Anda di halaman 1dari 52

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep dan Teori Sastra


Teori sastra menjelaskan kepada kita tentang konsep sastra sebagai salah
satu disiplin ilmu humaniora yang akan mengantarkan kita ke arah pemahaman
dan penikmat fenomena yang terkandung didalamnya. Dengan mempelajari teori
sastra, kita akan memahami fenomena kehidupan manusia yang tertuang di dalam
teori sastra. Sebaliknya juga, degan memahami fenomena kehidupan manusia
dalam teori sastra kita akan memahami pula teori sastra.
Pada dasarnya sastra dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan dalam
berkreatifitas untuk menciptakan suatu karya seni, dan merupakan produk pikiran
serta perasaaan seseorang.1 Meskipun peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam
sastra dianggap berupa khayalan, tidak berarti bahwa karya sastra dianggap
sebagai hasil khayalan saja, akan tetapi melalui penghayatan dan perenungan pula
yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Unsur-unsur fiktif sastra merupakan
bagian dari kreatif dan imajinatif pengarang. Dengan demikian sastra tidak dapat
dikatakan benar atau salah, karena itu adaah hasil kreatif yang dilahirkan sebagai
nilai tawar.2

1. Konsep dan Teori Sastra Arab (Islam) Terhadap Keterlibatan


Pengarang
Karya sastra dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan dalam
berkreatifitas untuk menciptakan suatu karya seni.3 Karya sastra sendiri menjadi
suatu bagian penting dalam era industri kreatif saat ini, oleh karena itu karya
sastra harus tetap ada dan dijadikan sebagi suatu kehormatan sehingga karya

1
Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusasteraan, (Jakarta:Gramedia, 1989), hal.3
2
Nicholas M. Gaskill, “Experience anda Signs: Towards a Pragmatist Literary
Criticism”, New Literary History, Vol. 39, No.1, Remembering Richard Rorty (Winter, 2008)
3
Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusasteraan, (Jakarta:Gramedia,
1989), hal.3
sastra dapat tetap mempertahankan eksistensinya dalam rangka melindungi
masyarakat dan bangsa agar tetap memiliki budaya.4
Dalam suatu karya sastra selalu tercermin berbagai masalah kehidupan
manusia di dalam interaksinya terhadap lingkungan, baik terhadap sesama
manusia, maupun dengan Tuhannya. Demikian juga dengan karya sastra Arab,
produk sastra yang dihasilkan merupakan hasil dari pikran dan perasaan orang-
orang Arab yang tentu saja telah dipengaruhi oleh kebudayaan-kebudayaan Arab.
Sepanjang perjalanan sejarahnya, masyarakat Arab mampu mengkreasikan
budaya nya sehingga dapat mencapai tingkat peradaban yang adihulung, terbukti
dengan adanya produk-produk budaya Arab dalam wujud karya sastra berbentuk
puisi, prosa, dan drama yang tentu saja banyak menganut nuansa Islami. Hal
tersebut terjadi karena mayoritas masyarakat Arab yang menganut agama Islam.5
Sastra Arab, sebagai entitas budaya sudah tentu mencerminkan pikiran dan
perasaan bangsa Arab dengan segala kelebihan dan kekurangarmya. Dalam
konteks kelebihan bangsa Arab, maka tidak ada pencapaian kebudayaan dan
peradaban manusia yang mampu menunjukkan nilai-nilainya yang paling otentik
dan khas kecuali apa yang telah dicapai oleh kesusastraan Arab. Puisi adalah
diantara bentuk-bentuk dominan karya bangsa Arab dan secara spesifik yang
membedakarmya dengan bangsa lain. Pembicaraan ini mendapatkan
pembenararmya dengan adanya fakta tentang pengaruh besar sastra Arab - dalam
struktur maupun fungsi - atas sastra lain yang secara langsung bersentuhan
dengannya, seperti, sastra Persia, Turki, Indostanik, dan yang secara tidak
langsung di antaranya adalah sastra (puisi) Gregorian, sastra Ibrani Abad
Pertengahan, dan bahkan sastra Barat sekalipun. Sastra Arab meninggalkan
jejaknya sampai menjelang permulaan era puisi-puisi tradisi Romawi.6
Berdasarkan pada pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa dalam karya
sastra Arab keterlibatan penulis terhadap isi maupun esksistensi suatu karya
sangat besar pengaruhnya. Karena kebudayaan seorang pengarab sastra Arab

4
Ahmadun Yosi Herfanda, Sastra dalam Era Industri Kreatif, (Makalah
Pelengkap untuk Kongres Bahasa Indonesia, 2013)
5
Fadlil Munawwar Manshur, “Teori Marxis dan Aplikasinya pada Penelitian
Sastra Arab Modern”, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Februari 2012, hal. 123
6
Vincente Cantarino, Arabic Poetics in The Golden Age, EJ. Brill, Leiden, 1975, hal. 110
sangat mempengaruhi terhadap hasil karaya yang dibuatnya. Jadi, jelas jika dalam
sebuah karya sastra Arab akan sangat kental terlihat adanya bentuk-bentuk
kebudayaan maupun ideologi yang ada di Arab.

2. Konsep dan Teori Sastra Barat Terhadap Keterlibatan Pengarang


Sebagian besar karya sastra Arab telah banyak yang disalin ke dalam
bahasa Barat. Sehingga tidak dapat dipungkiri apabila teori-teori Barat banyak
mengangkat dari teori-teori sastra Arab. Sebagaian besar sastrawan Barat
menyatakan bahwa keterlibatan pengarang dalam analisis teks sastra tidaklah
relevan apabila maksud dan keinginan pengarang dihubungkan dengan karyanya.
Artinya para tokoh cerita di dalam karya itu tidak mungkin dapat diidentifikasi
melalui pengarangnya. Konsep meniadakan keterlibatan dan tujuan pengarang
dalam memahami sebuah teks sastra disebut intentional Jallacy, yaitu sebuah
konsep yang dimunculkan oleh W.K. Wimsatt dan -Monroe C. Beardsley.7
Sehingga dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam karya
sastra Barat, keterlibatan penulis tidak terlalu menjadi perhatian.
Namun dalam suatu aliran yang bernama romantisme, dimana salah satu
ciri aliran ini yaitu bersifat subjektif, yaitu dalam penciptaannya karya seni
dianggap sebagai ekspresi dari seniman.8 Artinya, dalam aliran ini suatu karya
dianggap sebagai wujud nyata dari perasaan seorang pengarang. Tanpa adanya
ungkapan perasaan pengarang, maka tak akan ada suatu karya. Aliran
Romantisisme merupakan aliran yang mengedepankan unsur emosi dalam suatu
karya dengan cara penggambaran dan pembangunan citra yang dramatis, teatrikal
dan memiliki suasana penuh imajinasi seperti dalam mimpi (dream-like). Aliran
ini menitikberatkan pada emosi, imajinasi serta ide untuk kembali pada
keniscayaan sejarah dan alam. Romantisisme tidak dapat diidentifikasi dengan

7
Lambropoulus, Vassilis, Miller, David Neal, Twentieth Century Litetary Theory, State
University of New York Press:Albany, 1987
8
https://serupa.id/aliran-romantisisme/Aliran Romantisisme – Pengertian, Sejarah,
Tokoh & Contoh
suatu gaya, teknik, atau sikap yang tunggal, namun memiliki ciri umum yang
seragam. 9 Ciri tersebut adalah:
a. Imajinatif, artinya meskipun tetap realistis (tidak ada fantasi), adegan yang
digunakan pada romantisisme cenderung tampak teatrikal dan bukan
pemandangan sehari-hari, untuk menciptakan adegan tersebut diperlukan daya
imajinasi yang tinggi.
b. Subjektif, artinya penciptaan seni dianggap sebagai ekspresi diri seniman.
c. Menggunakan intensitas emosional yang tinggi.
d. Pencitraan atau suasana memiliki kualitas dream-like (seperti mimpi).
e. Menggambarkan perasaan kuat yang tidak harfiah atau menggunakan
perumpaan dan simbol.

B. Konsep Dasar Mahabbah


Al-mahabbah merupakan bentuk masdar dari kata yang mempunyai tiga
arti, yaitu; 1)melazimi dan tetap, 2)biji sesuatu dari yang memiliki biji, 3)sifat
keterbatasan.10 Pengertian pertama, jika dihubungkan dengan cinta maka dapat
dipahami bahwa dengan melazimi sesuatu akan dapat menimbulkan keakraban
yang merupakan tahap awal dari munculnya rasa cinta. Sedang pengertian kedua
dapat dipahami dengan melihat fungsi biji pada tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai
benih kehidupan bagi tumbuh-tumbuhan. Karena itu al-mahabbah merupakan
benih kehidupan manusia, minimal sebagai semangat hidup bagi seseorang yang
akan mendorong usaha untuk meraih sesutau yang dicintai. Adapun pengertian
ketiga, dapat dipahami dengan melihat manusia sebagai subjek cinta, sangat
terbatas dalam meraih sesuatu yang dicintai sehingga membutuhkan bantuan Sang
Pemilik Cinta yang sesungguhnya, yaitu Allah SWT.11 Sebagaimana telah
dijelaskan dalam QS. Al-Imran : 14, yang berbunyi:

9
https://serupa.id/aliran-romantisisme/Aliran Romantisisme – Pengertian, Sejarah, Tokoh
& Contoh
10
Abi al-husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariyah, Mu’jam al-Muqayis al-Lugah
(Beirut:Dar al-Fikr,1991), hal.249
11
Fadillah Tridiani Febrisia, “Al-Ghazali :Pengaruhnya Terhadap Perkembangan
Dunia Islam dan Tasawuf”, Skripsi, Palembang:UIN Raden Fatah, hal. 18
         

         

      

Artinya:” Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada

apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak

dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah

ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat

kembali yang baik (surga).”

Bahkan ada yang mengatakan al-mahabbah berasal dari kata al-habah,


artinya air yang meluap setelah turun hujan lebat, sehinggah al-mahabbah adalah
luapan hati dan gejolaknya saat dirundung keinginan untuk bertemu sang
kekasih12. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dimengerti bahwa cinta (al-
mahabbah) merupakan keinginan yang sangat kuat terhadap sesuatu melebihi
kepada yang lain atau ada perhatian yang khusus, sehingga menimbulkan usaha
untuk memiliki dan bersatu dengannya, sekalipun harus dengan pengorbanan.
Sedang menurut pandangan kaum Teolog yang dikemukakan oleh
Webster bahwa al-mahabbah berarti; a) keridhaan Tuhan yang diberikan kepada
manusia, b) keinginan manusia menyatu dengan Tuhan, dan c) perasaan berbakti

12
Lihat ibn Qayyim al-Jauziyah, Raudah al-Muhibbin wa Nuzhat al-Musytaqin
(Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1995), h. 15.
dan bersahabat seseorang kepada yang lainnya.13 Pengertian tersebut bersifat
umum, sebagaimana yang dipahami masyarakat bahwa ada al-mahabbah Tuhan
kepada manusia dan sebaliknya, ada mahabbah manusia kepada Tuhan dan
sesamanya.14 Pandangan tersebut, menggambarkan mahabbah kepada Tuhan
adalah mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, tidak
melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan dosa, baik dosa kecil maupun dosa
besar. Apa yang dilakukan adalah yang mendatangkan kebaikan.

1. Mahabbah dalam Karya Sastra


Cinta atau mahabbah adalah sebuah perasaan yang ada pada diri manusia,
yang pembahasannya tidak akan pernah habis untuk diperbincangkan baik dalam
kehidupan nyata maupun dalam kehidupan para tokoh dalam sebuah karya sastra.
Persoalan cinta menjadi salah satu persoalan pokok kehidupan manusia. Sulit
ditebak, dan tak mudah dipaksakan. Sehingga ketika cinta menjelma sebagai
rangkaian kata yang masuk ke dalam teks-teks sastra, maka yang tergambar ialah
keharuan mendalam, serta perjuangan tanpa henti dari para pelaku cinta
tersebut.15 Sementara sastra sebagai karya seni tercipta karena adanya energi
imajinatif dan luapan perasaan pengarang yang disampaikan secara lisan dan
tulisan ke tengah-tengah masyarakat. Sebagai karya seni, karya sastra memiliki
peranan penting dalam kehidupan manusia. Efek penyumbangsihan pengarang
pada kehidupan, nilai-nilai estetika dan etika serta kehidupan yang lengkap ini
tidak begitu segera dapat dirasakan. Ia membutuhkan proses dan reproses serta
perjalanan waktu. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra dapat dijadikan “wakil” dari
sebuah ungkapan perasaan cinta pula.16
Pembahasan tentang cinta dalam karya sastra banyak diteliti dalam novel,
yang pastinya bercerita tentang masalah-masalah cinta. Peneliti biasanya
menggambarkan serta menjelaskan bentuk-bentuk cinta yang ada kemudian
13
Noah Webster, Webster’s Twentieth Century Dictionary of English Langue (USA:
William
Calling Publisher‟s Inc., 1980), h. 107
14
Fadillah Tridiani Febrisia, “Al-Ghazali :Pengaruhnya Terhadap Perkembangan
Dunia Islam dan Tasawuf”, hal. 25
15
https://sastra-indonesia.com/2013/09/membincangkan-cinta-dalam-karya-sastra
16
https://www.dictio.id/apa-hubungan-sebuah-karya-sastra-dan-kehidupan percintaan/
mengaplikasikannya terhadap perilaku tokoh dalam sebuah novel. Seperti contoh
berikut; “Cinta merupakan sebuah persoalan yang selalu mengisi takdir kehidupan
manusia. Karena itulah barangkali pembicaraan mengenai cinta menjadi topik
yang kerap menggoda tuk diperbincangkan. Begitupun dalam karya sastra,
membincangkan masalah cinta laksana tema yang tak pernah usang. Baik ketika
membaca karya yang ditulis di masa lalu, maupun yang terbaru. Hal ini tentu
tidaklah mengherankan, karena persoalan cinta merupakan hal yang sangat
universal. Di mana setiap makhluk hidup dapat merasakannya. Namun, kesedihan
dan kehilangan selalu hadir dalam karya sastra yang mengusung tema cinta.
Simak saja dalam novel 1998 karya Ratna Indraswari Ibrahim, betapa Putri sangat
terpukul ketika harus berhadapan dengan kenyataan bahwa Neno lelaki yang
begitu ia cintai, dinyatakan hilang dan tak pernah kembali setelah termvlibat
dalam serentetan aksi demonstrasi pada masa Orde Baru. Atau lihat pula dalam
Helen of Troy, ketika Helen dipersunting oleh raja, yang menyebabkan Paris
berontak, dan kembali merebut hatinya. Atau dalam novel Layla Majnun, di mana
dalam novel tersebut digambarkan bagaimana Majnun menempuh cara-cara „gila‟
demi memperjuangkan cintanya terhadap Layla, perempuan yang ia cintai. Juga
dalam Romeo and Juliet-nya Shakespeare, yang justru membuat kecut, dimana
adegan percintaan itu malah diakhiri dengan kematian antara kedua kekasih.
Meskipun tidak tertutup pula kemungkinan kisah cinta yang berakhir happy
ending, seperti dalam kisah cinta Cinderella, dimana mereka hidup berbahagia.17
Dengan demikian dapat dipahami bahwa membahas persoalan cinta dalam sebuah
karya sastra adalah menyandingkan hakikat cinta pada kehidupan nyata dengan
menampilkan konsep-kosep cinta yang ada dalam sebuah karya sastra melalui
ilustrasi perilaku tokoh sebagai pelaku cinta.

a. Konsep Cinta Fromm


Selanjutnya Fromm, seorang pakar psikologi dan cinta turut berpendapat
bahwa cinta adalah kemampuan karakter yang dewasa dan produktif, yang artinya

17
https://sastra-indonesia.com/2013/09/membincangkan-cinta-dalam-karya-sastra/feed
kemampuan untuk mencintai pada hidup individu dalam budaya tertentu
tergantung pada pengaruh budaya itu terhadap karakter kebanyakan orang. Teori
apapun tentang cinta harus dimulai dengan teori tentang manusia, eksistensi
manusia. Manusia dianugerahi dengan rasio; ia adalah makhluk yang sadar
dirinya; ia mempunyai kesadaran tentang dirinya, sesama, masa lalu, dan
kemungkinan masa depannya. Kesadaran akan diri sebagai entitas yang terpisah,
kesadaran akan jangka hidupnya yang pendek, akan fakta bahwa ia lahir dan mati
bukan karena eknkhdkehek, bahwa ia akan mati sebelum mereka yang ia cintai,
atau mereka mati lebih dulu sebelum dirinya, kesadaran akan kesendirian dan
keterpisahannya, akan ketidak berdayaannya terhadap kehidupan alam dan
masyarakat, semua ini membuat eksistensi dirinya terpisah dan terpecah menjadi
penjara yang tak tertahankan. Ia akan mengalami gangguan kejiwaan jika tidak
dapat membebaskan diri dari penjara itu dan keluar, menyatukan diri dalam
bentuk apapun dengan manusia lain, dengan dunia luar.18
Pada takaran yang lebih spesifik Erich Fromm membedakan cinta dalam
beberapa macam bentuk yang diantaranya adalah Objek cinta, yaitu disaat
seorang pribadi mencintai hanya satu orang dan acuh tak acuh dengan sesamanya
yang lain, cintanya bukanlah cinta, melainkan kelekatan timbal balik, atau
egotisme yang meluas. Jika benar-benar mencintai seseorang, saya harus
mencintai semua orang, mencintai seluruh dunia, mencintai kehidupan. Jika bisa
mengatakan kepada orang lain, “Saya mencintai kamu”, maka saya harus mampu
mengatakan, “Saya mencintai semua orang, saya mencintai seluruh dunia, saya
mencintai kamu dan juga diriku”. Namun, mengatakan bahwa cinta adalah sebuah
orientasi yang mengacu pada semua dan tidak hanya pada satu, tidak berarti
bahwa tidak ada perbedaan diantara berbagai macam cinta yang tergantung pada
macam objek yang dicintai.19 Selanjutnya Fromm membagi objek cinta menjadi
lima yaitu: (1) Cinta Sesama, (2) Cinta Ibu, (3) Cinta Erotis, (4) Cinta Diri dan (5)
Cinta Kepada Tuhan. Namun pada intinya cinta adalah emosi yang mendalam
terhadap suatu hal yang menjadikan seseorang yang sedang dilanda cinta menjadi

18
Erich Fromm, The Art of Loving:Memaknai Hakikat Cinta, (Frankfrunt:Fresh Book,
2004 ), hal. 10
19
https://medium.com/@pangalo/erich-fromm-the-art-of-loving
berbunga-bunga dan bahagia ketika berkaitan dengan yang dicinta. Pada
hakikatnya cinta adalah suci, dalam arti cinta itu tidak bertentangan dengan
nurani, akal, dan norma yang dianut seseorang. Ketika dengan alasan mencinta
salah satunya dilanggar maka cinta tersebut patut dipertanyakan.

b. Tolak Ukur Hakikat Mahabbah dalam Novel Layla Majnun


Setelah melihat dari beberapa penjelasan dari teori cinta yang
disampaikan Erich Fromm di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan hakikat
mahabbah sebagai tolak ukur konsep mahabbah tokoh Qays dalam novel Layla
Majnun, yaitu sebagai berikut:
a. Cinta (al-mahabbah) merupakan keinginan yang sangat kuat
terhadap sesuatu melebihi kepada yang lain atau ada perhatian
yang khusus, sehingga menimbulkan usaha untuk memiliki dan
bersatu dengannya, sekalipun harus dengan pengorbanan.
b. Cinta terhadap sesutau yang tanpa disertai dengan mahabbah pada
Tuhan adalah suatu bentuk kebodohan.
c. Kecintaan yang tak ingin berpisah dengan orang yang dicintainya.
d. Cinta adalah cerminan dari karakter seorang induvidu yang telah
terpengaruh oleh latar belakang budaya di lingkungan sekitarnya.
e. Cinta yang terbelenggu dalam eksistensinya untuk selalu dapat
memnuhi keinginannya menyatu dengan orang yang dicintainya.
f. Kecintaan yang hanya terfokus pada satu objek, dan bersikap acuh
tak acuh terhadap objek yang lain.
g. Cinta yang mampu membagi perhatiannya pada objek lain.
Meskipun ia mencintai seseorang ia tetap dapat peduli pada objek
lainnya.
h. Cinta tidak bertenttangan dengan akal, nurani ,serta norma yang
berlaku. Jika salah satunya dilanggar, maka kecintaan tersebut
patut dipertanyakan.

C. Psikologi Sastra
Karya sastra pada dasarnya adalah mengungkapkan kejadian, namun
kejadian disini bukanlah kejadian yang berbentuk fakta nyata (realita) melainkan
hanyalah sebuah fakta mental seorang pengarang. Pengarang mengolah fakta
objektif dengan menggunakan imajinasinya, sehingga terciptalah mental
imajinatif yang kemudian akan mencerminkan fakta imajinatif yang
membutuhkan kecermatan dalam penelitiannya.20 Karya sastra tidak dapat
terlepas dari kehidupan tokoh serta penokohan yang ada di dalam karya tersebut,
yakni para tokoh rekaan yang menampilkan berbagai watak dan perilaku yang
terkait dengan kejiwaan dan pengalaman psikologis atau konflik-konflik
sebagaimana yang dialami oleh manusia dalam kehidupan nyata.
Sehingga pendekatan psikologi kepribadian dianggap sangat cocok untuk
digunakan sebagai telaah terhadap karya sastra. Karena sastra bukan hanya telaah
teks yang menjemukan, melainkan merupakan bahan kajian yang melibatkan
perwatakan/kepribadian para tokoh rekaan, pengarang , serta pembaca.
Pernyataan diatas parallel pula terhadap konsep psikologi sastra yang
melakukan kajian dengan memandang karya sastra sebagai kegiatan kejiwaan
baik dari sang penulis maupun para pembacanya. Karya sastra, terutama yang
berbentuk prosa seperti cerpen, drama dan novel pasti selalu menampilkan kisah
tokoh-tokoh dalam menjalani kehidupan mereka. Dalam menuliskan karyanya,
para pengarang pasti menghadirkan tokoh dengan karakter dan perilaku yang unik
untuk menambah daya tarik pada cerita yang dituliskannya. Aspek inilah yang
diangkat oleh psikologi sastra sebagai bahan kajian, terutama mengenai latar
belakang tindakan dan pikiran dari para tokoh dalam karya sastra terkait.21
Tujuan utama dari psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek
kejiwaan yang terdapat dalam sebuah tulisan. Secara hakiki, karya sastra
memberikan cara untuk memahami perubahan, kontradiksi dan berbagai
penyimpangan dalam masyarakat, terutama dalam kaitannya dengan kondisi
kejiwaan.22 Dalam penelitian terhadap karya sastra dengan metode psikologi,

20
Nizami, Layla Majnun. Penerjemah Dede Aditya Kaswar, hal. 9
21
Antar semi, Metode Penelitian Sastra, hal. 23
22
Siswanto, Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologi, (Surakarta:Muhammadiah
University Press, 2005), hal. 26
psikoanalisis merupakan hal yang banyak digunakan. Karena psikoanalisis sendiri
mencakup pemahaman yang sangat luas, biasanya dalam penelitian sastra teori
psikonalisis hanya diambil bagian-bagian yang relevan dan dianggap berguna
saja.23
Psikoanalisis merupakan teori yang ditemukan oleh Sigmun Freud pada
1890-an, yang digunakan untuk menganalisis tokoh-tokoh yang dituliskan oleh
pengarang sebagai buah dari imajinasinya yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Dengan menganalisis kondisi kejiwaan dari para tokoh yang ada dalam karya
sastra yang dihasilkannya, dapat disimpulkan bagaimana kondisi kejiwaan dari
sang penulis pada saat menuliskan karya sastranya.24 Menurut Freud penciptaan
karya seni adalah akibat dari adanya tekanan dan timbunan masalah dari alam
bawah sadar pengarang, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk karya seni.25
Dalam pemarannya Freud mengibaratkan pengarang dalam menciptakan suatu
karya, diseramg oleh penyakit jiwa yang disebut neurosis, bahkan kadang sampai
pada tahap psikosi, yaitu keadaan seperti sakit saraf dan mental yang
meneybabkannya berada dalam keadaan sangat tertekan, (namun tidak diartikan
dalam kondisi gila) berkeluh kesah karena ide dan gagasan yang menggelora
untuk segera disalurkan dan diwujudkan dalam suatu bentuk karya sastra.26
Namun selain permasalahan kejiwaan, permasalahan cinta juga dapat
dimasukkan ke dalam kajian psikologi, karena permasalahan cinta berkaitan
dengan kejiwaan.27 Pernyataan tersebut sesuai dengan tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk menyelidiki psikologi sastra terhadap mahabbah tokoh Qays dalam
novel Layla Majnun dengan menggunakan teori psikologi Erich Fromm.

23
Albertine Minderop, Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode, Teori, dan Contoh
Kasus, (Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011), hal. 4
24
Adang Hambali dan Ujam Jaenudin, Psikologi Kepribadian (Lanjutan): Studi atas
Teori dan Tokoh Psikologi Kepribadian, (Bandung:Pustaka Setia Bandung, 2013), hal. 7
25
Endraswara, Suwardi, Metodologi Penelitian Sastra, (Jogjakarta:Pustaka Widyamata,
2008), hal. 201
26
https://www.academia.edu/9238567/teori_erich_fromm
27
Muhammad Walidin, Desain Penelitian Sastra Dari Struktural hingga Intertekstual,
(Pustaka Felicha:Yogyakarta, 2004 ), hal. 80
1. Psikologi Erich Fromm
Erich Fromm adalah salah satu seorang tokoh psikoanalisa. Beliau
lahir di Frankfurt, Jerman, pada tanggal 20 Maret 1900, dalam sebuah keluarga
Yahudi ortodoks. Fromm sangat dipengaruhi oleh tulisan – tulisan Karl Marx,
terutama pada karya – karyanya yang pertama, The economic and philosophical
manuscripts yang ditulis pada tahun 1844. Karya Karl Marx ini yang
diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh T. B. Bottormore termuat dalam Marx’s
concept of man karangan Fromm (1961). Dalam Beyond the chain of illusion
(1962), Fromm membandingkan ide–ide Freud dan Marx, menyelidiki
kontradiksi–kontradiksinya dan mencoba melakukan sintesis. Meskipun Fromm
dapat disebut sebagai seorang teoritikus kepribadian Marxian, namun ia sendiri
lebih suka disebut “humanis dialektik‟. Tema dasar dari semua tulisan Fromm
adalah mengenai orang–orang yang merasa kesepian dan terasing karena
dipisahkan dari alam dan manusia lainnya28. Tulisan-tulisan Fromm tersebut
dipengaruhi oleh pengetahuannya yang luas tentang sejarah, sosiologi,
kesusasteraan dan filsafat29. Karena alasan tersebutlah penulis menganggap teori
psikologi Fromm ini relevan dengan objek kajian yang akan diteliti.

Setelah bertahun–tahun Fromm mengabdikan dirinya untuk psikoanalisa


dan psikologi sosial, akhirnya Erch Fromm memilih untuk tinggal dan beristirahat
di Locarno, Switzerland pada tahun 1976. Lalu pada tanggal 18 Maret 1980,
Fromm meninggal akibat serangan jantung di Muraito, Switzerland.
Dalam bukunya yang pertama “Escape from freedom”, Fromm
menjelaskan pandangannya tentang kondisi manusia dalam peradaban Barat yang
penduduknya mendapatkan kebebasan yang berlebih, sehingga menyebabkan
mereka merasa kesepian dan terasingkan.30 Hal tersebut merupakan permasalahan
dasar dalam diri manusia dalam bermasyarakat. Sebaliknya, mereka yang hanya

28
Adang Hambali dan Ujam Jaenudin, Psikologi Kepribadian (Lanjutan): Studi atas
Teori dan Tokoh Psikologi Kepribadian, hal.115
29
Adang Hambali dan Ujam Jaenudin, Psikologi Kepribadian (Lanjutan): Studi atas
Teori dan Tokoh Psikologi Kepribadian, hal.116
30
Adang Hambali dan Ujam Jaenudin, Psikologi Kepribadian (Lanjutan): Studi atas
Teori dan Tokoh Psikologi Kepribadian, hal.116
memiliki sedikit kebebasan akan merasa lebih aman dan diterima dalam
masyarakat. Pandangan tersebut sesuai dengan sejarah pemerintahan Barat dari
zaman dahulu hingga ke masa sekarang. Menurut Fromm, ada dua pendekatan
untuk mengatasi dilema antara keinginan untuk bebas dan kebutuhan akan rasa
aman tersebut,31 yaitu:
1. Meraih kebebasan yang positif, dengan mencoba mencari ikatan baru
dengan orang lain, tanpa melepaskan kebebasan. Kita berhubungan dengan orang
lain lewat pekerjaan dan percintaan dengan kemampuan intelektual dan emosional
yang kita miliki serta sikap tulus dan terbuka yang kita berikan.
2. Jika seseorang ingin mendapatkan kembali rasa aman dalam dirinya,
dan ingin diterima dalam masyarakat maka ia harus melepaskan kebebasan yang
lebih tersebut dan meninggalkan sifat individualitas dalam dirinya. Meskipun
pada dasarnya, cara ini tidak menuntun manusia ke arah perkembangan dan
ekspresi diri karena terikat dalam suatu kelompok, namun hal tersebut dapat
menghilangkan kecemasan dan rasa terasingkan dari masyarakat.
Selain itu Fromm membagi sistem struktur masyarakat berdasarkan karakter
sosial menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Sistem pertama, yaitu masyarakat pecinta kehidupan. Karakter sosial
msyarakat ini adalah dipenuhi dengan cita-cita dan harapan, penuh dengan
keinginan untuk menjaga kelangsungan dan perkembangan hidup dalam
segala aspek. Dalam sistem masyarakat ini jarang terjadi kekejaman serta
kerusakan(destruktif) sehingga hukuman fisik jarang ditemui dalam
masyarakat ini.
2. Sistem kedua, yakni masyarakat yang tidak bersifat merusak (destruktif) dan
agresif. Meskipun demikian, masyarakat jenis ini memandang kedua sifat
tersebut sebagai hal yang biasa jika terjadi. Masyarakat ini tidak memiliki
kelemah-lembutan dan rasa saling percaya.
3. Sistem ketiga, yakni perusak (destruktif). Karakter sosialnya dari masyarakat
ini adalah agresif, destruktif, kebrutalan, dendaam, penuh permusuhan, dan
pengkhianantan. Dalam masyarakat ini sering terjadi persaingan, karena

31
https://www.academia.edu/9238567/teori_erich_fromm
mengutamakan kekayaan yang meskipun jika bukan daalam bentuk materi,
akan berupa pengunggulan terhadap simbol.32

Selanjutnya Fromm menjelaskan beberapa kebutuhan psikologis manusia


dalam rangka mengatasi permasalahan-permasalahan dasar tersebut di atas.
Menurutnya kebutuhan psikologis merupakan hal yang sangat penting dalam
mempengaruhi dan membentuk kepribadian seseorang. Menurut Fromm ada
enam kebutuhan manusia,33 yaitu:
1. Kebutuhan menjalin hubungan (need for relationship)
Merupakan kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan orang lain,
melalui cinta yang produktif. Cinta yang produktif meliputi perhatian,
responsibility (kepekaan), rasa hormat dan pengetahuan. Dengan mencintai, kita
dapat bersama atau saling berbagi dan merasa bahagia dengan orang lain. Kita
dapat menjadi peka dengan kebutuhan mereka dan menghargai serta mengetahui
bagaimana sebenarnya mereka. Cinta yang produktif dapat diarahkan kepada
orang yang berjenis kelamin yang sama (misalnya cinta diantara saudara, kakak-
adik atau abang-adik), dapat juga kepada yang berlainan jenis (erotic love), atau
bentuk cinta kepada seorang anak (parental love).
Kegagalan dalam pemuasan kebutuhan ini akan menimbulkan sikap
narcissism, yaitu orang yang tidak dapat bersosialisasi dengan orang lain. Orang-
orang tipe ini tidak dapat menerima dunia secara objektif. Mereka hanya melihat
dunia secara subjektif menurut pemikiran, perasaan, dan kebutuhannya.

2. Kebutuhan untuk Berkarya (need for Transcendence)


Merupakan kebutuhan yang muncul untuk menjadi seorang yang kreatif
atau seorang yang perusak. Kebutuhan trasendensi merupakan salah satu
kebutuhan manusia untuk mengatasi peranan pasif sebagai ciptaan karena
menyadari kodrat kelahiran dan kematian oksidental dan watak eksistensi yang

32
Calvi S. Hall, & Lindzey Gardener, Theories of Personality -2nd Edition, (USA: John
Wiley & Sons Inc, 1970), hal.197
33
https://www.academia.edu/9238567/teori_erich_fromm
serampangan, manusia didorong untuk melebihi keadaan tercipta menjadi
pencipta, pembentuk yang aktif dari kehidupan sendiri.
Cara yang sehat untuk mengatasi keadaan yang pasif salah satunya adalah
dengan berkarya. Jadi, manusia bertindak aktif dan kreatif untuk menguasai alam.
Adapun sisi negatif dari sikap ini adalah adanya sikap destruktif karena
kehilangan kekuatan dan kemampuan untuk berkreasi, seseorang akan menguasai
lingkungan dan merusaknya.
Destruktivitas dan kreativitas keduanya berakar secara mendalam pada
kodrat manusia. Akan tetapi, kreativitas merupakan potensi utama yang
menyebabkan kesehatan psikologis. Destruktivitas hanya menyebabkan
penderitaan objek perusak dan si perusak.

3. Kebutuhan akan identitas (Need for Identity)


Merupakan kebutuhan untuk menerima kemampuan dan karakteristik
yang unik. Manusia sebagai individu yang unik membutuhkan perasaan identitas,
sesuatu yang menempatkannya terpisah dari orang lain dalam hal perasaannya
tentang siapa dirinya. Cara yang sehat untuk memuaskan kebutuhan identitas
yaitu dengan individualitas, suatu proses dimana seseorang mencapai perasaan
tertentu tentang identitas dirinya. Cara yang tidak sehat dalam membentuk
perasaan identitas adalah menyesuaikan diri dengan sifat-sifat suatu bangsa, ras
dan agama atau yang biasa disebut dengan konformitas.

4. Kebutuhan untuk Bergantung pada Orang Lain (Need for Rootedness)


Merupakan kebutuhan untuk merasakan kedekatan dan rasa memiliki
keluarga, kelompok, dan masyarakat. Kebutuhan ini muncul karena adanya
perasaan terpisah dan merasa kesepian. Menurut Fromm, kebutuhan berakar ini
dapat dicapai dengan cara yang sehat dan tidak sehat. Cara yang sehat adalah
dengan membangun perasaan persaudaraan dengan sesama umat manusia, yaitu
dalam masyarakat. Cara yang tidak sehat adalah memelihara ikatan masa kanak-
kanak dengan ibunya. Orang yang demikian biasanya tidak sanggup
meninggalkan rumah dan terus berpegang pada rasa aman yang diberikan ibunya.
5. Kebutuhan akan kerangka orientasi (Frame of orientation and Devotion)
Merupakan kebutuhan akan gambaran yang konsisten dan koheren akan
dunia ini untuk dapat memahami peristiwa dan pengalamannya. Setiap individu
harus merumuskan suatu gambaran konsisten tentang dunia yang memberikan
kesempatan untuk memahami semua peristiwa dan pengalaman. Gambaran ini
biasanya dibentuk pada masa kanak–kanak, dimana seorang belajar untuk
menggunakan akal dan imajinasi secara efektif untuk menyelesaikan masalah.
Dasar kebutuhan ini dapat berupa rasional framework yang merupakan
pandangan yang objektif dan irrasional framework yang merupakan pandangan
subjektif. Pandangan semacam ini melepaskan orang dari konteks realitas.

6. Kebutuhan akan Stimulasi (Need for excitation and stimulation)

Merupakan kebutuhan untuk menstimulasi lingkungan luar, dimana kita


dapat memfungsikan sehingga otak dapat berfungsi dengan optimal. Otak
membutuhkan level stimulasi yang tepat untuk dapat mencapai kerja yang
optimal.

D. Sinopsis Novel Layla Majnun


Kisah ini diawali oleh perasaan cinta yang menggila dari seorang pemuda
tampan, gagah dan penuh wibawa yang terkenal di kawasan kabilah bani Amir,
jazirah Arab, bernama Qays bin Mulawah. Ia mencintai seorang gadis dari kabilah
lain yang tak kalah terkenalnya, seorang gadis yang memiliki cahaya rembulan, ia
adalah Layla. Begitupun Layla yang juga mencintai Qays. Mereka saling jatuh
cinta dan menjalin kasih semasa sekolah secara sembunyi-sembunyi, karena pada
waktu itu belum saatnya untuk mereka berdua memadu cinta. Namun seiring
berjalannya waktu kisah cinta itu pun akhirnya tak bisa disembunyikan lagi.
Semua orang menjadi tahu kisah cinta mereka, termasuk orang tua Layla. Hal
tersebut membuat orang tua Layla murka dan memutuskan untuk mengurung
Layla di rumah, hingga mereka tidak bisa lagi bertemu untuk saling menuangkan
rindu.
Lama mereka tak bertemu, hingga Qays sang pemuda tidak kuat menahan
rasa cinta yang kian membara itu. Ia pun menjadi seperti gila. Bertingkah dan
berpenampilan aneh, bahkan ia sampai hidup di padang dan gurun belantara
hingga orang-orang menertawakan dan mencemoohnya, serta memberikannya
julukan majnun atau si gila. “inilah si majnun, si orang gila, majnun”. Majnun
terkadang menangis, terkadang pula tertawa. Tapi tangis atau tawanya selalu ia
iringi dengan melantunkan kidung-kidung cinta untuk sang kekasihnya Layla.
Syair-syair cintanya menyebar dari mulut ke mulut, dan akhirnya sampai juga di
telinga Layla.
Mendengar kidung cinta yang begitu menyayat dari kekasihnya yang telah
menjadi gila Layla hanya bisa menangis sendiri di dalam kamarnya. Karena ia
harus menyembunyikan kesedihannya dari semua orang. Hingga Majnun semakin
gila, semakin kehilangan pikiran dan hatinya. Tapi orang-orang di sekitarnya,
termasuk sang sayid ayahnya tak bisa berbuat apa-apa. Berbagai cara telah di
tempuh namun hasilnya sama saja. Pernah pula sang sayid melamar Layla, namun
di tolak oleh orang tua Layla. Hingga Majnun pergi menyendiri, mengasingkan
dirinya menyusuri padang pasir Najid yang sangat berbahaya.
Selama menuyusuri gurun, dari lembah ke lembah banyak orang yang
mengikuti Majnun, semata-mata karena hanya ingin mendengar kidung-kidung
cinta yang senantiasa dilantunkan Majnun. Bahkan ada seorang pemuda yang
pandai sekali berperang yang simpati kepada majnun, ia berniat menolong
Majnun dengan memerangi kabilah Layla. Demi mendapatkan Layla untuk
diserahkan kepada Majnun. Namun semua usaha yang dilakukan orang-orang
disekitar majnun sia-sia. Dan malah Majnun semakin gila. Semakin lupa siapa
dirinya, semakin tak mengenali semua yang ada di sekelilingnya.
Selama hidup terlantar Majnun tak sendirian karena ia memiliki banyak
teman, semua binatang di gurun pasir menjadi sahabat Majnun. Majnun seperti
menjadi bagian dalam kehidupan bianatang-binatang itu. Bahkan majnun menjadi
tuannya. Ia tinggal di sebuah bukit yang terjal, yang tak mudah untuk bisa sampai
sana. Tanpa selembar kainpun yang menutupi tubuhnya. Di sinilah puncak dari
rasa kecintaannya pada Layla. Dalam rasa kecintaan yang memuncak itu majnun
mendapatkan berita yang tak pernah disangka-sangka. Layla menikah dengan
seorang kaya yang tampan. Namun meskipun begitu cinta Layla tetap hanya
untuk Majnun. Begitu juga kehormatan sucinya. Kabar buruk yang lain adalah
berita tentang ayahnya yang meninggal yang sebelum meninggalnya sempat
mengunjungi Majnun, memintanya untuk pulang. Lalu tidak lama kemudian sang
Ibu tercintanya pun mengikuti jejak ayahnya, berpulang pada kuasa yang abadi.
Inilah puncak kesedihan majnun. Ia benar-benar terpuruk dan menjadi semakin
lupa.

Hingga suatu peristiwa yang terjadi, yang dapat membuat Majnun


kembali. Dan hijrah dari bukit di gurun pasir Najd. Yaitu peristiwa yang membuat
hati sangat terluka, sangat menjerit. Lebih dari lukanya ketika kehilangan ayah
dan ibunya. Yaitu ketika Majnun mendengar kabar bahwa kekasihnya Layla telah
meninggal, karena penyakitnya. Majnun segera pergi beserta semua sahabat
binatangnya. Pergi menziarahi makam Layla. Lalu menangis sedemikian menjerit.
Ia memeluk tanah kuburan Layla. Hingga Majnun pun akhirnya menghembuskan
nafas terakhirnya di sana. Ia meninggal sambil memeluk kubur Layla. Sepasang
kekasih yang terbaring dalam kesunyian, disandingkan di dalam rahim gelap
kematian. Sejati dalam cinta, setia dalam penantian. Serta satu hati, satu jiwa di
dalam surga keabadian.
‫باب الثاني‬

‫دراسة النظرية‬

‫أ‪ .‬المنهج و النظرية األدبية‬

‫نظرية األدبية تشرحنا عن مفهوم األدب باعتباره أحد ختصصات العلوم‬

‫اإلنسانية اليت ستقودنا إىل فهم الظواىر الواردة فيو واالستمتاع هبا‪ .‬من خبلل‬

‫دراسة النظرية األدبية‪ ,‬سوف نفهم ظاىرة احلياة البشرية الواردة يف النظرية‬

‫األدبية‪ .‬بادلقابل‪ ,‬من خبلل فهم ظاىرة احلياة البشرية يف نظرية األدبية‪ ,‬سوف‬

‫نفهم أيضا النظرية األدبية‪.‬‬

‫تفسَت األدب يف األساس ديكن على أنو نشاط يف اإلبداع خللق الفن‪,‬‬

‫وىو نتاج أفكار و عاطفة ادلرء‪ 34.‬على الرغم من أن األحداث اليت حتدث يف‬

‫األدب تعترب أشكاال خيالية ‪ ,‬إال أاها ال تعٍت أن أعمال األدبية ى نتيةة‬

‫صفة‪24 Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusasteraan, (Jakarta:Gramedia, 1989)3:‬‬
‫اخليال ‪ ,‬ولكن من خبلل التقدير والتأمل يتم إجراؤىا بالوع ‪ .‬العناصر األدبية‬

‫اخليالية ى جزء من ادلبدع واخليال للكاتب‪ .‬وبالتايل ال ديكن القول أن األدب‬


‫‪35‬‬
‫صحيح أو خطأ‪ ,‬ألن ىناك نتيةة إبداعية ولدت كقيمة مساوم‪.‬‬

‫‪ .۱‬المناهج و نظرية األدبة العربية (اإلسالم) لمشاركة المؤلف‬

‫أعمال األدبية ديكن تفسَت على أاها أنشطة إبداعية إلنشاء‬


‫‪36‬‬
‫مهما من العصر احلايل‬
‫ً ً‬ ‫ا‬ ‫جزء‬ ‫نفسو‬ ‫األدب‬ ‫يصبح‬ ‫‪.‬‬ ‫أعمال الفنية‪.‬‬

‫للصناعة اإلبداعية‪ ,‬لذلك جيب احلفاظ على األعمال األدبية وتكرديها‬

‫حىت تستمر األعمال األدبية يف احلفاظ على وجودىا حلماية الشعب‬


‫‪37‬‬
‫واألمة من أجل االستمرار يف امتبلك الثقافة‪.‬‬

‫‪25 Nicholas M. Gaskill, “Experience anda Signs: Towards a Pragmatist Literary Criticism”, New‬‬
‫)‪Literary History, Vol. 39, No.1, Remembering Richard Rorty (Winter, 2008‬‬

‫صفة‪26 Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusasteraan3:‬‬

‫‪27 Ahmadun Yosi Herfanda, Sastra dalam Era Industri Kreatif, (Makalah Pelengkap untuk Kongres‬‬
‫)‪Bahasa Indonesia, 2013‬‬
‫دائما ادلشكبلت ادلختلفة حلياة اإلنسان يف‬
‫يف األدب‪ ,‬أعكس ً‬
‫تفاعبلهتم مع البيئة‪ ,‬سواء مع البشر أو مع إذلهم‪ .‬وبادلثل مع األعمال‬

‫األدبية العربية‪ ,‬فإن ادلنتةات األدبية ادلنتةة ى نتيةة ألفكار ومشاعر‬

‫عربية‪ ,‬تتأثر بالطبع بالثقافة العربية‪ .‬استطاع اجملتمع العريب عرب تارخيو أن‬

‫خيلق ثقافتو حىت يصل إىل مستوى احلضارة السطحية‪ ,‬كما يتضح من‬

‫وجود منتةات ثقافية عربية يف شكل أعمال أدبية يف شكل شعر ونثر‬

‫ودراما حتتضن بطبيعة احلال العديد من فروق اإلسبلمية‪ .‬حيدث ىذا ألن‬
‫‪38‬‬
‫غالبية العرب الذين يعتنقون اإلسبلم‪.‬‬

‫يعكس األدب العريب‪ ,‬باعتباره كيانا ثقافيا‪ ,‬بالتأكيد أفكار‬

‫ومشاعر األمة العربية بكل مزاياىا وعيوهبا‪ .‬يف سياق التفوق العريب‪ ,‬ال‬

‫توجد إصلازات ثقافية وحضارة بشرية قادرة على إظهار قيمها األصلية‬

‫والفريدة باستثناء ما حققو األدب العريب‪ .‬الشعر من األشكال السائدة‬

‫‪28 Fadlil Munawwar Manshur, “Teori Marxis dan Aplikasinya pada Penelitian Sastra Arab‬‬
‫‪ ،‬صفة‪Modern”, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Februari 2012323 :‬‬
‫للعمل العريب ودييزه بشكل خاص عن األمم األخرى‪ .‬يربر ىذا اجلدل‬

‫حقيقة أن األدب العريب لو تأثَت كبَت ‪ -‬يف البنية والوظيفة ‪ -‬على‬

‫األدب اآلخر الذي ديسها مباشرة‪ ,‬مثل ببلد فارس والًتكية واذلندوسية‪,‬‬

‫ومن بينها بشكل غَت مباشر األدب الغريغوري (الشعر) واألدب العربي‬

‫يف العصور الوسطى‪ ,‬وحىت األدب الغريب‪ .‬ترك األدب العريب بصماتو‬
‫‪39‬‬
‫قبل بداية عصر الشعر ‪,‬التقليد الرومان‪.‬‬

‫استنادا إىل البيان أعبله‪ ,‬ديكن القول أن مشاركة ادلؤلف يف‬

‫احملتوى األديب العريب ووجود ادلصنف ذلا تأثَت كبَت يف األعمال األدبية‬

‫العربية‪ .‬ألن ثقافة الكتاب األدبيُت العرب تؤثر بشكل كبَت على نتائج‬

‫أعمالو‪ .‬لذلك‪ ,‬من الواضح أنو يف األعمال األدبية العربية سيكون ىناك‬

‫شكل مسيك اللغاية من الثقافة واأليديولوجية باللغة العربية‪.‬‬

‫‪ .۲‬المناهج و نظرية األدبية الغربية لمشاركة المؤلف‬

‫صفة‪29 Vincente Cantarino, Arabic Poetics in The Golden Age, EJ. Brill, Leiden, 1975331 :‬‬
‫مت نسخ معظم أعمال األدبية العربية إىل اللغاة الغربية‪ .‬لذلك‪ ,‬ال‬

‫ديكن إنكار أن العديد من النظرية الغربية تثَت نظريات األدبية العربية‪.‬‬

‫يذكر معظم الكتاب الغربيُت أن مشاركة ادلؤلف يف حتليل نصوص األدبية‬

‫ليست ذات صلة إذا كانت نوايا ورغبات ادلؤلف مرتبطة بعملو‪ .‬ىذا‬

‫يعٍت أنو ال ديكن حتديد الشخصيات يف العمل من خبلل مؤلفيها‪.‬‬

‫يسمى مفهوم رفض مشاركة وىدف ادلؤلف يف فهم النص األديب‬

‫‪ Jallacy‬ادلتعمد‪ ,‬وىو مفهوم طرحو ‪ .W.K‬وديسات و‪-‬مونرو‬

‫بَتدسل ‪ 40.‬لذا من بعض اآلراء أعبله ديكن استنتاج أنو يف أعمال‬

‫األدبية الغربية‪ ,‬فإن إشراك الكاتب ليس مصدر قلق بشكل خاص‪.‬‬

‫ولكن يف نوع أعمال الرومانسية‪ ,‬حيث تكون إحدى خصائص‬

‫ىذا تدفق ذاتية‪ ,‬أي يف إنشاء أعمال الفنية اليت تعبَتات لفنانُت‪ 41.‬أي‬

‫‪31 Lambropoulus, Vassilis, Miller, David Neal, Twentieth Century Litetary Theory, State‬‬
‫‪University of New York Press:Albany, 1987‬‬

‫& ‪33 https://serupa.id/aliran-romantisisme/Aliran Romantisisme – Pengertian, Sejarah, Tokoh‬‬


‫‪Contoh‬‬
‫يف ىذا التدفق‪ ,‬يعترب األعمال مبثابة مظهر ملموس دلشاعر ادلؤلف‪.‬‬

‫بدون التعبَت عن مشاعر ادلؤلف‪ ,‬مايف أعمال‪ .‬الرومانسية ى تدفق يركز‬

‫على عنصر العاطفية يف األعمال من خبلل رسم وبناء صور درامية‬

‫ومسرحية وذات جو يشبو احللم‪ .‬يركز ىذا التدفق على العواطف واخليال‬

‫واألفكار للعودة إىل حتمية التارخيية و الطبيعة‪ .‬ال ديكن حتديد‬

‫الرومانسية بأسلوب أو تقنية أو موقف واحد‪ ,‬ولكن ذلا خاصية موحدة‬

‫مشًتكة‪ 42.‬أي يف ىذا التدفق‪ ,‬يعترب األعمال مبثابة مظهر ملموس‬

‫دلشاعر ادلؤلف‪ .‬بدون التعبَت عن مشاعر ادلؤلف‪ ,‬لن يكون ىناك عمل‪.‬‬

‫الرومانسية ى تدفق يركز على عنصر العاطفية يف األعمال من خبلل‬

‫رسم وبناء صور درامية ومسرحية وذات جو يشبو احللم‪ .‬يركز ىذا‬

‫التدفق على العواطف واخليال واألفكار للعودة إىل حتمية التارخيية و‬

‫‪32‬‬ ‫& ‪https://serupa.id/aliran-romantisisme/Aliran Romantisisme – Pengertian, Sejarah, Tokoh‬‬


‫‪Contoh‬‬
‫الطبيعة‪ .‬ال ديكن حتديد الرومانسية بأسلوب أو تقنية أو موقف واحد‪,‬‬

‫ولكن ذلا خاصية موحدة مشًتكة‪ 43.‬ىذه اخلصائص ى ‪:‬‬

‫أ‪ .‬خيايل‪ ,‬يعٍت أنو يف حُت تبقى واقعية (مايف خيال)‪ ,‬مشاىد‬

‫الذي مستخدم دتيل يف الرومانسية إىل الظهور مع ادلشاىد‬

‫ادلسرحية بدال من ادلشاىد اليومية‪ ,‬إلنشاء مثل ىذه ادلشاىد‬

‫يتطلب مستوى عال من اخليال‪.‬‬

‫ب‪ .‬ذايت‪ ,‬مبعٌت أن خلق الفن يعترب تعبَت الفنان عن نفسو‪.‬‬

‫ت‪ .‬استخدام شدة عاطفية عالية‪.‬‬

‫ج‪ .‬التصوير أو اجلولو جودة تشبو احللم (مثل احللم)‪.‬‬

‫د‪ .‬الصف ادلشاعر القوية غَت احلرفية أو اليت تستخدم‬

‫الصور والرموز‪.‬‬

‫& ‪33https://serupa.id/aliran-romantisisme/Aliran Romantisisme – Pengertian, Sejarah, Tokoh‬‬


‫‪Contoh‬‬
‫ب‪ .‬المناهج األساس الحب‬

‫أ‪ .‬احملبة شكل مصادر للكلمة لو ثبلثة معاين وى ‪ )۱:‬عام وتبقى‪)۲ ,‬‬

‫البذور الذي ذلا من البذور‪ )۳ ,‬طبيعة القيود‪ 44.‬الفهم األول‪ ,‬إذا‬

‫كان مرتبطا باحلب‪ ,‬ديكن فهم أنو من خبلل نظرا ش ء ما سيكون‬

‫قادرا على التسبب يف احلميمية اليت ى بداية ظهور احلب‪ .‬ديكن‬

‫مفهوم الثانية من خبلل النظر إىل وظيفة البذور يف النباتات وى‬

‫بذرة احلياة للنباتات‪ .‬لذلك‪ ,‬احملبة ى احلد األدىن من حياة اإلنسان‬

‫كروح حية دلن يشةع اجلهود لتحقيق ش ء زلبوب‪ .‬الفهم الثالث‪,‬‬

‫ديكن فهمو من خبلل رؤية البشر كموضوع للحب‪ ,‬وىو زلدود‬

‫للغاية يف حتقيق ش ء زلبوب حبيث يتطلب مساعدة ادلالك احلقيق‬

‫‪9‬‬
‫‪Abi al-Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariyah, Mu’jam al-Maqayis al-Lugah (Beirut: Dar al-‬‬
‫صفة‪Fikr,1991),249:‬‬
‫للحب‪ ,‬و ىو اهلل سبحانو و تعاىل‪ 45 .‬كما ىو موضح يف السورة ‪:‬‬

‫ال عمران ‪:۱4 :‬‬


‫ث ِم َن ٱلنِّ َسآ ِء َو ۡٱلبَنِ َ ۡ َٰ‬ ‫اس حُةُّ ٱل َّشهَ َٰ َى ِ‬
‫ين َوٱلقَنَ ِط ِ‬
‫ير‬ ‫ُزي َِّن لِلنَّ ِ‬
‫ض ِت َو ۡٱل َخ ۡي ِل ۡٱل ُم َس َّى َم ِت َو ۡٱۡلَ ۡن َٰ َع ِم‬
‫ة َو ۡٱلفِ َّ‬ ‫ۡٱل ُمقَنطَ َر ِة ِم َن ٱل َّرهَ ِ‬
‫ب ‪٤١‬‬ ‫ٱّللُ ِعن َدهۥُ ح ُۡس ُن ۡٱل َمَا ِ‬ ‫ث َٰ َذلِ َك َم َٰتَ ُع ۡٱل َحيَ َٰى ِة ٱل ُّد ۡنيَا َو َّ‬
‫َو ۡٱل َح ۡر ِ‬
‫يقول البعض أن احملبة مشتقة من كلمة احلبة‪ ,‬مبعٌت ادلاء الذي‬

‫فاضحا‬
‫ً‬ ‫يفيض بعد ىطول أمطار غزيرة‪ ,‬حبيث تكون احملبة قلبًا‬

‫واضطرابًا عندما تطغى عليو الرغبة يف مقابلة احلبيب‪ 46.‬بناءً على‬

‫جدا‬
‫الفهم أعبله‪ ,‬ديكن أن نفهم أن احلب (احملبة) ىو رغبة قوية ً‬

‫خاصا‪ ,‬شلا يؤدي إىل‬


‫اىتماما ً‬
‫ً‬ ‫لش ء أكثر من اآلخرين أو أن ىناك‬

‫بذل اجلهود من أجلو والتوحد معو‪ ,‬حىت إذا كان جيب التضحية بو‪.‬‬

‫‪3‬‬
‫‪5 Fadillah Tridiani Febrisia, “Al-Ghazali :Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan‬‬
‫صفة ‪Tasawuf”, Skripsi, Palembang:UIN Raden Fatah38‬‬
‫‪3‬‬
‫‪Lihat ibn Qayyim al-Jauziyah, Raudah al-Muhibbin wa Nuzhat al-Musytaqin (Beirut: Dar al-‬‬
‫صفة‪Kutub al-„Ilmiyyah, 1995), 35:‬‬
‫بينما حسب رأي البلىويت الذي قدمو وبسًت أن احملبة تعٍت ؛‬

‫أ) السرور الذي أعطاه اهلل للبشر‪ ,‬ب) الرغبة البشرية يف أن تكون‬

‫احدا مع اهلل‪ ,‬ج) مشاعر تفاين ادلرء وودية اآلخرين‪ .47‬ىذا الفهم‬
‫و ً‬

‫عام‪ ,‬كما فهمو اجملتمع أن ىناك زلبة اهلل للبشر والعكس صحيح‪,‬‬

‫ىناك زلبة للبشر هلل ولآلخرين‪ .‬ىذا الرأي‪ ,‬الذي يرمز إىل احملبة هلل‪,‬‬

‫يطيع كل أوامره ويتةنب كل زلظوراتو‪ ,‬وال يفعل أي ش ء ديكن أن‬

‫يسبب خطايا‪ ,‬صغَتة وكبَتة‪ .‬ما يتم فعلو ىو ما جيلب اخلَت‪.‬‬

‫‪ .۱‬زلبة يف األعمال األدبية‬

‫احلب أو احملبة ىو شعور موجود يف البشر‪ ,‬ولن ينته مناقشتو أبدا ليتم‬

‫مناقشتو يف احلياة الواقعية ويف حياة الشخصيات يف العمل األديب‪ .‬قضية احلب‬

‫ى واحدة من مشكلة الرئيسية للحياة البشرية‪ .‬من الصعب ختمينها‪ ,‬وليس‬

‫‪37 Noah Webster, Webster’s Twentieth Century Dictionary of English Langue (USA: William‬‬

‫صفة‪Calling Publisher‟s Inc., 1980), 317:‬‬


‫من السهل إجبارىا‪ .‬لذلك عندما يتحول احلب إىل سلسلة من الكلمات اليت‬

‫نصوصا أدبية‪ ,‬فإن ما يتم تصويره ىو حداثة عميقة‪ ,‬وصراع ال اهاية لو‬
‫ً‬ ‫تدخل‬

‫من قبل احملبُت‪ . 48.‬بينما يتم إنشاء األدب كعمل فٍت بسبب الطاقة اخليالية‬

‫وتفيض مشاعر ادلؤلف اليت يتم نقلها شفويا وخطيا إىل وسط اجملتمع‪ .‬كعمل‬

‫دورا مهما يف حياة اإلنسان‪ .‬مل يتم الشعور‬


‫فٍت‪ ,‬تؤدي األعمال األدبية ً‬
‫مبسامهة ادلؤلف يف احلياة والقيم اجلمالية واألخبلقية واحلياة الكاملة على الفور‪.‬‬

‫إنو حيتاج إىل العملية والعملية وكذلك السفر عرب الزمن‪ .‬لذلك ديكن استخدام‬
‫‪49‬‬
‫أعمال األديب "شلثّل" للتعبَت عن احلب أيضا‪.‬‬

‫يتم حبث مناقشة احلب يف أعمال األدبية على نطاق واسع يف الرواية واليت‬

‫حتك بالتأكيد عن مشاكل احلب‪ .‬عادة ما يصف الباحثون ويشرحون أشكال‬

‫احلب ادلوجودة مث يطبقواها على سلوك الشخصيات يف الرواية‪ .‬مثل ادلثال‬

‫التايل؛ "إن احلب ىو مشكلة دتؤل دائما مصَت احلياة البشرية‪ .‬ذلذا السبب قد‬

‫‪38 https://sastra-indonesia.com/2013/09/membincangkan-cinta-dalam-karya-sastra‬‬

‫‪39 https://www.dictio.id/apa-hubungan-sebuah-karya-sastra-dan-kehidupan percintaan‬‬


‫يصبح احلديث عن احلب موضوعا غالبا ما يكون مغريا للمناقشة‪ .‬وبادلثل يف‬

‫األعمال األدبية‪ ,‬مناقشة مشكلة احلب مثل موضوع ال خيرج عن ادلوضة‪ .‬جيد‬

‫عند قراءة األعمال ادلكتوبة يف ادلاض ‪ ,‬أو األحدث‪ .‬ذلك ادلشكلة ليس‬

‫مفاجئا بالتأكيد‪ ,‬ألن مشكلة احلب ى أمر عادل جدا‪ .‬حيث ديكن لكل‬

‫ش ء ح أن يشعر بو‪ .‬ومع ذلك‪ ,‬فإن احلزن و اخلسارة موجودان دائما يف‬

‫األدب حول موضوع احلب‪ .‬رلرد إلقاء نظرة على رواية ‪ 1998‬راتنا‬

‫إندراسواري إبراىيم‪ ,‬كيف دمرت األمَتة عندما واجهت حقيقة أن نينو‪ ,‬الرجل‬

‫أبدا بعد مشاركتو يف سلسلة من‬


‫الذي أحبتو كثَتا‪ ,‬أعلن أنو مفقود ومل يعد ً‬

‫أيضا يف ‪ ,Helen of Troy‬عندما قام‬


‫ادلظاىرات خبلل النظام اجلديد‪ .‬أو انظر ً‬

‫ادللك بتحرير ىيلُت‪ ,‬شلا تسبب يف دترد باريس‪ ,‬واستعادة قلبها‪ .‬أو يف رواية‬

‫ليلى اجملنون‪ ,‬حيث مت تصوير الرواية كيف استخدم اجملنون طرقا "رلنون" للقتال‬

‫من أجل حبو ليلى‪ ,‬ادلرأة اليت أحبها‪ .‬أيضا يف مسرحية شكسبَت روميو‬

‫وجولييت‪ ,‬واليت جعلت يف الواقع قل ًقا حيث انتهى مشهد احلب مبوت‬
‫العاشقُت‪ .‬على الرغم من أنو من ادلمكن أيضا إاهاء قصة حب تنته بنهاية‬
‫‪50‬‬
‫سعيدة‪ ,‬كما ىو احلال يف قصة حب سندريبل‪ ,‬حيث يعيشون بسعادة‪.‬‬

‫وىكذا ديكن أن نفهم عن مشكلة احلب يف أعمال األدبية ىو اجلمع بُت‬

‫طبيعة احلب يف احلياة الواقعية من خبلل عرض مفاىيم احلب ادلوجودة يف‬

‫األعمال األديب من خبلل الرسوم التوضيحية لسلوك الشخصية كعاملُت يف‬

‫احلب‪.‬‬

‫عبلوة على ذلك جيادل فروم‪ ,‬وىو خبَت يف علم النفس واحلب أيضا‪ ,‬بأن‬

‫احلب ىو قدرة الشخصيات الناضةة وادلنتةة شلا يعٍت أن القدرة على حب‬

‫حياة األفراد يف ثقافة معينة تعتمد على تأثَت الثقافة على شخصية معظم‬

‫الناس‪ .‬جيب أن تبدأ أي نظرية عن احلب بنظرية حول البشر‪ ,‬الوجود البشري‪.‬‬

‫ينعم البشر بالنسب ؛ إنو كائن واع لذاتو ؛ لديو وع بنفسو‪ ,‬واآلخرين‬

‫‪41 https://sastra-indonesia.com/2013/09/membincangkan-cinta-dalam-karya-sastra/feed‬‬
‫وادلاض ‪ ,‬وإمكانية مستقبلو‪ .‬الوع بالذات ككيان منفصل‪ ,‬والوع بعمرىا‬

‫القصَت‪ ,‬حلقيقة أنو ولد ومات ليس بسبب إرادتو‪ ,‬أنو سيموت قبل احملبوبُت‪,‬‬

‫أو ديوتون قبلو‪ ,‬الوع بوحدتو وانفصالو‪ ,‬لعةز احلياة الطبيعية واجملتمع‪ ,‬كل‬

‫ىذا جعل وجوده منفصبل وانقسم إىل سةن ال يقاوم‪ .‬سيعاين من اضطرابات‬

‫نفسية إذا كان غَت قادر على حترير نفسو من السةن واخلروج‪ ,‬التوحد يف أي‬

‫شكل من األشكال مع البشر اآلخرين‪ ,‬مع العامل اخلارج ‪.‬‬

‫‪ .1‬منهج المحبة إريك فروم‬

‫يف مقياس أكثر حتديدا‪ ,‬دييز إر يك فروم احلب يف عدد من‬

‫األشكال مبا يف ذلك موضوع احلب‪ ,‬أي عندما حيب الشخص‬

‫شخصا واحدا وال يبايل ببعضو البعض‪ ,‬فإن حبو ليس احلب‪ ,‬بل‬

‫التعلق ادلتبادل أو األنانية الواسعة االنتشار‪ .‬إذا كنت حقا أحب‬

‫شخص ما جيب أن أحب اجلميع‪ ,‬أحب العامل كلو‪ ,‬أحب احلياة‪.‬‬

‫إذا كنت تستطيع أن تقول لآلخرين "أحبك"‪ ,‬فيةب أن أكون‬


‫قادرة على القول "أحب اجلميع‪ ,‬أحب العامل كلو‪ ,‬أحبك وأنا‬

‫أيضا"‪ .‬ومع ذلك‪ ,‬فإن القول بأن احلب ىو توجو يشَت إىل اجلميع‬

‫وليس واحدا فقط‪ ,‬ال يعٍت أنو ال يوجد فرق بُت أنواع احلب ادلختلفة‬

‫اليت تعتمد على نوع الش ء احملبوب‪ 51.‬عبلوة على ذلك‪ ,‬يقسم‬

‫فروم موضوع احلب إىل مخسة ‪ ،‬وى ‪ )۱( :‬زميل احلب (‪ )۲‬حب‬

‫األم (‪ )۳‬احلب ادلثَت (‪ )4‬حب الذات و (‪ )5‬زلبة اهلل‪ .‬ولكن يف‬

‫جوىره احلب ىو عاطفة العميقة جتاه ش ء جيعل الشخص الذي‬

‫يصطدم باحلب يصبح خةبل وسعيدا عندما يتعلق األمر باحلب‪.‬‬

‫احلب يف جوىره مقدس‪ ,‬مبعٌت أن احلب ال يتعارض مع الضمَت‬

‫والعقل وادلعايَت اليت يصرح هبا شخص ما‪ .‬عندما ينتهك سبب حب‬

‫أحدىم‪ ,‬يكون احلب مشكوكا فيو‪.‬‬

‫‪ .۱‬معيار قياس طبيعة احملبة يف رواية ليلى رلنون‬

‫صفة‪43 Erich Fromm, The Art of Loving:Memaknai Hakikat Cinta, (Frankfrunt:Fresh Book, 2004 ), :‬‬
‫‪31‬‬
‫بعد أن نظرا يف بعض التفسَتات من نظرية إريك فروم‪,‬‬

‫ديكن استخبلص نتيةة من طبيعة احملبة كمعيار ادلناىج احملبة‬

‫لشخصية قيس يف رواية ليلى رلنون على النحو التايل‪:‬‬

‫أ‪ .‬احلب (احملبة) ىو رغبة قوية جدا يف ش ء أكثر من اآلخر أو‬

‫ىناك اىتمام خاص ‪ ،‬شلا أدى إىل جهد من أجلو والتوحد معو‬

‫‪ ،‬حىت لو كان جيب التضحية بو‪.‬‬

‫ب‪ .‬احلب لش ء دون أن يصحبو زلبة اهلل ىو شكل من اجلهل‪.‬‬

‫ت‪ .‬احلب ال يريد أن ينفصل عن الشخص الذي حتبو‪.‬‬

‫ث‪ .‬احلب ىو انعكاس لشخصية تأثرت باخللفية الثقافية يف البيئة‬

‫احمليطة‪.‬‬

‫د‪ .‬احلب ادلقيد يف وجوده ليكون دائما قادرا على حتقيق رغباتو‬

‫يندمج مع الشخص الذي حيبو‪.‬‬

‫ه‪ .‬حب يركز فقط على ش ء واحد‪ ,‬وعدم ادلباالة بأشياء أخرى‪.‬‬
‫و‪ .‬احلب قادر على مشاركة انتباىو على األشياء األخرى‪ .‬على‬

‫الرغم من أنو حيب شخصا ما زال بإمكانو االىتمام بأشياء‬

‫أخرى‪.‬‬

‫ز‪ .‬ال يتعارض احلب مع العقل والضمَت وادلعايَت السائدة‪ .‬إذا انتهك‬

‫أحدىم‪ ,‬فهذا احلب مشكوك فيو‪.‬‬

‫ب‪ .‬سيكولوجية األدبية‬

‫أعمال األدبية تعرب يف األساس عن األحداث‪ ,‬لكن احلادث‬

‫ىنا ليس حدثا يف شكل حقائق حقيقية (حقيقة) ولكنو رلرد‪.‬‬

‫حقيقة عقلية دلؤلف‪ .‬يعاجل ادلؤلف احلقائق ادلوضوعية باستخدام‬

‫خيالو‪ ,‬وذلك خللق عقلية خيالية تعكس احلقائق اخليالية اليت تتطلب‬
‫‪52‬‬
‫ال ديكن فصل األعمال األدبية عن حياة‬ ‫الدقة يف حبثو‪.‬‬

‫الشخصيات والتوصيفات ادلوجودة يف العمل‪ ,‬أي القادة اخلياليُت‬

‫صفة‪42 Nizami, Layla Majnun. Penerjemah Dede Aditya Kaswar9 :‬‬


‫الذين يعرضون سلتلف الشخصيات والسلوكيات ادلتعلقة بالتةارب‬

‫النفسية والصراعات النفسية أو الصراعات اليت يعاين منها البشر يف‬

‫احلياة الواقعية‪.‬‬

‫حبيث يعترب اهج علم النفس الشخص مناسبا جدا الستخدامو‬

‫كدراسة لؤلعمال األدبية‪ .‬ألن األدب ال يدرس فقط النص الباىت‪,‬‬

‫بل ى مادة دراسية تتضمن شخصية ‪ /‬شخصية الشخصيات‬

‫ادلخصصة وادلؤلف والقراء‪.‬‬

‫البيان أعبله ىو مواز أيضا سيكولوجية األدبية الذي جيري‬

‫دراسة من خبلل عرض أعمال األدبية على أاها أنشطة نفسية من‬

‫ادلؤلف و قرائو‪ .‬أعمال األدبية‪ ,‬وخاصة يف شكل نثر مثل قصص‬

‫القصَتة والتمثيلية والرواية‪ ,‬يظهر دائما قصص الشخصية يف حياهتم‪.‬‬

‫يف كتابة أعماذلم‪ ,‬يقدم ادلؤلف بالتأكيد شخصية ذات شخصية و‬

‫سلوكية فريدة اإلضافة جاذبية إىل القصص اليت يكتبواها‪ .‬يتم إثارة‬
‫ىذا اجلانب من خبلل سيكولوجية األدبية كمواد الدراسية ‪ ،‬خاصة‬

‫فيما يتعلق بإجراءات وأفكار اخللفية يف أعمال األدبية ذات‬


‫‪53‬‬
‫الصلة‪.‬‬

‫من سيكولوجية األدبية ىو فهم جوانب‬ ‫الغرض الرئيس‬

‫النفسية الواردة يف الورقة‪ .‬بشكل األساس ‪ ,‬توفر أعمال األدبية‬

‫طريقة لفهم التغيَتات والتناقضات وادلخالفات ادلختلفة يف اجملتمع‪,‬‬


‫‪54‬‬
‫يف البحث عن األدب‬ ‫خاصة فيما يتعلق بالظروف النفسية‪.‬‬

‫أمرا شائع‬ ‫باستخدام األسلوب النفسية‪ ,‬يعد التحليل النفس‬

‫االستخدام‪ .‬ألن التحليل النفس نفسو يتضمن فهما واسعا جدا‪,‬‬

‫عادة يف حبث األديب نظرية التحليل النفس تؤخذ فقط األجزاء ذات‬
‫‪55‬‬
‫الصلة وتعترب مفيدة‪.‬‬

‫صفة‪43 Antar semi, Metode Penelitian Sastra,23 :‬‬

‫‪44 Siswanto, Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologi, (Surakarta:Muhammadiah University‬‬


‫صفة‪Press, 2005)26 :‬‬

‫‪45 Albertine Minderop, Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode, Teori, dan Contoh Kasus,‬‬
‫صفة‪(Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011), 4:‬‬
‫التحليل النفس نظرية ابتكرىا سيةموند فرويد يف تسعينيات‬

‫القرن التاسع عشر‪ ,‬والذي يستخدم لتحليل الشخصية اليت كتبها‬

‫ادلؤلف باعتباره ذترة خيالو كما ىو موضح يف شكل مكتوب‪ .‬من‬

‫خبلل حتليل احلالة العقلية لؤلرقام يف العمل األديب الذي ينتج‪ ,‬ديكن‬

‫استنتاج كيف كانت احلالة النفسية للكاتب وقت كتابة عملو‬


‫‪56‬‬
‫وفقا لفرويد‪ ,‬فإن إنشاء األعمال الفنية ىو نتيةة‬ ‫األديب‪.‬‬

‫للضغوط وأكوام ادلشاكل من فاقد الوع للكاتب‪ ,‬واليت تتةلى يف‬


‫‪57‬‬
‫يف عرضو‪ ,‬وصف فرويد ادلؤلف يف إنشاء عمل‪,‬‬ ‫شكل فن‪.‬‬

‫تعرضت ذلةوم عقل يسمى عصاب‪ ,‬يف بعض األحيان حىت يف‬

‫مرحلة االختبار النفس ‪ ,‬وى حاالت مثل األمراض العقلية والعقلية‬

‫اليت جتعلها يف حالة من االكتئاب الشديد‪( ,‬ولكن ال يعٍت رلنون)‬

‫‪46 Adang Hambali dan Ujam Jaenudin, Psikologi Kepribadian (Lanjutan): Studi atas Teori dan‬‬
‫صفة‪Tokoh Psikologi Kepribadian, (Bandung:Pustaka Setia Bandung, 2013)7 :‬‬

‫‪47 Endraswara, Suwardi, Metodologi Penelitian Sastra, (Jogjakarta:Pustaka Widyamata, 2008),‬‬


‫صفة‪213 :‬‬
‫حزن ألن األفكار واألعاصَت العاصفة مت توزيعها وإدراكها على الفور‬

‫يف شكل عمل أديب‪.58‬‬

‫أيضا تضمُت‬
‫ولكن باإلضافة إىل ادلشاكل النفسية‪ ,‬ديكن ً‬

‫مشاكل احلب يف دراسات علم النفس‪ ,‬ألن مشاكل احلب تتعلق‬

‫بعلم النفس‪ 59.‬يتوافق البيان مع غرض ىذا البحث‪ ,‬وىو البحث يف‬

‫سيكولوجية األدبية لشخصية قيس الرائعة يف رواية ليلى رلنون‬

‫باستخدام النظرية السيكولوجية إلريك فروم‪.‬‬

‫‪ .1‬سيكولوجية إريك فروم‬

‫إريك فروم ىو زللل نفس ‪ .‬ولد يف فرانكفورت‪ ,‬أدلانيا يف ‪20‬‬

‫مارس ‪ ,1900‬يف ‪ .Beyond the chain of illusion‬تأثر فروم بشكل كبَت‬

‫بكتابات كارل ماركس‪ ,‬خاصة يف أعمالو األوىل‪ ,‬ادلخطوطات االقتصادية‬

‫‪48 https://www.academia.edu/9238567/teori_erich_fromm‬‬

‫‪49 Muhammad Walidin, Desain Penelitian Sastra Dari Struktural hingga Intertekstual, (Pustaka‬‬
‫صفة‪Felicha:Yogyakarta, 2004 ), 81 :‬‬
‫والفلسفية ادلكتوبة عام ‪ .1844‬ىذا األعمال لكارل ‪ ,Marx‬ادلًتجم‬

‫باإلصلليزية بواسطة ‪ ,T. B. Bottormore‬وارد يف مفهوم ‪ Marx‬لئلنسان بواسطة‬

‫فروم (‪ .)1961‬يف ما وراء سلسلة الوىم (‪ ,)1962‬يقارن فروم أفكار‬

‫‪ Freud‬و ‪ ,Marx‬وحيقق يف تناقضاهتا وحياول التوليف‪ .‬على الرغم من أنو‬

‫ديكن تسمية فروم مبنظر الشخصية ‪ ,Marx‬فهو نفسو يفضل أن يطلق عليو‬

‫"إنساين جديل"‪ .‬ادلوضوع األساس جلميع كتابات فروم ىو حول‬

‫األشخاص الذين يشعرون بالوحدة والعزلة ألاهم منفصلون عن الطبيعة‬

‫والبشر اآلخرين‪ 60.‬ذلذا السبب‪ ,‬يعترب ادلؤلف أن نظرية فروم السيكولوجية‬

‫ذات صلة مبوضوع الدراسة اليت سيتم فحصها‪.‬‬

‫بعد سنوات من تكريس فروم نفسو للتحليل النفس و السيكولوجية‬

‫االجتماع ‪ ,‬اختار إريك فروم أخَتا البقاء والراحة يف لوجرنو‪ ,‬سويسرا يف‬

‫‪51 Adang Hambali dan Ujam Jaenudin, Psikologi Kepribadian (Lanjutan): Studi atas Teori dan‬‬
‫صفة‪Tokoh Psikologi Kepribadian, 336:‬‬
‫عام ‪ .1976‬مث يف ‪ 18‬مارس ‪ ,1980‬تويف فروم بنوبة قلبية يف موريتو‪,‬‬

‫سويسرا‪.‬‬

‫يف أول كتابو " اذلروب من احلرية"‪ ,‬شرح فروم وجهة نظره عن احلالة‬

‫اإلنسانية يف احلضارة الغربية حيث اكتسب السكان حرية مفرطة‪ ,‬شلا‬


‫‪61‬‬
‫ىذه مشكلة أساسية يف البشر يف‬ ‫جعلهم يشعرون بالوحدة والعزلة‪.‬‬

‫اجملتمع‪ .‬على العكس‪ ,‬فإن أولئك الذين لديهم القليل من احلرية‬

‫سيشعرون مبزيد من األمان والقبول يف اجملتمع‪ .‬يتوافق ىذا الرأي مع تاريخ‬

‫احلكومات الغربية من العصور القددية حىت الوقت احلاضر‪ .‬وفقا لفروم‪,‬‬

‫ىناك اهةان للتغلب على ادلعضلة بُت الرغبة يف احلرية وضرورة األمن يف‬

‫البشر‪ ,62‬يعٍت‪:‬‬

‫‪53 Adang Hambali dan Ujam Jaenudin, Psikologi Kepribadian (Lanjutan): Studi atas Teori dan‬‬
‫صفة‪Tokoh Psikologi Kepribadian, 336 :‬‬

‫‪52 https://www.academia.edu/9238567/teori_erich_fromm‬‬
‫‪ .۱‬حتقيق احلرية اإلجيابية‪ ,‬من خبلل زلاولة إجياد روابط جديدة مع‬

‫اآلخرين دون التخل عن احلرية‪ .‬ضلن نتواصل مع اآلخرين من‬

‫خبلل العمل والرومانسية بالقدرات الفكرية والعاطفية اليت‬

‫منتلكها وادلوقف الصادق وادلفتوح الذي نقدمو‪.‬‬

‫‪ .۲‬إذا كان أراد شخص ما استعادة الشعور باألمان يف نفسو‪ ,‬وأراد‬

‫أن يكون مقبوالً يف اجملتمع‪ ,‬فعليو أن يتخلى عن ادلزيد من‬

‫احلرية ويًتك طبيعة الفردية فيو‪ .‬على الرغم من أن ىذه الطريقة‬

‫يف األساس ال تقود الناس ضلو التنمية والتعبَت عن الذات ألاها‬

‫مرتبطة مبةموعة‪ ,‬ولكنها ديكن أن تقض على القلق واالغًتاب‬

‫عن اجملتمع‪.‬‬

‫باإلضافة إىل ذلك‪ ,‬قسم فروم نظام ىيكل اجملتمع القائم على الطابع‬

‫االجتماع إىل ثبلثة أجزاء‪ ,‬وى ‪:‬‬


‫‪ .۱‬النظام األول‪ ,‬وىو رلتمع زلب للحياة‪ .‬إن الطابع االجتماع ذلذا‬

‫اجملتمع مل ء بادلثل واآلمال ادلليئة بالرغبات للحفاظ على استمرارية‬

‫احلياة وتطورىا يف رتيع اجلوانب‪ .‬يف ىذا النظام اجملتمع ‪ ,‬تكون‬

‫نادرا ما يصادف العقاب البدين‬


‫القسوة والتدمَت نادرة (مدمرة) حبيث ً‬
‫يف ىذا اجملتمع‪.‬‬

‫‪ .۲‬النظام الثاين‪ ,‬وىو اجملتمع غَت ادلدمر (ادلدمر) والعدواين‪ .‬ومع ذلك‪,‬‬

‫يعترب ىذا النوع من اجملتمع ىاتُت السمتُت طبيعيتُت يف حالة‬

‫حدوثهما‪ .‬ىذا اجملتمع ال يتمتع بالوداعة والثقة ادلتبادلة‪.‬‬

‫‪ .۳‬النظام الثالث ادلدمر‪ .‬إن الشخصية االجتماعية ذلذا اجملتمع عدوانية‪,‬‬

‫مدمرة‪ ,‬وحشية‪ ,‬انتقامية‪ ,‬مليئة بالعداء واخليانة‪ .‬غالبًا ما حيدث‬


‫التنافس يف ىذا اجملتمع‪ ,‬ألنو يعط األولوية للثروة‪ ,‬حىت لو مل يكن‬
‫‪63‬‬
‫يف شكل مادي ‪,‬فسيكون يف شكل تفوق على الرموز‪.‬‬

‫يشرح فروم بعض االحتياجات النفسية لئلنسان من أجل التغلب‬

‫على ادلشاكل األساسية ادلذكورة أعبله‪ .‬وفقا لو االحتياجات النفسية‬

‫مهمة جدا يف التأثَت على شخصية ادلرء وتشكيلو‪ .‬وف ًقا لفروم‪ ,‬ىناك ستة‬

‫احتياجات بشرية ‪ ،‬وى ‪:‬‬

‫‪ .۱‬حيتاج إىل عبلقة (احلاجة إىل عبلقة)‬

‫ى ضرورة إقامة عبلقات مع اآلخرين من خبلل احلب ادلنتج‪ .‬يشمل‬

‫احلب ادلنتج االنتباه وادلسؤولية (االحًتام) واالحًتام وادلعرفة‪ .‬مع احلب‪,‬‬

‫ديكننا أن نكون معا أو نتشارك مع بعضنا البعض ونشعر بالسعادة مع‬

‫اآلخرين‪ .‬ديكننا أن نكون حساسُت الحتياجاهتم ونقدر ونعرف كيف ىم‬

‫& ‪53 Calvi S. Hall, & Lindzey Gardener, Theories of Personality -2nd Edition, (USA: John Wiley‬‬
‫صفة‪Sons Inc, 1970),397 :‬‬
‫حقا‪ .‬ديكن توجيو احلب ادلنتج إىل أشخاص من نفس اجلنس (على سبيل‬

‫ادلثال احلب بُت األشقاء أو األشقاء أو اإلخوة واألخوات) وديكن أن‬

‫أيضا جتاه األشخاص من أنواع سلتلفة (احلب اجلنس ) أو أشكال‬


‫يكون ً‬

‫احلب للطفل (احلب األبوي)‪ .‬سيؤدي الفشل يف تلبية ىذه احلاجة إىل‬

‫النرجسية‪ ,‬أي األشخاص الذين ال يستطيعون االختبلط باآلخرين‪ .‬ال‬

‫يستطيع الناس من ىذا النوع قبول العامل مبوضوعية‪ .‬إاهم يرون العامل فقط‬

‫بشكل شخص وفقا ألفكارىم ومشاعرىم واحتياجاهتم‪.‬‬

‫‪ .۲‬احلاجة إىل العمل (احلاجة إىل السمو)‬

‫إاها حاجة ناشئة أن تكون شخصا مبدعا أو مدمرا‪ .‬إن احلاجة إىل‬

‫السمو ى إحدى حاجات اإلنسان للتغلب على الدور السليب كخلق‬

‫ألنو يدرك طبيعة الوالدة وادلوت لطبيعة الوجود العرضية والعشوائية‪ ,‬يتم‬

‫تشةيع البشر على جتاوز احلالة ادلخلوقة ليصبحوا مبدعُت ونشطُت‬

‫نشطُت يف حياهتم اخلاصة‪.‬‬


‫إحدى الطرق الصحية للتغلب على ادلواقف السلبية ى العمل‪ .‬لذا‬

‫يتصرف البشر بنشاط وإبداع للحكم على الطبيعة‪ .‬اجلانب السليب ذلذا‬

‫ادلوقف ىو وجود موقف مدمر بسبب فقدان القوة والقدرة على اإلبداع‪,‬‬

‫سيسيطر شخص ما على البيئة ويضرىا‪.‬‬

‫التدمَت واإلبداع متةذران بعمق يف الطبيعة البشرية‪ .‬ومع ذلك‪,‬‬

‫اإلبداع ىو اإلمكانات الرئيسية اليت تسبب الصحة النفسية‪ .‬التدمَت‬

‫يتسبب فقط يف معاناة اجلسم ادلدمر وادلدمرة‪.‬‬

‫‪ .۳‬احلاجة للهوية (احلاجة للهوية)‬

‫ىناك حاجة لقبول القدرات واخلصائص الفريدة‪ .‬حيتاج البشر كأفراد‬

‫شليزين إىل مشاعر اذلوية‪ ,‬وىو ما دييزىم عن اآلخرين من حيث مشاعرىم‬

‫حول من ىم‪ .‬الطريقة الصحية لتلبية احتياجات اذلوية ى الفردية‪ ,‬وى‬

‫عملية حيقق الشخص من خبلذلا مشاعر معينة حول ىويتو‪ .‬طريقة غَت‬
‫صحية لتشكيل الشعور باذلوية ى التكيف مع خصائص األمة والعرق‬

‫والدين أو ما يطلق عليو عادة التوافق‪.‬‬

‫‪ .4‬احلاجة إىل االعتماد على اآلخرين (احلاجة إىل اجلذور)‬

‫إاها حاجة إىل الشعور بالتقارب والشعور باالنتماء إىل األسرة‬

‫واجملموعات واجملتمع‪ .‬تنشأ ىذه احلاجة بسبب مشاعر االنفصال والشعور‬

‫بالوحدة‪ .‬وفقا لفروم‪ ,‬ديكن حتقيق ىذه احلاجة ادلتأصلة بطريقة صحية‬

‫وغَت صحية‪ .‬طريقة صحية ى بناء شعور األخوة مع إخوااهم من البشر‪,‬‬

‫وبالتحديد يف اجملتمع‪ .‬طريقة غَت صحية ى احلفاظ على رابطة الطفولة‬

‫مع والدتو‪ .‬عادة ما يكون ىؤالء األشخاص غَت قادرين على مغادرة ادلنزل‬

‫واالستمرار يف احلفاظ على األمن الذي توفره أمهم‪.‬‬

‫‪ .5‬احلاجة إىل إطار توجيو (إطار التوجو والتفاين)‬


‫إاها احلاجة إىل صورة متسقة ومتماسكة للعامل من أجل فهم أحداثو‬

‫وجتاربو‪ .‬جيب على كل فرد صياغة صورة متسقة للعامل توفر فرصة لفهم‬

‫رتيع األحداث والتةارب‪ .‬عادة ما تتكون ىذه الصورة يف مرحلة‬

‫الطفولة‪ ,‬حيث يتعلم الشخص استخدام العقل واخليال بشكل فعال حلل‬

‫ادلشاكل‪ .‬ديكن أن يكون أساس ىذه احلاجة يف شكل إطار عقبلين ىو‬

‫وجهة نظر موضوعية وإطار غَت عقبلين وىو وجهة نظر ذاتية‪ .‬ىذا الرأي‬

‫حيرر الناس من سياق الواقع‪.‬‬

‫‪ .6‬احلاجة إىل التحفيز (احلاجة إىل اإلثارة والتحفيز)‬

‫ىناك حاجة لتحفيز البيئة اخلارجية‪ ,‬حيث ديكننا العمل حىت يتمكن‬

‫الدماغ من العمل على النحو األمثل‪ .‬حيتاج الدماغ إىل ادلستوى ادلناسب‬

‫من التحفيز ليكون قادرا على حتقيق العمل األمثل‪.‬‬

‫ث‪ .‬ملخص الرواية ليلى مجنون‬


‫ىذاالقصة تبدأء بشعور حب عاطف من شاب وسيم‪ ,‬وموثوق مشهور‬

‫يف قبيلة أمَت قبيلة‪ ,‬اجلزيرة العربية‪ ,‬يدعى قيس بن مبلوح‪ .‬كان حيب فتاة من‬

‫قبيلة أخرى مل تكن أقل شهرة‪ ,‬فتاة لديها ضوء القمر‪ ,‬كانت ليلى‪ .‬وبادلثل‬

‫ليلى اليت حتب أيضا قيس‪ .‬لقد وقعوا يف احلب ومارسوا احلب سرا أثناء‬

‫ادلدرسة‪ ,‬ألنو يف ذلك الوقت مل يكن الوقت ادلناسب لكليهما دلمارسة احلب‪.‬‬

‫ولكن مع مرور الوقت‪ ,‬مل يعد باإلمكان إخفاء قصة احلب أخَتا‪ .‬اجلميع‬

‫يعرف قصة حبهم‪ ,‬مبا يف ذلك أبوىا ليلى‪ .‬حبهم جيعل أبوىا ليلى غاضبُت‬

‫ويقرر حبس ليلى يف ادلنزل‪ ,‬لذلك مل يعد بإمكااهما االجتماع لصب بعضهما‬

‫الشوق‪ .‬لفًتة طويلة مل يروا بعضهم البعض حىت قيس مل يتمكن الشاب من‬

‫الصمود يف وجو احلب ادلشتعل‪ .‬وىو أصبح رلنون‪ .‬يتصرف ويبدو غريبا‪ ,‬و أنو‬

‫حىت عاش يف الربية والربية حىت ضحكو الناس وسخروا منو‪ ,‬وأعطاه لقب‬

‫رلنون أو رلنون‪" ,‬ىهوذا اجملنون‪ ,‬ىو رلنون" قيس أحيانا يبك ‪ ,‬أحيانا‬

‫يضحك أيضا‪ .‬لكنها دائما تبك أو تضحك مصحوبة بًتديد أغاين احلب‬
‫حلبيبتو ليلى‪ .‬انتشرت قصائد حبو من الفم إىل الفم‪ ,‬ووصلت أخَتا إىل أذن‬

‫ليلى‪.‬‬

‫إستماعا إىل أغنية احلب اليت كانت مفةعة للغاية‪ ,‬من حبيبو الذي‬

‫جنونو‪ ,‬جعلت ليلى تستطيع البكاء وحدىا يف غرفتو‪ .‬قيس يصبح رلنون‪,‬‬

‫يفقد عقلو وقلبو بشكل متزايد‪ .‬لكن الناس من حولو‪ ,‬مبا يف ذلك واأبوه مل‬

‫يتمكنوا من فعل أي ش ء‪ .‬مت اختاذ طرق سلتلفة ولكن مل تسفر عن نتائج‪.‬‬

‫ذات مرة أبوه جاء خلطب ليلى‪ ،‬ولكن رفضها والدا ليلى‪ .‬حىت ذىب رلنون‬

‫وحده‪ ,‬عزلو عن طريق صحراء صليد وىو أمر خطَت للغاية‪.‬‬

‫خبلل الصحراء‪ ,‬من وادي إىل وادي يتبع الكثَت من الناس قيس‪,‬‬

‫ببساطة ألاهم أرادو فقط ايستماعا أغٍت احلب الذي كان تغنيها اجملنون دائما‪.‬‬

‫حىت أن ىناك شباب جيدا جدا يف احلرب يتعاطف مع رلنون‪ ,‬كان ينوي‬

‫مساعدة رلنون عن طريق زلاربة قبيلة ليلى‪ .‬من أجل تقدًن ليلى إىل قيس‪.‬‬

‫لكن كل اجلهود اليت يبذذلا الناس حول رلنون دون جدوى‪ .‬وبدال من ذلك‬
‫أصبح قيس رلنوناً‪ .‬كلما نس من ىو أكثر‪ ,‬كلما مل يتعرف على كل ش ء‬

‫حولو‪.‬‬

‫خبلل حياة مل يكن قيس نازحا مبفرده‪ ,‬ألنو كان لديو العديد من‬

‫األصدقاء‪ ,‬أصبحت رتيع احليوانات يف الصحراء أصدقاء قيس‪ .‬يبدو قيس‬

‫جزءا من احلياة احليوانية‪ ,‬حىت قيس أصبح سيده‪ .‬يعيش على تلة شديدة‬

‫االضلدار ليس من السهل الوصول إليها‪ .‬بدون قطعة قماش تغط جسده‪ .‬ىذا‬

‫ىو ذروة حبو ليلى‪ .‬يف شعور من احلب وصل ذروة رلنون إىل أنباء غَت‬

‫متوقعة‪ .‬ليلى متزوجة من رجل الغٍت واجلميل‪ .‬ولكن حىت مع ذلك بق حب‬

‫ليلى إىل قيس فقط‪ .‬وكذلك شرفو‪ .‬أخبار سيئة أخرى ى أنباء عن وفاة والده‬

‫قبل وفاتو جاء زيارة قيس‪ ,‬وطلب منو العودة إىل ادلنزل‪ .‬مث مل ديض وقت طويل‬

‫بعد أن اتبعت والدتو احلبيبة خطى والده‪ ,‬تويف إىل السلطة األبدية‪ .‬ىذا ىو‬

‫ذروة احلزن قيس كان حقا زلبطا ومنسيا بشكلو متزايد‪.‬‬


‫حىت حيدث حدث ما‪ ,‬ديكن أن يعيد قيس‪ .‬وىاجر من التبلل يف‬

‫صحراء صلد‪ .‬ىذا حدث جيعل القلب مؤدلا جدا ويصرخ جدا‪ .‬أكثر من إصابتو‬
‫ً‬
‫عندما فقد والده ووالدتو‪ .‬عنده مسع قيس نبأ وفاة حبيبتو ليلى بسبب مرضو‪.‬‬

‫غادر قيس على الفور مع رتيع أصدقائو من احليوانات‪ .‬اذىب لزيارة قرب ليلى‪.‬‬

‫مث تبك و تصرخ‪ .‬اعتنق أرض قرب ليلى‪ .‬حىت أخَتا أخرج اجملنون أخَتا ىناك‪.‬‬

‫مات بينما كان يعانق قرب ليلى‪ .‬زوج من العشاق يرقدان يف صمت متةاوران‬

‫يف رحم ادلوت ادلظلم‪ .‬صحيح يف احلب ادلؤمنُت يف االنتظار‪ .‬وقلب واحد‪,‬‬

‫روح واحدة يف جنة اخللود‪.‬‬

Anda mungkin juga menyukai