Laporan Praktikum Pembuatan VIRGIN COCONUT OIL
Laporan Praktikum Pembuatan VIRGIN COCONUT OIL
Laboratorium Bioproses
Semester IV 2012/2013
Laporan Praktikum
VIRGIN COCONUT OIL (VCO)
Kelapa merupakan salah satu dari sekian banyak biji tanaman yang dapat digunakan dalam
pembuatan minyak. Minyak yang terbuat dari kelapa banyak digunakan masyarakat sebagai
minyak goreng.
Pembuatan minyak kelapa secara tradisional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi.
Pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian. Sebagai contoh,
pemanasan yang tinggi dapat mengubah struktur minyak serta menghasilkan warna minyak
kurang baik. Dewasa ini telah ditemukan suatu metode pembuatan minyak kelapa yang dapat
mengurangi kerugian-kerugian tersebut diatas. Metode ini didasarkan pada penemuan
biotekhnologi sederhana, yaitu penggunaan Saccharomyces sp untuk memisahkan minyak dari
karbohidrat dan protein yang terdapat dalam sel-sel endosperm biji kelapa. Metode ini lebih
dikenal dengan pembuatan minyak kelapa dengan menggunakan ragi atau pembuatan minyak
kelapa secara fermentasi (virgin oil).
Pada pembuatan minyak secara fermentasi ini sebenarnya yang diperlukan adalah enzim-enzim
yang dihasilkan oleh jamur saccharomyces sp. Enzim yang diproduksi oleh Saccharomyces sp ini
dilepaskan ke lingkungan sekiatr jamur untuk menghancurkan subtract tempat tumbuhnya
menjadi senyawa-senyawa organic dapat larut. Subtrat yang dihancurkan ini pada umumnya
berupa senyawa karbohidrat didalam endosperm biji kelapa. Minyak umumnya dapat berikatan
dengan karbohidrat dan protein. Dengan dihancurkannya karbohidrat oleh enzim yang
dihasilkan Saccharomyces sp, maka minyak maupun protein masing-masing akan terlepas.
Minyak akan berada di permukaan karena memiliki BJ yang lebih ringan, sedangkan proteinnya
akan mengendap. Protein yang mengendap inilah yang selanjutnya oleh orang sunda disebut
sebagai galendo.
Minyak
Minyak adalah istilah umum untuk semua cariran yang tidak larut/bercampur dengan
air(hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Ada sifat tambahan lain yang dikenal awam:
terasa licin apabila dipegang. Dalam arti sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke minyak
bumi (petroleum) atau produk olahannya: minyak tanan (kerosena). Namun demikian, kata ini
sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan (misalnya
minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya
minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangui-wangian(misalnya
minyak nilam).
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa
organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-
polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya
yang polaritasnya sama.
Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari
gliserol”. Jadi minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil hidrolisis minyak adalah asam
karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai
hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
Jenis-jenis minyak
Dilihat dari asalnya terdapat dua golongan besar minyak: minyak yang dihasilkan tumbuh-
tumbuhan (minyak nabati) dan hewan (minyak hewani), dan minyak yang diperoleh dari
kegiatan penambangan (minyak bumi).
Terpena dan terpenoid, yang dikenal sebagai minyak atsiri, atau minyak eteris, atau
minyak esensial (bukan asam lemak esensial!) dan merupakan bahan dasar wangi-wangian
(parfum) dan minyak gosok. Golongan ini praktis semuanya berasal dari tumbuhan, dan
dianggap memiliki khasiat penyembuhan (aromaterapi).. Kelompok minyak ini memiliki aroma
yang kuat karena sifatnya yang mudah menguap pada suhu ruang (sehingga disebut juga minyak
"aromatik").
Beberapa minyak tumbuhan lainnya yang banyak digunakan:
Minyak ikan, kaya DHA, baik untuk kerja otak
Margarin, bentuk padat karena perubahan cis menjadi trans
Biodiesel, bahan akar ramah lingkungan
Pengolahan minyak
Minyak yang dijumpai di pasaran dapat berupa zat murni, tetapi umumnya adalah
larutan/campuran. Proses pengolahan minyak murni (penyulingan / kilang minyak) biasanya
mencakup pemisahan dari bahan-bahan residu diikuti dengan pendinginan (kondensasi). Proses
pencampuran dengan bahan-bahan tertentu jika diperlukan dapat dilakukan setelahnya.
Dalam pembentukkan minyak, enzim denaturase akan membantu memasukkan ikatan
rangkap pada posisi tertentu di rantai asam lemak. Enzim akan terus bekerja berurutan hingga
menghasilkan produk akhir yaitu minyak.
Monolaurin dari Virgin Coconut Oil mampu menyembuhkan AIDS. Senyawa yang berasal dari
asam laurat itu mampu menyusup melewati membran lemak virus dan menghancurkannya.
"VCO" bakal menjadi pendukung utama kesehatan dunia.
Seseorang dapat dikatakan berada pada stadium AIDS jika minimal memiliki 2 penyakit
ikutan, misal gangguan diare, batuk, infeksi candida, dan sarcoma yang tidak kunjung sembuh
dengan nilai CD-4 di bawah 200. Nilai CD-4 menunjukkan derajat daya tahan tubuh manusia.
Semakin rendah angka itu, bibit penyakit mudah masuk ke tubuh karena daya tahan melemah.
Pada orang sehat nilai CD-4 di atas angka 1000. VCO terbukti anti virus yang sangat handal.
Berdasar- kan penelitian pada 15 pasien AIDS di Philipina selama 6 bulan, terbukti VCO
melumpuhkan virus penyebab AIDS. Asam laurat di dalam tubuh diubah menjadi monolaurin
yang akan menghambat proses pematangan HIV.
Penyulingan minyak kelapa seperti di atas berakibat kandungan senyawa-senyawa esensial
yang dibutuhkan tubuh tetap utuh. Minyak kelapa murni dengan kandungan utama asam laurat
ini memiliki sifat antibiotik, anti bakteridan jamur.
Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO), merupakan
merupakan modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan
kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta
mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan.
Membuat VCO
1. Siapkan santan didalam gelas kimia kemudian di pasteriusasi.
2. Keluarkan erlenmeyer dari dalam inkubator shake dan kemudian menuangkan starter kedalam
gelas kimia yang telah berisi santan.
3. Diamkan selama 2 hari
4. Setelah itu, saring dengan menggunakan corong kaca yang telah dilapisi kapas.
5. Ambil minyaknya letakkan kedalam botol bening yang telah disterilkan.
V. DATA PENGAMATAN
Suhu Inkubasi : 30 0C
Fermipan yang digunakan : 2 sendok makan
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum Bioproses kali ini kami telah membuat VCO (Virgin Coconut Oil) dengan
proses pembuatan VCO secara fermentasi. Pada proses fermentasi ini dapat menggunakan
mikroba penghasil enzim tertentu untuk memecah protein yang berikatan dengan minyak atau
karbohidrat sehingga minyak dapat terpisah secara baik. Proses fermentasi oleh bakteri asam
laktat terbukti mampu mengekstraksi minyak dari emulsi krim santan kelapa. Selama proses
fermentasi terjadi pemecahan senyawa-senyawa penyusun emulsi krim santan. Senyawa
karbohidrat dalam krim santan merupakan sumber karbon bagi bakteri asam laktat yang
digunakan sebagai sumber energi dalam metabolisme sel. Pembentukan asam laktat dari
karbohidrat menyebabkan penurunan pH substrat, sehingga dapat menyebabkan protein yang
juga sebagai emulsifier pada krim santan mengalami denaturasidan penggumpalan. Penguraian
protein juga berlangsung secara enzimatis oleh enzim aminpeptidase yang dihasilkan oleh
bakteri asam laktat yang digunakan sebagai bakteri starter.Aminopeptidase merupakan
eksopeptidase yang menguraikan peptide menjadi asam amino. Dengan terurainya karbohidrat
dan protein dalam emulsi krim santan, maka molekul minyak akan dibebaskan dan membentuk
lapisan tersendiri yang dapat dipisahkan dari bagian lainnya.
Adapun pada percobaan kali ini kami menggunakan Mikroba yang biasa digunakan yaitu
Sacacharomycea cerevisiae yang terdapat dalam ragi roti (fermipan). Fermipan merupakn ragi
roti yang dibuat dengan cara modern dari inokulum khamir yang berasal dari kultur murni.
Populasi mikroba fermipan terdiri dari khamir Sacacharomycea cerevisiae serta sedikit dari
golongan bakteri asam laktat seperti Lactobacillus aceti. Pada pembuatan VCO secara
fermentasi, Sacacharomycea cerevisiae menggunakan karbohidrat yang terkandung dalam krim
santan sebagai sumber energi utama sehingga ikatan karbohidrat, lemak dan proteinnya
menjadi longgar yang akhirnya akan terlepas. Minyak akan berada dipermukaan karena
memiliki berat jenis yang lebih ringan, sedangkan protein (blondo) dan air berada di bawah.
Pemisahan krim santan yang telah diinkubasi pada proses pembuatan VCO secara
fermentasi menggunakan ragi roti (fermipan) yang mengandung Sacacharomycea cerevisiae
memperlihatkan hasil yang sesuai harapan, dimana terbukti 3 lapisan yaitu lapisan atas berupa
minyak murni (VCO), lapisan tengah berupa krim (warna putih) dan lapisan bawah berupa air.
Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan volume VCO (ml) hasil fermentasi menunjukkan
hasil. Pada perlakuan antara suhu inkubasi dan konsentrasi fermipan, diperoleh hasil pada suhu
30OC dan konsentrasi fermipan 2 sendok makan per 100 ml starter yaitu menghasilkan 200 ml
VCO. Dari percobaan ini dapat menunjukkan bahwa suhu merupakan salah satu faktor
lingkungan yang mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan mikroorganisme. Saccharomyces
cereviciae optimal pertumbuhannya pada suhu 25-30OC, sedangkan enzim lipase yang
dihasilkannya mmapu bekerja optimal pada substratnya pada kisaran suhu 30-40 OC.
Semakin tinggi kadar air dalam VCO menyebabkan terjadinya reaksi hidrolisis yang dapat
mengubah minyak menjadi asam lemak bebas dan gliserol yang dilakukan oleh enzim lipase.
Enzim ini dihasilkan oleh mikroba yang tumbuh pada bahan pangan dengan kadar air tinggi.
Reaksi hidrolisi ini mengakibatkan ketengikan yang menghasilkan cita rasa dan bau tengik pada
minyak tersebut.
Hasil penelitian menunnjukkan bahwa kondisi fisik VCO menghasilkan minyak yang
berwarna bening (color less/white water) dan berbau harum khas kelapa. Sesuai dengan
pendapat Alamsyah (2005) yang mengatakan perbedaan utama VCO dengan minyak kelapa
biasa terletak pada warna, rasa (taste) dan bau (scent). Minyak kelapa murni memilik sifat
bening seperti air basah, tidak berbau (color less), mempertahankan bau dan rasa khas kelapa
segar. Warna minyak yang terbentuk disebabkan karena tidak adanya pemanasan, karena
selama proses pemanasan menyebabkan komponen karbohidrat, protein dan minyak akan
mengalami hidrolisis dan oksidasi yang akan berpengaruh pada warna minyak.
Berikut merupakan foto hasil pembuatan VCO kami :
VII.KESIMPULAN
VCO merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari kelapa tua segar sebagai bahan baku
dan diproses tanpa pemanasan atau dengan pemanasan terbatas,bergizi tinggi dan
mengandung 50-53% asam laurat.
VCO diproses dengan meniru cara alam sehingga tidak merusak kandunganessensial dari
lemak kelapa.
Perlakuan fermentasi pada kombinasi suhu inkubasi 30OC dan konsentrasi fermipan 2 sendok
makan per 100 ml starter, mengahasilkan produk VCO optimum dengan volume sebesar 200 ml.
Dalam percobaan ini dapat terlihat bahwa kesterilan pada proses pembuatan dan suhu
berpengaruh terhadap keberhasilan pembuatan VCO ini
http://www.google.com/url?q=http://parkyongyoo.files.wordpress.com/2012/04/pembuatan-
virgin-oil-vco.doc
http://navanafaa.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-pembuatan-virgin.html