332
06 Sya’ban 1445 H
16 Februari 2024 M
PENERAPAN SYARIAH
ISLAM PASTI MEMBAWA
KEBERKAHAN
01
malah semakin meningkat. Penegakan hukumnya tidak berpi-
hak pada warga. Hasil survei KedaiKopi tahun lalu menunjuk-
kan ada 54,5 persen warga di negeri ini merasa tidak puas
dengan penegakan hukum.
Itulah sebabnya rakyat Indonesia sangat berharap ada pe-
rubahan dengan kepemimpinan yang baru.
02
yang ada pada diri mereka sendiri”, yakni dengan beralih dari
keimanan menuju kekufuran; dari taat menuju maksiat; atau
dari sikap mensyukuri nikmat-nikmat Allah ke sikap menging-
kari nikmat-nikmat-Nya tersebut. Karena itu Allah mencabut
semua kenikmatan itu dari mereka. Begitu pula sebaliknya.
Jika para hamba Allah mengubah kondisi mereka dari maksiat
menuju taat kepada Allah, niscaya Allah akan mengubah kon-
disi kesengsaraan yang menyelimuti mereka sebelumnya
menuju kebaikan, kebahagiaan dan ghibthah (semangat iri
dalam kebaikan) serta rahmat.” (As-Sa’di, Taysîr al-Karîm al-
Manân fî Tafsîr al-Qur’ân, 4/724-725).
Jelaslah tidak akan pernah ada perubahan meskipun figur
pemimpinnya sudah bergonta-ganti selama umat belum me-
ninggalkan aturan-aturan dan ideologi selain Islam. Kehidupan
yang lebih baik dan penuh berkah baru akan terjadi manakala
umat ini berubah menuju iman dan takwa dengan menerap-
kan syariah Islam.
Meruyaknya kerusakan di tengah manusia seperti kemis-
kinan, kerusakan moral, kriminalitas, adalah akibat dari kemak-
siatan dan kemungkaran manusia yang berlari dari syariat
Islam. Allah SWT berfirman:
ﺾ اﻟﱠ ِﺬ ْي َﻋ ِﻤﻠُ ْﻮا ِ ِ ِ ﻇَﻬﺮ اﻟْ َﻔﺴﺎد ِﰱ اﻟْ ِﱪ واﻟْﺒﺤ ِﺮ ِﲟَﺎ َﻛﺴﺒﺖ اَﻳ ِﺪى اﻟﻨ
َ ﱠﺎس ﻟﻴُﺬﻳْـ َﻘ ُﻬ ْﻢ ﺑَـ ْﻌ ْ ْ ََ ْ َ َ َّ ُ َ ََ
ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻬ ْﻢ ﻳَـ ْﺮِﺟﻌُ ْﻮ َن
03
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan
tangan manusia. Allah menghendaki mereka merasakan seba-
gian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke
jalan-Nya) (TQS ar-Rum [30]: 41).
04
Sikap ini sekaligus menentukan keimanan seorang hamba.
Allah SWT berfirman:
ْٓ ِ ﻚ َﻻ ﻳـُ ْﺆِﻣﻨُـ ْﻮ َن َﺣ ّٰﱴ ُﳛَ ِّﻜ ُﻤ ْﻮ َك ﻓِْﻴ َﻤﺎ َﺷ َﺠَﺮ ﺑَـﻴْـﻨَـ ُﻬ ْﻢ ﰒُﱠ َﻻ َِﳚ ُﺪ ْوا
ﰲ اَﻧْـ ُﻔ ِﺴ ِﻬ ْﻢ َﺣَﺮ ًﺟﺎ َ ِّﻓَ َﻼ َوَرﺑ
ﺖ َوﻳُ َﺴﻠِّ ُﻤ ْﻮا ﺗَ ْﺴﻠِْﻴ ًﻤﺎ ِ
َ ﻀْﻴَ َّﳑﱠﺎ ﻗ
Demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menja-
dikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang
mereka perselisihkan. Kemudian tidak ada rasa keberatan da-
lam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan. Mere-
ka menerima (keputusan tersebut) dengan sepenuhnya (TQS
an-Nisa’ [4]: 65).
05
ِ ﻮك َﻋ ۢﻦ ﺑَـ ْﻌ
ٓﺾ َﻣﺎ َ ُٱﺣ َﺬ ْرُﻫ ْﻢ أَن ﻳَـ ْﻔﺘِﻨ
ْ ٱﻪﻠﻟُ َوَﻻ ﺗَـﺘﱠﺒِ ْﻊ أ َْﻫ َﻮآءَ ُﻫ ْﻢ َو
َﻧﺰَل ﱠ ِ
َ ٱﺣ ُﻜﻢ ﺑَـﻴْـﻨَـ ُﻬﻢ ﲟَﺎٓ أ
ِ
ْ َوأَن
ﻚ َ ٱﻪﻠﻟُ إِﻟَْﻴ
َﻧﺰَل ﱠ
َأ
Hendaklah kamu (Muhammad) memutuskan perkara di antara
mereka menurut wahyu yang telah Allah turunkan. Janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Berhati-hatilah kamu ter-
hadap mereka supaya mereka tidak memalingkan kamu dari
sebagian wahyu yang telah Allah turunkan kepadamu (TQS al-
Maidah [5]: 49).
06
Karena itu Kami menyiksa mereka karena perbuatan mereka itu
(TQS al-A'raf [7]: 96).
Kemakmuran Palsu
Ada yang berargumen bahwa banyak negara di dunia me-
miliki tatanan kehidupan yang baik, makmur dan berkeadilan
tanpa syariah Islam. Al-Quran menjawab bahwa segala peru-
07
bahan yang membawa kemakmuran dan kemajuan yang da-
tang dari aturan di luar Islam adalah palsu. Semua itu pasti
berujung pada penderitaan. Allah SWT berfirman:
اب ُﻛ ِّﻞ َﺷ ْﻲ ٍء َﺣ ﱠﱴ إِذَا ﻓَ ِﺮ ُﺣﻮا ِﲟَﺎ أُوﺗُﻮا ِ ِ
َ ﻓَـﻠَ ﱠﻤﺎ ﻧَ ُﺴﻮا َﻣﺎ ذُ ّﻛ ُﺮوا ﺑِﻪ ﻓَـﺘَ ْﺤﻨَﺎ َﻋﻠَْﻴ ِﻬ ْﻢ أَﺑْـ َﻮ
َﺧ ْﺬ َ� ُﻫ ْﻢ ﺑَـﻐْﺘَﺔً ﻓَِﺈذَا ُﻫ ْﻢ ُﻣْﺒﻠِ ُﺴﻮ َن
َأ
Ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan ke-
pada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesena-
ngan) untuk mereka. Lalu ketika mereka bergembira dengan
kesenangan yang telah diberikan kepada mereka itu, Kami
menyiksa mereka secara tiba-tiba. Ketika itu mereka terdiam
putus asa (TQS al-An’am [6]: 44).
08
Wahai kaum Muslim! Marilah kita bersegera menuju peru-
bahan hakiki. Caranya adalah melepaskan diri dari hukum-
hukum jahiliah menuju penerapan hukum-hukum Allah di
bawah naungan Khilafah Islamiyah. Inilah kewajiban agung
yang akan mengantarkan kita semua pada keberkahan hidup
di dunia dan keselamatan di akhirat.
WalLâhu a’lam bi ash-shawâb. []
HIKMAH:
RALAT:
09