Anda di halaman 1dari 5

THARAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah


FIQIH

Dosen :
Dr.Hj.Mumung Mulyati, M.Ag
Penulis ;
Lutfiah Fatmah Sujanto (21030206191069)
Yelsa Anzelika K
Taufik Maulana Wahid
Gatah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam berbagai macam kitab yang menjelaskan tentang fiqih selalu saja bab
thaharah berada pada bab yang paling awal atau paling utama. Hal itu terjadi
dikarenakan thaharah adalah bagian yang paling penting dipelajari.
Melaksanakan shalat tanpa thaharah maka tentu saja shalat yang dikerjakan
tidak sah. Dalam artian jika ada seseorang yang mengerjakan shalat tanpa
bersesuci terlebih dahulu maka shalat yang ia kerjakan itu sia-sia. karena pada
dasarnya islam memang mewajibkan setiap orang yang ingin melaksanakan
shlat itu harus suci.

Mungkin masih banyak dikalangan orang awam yang tidak tahu persis tentang
pentingnya thaharah. Namun tidak bisa dipungkiri juga bahsanya juga ada orang
yang tahu akan thaharah namun mengabaikannya. maka dari pada itu penulis
akan mencoba sedikit menjelaskan apa-apa yang penulis ketahui tentang
thaharah dari berbagai sumber. Mudah-mudahan saja melalui makalah ini umat
islam sadar akan pentingnya thaharah dan tidak mengabaikan pentingnya
thaharah kembali.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

“Thaharah adalah mengerjakan sesuatu, yang mana ibadah shalat tidak akan sah
tanpa melaksanakan hal tersebut”. alat untuk bersesuci titu sendiri ada beberapa
macam diantaranya yaitu air, debu, batu, disamak. Melalui macam-macam alat
bersesuci itu sendiri maka telah dijelaskan oleh ulama bahwasanya alat
bersesuci air itu sendiri terbagi menjadi tiga bagian. Yaitu air thahhir muthahhir
(air mutlak), air thahhir ghairu muthahhir, dan air mutanajjis. Namun di dalam
kitab lain di jelaskan pula bahwa air itu terbagi menjadi empat bagian yaitu air
thahhir muthahhir, air thahhir ghairu muthahhir, air mutanajjis, dan air
musyammas.

Wudu’ merupakan bagian dari pada thaharah. Dalam wudu’ ini memiliki
beberapa rukun diantara rukun-rukun berwudu’ yaitu :

1. Niat wudu’.

Yaitu berniat menunaikan kefarduan wudu’, menghilangkan hadas bagi orang


yang selalu hadas, niat thaharah dari hadas atau thaharah untuk menunaikan
semacam ibadah shalat.

2. Membasuh kulit muka.

Batasan bujur muka yaitu antara tempat-tempat tumbuh rambut kepala yang
wajar sampai bawah pertemuan dua rahang. Sedangkan batas lintang muka
sendiri yaitu antara dua telinga.

3. Membasuh dua tangan.

Yaitu dari telapak tangan sampai siku.

4. Mengusap sebagian kepala.


5. Membasuh kedua kaki.

6. Tertib.

Yaitu sebagaimana yang disebuykan di atas, yaitu mendahulukan basuhan


muka, kedua tangan, kepala, lalu kedua kaki.

Tayamum yaitu mengusap wajah dan kedua tangan dengan debu yang suci atas
bagian yang ditentukan sebagai pengganti dari wudu’.

rukun-rukun tayamum yaitu :

1. Berniat memperoleh kewenangan shalat fardu, secara bersamaan


memindahkan debu ke muka.mengusap wajah.

2. Mengusap wajah dengan debu.

3. Mengusap kedua tangan.

4. Tertib.

Mandi merupakan bagian dari pada thaharah.

Diantara sebab-sebab diwajibkannya mandi yaitu : haidh, nifas, wiladah


(melahirkan), meninggal dunia, bersetebuh dengan catatan sampai bertemunya
dua khitan, dan junub.

Sedangkan rukun-rukunnya mandi yaitu :

1. Niat

2. Menyampaikan air keseluruh bagian tubuh.

B. Saran
Setelah penulis mencoba sedikit menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan
thaharah maka dengan itu penulis sangat berharap dengan adanya makalah ini
para pembaca yang budiman selalu diberikan hidayah oleh Allah SWT. Karena
pada dasarnya hidayah tidak akan pernah diberikan oleh Allah SWT. Kepada
hambnya jika hambanya tidak mau memiliki sifat kesadaran. Melalui kesadaran
itulah seseorang akan diberikan hidayah oleh Allah SWT.

Semoga para pembaca juga sadar akan pentingnya thaharah. Sehingga jika umat
islam sudah sadar akan pentingnya thaharah sudah barang tentu mereka semua
akan hidup sehat. Serta tidak asal-asalan dalam thaharah. Karena jika penulis
lihat di zaman ini masih banyak orang yang berwudu’ namun masih belum
benar cara mereka mengerjakannya. Masih ada yang berwudu’ seperti capung
mandi. Dalam artian dalam berwudu’ mereka asal bagian anggota wudu’nya
terkena air saja tanpa memperhatikan apakah wudu’nya sudah sah atau belum
menurut kaca mata islam.

Anda mungkin juga menyukai