Anda di halaman 1dari 11

Dosen pembimbing Mata kuliah

Ahmad fauzi,M.Pd Konsep dasar fiqh MI

“WUDHU”

Disusunoleh

Kelompok 3

Rizal Fadli (202021025)

Nadya (202021027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI TEUNGKU DIRUNDENG
MEULABOH 1444 H / 2023 M
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam sangat memperhatikan kebersihan/kesucian dan memandang


penting kebersihan/kesucian itu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam
rentetan ibadah. Dalam pelaksanaan suatu ibadah dibutuhkan adanya
kebersihan/kesucian, dan bahkan dalam beberapa aspek ibadah adalah
kebersihan/kesucian itu sendiri. Artinya ibadah yang benar adalah ibadah yang
dilakukan oleh orang-orang yang telah menjaga kebersihan dan mensucikan diri.
Ibadah yang diterima oleh Allah adalah ibadah yang sesuai dengan aturan ajaran
Islam, karena dalam semua praktik ibadah pada kenyataannya didahului dengan
berbagai macam praktik penyucian diri.

Wudhu merupakan kunci kita ketika kita akan melaksanakan shalat maupun
ibadah yang ada ketentuan bersih dari hadast. Wudhu kita mempengaruhi sah
tidaknya shalat kita. Tidak hanya shalat kita tetapi semua amalan ibadah yang
membutuhkan suatu keadaan suci dari hadats kecil, semua kuncinya adalah wudhu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dari Wudhu?

2. Sebutkan Rukun-rukun dalam Wudhu?

3. Apa hal yang membatalkan Wudhu?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Wudhu

Wudhu menurut bahasa berasal dari kata wadha’ah yang berarti kebersihan
dan kecerahan. Didalam Al-Majmu’, kata wudhu dengan men-dhamah kan wawu
(wudhu) adalah perbuatan wudhu dan jika wawu tersebut di-fathah kan (wadhu)
berarti air untuk wudhu.

Wudhu di syariat kan dalam agama islam berdasarkan dalil-dalil sebagai


berikut:

a. QS Al-Maidah: 6

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat


maka basuhlah wajah mu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan
basuh kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki (QS Al-Maidah: 6)

b. Hadis Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Allah tidak akan menerima shalat seseorang tanpa bersuci dan tidak akan
menerima sedekah dari cara yang curang. (HR Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah, dan
Ahmad)

Segala sesuatu yang Allah SWT perintahkan sebagai kewajiban bagi


hambanya tidak ada sesuatu yang lain, kecuali terkandung hikmah didalamnya.
Wudhu sebagaimana telah dijelaskan dalil-dalil yang mewajibkannya mempunyai
hikmah dan manfaat yang besar bagi setiap muslim yang melaksanakannya.

B. Tata Cara Wudhu


Dalam berbagai hal, Rasulullah saw mengajarkan kepada kita untuk
memulai sesuatu dengan berdoa, seperti ketika akan makan, tidur, dan masuk
kamar mandi. Doa yang dilafalkan pun berbeda-beda sesuai dengan kondisi
perbuatan atau amal yang akan dilakukan. Namun, secara umum, jika amal tidak
didahului dengan doa, hal tersebut menjadi terputus nilainya.

Dari Humran r.a.bahwa Utsman r.a. meminta dibawakan seember air, kemudian
beliau mencuci kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian berkumur-kumur,
kemudian memasukkan air kehidung, kemudian mengeluarkannya. Lalu, beliau
membasuh wajahnya tiga kali, kemudian membasuh tangannya yang kanan hingga
siku tiga kali, kemudian tangan yang kiri demikian juga, kemudian mengusap
kepalanya, kemudian mencuci kaki kanannya hingga mata kaki tiga kali, kemudian
kaki kiri sedemikian juga, kemudian beliau berkata, “Aku telah melihat Rasulullah
saw. Berwudhu sebagaimana wudhu ku ini” (HR Muttafaq’alaih)

Berdasarkan hadis tersebut, dapat disimpulkan bahwa urutan tata cara


wudhu Rasulullah saw. Adalah sebagai berikut.

a. Berniat untuk menghilangkan hadas.

b. Menyebut asma Allah (basmalah).

c. Mencuci telapak tangan tiga kali.

d. Berkumur-kumur.

e. Istinsyaq dan Istintsar.

f. Membasuh wajah tiga kali dengan menyela-nyela jenggot.

g. Mencuci tangan hingga di atas siku dengan menyela-nyela jari tangannya.

h. Mengusap kepala kebelakang, kemudian kedepan sekali saja.

i. Dilanjutkan mengusap kedua telinga bagian luar dan didalamnya.

j. Mencuci kedua kaki hingga mata kaki disertai dengan menyela jari-jari kaki.

k. Berdoa setelah selesai berwudhu.


Demikianlah secara ringkas urutan wudhu yang dikerjakan oleh Rasulullah
saw. Sebagaimana disebutkan didalam hadis di atas.

Adapun hal-hal yang termasuk dalam rukun wudhu adalah sebagai berikut:

a. Niat.

b. Membasuh wajah.

d. Menyapu kepala dengan tangan yang basah.

e. Membasuh kaki hingga kedua mata kaki.

f. Tertib.

C. Syarat sah wudhu

Syarat sah wudhu antara lain adalah:

1. Niat

Berniat merupakan syarat sah sebagai amalan ibadah mahdhah seorang


muslim, Hal ini sesuai dengan kesepakatan para ulama, ketika seoarng muslim
wudhu, salat, puasa dan ibadah lainya, harus di dahului dengan berniat. Hal ini di
dasarkan pada firman Allah QS AL-Bayyinah :5

Padahal mereka hanya di perintah menyembah allah dengan ikhlas menaati-nYa


semata mata karena (menjalankan) agama dan juga agar melaksanakan salat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar) .(QS AL-
Bayyinah :5)

Sabda Rasulullah saw,di dalam hadis riwayat umar bin khattab:

”sesungguhnya amal itu bergantung pada niat nya dan setiap orang mendapat kan
apa yang di niat kanny,,,,”(HR Bukhari dan muslim)

Syehku islam ibnu taymiyah mengatakan bahwa niat adalah amalan hati,
bukan amalan lisan. Oleh karena itu, seseorang yang mempunyai niat akan
melaksanakan ibadah mahdhah, seperti salat, puasa dan zakat cukup niat di dalam
hati, tidak perlu di ucap kan dengan lisan. Disamping itu, kedudukan ibadah
mahdhah sangat penting dalam kehidupan seorang muslim sehingga harus di
perhatikan contoh atau teladan yang di berikan Rasulullah saw, dan para sahabat
nya.

Dalam hal ini sebagai amalan hati bukan amalan lisan, tidak
ditemukan satu keterangan pun yang menyebut kan bahwa Rasulullah saw, dan
para sahabat nya melafalkan niat ketika akan beribadah, Dengan demikian, jika
niat itu di syariat kan oleh Allah, tentu sudah di jelaskan pula melalui lisan Rasul
Nya.

D. Hukum hukum wudhu

Sebagai mana telah di jelaskan bahwa air yang terdiri atas beberapa macam,
diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Air mutlak

air mutlak adalah air yang mempunyai hukum suci dan menyucikan. Disebut
demikian karena air mutlak secara materinya adalah suci dan dapat di pergunakan
untuk bersuci.

b. Air musta’mal

air musta’mal adalah air yang telah di pakai oleh orang yang berwudhu atau mandi.
Dikalangan ulama, air musta’mal statusnya menjadi perbedaan pendapat.

c. Air mudhaf

Air mudhaf adalah air yang di hasilkan dari perasan buah atau sejenisnya,
seperti air semangka, jeruk dan timun atau air yang mutlak yang di campur dengan
sesuatu yang lain, seperti gula, kopi, dan teh sehingga kita tidak biasa menyebut
nya air saja, tetapi harus di sebut pula sesuatu tambahan tersebut.

d.Air muta najjis

Air muta najjis adalah air yang tercampur dengan najis sehingga salah satu
indicator air, yakni warna, rasa, dan bau (aroma) berubah menjadi warna, rasa, atau
bau najis.
Dari macam-macam air tersebut sehingga minuman sprite, coca cola, teh, susu,
kopi dan semacam nya termasuk dalam air suci yang tidak bisa di pakai bersuci.
Hal ini di karena kan pada dasarnya air tersebut adalah suci yang tercampur dengan
benda yang suci. Dikarenakan percampuran itu, menjadikan air tersebut menjadi
tidak bisa di pakai untuk bersuci. Sebagaimana pengertian air mudhaf di atas
bahwa air yang tercampur dengan benda yang suci berubah nama di ikuti nama
benda yang mencampuri nya, seperti sebutan air susu dan air teh.

E. Hal-hal yang Membatalkan Wudhu

1. Segala yang Keluar dari Kemaluan

Segala sesuatu yang keluar dari salah satu kemaluan. Contohnya seperti
kencing, buang air besar, madzi, wadi, mani, maupun kentut. Dari Abu Hurairah
yang mengutip perkataan Rasulullah SAW

Artinya: "Allah tidak menerima sholat salah seorang kamu bila berhadats sampai
ia berwudhu." (HR Bukhari).

Namun, ada pengecualian mengenai hal ini. Lendir yang keluar dari kemaluan
perempuan secara terus menerus dan bertambah banyak saat kelelahan atau
berjalan dan hamil maka hal itu tidak membatalkan wudhunya.

2. Muntah dan Sejenisnya

Mengeluarkan makanan dari mulut atau muntah bisa membatalkan wudhu.


Namun, terdapat dua pendapat mengenai hal ini, Mazhab Hanafi dan Hambali
berpendapat muntah dapat membatalkan wudhu jika yang keluar seukuran kadar
satu mulut penuh.

Kedua, bagi Mazhab Maliki dan Syafi'i berpendapat wudhu tidak batal karena
muntah. Hal ini sesuai dengan contoh Rasulullah SAW pernah muntah dan tidak
mengambil air wudhu.

3. Hilang Kesadaran

Hilang akal, baik karena gila, pingsan, mabuk, atau disebabkan oleh obat-
obatan, baik sedikit maupun banyak. Diketahui dari buku Fikih Sunnah Wanita
karya Abu Malik Kamal ibnu Sayyid Salim, kondisi ini disebut lebih berat
dibandingkan dengan tidur.

4. Tidur Lelap

Tidur adalah perkara yang membatalkan wudhu dengan landasan dari


keterangan hadits Rasulullah SAW. Dikisahkan dari Shafwan ibn 'Asal, Rasulullah
SAW pernah menyamakan kedudukan tidur dengan kondisi buang air besar dan
buang air kecil.

Artinya: "Saat sedang berpergian, Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk


melepaskan khuff (sepatu) kami selama tiga hari tiga malam kecuali karena junub,
(dan dibolehkan untuk tetap memakainya) karena buang air besar, buang air kecil,
dan tidur." (HR Ahmad, An Nasa'i, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Abu Malik Kamal ibn Sayyid Salim menafsirkan hadits di atas sebagai tidur yang
lelap. Dengan kata lain, tidur yang tidak menyisakan kesadaran dan tidak
merasakan apa-apa maupun menangkap suara di sekelilingnya, sehingga tidak
merasakan apapun ketika ada sesuatu yang keluar darinya.

Di samping itu, mayoritas fuqaha sepakat, tidur yang menjadi penyebab


membatalkan wudhu adalah tidur dalam posisi yang memudahkan keluarnya angin.
Seperti, tidur berbaring dengan posisi miring atau tidur sambil duduk dengan posisi
miring pada salah satu pinggang.

5. Menyentuh Kemaluan

Menyentuh kemaluan tanpa ada batas, baik itu kemaluan sendiri atau
kemaluan orang lain, adalah hal yang membatalkan wudhu. Dalam hadits riwayat
Ahmad dan Ibnu Hibban, Rasulullah SAW bersabda,

Artinya: "Siapa yang membawa tangannya ke kemaluannya, tanpa ada yang


membatasi, maka wajib berwudhu." (HR Abu Daud, An Nasa'i, dan Tirmidzi)

Perlu dicatat, bagi perempuan yang tidak sengaja menyentuh kemaluan dengan
penghalang, seperti kain atau sebagainya maka hal itu tidak membatalkan wudhu.
Berikut juga perempuan yang menyentuh kemaluan bayinya.

6. Tertawa Terbahak-bahak
Tertawa terbahak-bahak ketika sholat. Menurut Mazhab Hanafi, tertawa
dalam sholat dapat membatalkan wudhu. Pasalnya, perbuatan ini bertentangan
dengan keadaan sedang bermunajat kepada Allah SWT. Namun, masih ada
perbedaan pendapat mengenai hal ini. Ada pendapat yang menyebut hal ini tidak
membatalkan wudhu karena lemahnya dalil yang ada. Melainkan, ada dalil dari
sahabat nabi yang dianggap lebih kuat derajatnya menyebutkan bahwa orang yang
tertawa hanya perlu mengulangi salat (HR Bukhari). Dalam artian, tidak perlu
mengulangi wudhunya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

ُ ‫ ) ا ْل ُو‬merupakan salah satu syarat untuk melakukan ibadah


Wudhu ( ‫ض = ْو ُء‬
kepada Allah Swt. Wudhu merupakan bagian dari cara bersuci guna
menghilangkan hadas ataupun najis pada tubuh kita sehingga menyebabkan sahnya
seorang mukmin dalam melakukan ibadah. Wudhu berasal dari al wadhah artinya
indah dan elok. Dinamakan wudhu karena membersihkan dan memperindah orang
sehingga dianggap bagian dari thaharah, di mana kebersihan pangkal kesehatan.
Perintah berwudhu tertuang dalam Surat Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi: " Wahai
orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka
basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki.

B. Refleksi

Dengan adanya berwudhu yang dilakukan secara teratur bisa membantu


lancarkan peredaran darah. Saat kulit bersentuhan dengan air, maka akan terjadi
normalisasi suhu tubuh karena bertemunya suhu panas dalam tubuh dengan suhu
dingin air. Hikmah atau kelebihan dari berwudhu antara lain adalah: Mensucikan
diri Menambah pahala Mensucikan diri dari hadas besar dan hadas kecil.
C. Bukti Fisik

Minggu, 26 Maret 2023

Tempat ; Kost Rizal


Sabtu, 25 Maret 2023

Tempat : Rumah Nadya

Anda mungkin juga menyukai