Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PAI

MAHABBAH

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1. FITRAH ALI SANJAYA
2. KESA PUTRI NARAYA
3. DAVIEN SUNANDI
4. BAYU IKHSAN KAMIL
5. INTAN NUR CAHAYA TIKA
6. DHINI MAULI SATIVA
7. ADINDA SIFA
8. NABYLA RAHMA
9. ARGA PUTRA APRILIO

SMA NEGERI 2 KOTAAGUNG


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
i

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat Dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “MAHABBAH”. Tidak
lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang Telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak
mendapat dukungan dari berbagai pihak.Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah
ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami
susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Kotaagung, 30 Januari 2024


ii

DAFTAR ISI

Judul Halaman
Halaman judul.................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................ ii
Daftar Isi..................….....……………………………………….....iii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................1
Latar Belakang Masalah....................................................................1
Rumusan Masalah.............................................................................1
Tujuan Penulisan...............................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
Pengertian Mahabbah.......................................................................2
Dalil dan Hadist Mahabbah..............................................................2
Ciri-Ciri dan Cara Mahabbah Kepada Allah.....................................3
Manfaat Dan Contoh Mahabbah......................................................3
Penerapan Mahabbah..................................................................... 5
BAB III. PENUTUP ...............................................................................5
Kesimpulan ......................................................................................6
Daftar Pustaka ........................................................................................7
iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang hamba adalah cinta kepada Tuhannya. Dengan
adanya rasa cinta maka akan menumbuhkan semangat dalam beribadah. Dengan rasa cinta
juga, apapun yang diperintahkan oleh Dzat yang ia cintai maka ia akan semangat dalam
melaksanakannya meski di dalam pelaksanannya terdapat banyak konsekuensi yang harus ia
terima. Namun, fitrah manusia tidak hanya diberi rasa cinta untuk mencintai Tuhannya.
Manusia juga diberi rasa cinta kepada selain hal tersebut, misalnya cinta terhadap keluarga,
harta, pekerjaan, dan hal-hal lain yang bahkan dapat menjadikan ia tersesat dan mengabaikan
cinta yang seharusnya ditumbuhkan yaitu cinta kepada agama dan Tuhannya.
Rasa cinta kepada sesuatu selain Allah ini bahkan lebih cenderung mendekati syahwat, yaitu
hal-hal yang melalaikan bahkan menjerumuskan seseorang kepada jalan keburukan.

B Rumusan Masalah
• Pengertian Mahabbah
• Dalil Dan Hadist Mahabbah
• Ciri-ciri Mahabbah
• Cara Melaksanakan Mahabbah
• Manfaat Dan Contoh Mahabbah
• Penerapan Mahabbah

C.Tujuan Penulisan
• Untutk mengetahui apa itu Mahabbah
• Memahami bagaimana cara penerapan Mahabbah
1

BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Mahabbah
Cinta atau yang dikenal dalam bahasa Arab mahabbah berasal dari kata ahabba-yuhibbu-
mahabbatan, yang secara bahasa berarti mencintai secara mendalam, kecintaan, atau cinta yang
mmendalam. Al-mahabbah dapat pula berarti al-wadud, yakni yang sangat pengasih atau
penyayang. Selain itu, al-mahabbah dapat pula berarti kecenderungan kepada sesuatu yang
sedang berjalan dengan tujuan untuk memperoleh kebutuhan yang bersifat material maupun
spiritual, seperti cintanya seseorang yang kasmaran pada sesuatu yang dicintainya, orang tua
pada anaknya, seseorang pada sahabatnya, suatu bangsa terhadap tanah airnya, atau seorang
pekerja pada pekerjaannya. Mahabbah pada tingkat selanjutnya dapat pula berarti suatu usaha
sunguh-sungguh dari seseorang untuk mencapai tingkat ruhaniah tertinggi dengan tercapainya
gambaran yang mutlak yaitu cinta kepada Tuhan.

B.Dalil Dan Hadist Mahabbah


Ajaran mahabbah memiliki dasar dan landasan, baik di dalam Al-Quran maupun sunnah Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam. Hal ini juga menunjukkan bahwa anjuran untuk memiliki sifat
cinta dan kasih sayang tidaklah mengadopsi dari unsur-unsur kebudayaan asing atau agama
lain seperti yang sering ditudingkan oleh kalangan orientalis.Dalil dan hadist tentang mahabbah
antara lain sebagai berikut:
Berdasarkan Al-Qur’an :
•Surah Ali ‘Imran ayat 31
ُ ّ ‫َللا ويغفِر لكُم ذُنُوبكُم و‬
‫َللا غفُور رحِ يم‬ ّ ‫قُل إِن كُنتُم تُحِ بُّون‬
ُ ّ ‫َللا فاتّبِعُونِي يُحبِبكُ ُم‬
“Katakanlah: ‘Jika kalian(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai
dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

•Berdasarkan Hadist:
ُ ّ ‫َللا ك ِره‬
ُ‫َللا لِقاءه‬ ِ ّ ‫َللا لِقاءهُ ومن ك ِره لِقاء‬ ِ ّ ‫َللا علي ِه وسلّم قال من أحبّ لِقاء‬
ُ ّ ّ‫َللا أحب‬ ُ ّ ‫عن أ ِبي ُموسى عن النّ ِبي ِ صلّى‬
Dari Abu Musa dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda: “barangsiapa yang
mencintai berjumpa Allah, Allah mencintai berjumpa kepadanya, sebaliknya siapa yang
membenci berjumpa dengan Allah, Allah pun membenci berjumpa dengannya. (HR. Bukhari)
[No. 6508 Fathul Bari] Shahih.

2
C. Ciri-ciri Mahabbah
Setiap orang bisa saja mengaku cinta kepada Allah. Namun, pengakuan itu sama sekali tidak
menunjukkan hakikat seseorang. Bisa jadi seseorang mengaku cinta kepada Allah akan tetapi
ternyata tidak ada rasa cinta kepada Allah di dalam hatinya kecuali sedikit. Berikut ini beberapa
ciri-ciri mahabbah kepada Allah:

•Taat Dan Patuh Kepada Perintah Allah


Orang yang memiliki mahabbah kepada Allah akan tunduk dan patuh pada perintah-Nya
dengan penuh keikhlasan.
•Sadar Akan Kebesaran Allah
Mahabbah membawa kesadaran akan kebesaran dan keagungan Allah, sehingga seseorang
merasa rendah di hadapan-Nya.
•Takut akan Murka Allah
Mahabbah tidak hanya menciptakan cinta, tetapi juga kekhawatiran akan murka Allah. Ini
mendorong seseorang untuk menjauhi dosa dan berusaha mendekati-Nya.
•Membantu Sesama Karena Allah
Mahabbah kepada Allah menciptakan rasa kasih sayang dan keadilan terhadap sesama,
karena mencintai sesama adalah bagian dari mencintai Allah.
•Menjauhkan Diri dari Kesyirikan
Orang yang memiliki mahabbah kepada Allah akan menjauhi segala bentuk kesyirikan dan
menyucikan ibadah hanya untuk-Nya.

D. Cara Mahabbah Kepada Allah


Mengutip jurnal berjudul Al-Mahabbah dalam Pandangan Sufi oleh Rahmi Damis, ada
beberapa cara yang bisa dilakukan seorang Muslim untuk mencapai mahabbah kepada Allah.
Berikut penjelasan lengkapnya:
1.Taubat
Jalur pertama yang bisa ditempuh adalah dengan cara bertaubat. Taubat di sini tidak hanya
terbatas pada pelanggaran ajaran agama saja, melainkan juga taubat karena lalai mengingat
Tuhan.
2.Wara’
Wara’ berarti menahan dan memegang. Maksudnya, seorang Muslim harus menahan diri agar
tidak melakukan penyimpangan dan tetap memegang teguh ajaran agama, sehingga
terpelihara darinya segala macam dosa

3
3.Zuhud
Zuhud berarti berpaling dan meninggalkan. Maksudnya, seorang Muslim harus berpaling dan
meninggalkan segala sesuatu yang dapat menjadi sebab lalai mengingat Tuhan, terutama yang
berhubungn dengan duniawi dan segala kemewahannya.
4.Sabar
Sabar berarti menahan dan meninggikan sesuatu. Umat Islam dianjurkan untuk menahan diri
dari segala hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama, sehingga kontrol dirinya pun semakin
meningkat.

E. Manfaat Dan Contoh Mahabbah


Muhabbah kepada Allah membawa berbagai manfaat positif yang mencakup
aspek spiritual, mental, dan sosial. Berikut adalah beberapa manfaat cinta
kepada Allah:
•Ketenangan Batin
Cinta kepada Allah membawa ketenangan dan kedamaian dalam hati,
memberikan rasa kepuasan dan kesejahteraan spiritual.
•Keteguhan dalam Iman
Cinta kepada Allah memperkuat iman, membuat seseorang lebih teguh dalam
menghadapi cobaan dan tantangan hidup.
•Keteladanan dalam Perilaku
Cinta kepada Allah mendorong perilaku yang baik dan etis, menciptakan
pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral.
•Kemotivasian Ibadah
Cinta kepada Allah menjadi sumber motivasi dalam menjalankan ibadah,
memastikan ibadah dilakukan dengan penuh keikhlasan dan dedikasi.
4

Contoh mahabbah kepada Allah dapat ditemukan dalam berbagai tindakan dan
sikap sehari-hari seseorang. Berikut adalah beberapa contoh:
Shalat dengan Khusyuk: Seseorang yang mencintai Allah mungkin
menunjukkan mahabbah dengan menjalankan shalat dengan penuh khusyuk,
merenungi setiap ayat yang dibaca, dan bersyukur atas kehadiran-Nya.
Berbakti kepada Orang Tua: Menghormati dan berbakti kepada orang tua
sebagai bentuk penghormatan kepada Allah, sesuai dengan ajaran agama yang
menghubungkan mahabbah kepada-Nya dengan penghargaan terhadap orang
tua.
Bersyukur dalam Kesulitan: Saat dihadapkan pada kesulitan, seseorang yang
mencintai Allah mungkin menunjukkan mahabbah dengan tetap bersyukur dan
bersabar, yakin bahwa setiap ujian adalah bagian dari rencana-Nya.
Menghindari Perilaku Haram: Menjauhi perilaku yang diharamkan oleh
agama sebagai bentuk penghormatan dan cinta kepada Allah, memastikan
bahwa tindakan sehari-hari sesuai dengan petunjuk-Nya.
Membaca dan Merenung Al-Qur’an: Merenungi dan mengamalkan ajaran Al-
Qur’an sebagai ekspresi nyata dari mahabbah, mencari petunjuk dan kedekatan
dengan Allah melalui kalam-Nya.

F. Penerapan Mahabbah
Dikutip dari Mustafa (2020), wujud cinta seorang hamba kepada Tuhan, bukan hanya dalam
bentuk untaian kalimat pujian, tetapi dapat dilihat dari tiga wujud sikap diri seorang hamba.
Pertama, begitu sayang dan cinta kepada kekasih-kekasih Allah. Kedua, begitu keras kepada
musuh-musuh Allah dan ketiga, tidak peduli dengan celaan para pencela.
Dalam sikap sosial, bentuk cinta seorang hamba kepada Allah adalah dengan menunjukkan
rasa cinta kepada sesama hamba-Nya yaitu memberikan perhatian dan meletakkan “tangan”
untuk meringankan beban mereka yang membutuhkan.Di samping itu, terdapat perbuatan
atau perilaku tertentu untuk memunculkan rasa cinta tersebut. Seseorang dapat membentuk
dirinya dengan kepribadian al-Muhsinin (orang yang berbuat baik terhadap lain), al-Muttaqin
(orang bertaqwa), atau al-Mutawakkilin (orang yang berserah diri kepada-Nya) dsb.
5

BAB III
PENUTUPAN
A.Kesimpulan
Mahabbah, atau cinta kepada Allah, merupakan fondasi spiritual yang membawa manfaat
mendalam dalam kehidupan seseorang. Kesimpulannya,Mahabbah memberikan ketenangan
batin dan kedamaian, menciptakan hubungan yang harmonis antara hamba dan Sang Pencipta
serta Sebagai motivasi utama dalam menjalankan ibadah, mahabbah memastikan bahwa setiap
tindakan ibadah dilakukan dengan keikhlasan dan semangat yang tulus.
6

DAFTAR PUSTAKA

• https://kumparan.com/berita-hari-ini/konsep-mahabbah-kepada-allah-lengkap-dengan-cara-
mencapainya-1waIJ0wmlgT
• https://chat.openai.com/c/b70786d8-be7d-444e-af07-b1bfb87e59ae
• https://www.inews.id/lite/lifestyle/muslim/hadist-tentang-cinta
7

Anda mungkin juga menyukai