DTK Gizi Anak
DTK Gizi Anak
https://drive.google.com/drive/folders/1y_DvwzGoi5O-ekdBE
_pvl9Q9jZk4MYIA?usp=sharing
01
KASUS 1
Anjay mamen
Kasus 1
Kelompok yang maju : Kelompok 3
Pemapar : Akhyar
BB/U= <-2
=underweight
Presentan : Akhyar
Presentan Akhyar :
TATALAKSANA 1.
2.
Anamnesis
pemeriksaan fisik
3. pemeriksaan penunjang
4. hitung kebutuhan gizi
5. pemberian konseling
6. observasi
Kalau tanpa komplikasi dia bisa rawat jalan, fase apa aja?
Transisi dan rehabilitasi
Apa bedanya?
Ada 5 yang wajib dihafalkan komplikasinya yang kalau ada yang masuk 1
kompllikasinya berarti tandanya harus rawat jalan sebenernya (stabilisasinya
dirumah sakit)
Terus transisinya energinya juga berbeda, fase rehabilitasi juga energinya berbeda
Noted : Apa aja komplikasi yang harus dihafalkan gak disebutin dr. Mahrunnisa, aku hanya
menentir apa yang ada di record, kalau kepo, boleh cari tahu sendiri atau tanya ke yang kompeten
ya!
Penentir : Raisya 00.00 - 00.27
Pertanyaan Guruh :
Tatalaksana gizi buruk pada tahap fase stabilisasi dari idai 2011 itu
menggunakan F75?
Dr. Mahrun : Iya, Jadi itu sebenernya adalah langkah utama (sebelum
F100) tapi ada beberapa kondisi yang memang kita diperbolehkan untuk
F100.
energi : 150-220kkal/KgBB/Hari
pemenuhan nutrisi dapat diberikan dengan
: (150x9)-(220x9)
F100 atau RUTF
: 1350-1980 kkal/hari
Protein : 4-6g/KgBB/hari
: (4x9)-(6x9)
: 36-54 g/ hari
Cairan : 150-200ml/KgBB/hari
: (150x9)-(200x9)
: 1350-1800ml/hari
Penentir : Raisya 00.00 - 00.27
F100
Penjelasan dr Fransisca atas Slide diatas :
Kan tadi sudah dihitung nih kebutuhannya 1300 kalori lah ya, kita mulai dari yang
rendah dulu 1300. Kalau F100 berarti per 100 cc nya itu 1 kg kalori, kalau F75 itu berarti
tiap 1 cc 0,75 kalori, nah kalau susu biasa/ susu formula itu 1 ccnya 0,6. Jadi tetep meski
bentuknya sama gak akan cocok, karena dari komposisi dan kalori gak sesuai jadi tetep
harus diberikan F100. Jadi dari 1300 kalori perkali pemberiannya hanya boleh sekitar
tadi 9 kg kan dia berarti 90-100cc maksimal dalam 1x pemberian.
Jadikan tadi 1300 ml itukan dalam satu hari ya dibagi 100 berarti per dua jam
pemberian. Itu start awalnya kalau kita lihat anaknya 100ml kan sebenrnya gak
begitu banyak dan bisa habis, jadi bisa dinaikin pemberiannya jadi 110 atau 120,
paling engga startnya sekitar 11cc perkali pemberian
Dan untuk protein, dinas udah menyesuaikan pembagiannya seperti sachetan, tinggal
tambahin air sampai 100cc. nanti kita bisa bikin sendiri juga apalagi kan pasiennya rawat jalan
jadi bisa diajarin cara membuatnya (nanti ada videonya), intinya protein sudah ngikutin
karena kandungan sudah diatur , yang penting hanya bagaimana cara pemberiannya, begitu
juga dengan cairan.
Start pemberian nutrisi itu misal dari range 150-220 maka, kita harus mulai dari yang
rendahnya dulu dan yang penting lagi itu adalah pemberian mikronutrient seperti vitamin A,
zink, asam folat, dan
bagaimana dengan zat besi? Kadang-kadang memang zat besi kalau diawal sebenernya tidak
diberikan distabilisasi tapi bisa diberikan di rehabilitasi dan teknisnya tidak diberikan langsung
saat hari pertama tapi saat control dan follow up saja, beda dengan yang lain yang diberikan
diawal
Monitoring juga penting, kapan mau nimbang bb dan target penambahan BBnya , dan harus
dipantau untuk melihat keberhasilan terapinya.
Anda sebagai dokter sedang bertugas di puskesmas, datang seorang pasien anak
perempuan berusia 2 tahun 2 bulan dengan keluhan anak sering sakit sehingga berat
badan sulit naik. Hasil pemeriksaan didapatkan BB 7.5 kg dan TB 80 cm. Pada
pemeriksaan didapatkan anak sudah tidak mau makan sejak 1 bulan ini.
Makan hanya 1-2 sendok, 2 kali sehari. Tidak mau cemilan dan minum hanya 500 ml
Suhu 37.2 derajat C, nadi 100 x/m, RR 28 x/m, SpO2 98%. Akral hangat nadi kuat
Tidak ada tanda dehidrasi
Bagaimana status nutrisi pada pasien tersebut?
Bagaimana tatalaksana pasien tersebut di atas?
bb/tb
Bb 7,5kg
Pb 80cm
< -3 SD
BB/U Berat badan sangat kurang (severely
underweight
-3 <SD < -2
TB/U
Pendek (Stunted)
< -3 SD
BB/TB Gizi buruk (severely wasted)
- Harus juga memperhatikan keseimbangan elektrolit, kalau anak kejang kita bisa kasih elektrolit
biasanya Kalium, Kalsium, Natrium.
- Infeksi, talaknya amoksisilin
Penentir : Selvi 27.00-54.00
Jadi intinya perlu kita stabilin dulu kondisinya baru setelah stabil lanjut ke transisi baru rehabilitasi.
Pasien rawat inap ini F75 nya masuk setelah semua teratasi, kalau ada hipoglikemia atasi dulu. Kalau
dehidrasi ya atasi dulu. Diberikan antibiotik bisa berbarengan dengan F75, perlu diperhatikan
pemberiannya jangan sampai ada interaksi antara obat dengan F75. Kalau dikasih makanan di awal pas
hemodinamik nya ga stabil ya percuma ajaa, karena lebih akan membebani tubuh pasien.
Uji Anoreksia (Uji Coba Makanan)
Semisal kalau pasien anoreksia, kita bisa uji dulu dari ⅓ lambungnya itu dia abis seberapa.
Fase-fasenya bisa dibaca yaa dibukunya
https://eprints.fkmupri.ac.id/uploads/Pedoman_Pencegahan_dan_Tatalaksana_Gizi_B
uruk_pada_Balita.pdf
Seorang anak laki-laki berusia 5 bulan dibawa ibunya karena keluhan berat badan yang
sulit naik sejak usia 2 bulan. Pada pemeriksaan didapatkan kenaikan berat badan sebagai
berikut : usia 2 bulan 500 gr, usia 3 bulan 400 gr, usia 4 bulan 400 gr dan usia 5 bulan
300 gram. Hasil Antropometri didapatkan BB/U Z < -3 SD, TB/U < -3 SD dan BB/TB < -3
SD. Bayi masih mau menyusu sekitar 5 kali sehari dengan durasi 5-10 menit dan tidak
ada komplikasi medis lain.
Pertanyaan:
Yang didapatkan perhitungan 1-2 bulan itu : 1196
gr, dipakai yang standar deviasi.
KEMENKES RI. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita. 2nd ed. Jakarta: KEMENKES RI; 2020
KEMENKES RI. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita. 1st ed. Jakarta: KEMENKES RI; 2019
KEMENKES RI. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita. 1st ed. Jakarta: KEMENKES RI; 2019
KEMENKES RI. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita. 1st ed. Jakarta: KEMENKES RI; 2019
KEMENKES RI. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita. 1st ed. Jakarta: KEMENKES RI; 2019
Penentir : Selvi 27.00-54.00
Yg di highlight itu udh ketauan klo dia dari 2 bulan beratnya cuma 500 itu udh jelek kata
dokternya malah dubia ad malam dan harus ditindak lanjut sebelum gizi buruk (lgsg di rawat
inap)
Setelah itu intervensi apakah asinya mencukupi/tidak, cara pemberian,MPASI udh bisa diberikan
pada anak pada usia 4 bln JIKA ANAK ITU TIDAK MENDAPATKAN ASI EKSKLUSIF/CUKUP.
(protein hewani)
Tatalaksana RANAP
Anak diberikan F75 klo gada kasih F100 terus diencerin sampe 1cc, pemberian diselingi dengan ASI.
04
Kasus 04
54.00-1.21.00 Marsha
LiLA anak 10.5 → gizi buruk
LiLa 10,5 : dibawah SD -3 atau
kurang dari 11,5 cm termasuk gizi
buruk
- pasien cukup dilakukan rawat jalan
- fase stabilisasi dan transisi dilakukan pada balita dengan gizi buruk yang
perlu layanan rawat inap
- fase rehabilitasi dapat dilakukan pada layanan rawat jalan
- bila tidak tersedia layanan rawat jalan, maka fase rehabilitasi dapat
dilakukan di layanan rawat inap hingga pasien sembuh
fase rehabilitasi
Hipoglikemia: larutan glukosa 10% oral dan F75 11cc/kgbb per 2 jam(stabilin dulu baru).
● Dalam pemberian 2x F75 klo konsumsi <80% bisa pakein NGT→ monitoring muntah dan aliran balik NGT
● Klo parenteral (sangat tdk dianjurkan)
05
Kasus 05
54.00-1.21.00 Marsha
Status nutrisi : gizi buruk→ lila nya 11
Data
Tatalaksana
Dia punya komplikasi diare sehingga diperlukan rawat inap
JAVAN
Kriteria Diare :
Ringan - Berat
TATALAKSANA Diberikan larutan ReSoMal,
- ReSoMal 90ml/kgBB/jam
- RLG 5%
TATALAKSANA SYOK - Syok biasa → cairan kristaloid (Nacl,
RL, Ringer asetat, dan asering
- Pada gizi buruk harus ada campuran
RL+ glukosa perbandingan 1:1 (RLG
5%), karena pd GizBur sangat
mungkin ada hipoglikemi.
- Cairannya 15 cc/kg selama 1 jam
- Standar → 20 cc/kg selama 20 mnt
lanjutan ..
- 9x15 = 135 selama 1 jam, itung berapa tetes/menit nya
Dr. fransisca
- Fase stabilisasi ditunda dulu sampai SYOK nya teratasi, kalo ada kecenderungan
pasiennya lemes dan ngantuk → bisa pertimbangkan pemberian NGT
- Kenapa syok ga kejar-kejaran dikasih makan ? karena hemodinamiknya belum
stabil, karena jg kalo syok (akral dingin) → aliran darahnya tidak optimal dan
biasanya aliran darah diutamakan ke organ vital (jantung, otak). Otomatis
penyerapan kerja usus itu tidak optimal, biasanya pengosongan lambung akan
lambat. Jadi kita tunggu sampe hemodinamiknya stabil baru kita mulai dengan f75.
06
Kasus 06
https://docs.google.com/presentation/d/1Jx3d0Kz18b8
WKqB0UPkSX0OJajHkTrYW0vjg9oo7TOo/edit#slide=id.
g2a5cffd60e8_7_0
● Seorang anak laki-laki berusia 1 tahun dibawa ibunya karena dirujuk oleh posyandu
dengan BB 9 kg, PB 70 cm, lingkar lengan atas 12 cm, Anak tidak ada keluhan, masih
mau makan dan minum. Pada pemeriksaan didapatkan:
● Suhu 36.8 C, nadi 100x/m, RR 30x/m, SpO2 98% room air.
● Hasil GDS 80 gr/dL, pemeriksaan darah rutin lainnya dalam batas normal
● Bagaimanakah status nutrisi anak tersebut?
● Bagaimanakan tatalaksana anak tersebut?
Weight for age (BB/U): -2 < sd < 0 → BB normal Length for age (PB/U): -3 < sd < -2 → Pendek (stunted)
Weight for length (BB/PB): 0 < sd < 1 → Gizi baik (normal) LILA: -3 < sd < -2 → Gizi kurang
Balita menderita gizi kurang apabila ditemukan ada satu atau lebih
tanda berikut:
● BB/PB atau BB/TB -3 SD sd < -2 SD
● LiLA antara 11,5 cm sd < 12,5 cm (usia 6-59 bulan)
● Tidak ada edema
Dr. Fransisca
- Stunting → kekurangan nutrisi yang kronis (1000 hari pertama
kehamilan)
- Kendala pertumbuhan kognitif
- Harus mencegah mulai dari kehamilan
- Nonton youtube (cara membuat F75)
https://youtu.be/ZUiBWRxpz8U?si=Kqg_2BRcUyrqmCAK.
07
Kasus 07
Keluhan utama : Gizi buruk
RPS : Diare >10x/hari, masih mau makan dan minum
Pemeriksaan fisik :
- Suhu 37.9o C(N : 36,5-37,5C), nadi 100x/m(N : 80-150x/menit), RR
30x/m(N : 25-50x/menit), SpO2 98%(N :>97%) room air.
- Mata cowong, mukosa bibir kering, anak tampak kehausan, turgor kulit
kembali lambat. → tanda dehidrasi sedang
- Akral hangat, CRT 2 detik, nadi kuat
Pemeriksaan Lab :
Hasil GDS 80 gr/dL, pemeriksaan darah rutin lainnya dalam batas normal
Atasi Dehidrasi dl sampai terhidrasi, lalu diberi F-75, dan diupayakan pemberian secara oral ataupun jika tidak
bisa gunakan NGT, dan jangan lupa dimonitoring setelah tatalaksana
08
Kasus 08
Seorang anak dengan gizi buruk dalam perawatan rawat jalan dengan
puskesmas melakukan kontrol rutin saat Anda bertugas di puskesmas.
Saat ini sudah memasuki minggu ke tiga perawatan gizi buruk.
Pada pemeriksaan didapatkan :
BB awal : 10 kg, BB minggu 1 : 10.3 kg, BB minggu 2 : 10.5 kg, BB saat
ini (minggu 3) : 10.5 kg
Anak juga terdapat anemia dengan Hb 9 gr/dL
Bagaimanakah kemajuan berat badan pada pasien tersebut?
Dan bagaimana tatalaksana Anda selanjutnya sebagai dokter yang
berjaga?
Gizi Buruk dengan Anemia
A. Pemantauan Berat Badan
Meskipun sering ditemukan anemia, zat besi tidak boleh diberikan pada fase awal (fase stabilisasi
dan transisi), zat besi baru diberikan setelah anak mempunyai nafsu makan yang baik dan mulai
bertambah berat badannya. Pemberian zat besi dengan dosis 3 mg/kgBB/hari,diberikan setelah
mengalami kenaikan berat badan (fase rehabilitasi).
C. Catat jumlah RUTF atau F-100 yang diberikan saat kunjungan dan jumlah sisa jika balita
belum habis jatah RUTF atau F-100 dari kunjungan sebelumnya.
Gizi Buruk dengan Anemia
Tatalaksana Anemia:
Pada pasien didapatkan Hb 9gr/dL, sehingga
diberikan tatalaksana suplementasi zat besi saat
memasuki fase rehabilitasi
09
Kasus 09
Anda sedang bertugas di puskesmas dan terdapat seorang ibu kader posyandu datang membawa anak yang
sedang rawat jalan dengan gizi buruk datang kontrol. Saat ini anak mulai masuk ke fase rehabilitasi dan belum
mendapatkan multivitamin apapun
•Bagaimanakah kebutuhan nutrisi pada fase ini?
Fase ini adalah fase pemberian makanan untuk tumbuh kejar. Pada fase rehabilitasi terjadi replesi
(pemulihan) jaringan tubuh sehingga diperlukan energi dan protein yang cukup, diberikan energi 150-220
kkal/kgBB/hari, protein 4-6 g/kgBB/hari. Terapi gizi yang diberikan dapat berupa F100 atau RUTF yang
secara bertahap ditambah makanan padat gizi. Umumnya berlangsung selama 2-4 minggu. Kemajuan
terapi dinilai dari kenaikan berat badan setelah fase transisi dan mendapat F100 atau RUTF.
Pemantauan pada fase rehabilitasi dilakukan dengan mencatat asupan formula dan kenaikan berat
badan.
Tambahan dr.
- Fase ini adalah fase rehab
- Itung itungannya liat ppt aja dia g ada BB nya.
- Ini dikali dengan berat badan apa?
Tentang berat badan aktual dan ideal
Apabila
- Gizi buruk → dengan berat badan
aktual (berat dia ditimbang skrng ye
jan salah)
- Gizi kurang → dengan bb ideal
● Jelaskan bagaimana kriteria pulang pada anak dengan gizi buruk yang menjalani perawatan
rawat inap?
● Jelaskan apa yang dimaksud dengan refeeding syndrome?
● Dan jelaskan mengapa anak dengan gizi buruk dapat menjadi obesitas dan metabolik
sindrom di kemudian hari
Kriteria pulang pada anak dengan gizi buruk
Kriteria pulang dari layanan rawat inap dan pindah ke layanan rawat jalan balita:
● Tidak ada komplikasi medis
● Edema berkurang
● Nafsu makan baik
● Secara klinis baik.
Kriteria pindah dari layanan rawat inap ke layanan rawat jalan TIDAK berdasarkan kriteria antropometri tapi berdasarkan kondisi klinis.
Kriteria pulang bayi <6 bulan dengan gizi buruk dan ada kemungkinan pemberian ASI:
a. Keberhasilan relaktasi dengan menghisap efektif: kenaikan berat badan minimal 20 g/hari selama 5 hari berturut-turut hanya dengan
mengonsumsi ASI.
b. Tidak ada edema bilateral selama 2 minggu.
c. Kondisi klinis baik, bayi sadar dan tidak ada masalah medis.
d. Ibu sudah mendapat konseling cukup dan suplementasi zat gizi mikro yang diperlukan selama tinggal di tempat perawatan dan
diteruskan di rumah.
Kriteria pindah ke layanan rawat jalan Bayi kurang dari 6 bulan gizi buruk, dan TIDAK ada kemungkinan
pemberian ASI:
● Kondisi klinis baik, bayi sadar dan tidak ada masalah medis
● Tidak ada edema
● Bayi dapat menyusui dengan baik atau mendapatkan asupan yang cukup
● Kenaikan berat badan cukup (>5 g/kgBB/hari) selama 3 hari berturut-turut
Kriteria bayi < 6 bulan bisa keluar dari semua layanan gizi buruk :
● Bayi menyusui dengan baik atau mendapatkan pengganti ASI yang cukup
● Kenaikan berat badan yang cukup
● Z-Skor BB/PB ≥ -2 SD
Refeeding Syndrome
● Refeeding syndrome → sindroma dengan gangguan metabolik akibat pemberian nutrisi pada
pasien kurang gizi berat.
● Refeeding syndrome → sindroma kelainan elektrolit dan perubahan cairan tubuh dengan
kelainan metabolik pada pasien kurang gizi yang mendapat refeeding baik secara oral, enteral,
maupun parenteral.
Refeeding Syndrome
Sindrom refeeding didefinisikan sebagai komplikasi medis akibat perpindahan cairan dan elektrolit sebagai akibat dari rehabilitasi nutrisi yang
agresif. Sindrom refeeding umumnya terjadi pada populasi yang berisiko tinggi mengalami malnutrisi mulai dari pasien dengan gangguan makan
hingga pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis.
Penyebab sindrom refeeding bersifat multifaktorial dan terkait dengan penambahan nutrisi setelah periode kelaparan. Oleh karena itu, pasien
dengan gizi buruk yang diberi makan secara cepat atau tiba-tiba mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami sindrom refeeding.
Penyebabnya antara lain gangguan makan, alkoholisme kronis, kondisi malabsorptif seperti penyakit radang usus, malnutrisi kronis, diabetes
yang tidak terkontrol, kondisi onkologis, dan kondisi pasca operasi
Mengapa anak dengan gizi buruk dapat menjadi
obesitas dan sindrom metabolik di kemudian hari
Pada anak dengan gizi buruk, tubuh
secara alami mengirimkan sinyal selalu
kelaparan karena sudah biasa. Namun,
apabila anak dengan gizi buruk dikasi
makanan → makanan di simpan terus
menerus → lipogenesis → tubuh menjadi
gemuk -> obesitas.
Pnjlsn dokter :
- Anak yang dewasa yang gemuk
bisa jadi stunting pas kecilnya yak.
Terimakasih
Semangat semoga sumanya lancar <3