPQ Nurul Muttaqin Ga’dea
Kepada Santriwan dan Santriwati (Dibimbing oleh Asiz dan Muhammad Ilham).

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: mendeskripsikan jenis tindak tutur guru mengaji di
TPQ Nurul Muttaqin Ga’dea dalam proses belajar mengajar, (2) mendeskripsikan prinsip
kesantunan berbahasa guru mengaji di TPQ Nurul Muttaqin Ga’dea selama proses
pembelajaran berlangsung. Karena kesantunan berbahasa merupakan hal yang penting dalam
melakukan pengajaran.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Adapun data dalam
penelitian ini adalah tuturan yang digunakan guru mengaji di Ga’dea dalam proses belajar
mengajar di TPQ Nurul Muttaqin. Sumber data penelitian ini adalah dua orang guru mengaji
di TPQ Nurul Muttaqin Ga’dea. Data dikumpulkan dengan teknik-teknik yang terlibat dengan
kemampuan merujuk secara bebas dan teknik catatan. Sedangkan dalam teknik analisis data,
peneliti menggunakan model analisis Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan.
Adapun hasil dari penelitian ini yaitu sebagai berikut. Pertama, ada lima macam
tindak tutur yang digunakan oleh guru mengaji di TPQ Nurul Muttaqin Ga’dea, yaitu (1)
direktif, (2) representatif, (3) deklarasi, (4) komisif, (5) ekspresif. Kedua, jenis maksim
kesantunan yang digunakan ada empat, yaitu (1) kebijaksanaan, (2) kedermawanan, (3)
pujian, dan (4) kecocokan.

Kata Kunci: Kesantunan Berbahasa, Tindak Tutur, Guru Mengaji


PENDAHULUAN mengaji. Di TPQ, gurulah yang berperan
penting dalam membentuk kesantunan
Manusia adalah makhluk sosial berbahasa santriwan dan santriwatinya.
yang terus-menerus berkomunikasi dan Agar siswa bisa santun berbahasa, tentu
memperkuat hubungan dengan orang lain terlebih dahulu guru mengajinya menjadi
di sekitar mereka. Tujuan komunikasi seorang panutan yang juga harus santun
manusia adalah untuk menyampaikan dalam berbahasa. Kesantunan berbahasa
pesan dan membangun hubungan sosial. guru diduga dapat meredam situasi yang
Komunikasi untuk membangun hubungan kurang nyaman saat terjadi permasalahan
sosial berlangsung melalui beberapa yang berarti pada santriwan dan santriwati.
strategi. Menurut Yule (1996), strategi Bahasa yang santun diduga dapat meredam
bahasa adalah cara bertutur untuk amarah dan rasa kecewa siswa kepada
menciptakan bahasa yang dapat guru, dan dapat membuat situasi tetap
menyelamatkan muka lawan bicara agar terkendali. Akan tetapi, tidak dapat
tidak terjadi kesalahpahaman dalam dipungkiri bahwa pada kenyataannya
berkomunikasi. Misalnya, menggunakan masih ada guru TPQ yang kurang
ekspresi santun. Strategi ini dilakukan oleh memperhatikan prinsip kesantunan dalam
pembicara dan lawan bicara agar proses bertutur. Leech (1993) mengelompokkan
komunikasi berhasil. Dalam arti, pesan prinsip kesantunan menjadi enam maksim,
disampaikan tanpa mengorbankan yaitu (1) maksim kearifan, (2) maksim
hubungan sosial antara keduanya. Dengan kedermawanan, (3) maksim pujian, (4)
demikian, ketika proses komunikasi maksim kerendahan hati, (5) maksim
selesai, pembicara dan lawan bicara sangat pemufakatan, dan (6) maksim simpati.
terkesan, misalnya dengan kesan Berdasarkan observasi peneliti di
kesantunan berbahasa. TPQ Nurul Muttaqin Ga’dea dan hasil
Menurut Lakoff (dalam Syahrul wawancara peneliti dengan samtriwan dan
2008), “Kesantunan merupakan suatu santriwati di TPQ tersebut, serta
sistem hubungan interpersonal yang pengalaman peneliti sendiri sebagai
dirancang untuk mempermudah interaksi alumni, peneliti menemukan bahwa guru
dengan memperkecil potensi konflik dan mengaji lebih sering menggunakan tindak
konfrontasi yang selalu terjadi dalam tutur langsung atau perintah. Padahal
pergaulan manusia”. Yule (1996) menurut Searle (dalam Gunarwan 1994)
mengatakan bahwa kesantunan dalam ada lima jenis tindak tutur, yaitu (1)
suatu interaksi dapat didefinisikan sebagai representatif, (2) direktif, (3) ekspresif, (4)
alat yang digunakan untuk menunjukkan komisif, dan (5) deklarasi. Menurut
kesadaran tentang muka orang lain. Faelani dan Setyowati (2018), tindak tutur
TPQ (Taman Pendidikan Qur’an) representatif disebut juga tindak tutur
memiliki andil dalam membentuk asertif, yaitu tindak tutur yang mengikat
kesantunan berbahasa anak laki-laki dan penuturnya kepada kebenaran atas apa
anak perempuan yang disebut juga dengan yang dikatakannya (misalnya:
santriwan dan santriwati. Hal ini, karena menyatakan, melaporkan, menunjukkan,
selain banyak menghabiskan waktunya di menyebutkan). Gunarwan mengatakan
rumah dan sekolah, anak-anak juga tindak tutur direktif disebut juga tindak
menghabiskan waktunya di tempat tutur impositif dimaksudkan untuk
menimbulkan beberapa efek dari lawan di SMA Negeri 2 Lintau Buo”, selanjutnya
tutur. Menurut Faelani dan Setyowati penelitian yang dilakukan Rahadini dkk
(2018), ekspresif adalah tindak tutur yang (2014) dengan judul “Kesantunan
dilakukan dengan maksud agar ujarannya Berbahasa Dalam Interaksi Pembelajaran
diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang Bahasa Jawa Di SMP N 1 Banyumas”, dan
disebutkan di dalam ujaran tersebut juga penelitian yang dilakukan oleh
(misalnya: memuji, mengucapkan terima Yusnita (2021) dengan judul ”Kesantunan
kasih, mengkritik, mengeluh). Komisif, Berbahasa dalam Tindak Tutur Guru pada
yaitu tindak tutur yang mengikat Pembentukan Karakter Anak di TK Islam
penuturnya untuk melaksanakan apa yang Semai Benih Bangsa Bukittinggi”.
disebutkan di dalam ujarannya (misalnya:
berjanji, bersumpah, mengancam). METODE PENELITIAN
Deklarasi, yaitu tindak tutur yang
dilakukan si penutur dengan maksud untuk Penelitian yang digunakan dalam
menciptakan hal (status, keadaan dan penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
sebagainya) yang baru (misalnya: Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Lubis
memutuskan, membatalkan, melarang, 2018) penelitian kualitatif berupa cara
mengizinkan, memberi maaf). penelitian yang menghasilkan data
Berdasarkan temuan tersebut, deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
peneliti ingin mendeskripsikan tuturan lisan dari orang-orang dan perilaku yang
yang digunakan guru di TPQ Nurul dapat diamati. Metode deskriptif
Muttaqin Ga’dea dalam proses belajar menjelaskan data atau objek secara
mengajar serta prinsip kesantunan yang natural, objektif, dan faktual (Hadjar
digunakan guru dalam bertutur untuk 1996)). Metode deskriptif dipilih karena
menjaga citra diri guru tersebut di depan metode ini dapat memberikan gambaran
santriwan dan santriwatinya. Hal ini yang secermat mungkin mengenai
dikarenakan, setiap orang ingin dihormati individu, keadaan bahasa, gejala atau
dan tidak ingin dilecehkan atau kelompok tertentu (Mahsun 2005). Fokus
direndahkan baik melalui bahasa maupun dalam penelitian ini adalah tindak tutur
sikap. dan prinsip kesantunan berbahasa guru
Berdasarkan uraian di atas, tujuan TPQ Nurul Muttaqin Ga’dea.
penelitian ini ada dua. Pertama, Data penelitian ini adalah tuturan
mendeskripsikan jenis tindak tutur guru dua orang guru TPQ Nurul Muttaqin
mengaji di TPQ Nurul Muttaqin Ga’dea Ga’dea dalam proses belajar mengajar.
dalam proses belajar mengajar. Kedua, Butir informasi yang diteliti adalah
mendeskripsikan prinsip kesantunan kesantunan berbahasa guru tersebut.
berbahasa guru mengaji di TPQ Nurul Teknik yang digunakan dalam
Muttaqin Ga’dea pada saat proses belajar pengumpulan data adalah teknik simak
mengajar berlangsung. bebas libat cakap, teknik rekam dan teknik
Penelitian ini relevan dengan catat. Data diperoleh secara langsung
penelitian yang sudah dilakukan oleh dengan merekam dialog atau tuturan guru
Gusriani dkk (2012) dengan judul tersebut saat proses belajar mengajar
“Kesantunan Berbahasa Guru Bahasa berlangsung. Setelah data terkumpul,
Indonesia dalam Proses Belajar Mengajar dilakukan penganalisisan data.
Analisis data yang digunakan mengajarnya.
dalam penelitian ini adalah teknik analisis Tuturan 1 merupakan tindak tutur
data yang dikembangkan oleh Miles dan menyuruh. Penanda tindak tutur
Huberman (2005) yang mencakup empat menyuruh adalah buka.
langkah kegiatan yakni (a) reduksi data,
(c) penyajian data, dan (d) penyimpulan/ 2) Tindak Tutur Bertanya
verifikasi. Tindak tutur bertanya yang
digunakan guru TPQ Nurul Muttaqin
HASIL PENELITIAN Ga’dea kepada santriwan dan santriwati
dapat dilihat pada tuturan berikut.
Berdasarkan fokus penelitian, Data 2
kesantunan berbahasa guru TPQ Nurul Aisyah, apa sudah mengerti tajwid ini?
Muttaqin Ga’dea kepada santriwan dan (2/6/2022)
santriwati. mendeskripsikan (1) jenis Informasi indeksal: dituturkan oleh guru
tindak tutur guru mengaji dalam proses mengaji kepada santriwati yang bernama
belajar mengajar di TPQ Nurul Muttaqin Aisyah mengerti atau tidak dengan
Ga’dea, dan (2) kesantunan berbahasa pelajaran tajwid yang telah diterangkan
guru mengaji dalam proses belajar oleh guru tersebut.
mengajar di TPQ Nurul Muttaqin Ga’dea. Tuturan tersebut menyatakan
bahwa penutur bertanya kepada lawan
1. Jenis Tindak Tutur Guru Mengaji tutur apakah lawan tutur mengerti dengan
dalam Proses Belajar Mengajar di penjelasan yang diberikan penutur.
TPQ Nurul Muttaqin Ga’dea
3) Tindak Tutur Menyarankan
a. Tindak Tutur Direktif Tindak tutur menyarankan yang
Ditinjau dari segi fungsi, tindak digunakan guru TPQ Nurul Muttaqin
tutur direktif yang digunakan guru mengaji Ga’dea kepada santriwan dan santriwati
dalam proses belajar mengajar dapat dalam penelitian ini terlihat dari tuturan
diklasifikasikan atas lima macam tindak berikut.
tutur, yaitu (1) menyuruh, (2) bertanya, (3) Data 3
menyarankan, (4) memohon, (5) menuntut, Kalau tidak bawa pulpen, boleh pakai
dan (6) menantang. pensil atau pinjam punya temannya nak.
(2/6/2022)
1) Tindak Tutur Menyuruh
Tuturan-tuturan berikut ini Informasi indeksal: dituturkan oleh
merupakan contoh tindak tutur guru kepada santriwan dan santriwati
menjelaskan. yang bertanya solusi bagi yang tidak
Data 1 memiliki pulpen saat pembelajaran huruf
Silakan buka Al-Qur’annya nak! hijaiah.
(2/6/2022) Kata boleh yang dituturkan guru
Informasi indeksal: dituturkan oleh guru kepada santrinya adalah tuturan yang
mengaji kepada beberapa santri yang dituturkan untuk menyarankan kepada
belum membuka Al-Qur’annya saat sudah santriwan dan santriwati agar apa yang
duduk menghadap di depan guru yang disarankan itu dikerjakan oleh santrinya.
4) Tindak Tutur Memohon Informasi indeksal: dituturkan oleh guru
Tindak tutur memohon ini terdapat kepada santriwan bernama Ahmad agar
pada tuturan berikut. segera menghafal bacaan salat agar bisa
Data 4 ikut wisuda.
Tolong, kalau datang di masjid yang kena Pada tuturan tersebut guru
piket membersihkan dulu! menyuruh Ahmad untuk menyetor
(3/6/2022) hafalannya besok. Dilihat dari segi
Informasi indeksal: dituturkan oleh guru makna, tuturan tersebut cenderung
kepada santrinya yang telat menatang Ahmad untuk segera menghafal
membersihkan masjid. bacaan salat, jika tidak akan dianggap
Tuturan 4 adalah tindak tutur batal ikut wisuda.
memohon, penandanya adalah kata
tolong. Pada tuturan tersebut guru b. Tindak Tutur Representatif
memohon kepada santrinya agar segera Tindak tutur representatif yang
membersihkan masjid ketika kena piket. ditemukan dalam tuturan guru TPQ
Nurul Muttaqin Ga’dea ini dari segi
5) Tindak Tutur Menuntut fungsi ada empat macam, yaitu (1)
Tindak tutur ini terdapat pada tindak tutur menyatakan, (2) tindak tutur
tuturan guru TPQ Nurul Muttaqin Ga’dea menjelaskan, (3) tindak tutur
berikut ini. menunjukkan, dan (4) tindak tutur
Data 5 melaporkan.
Lalu, siapa saksi yang kamu mintaki izin
kemarin nak? 1) Tindak Tutur Menyatakan
(3/6/2022) Tindak tutur menyatakan yang
Informasi indeksal: dituturkan oleh guru digunakan oleh guru mengaji TPQ Nurul
kepada santrinya yang mengatakan bahwa Muttaqin Ga’dea ini dapat dilihat pada
dia tidak hadir mengaji pada hari tuturan berikut.
sebelumnya karena izin ke rumah Data 7
neneknya dan telah meminta izin ke Tajwidnya nak.
temannya. (2/6/2022)
Pada tuturan tersebut guru Informasi indeksal: dituturkan oleh guru
menuntut santrinya untuk membuktikan kepada santriwati yang menyebutkan
izin ketidakhadirannya. berbagai macam hal penting saat membaca
Qur’an, tetapi lupa menyebut tajwid.
6) Tindak Tutur Menantang Pada tuturan tersebut penutur
Tindak tutur menantang yang menyatakan bahwa apa yang disebutkan
ditemukan dalam penelitian ini ada satu oleh santriwati itu adalah hal yang selalu
tuturan, yaitu sebagai berikut. dibahas di akhir pertemuan.
Data 6
Ahmad kalau besok belum hafal bacaan 2) Tindak Tutur Menjelaskan
salatnya, bisa-bisa batalki ikut wisuda Tuturan berikut ini merupakan
tahun ini. contoh tindak tutur menjelaskan guru
(3/6/2022) TPQ Nurul Muttaqin Ga’dea.
Data 8 Informasi indeksal: dituturkan oleh guru
Jika ingin masuk surga kunci utamanya kepada santrinya untuk memberitahukan
adalah melakukan segala perintahNya dan bahwa Rian telat datang ke masjid dengan
menjauhi segala laranganNya. alasan tertidur, alasan ini sudah sering
(2/6/2022) dipakai santri.
Informasi indeksal: dituturkan oleh guru Tuturan tersebut menyatakan
kepada santriwan dan santriwati terkait bahwa penutur melaporkan kepada santri
penjelasan kunci utama agar dapat masuk bernama Rian yang terlambat datang ke
surga. masjid karena tertidur bahwa teman
Tuturan tersebut menyatakan mereka, Rian kemarin juga terlambat
bahwa si penutur menjelaskan kepada datang ke masjid dengan alasan yang
santrinya bahwa dari berbagai macam sama. Jadi, alasan tersebut tidak bisa
cara masuk surga kunci utamanya diterima lagi.
cuman ada satu menjalankan semua
perintah Allah dan menjauhi semua c. Tindak Tutur Deklarasi
larangan Allah. Tindak tutur deklarasi yang
ditemukan dalam penelitian ini dari segi
3) Tindak Tutur Menunjukkan fungsi ada tiga macam, yaitu (1) tindak
Tindak tutur menunjukkan yang tutur membenarkan, (2) tindak tutur
digunakan guru TPQ Nurul Muttaqin melarang, dan (3) tindak tutur
Ga’dea dapat dilihat pada tuturan berikut. mengizinkan.
Data 9
Itu bukan nabi Adam! 1) Tindak Tutur Membenarkan
(3/6/2022) Tindak tutur membenarkan ini
Informasi indeksal: dituturkan oleh guru dapat dilihat pada tuturan berikut.
kepada santri yang membaca buku kisah Data 11
nabi dan menganggap gambar kartun yang Ya, benar kalau kita mau makan harus
melukiskan nabi tersebut, adalah nabi baca bismillah dulu.
Adam. (2/6/2022)
Tuturan tersebut menyatakan Informasi indeksal: dituturkan oleh guru
bahwa si penutur memberitahukan kepada santrinya yang mengemukakan
santrinya bahwa apa yang telah dikatakan jawaban dari pertanyaan santri lain yang
santri tersebut tidaklah benar, karena sedang dibahas.
kartun di buku kisah nabi bukanlah wajah Tindak tutur 11 menyatakan
asli nabi Adam. bahwa penutur membenarkan pendapat
lawan tuturn y a .
4) Tindak Tutur Melaporkan
Berikut contoh tuturan 2) Tindak Tutur Melarang
melaporkan yang digunakan guru TPQ Tindak tutur melarang yang
Nurul Muttaqin Ga’dea. digunakan guru TPQ Nurul Muttaqin
Data 10 Ga’dea ini dapat dilihat pada tuturan
Kemarin Rian juga terlambat hadir karena berikut.
tertidur. Data 12
(3/6/2022)
Safira, jangan keluar masuk kalau belum Tuturan 14 tergolong tindak
selesai menyetor hafalanta nak. tutur berjanji karena penutur belum
(3/6/2022) melakukan hal yang disebutkan dalam
Informasi indeksal: dituturkan oleh guru tuturannya.
kepada santriwati bernama Safira yang
berjalan keluar masuk pintu masjid. 2) Tindak Tutur Mengancam
Tuturan tersebut adalah tindak Berikut tindak tutur mengancam
tutur penutur yang bermaksud melarang yang digunakan guru mengaji TPQ Nurul
Safira untuk keluar masuk pintu masjid. Muttaqin Ga’dea.
Data 15
3) Tindak Tutur Mengizinkan Kalau ada yang tidak serius saat membaca
Berikut tindak tutur mengizinkan Al-Qur’an, akan ustazah laporkan ke
yang digunakan guru T PQ Nurul orangtuanya.
Muttaqin Ga’dea ini dapat dilihat pada (2/6/2022)
tuturan berikut. Informasi indeksal: dituturkan oleh guru
Data 13 mengaji kepada santrinya bahwa yang
Ya, silakan! tidak serius mengaji akan dilaporkan ke
(2/6/2022) orangtuanya.
Informasi indeksal: dituturkan oleh guru Pada tuturan tersebut penutur
mengaji kepada santrinya yang mengancam akan memberikan hukuman
menyatakan bahwa giliran santri lain yang berupa melaporkan santri yang tidak
membacakan surah Al-Fatihah. serius datang ke masjid untuk mengaji
Tuturan 13 merupakan tindak akan dilaporkan ke orangtuanya.
tutur mengizinkan. Hal ini terlihat pada
penanda, yaitu kata silakan. e. Tindak Tutur Ekspresif
Ditinjau dari segi fungsi, tindak
d. Tindak Tutur Komisif tutur ekspresif yang digunakan guru guru
Dari segi fungsi, tindak tutur mengaji TPQ Nurul Muttaqin Ga’dea
komisif ditemukan dua macam dalam dalam proses belajar mengajar dapat
tuturan guru TPQ Nurul Muttaqin Ga’dea, diklasifikasikan atas dua macam, yaitu
yaitu (1) tindak tutur berjanji dan (2) (1) tindak tutur memuji dan (2) tindak
tindak tutur mengancam. tutur mengeluh.

1) Tindak Tutur Berjanji 1) Tindak Tutur Memuji


Berikut tindak tutur berjanji yang Tindak tutur memuji yang
digunakan guru mengaji TPQ Nurul digunakan guru mengaji TPQ Nurul
Muttaqin Ga’dea. Muttaqin Ga’dea terlihat pada tuturan
Data 14 berikut.
Pertemuan besok kita adakan praktik salat. Data 16
(2/6/2022) Ya, masyaallah benar nak!
Informasi indeksal: dituturkan oleh guru (2/6/2022)
kepada semua santrinya saat pembelajaran Informasi indeksal: dituturkan oleh guru
berlangsung bahwa pertemuan selanjutnya mengaji kepada santriwati yang
akan diadakan praktik salat. menanyakan kepada guru terkait bacaan
surah pendek yang telah disetor santri penawaran. Penutur menawarkan kepada
tersebut. santriwan dan santriwati untuk menyetor
Pada tuturan 16 penutur memuji hafalan di hari esok, jika tidak bisa
jawaban bacaan yang diujarkan lawan menghafal di hari itu.
tutur. Tuturan ini dipandang santun
karena memerintah dengan kalimat berita
2) Tindak Tutur Mengeluh lebih santun daripada dengan
Berikut tindak tutur mengeluh menggunakan kalimat perintah.
yang digunakan guru mengaji TPQ Nurul
Muttaqin Ga’dea dalam proses belajar b. Maksim Kedermawanan
mengajar. Tuturan-tuturan berikut ini
Data 17 merupakan contoh penerapan maksim
He, kalian segampang itu cerita. kedermawanan oleh guru mengaji di TPQ
(3/6/2022) Nurul Muttaqin Ga’dea.
Informasi indeksal: dituturkan secara Data 19
tiba-tiba oleh guru ketika santriwan dan Biar ustazah buatkan!
santriwati tidak menulis tajwid yang telah (3/6/2022)
diajarkan. Informasi indeksal: dituturkan oleh guru
Tindak tutur tersebut digolongkan mengaji kepada santri yang dihampirinya.
dalam tuturan mengeluh karena Guru mengaji tersebut ingin membuatkan
menyatakan keluhan penutur terhadap kolom huruf hijaiah dalam buku santrinya
Santriwan dan santriwati yang tidak bisa yang terlihat begitu kesulitan.
mengerjakan tugas yang mudah. Hal ini Tuturan tersebut dipandang lebih
ditandai dengan kata he yang menyatakan santun karena penutur memaksimalkan
keluhan. kerugian dirinya sendiri, penutur bersedia
membantu siswanya. Selain itu, terdapat
2. Prinsip Kesantunan Guru Mengaji penanda kesantunan biar sehingga
dalam Proses Belajar Mengajar di tuturan direktif menyarankan tersebut
TPQ Nurul Muttaqin Ga’dea dipandang santun.

a. Maksim Kearifan c. Maksim Pemufakatan


Tuturan-tuturan berikut ini Tuturan-tuturan berikut ini
merupakan contoh penerapan maksim merupakan contoh penerapan maksim
kearifan oleh guru mengaji di TPQ Nurul pemufakatan oleh guru mengaji di TPQ
Muttaqin Ga’dea. Nurul Muttaqin Ga’dea.
Data 18 Data 20
Kalau tidak bisa dihafal hari ini boleh Ya, memang nabi Yusuf yang paling
disetor besok. tampan.
(2/6/2022) (2/6/2022)
Informasi indeksal: dituturkan oleh guru Informasi indeksal: dituturkan oleh guru
mengaji kepada santrinya yang bertanya mengaji kepada santri yang
bagaimana jika tidak bisa menghafal hari mengemukakan pendapat dari topik yang
ini? Kesantunan tuturan tersebut dibentuk sedang dibahas.
dengan kalimat komisif yang menyatakan Tuturan deklarasi membenarkan
tersebut dipandang santun karena guru malah akan membuat lawan tutur kecil
mengaji tersebut sependapat dengan hati.
santrinya sehingga kecocokan di antara
mereka maksimal. PENUTUP
Simpulan
d. Maksim Pujian Berdasarkan analisis data dan
Tuturan-tuturan berikut ini pembahasan, disimpulkan bahwa guru
merupakan contoh penerapan maksim mengaji di TPQ Nurul Muttaqin Ga’dea
pujian oleh guru mengaji di TPQ Nurul santun dalam berbahasa. Hal tersebut
Muttaqin Ga’dea. berdasarkan temuan penelitian bahwa
Data 21 guru mengaji dalam proses belajar
Iye, masyaallah cantik-cantik semua mengajar di TPQ Nurul Muttaqin Ga’dea
tulisanta nak! lebih banyak melakukan tindak tutur
(3/6/2022) santun, yaitu sebanyak 21 tuturan,
Informasi indeksal: dituturkan oleh guru sedangkan tindak tutur tidak santun
mengaji kepada santrinya yang sebanyak 26 tuturan. Tuturan tersebut
menanyakan kepada ustazah tersebut dituturkan dengan menggunakan tuturan
apakah tulisannya terlihat jelas? direktif, representatif, komisif, ekspresif,
Tuturan tersebut merupakan dan deklarasi.
maksim pujian karena penutur memuji Temuan ini sangat penting
tulisan santrinya yang masyaallah. Hal dipahami oleh mengaji di TPQ di seluruh
ini terlihat jelas dari kata yang penjuru dunia. Diharapkan kepada guru
digunakan, yaitu masyaallah cantik- mengaji tersebut agar memperhatikan
cantik. kesantunan berbahasa dalam proses
belajar mengajar tajwid dan lain-lain. Hal
e. Tuturan yang Tidak Mematuhi ini dikarenakan guru mengaji menjadi
Prinsip Kesantunan pusat perhatian santriwan dan santriwati,
Dari data yang diperoleh, serta masyarakat lingkungan sekitar
terdapat tuturan yang tidak mematuhi dalam bertindak tutur. Guru Bahasa
prinsip kesantunan. Berikut contoh tuturan Indonesia sangat besar pengaruhnya
tersebut. dalam membentuk kesantunan berbahasa
Data 22 santrinya.
Oee!
(2/6/2022) Catatan: artikel ini disusun untuk
Informasi indeksal: dituturkan oleh guru memenuhi tugas akhir mata kuliah
mengaji kepada santrinya yang ribut agar Pragmatik yang dibimbing oleh Dr. Asiz
diam. S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing 1 dan
Tuturan tersebut adalah tuturan Muhammad Ilham S.Pd., M.Pd. selaku
direktif yang kasar. Si penutur bermaksud pembimbing 2.
menyuruh santrinya untuk diam dengan
cara bertutur samar-samar. Akan tetapi,
pilihan kata yang digunakan tidak
mematuhi prinsip kesantunan karena tidak
memaksimalkan keuntungan lawan tutur
Saran bertindak tutur kepada santriwan dan
Atas dasar hasil penelitian ini, santriwati.
selanjutnya dikemukakan beberapa saran 3. Pemerhati kitab suci Al-Qur’an, hasil
berikut. penelitian ini dapat dijadikan sebagai
1. Guru mengaji, hasil penelitian ini bahan masukan untuk mengajarkan Al-
dapat menjadi bahan acuan dalam Qur’an dengan baik kepada muridnya.
2. Peneliti lain, disarankan untuk berbahasa guru mengaji di tempat lain,
mengadakan penelitian yang lebih sebagai upaya perbandingan hasil
mendalam terkait kesantunan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Faelani, Nur, dan Eny Setyowati. 2018. Lubis, Mayang Sari. 2018. Metodologi
Tindak Tutur dalam Pembelajaran Penelitian. Deepublish.
Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII Mahsun, M. S. 2005. Metode Penelitian
SMP Negeri 2 Pacitan Tahun Bahasa: Tahapan Strategi, Metode
Pelajaran 2016/2017. Prakerta dan Tekniknya. PT RajaGrafindo
(Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Persada.
dan Pengajaran Bahasa Indonesia) Miles, Matthew B., dan A. Michael
1(1): 54–61. Huberman. 2005. Qualitative Data
Gunarwan, Asim. 1994. Pragmatik: Analysis (Terjemahan).
Pandangan Mata Burung di dalam Rahadini, Astiana Ajeng, dan Suwarna
Soenjono Dardjowidjojo Suwarna. 2014. Kesantunan
(Penyunting) Mengiring Rekan Berbahasa dalam Interaksi
Sejati: Festschrift Buat Pak Ton. Pembelajaran Bahasa Jawa di SMP
Jakarta: Unika Atma Jaya. N 1 Banyumas. LingTera 1(2):
Gusriani, Nuri, Atmazaki Atmazaki, dan 136–44.
Ellya Ratna. 2012. Kesantunan Syahrul, R. 2008. Pragmatik Kesantunan
Berbahasa Guru Bahasa Indonesia Berbahasa: Menyibak Fenomena
Dalam Proses Belajar Mengajar Di Berbahasa Indonesia Guru dan
SMA Negeri 2 Lintau Buo. Jurnal Siswa. Padang: UNP Pess.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Yule, George, and H. G. Widdowson.
Indonesia 1(1): 287–95. 1996. Pragmatics. Oxford
Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar university press.
Metodologi Penelitian Kuantitatif Yusnita, Yusnita. 2021. Kesantunan
dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Berbahasa dalam Tindak Tutur
Grafindo Persada. Guru pada Pembentukan Karakter
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Anak di TK Islam Semai Benih
Pragmatik. Terjemahan MDD Oka. Bangsa Bukittinggi. PhD Thesis.
1983. The Principles Of Universitas Negeri Padang.
Pragmatics. Jakarta: Universitas
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai