Anda di halaman 1dari 10

TIM BELA PROFESI

DEWAN PIMPINAN CABANG


PERHIMPUNAN ADVOKAT INDONESIA
(DPC PERADI) KOTA PALU
Alamat: Jl. Panglima Polem No. 21 Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah
Palu, 07 Februari 2024

Perihal: Duplik dan Replik Rekonvensi

Kepada Yth,
Majelis Hakim Yang Memeriksa Dan Mengadili
Perkara Nomor. 111/Pdt.G/2023/PN.Pal
Di,-
Palu

Dengan hormat,
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:

1. DR. MUSLIM MAMULAI, S.H.,M.H.


2. M. WIJAYA S., S.H.,M.H.
3. SAHRUL, S.H.,CLA.
4. NASRUL JAMALUDIN, S.H.
5. JABAR ANURANTHA, S.H.,M.H.
6. ISHAK P. ADAM, S.H.,M.H.,CLI.
7. HARUN, S.H.
8. HIZBUDIN D. WAHAB, S.H.,M.H.
9. SOFYAN JOESOEF, S.H.,M.H.
10. AZRIADI BACHRY MALEWA, S.H.
11. BUHARI, S.H.
12. SUTANTO SAGANTA, S.H.
13. UHUT HUTAPEA, S.H.
14. SOEHARDI ABIDIN, S.H.
15. MOHAMAD SHOLEH, S.H.,M.H.
16. M. FAJRIN, S.H.
17. MOH. TAUFIK, S.H.
Kesemuanya berkewarganegaraan Indonesia, para Advokat dari TIM BELA PROFESI DPC
PERADI PALU beralamat di Jl. Panglima Polem No.21 Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah,
alamat domisili Surat Elektronik (email): jayagondrong666@yahoo.co.id yang dalam kuasa ini
dapat bertindak secara Bersama-sama maupun sendiri-sendiri untuk dan atas nama serta
mewakili kepentingan hukum MOH. RIFALDI, S.H., Selaku Tergugat II, berdasarkan Surat
Kuasa Khusus Nomor: 01/SK-TBP/PERADI/DPC-PL/XII/2023 tanggal 22 Desember 2023,
dengan ini mengajukan Duplik dan Replik Rekonvensi terhadap Replik Penggugat sebagai
berikut:

DUPLIK DAN REPLIK REKONVENSI | 1


TIM BELA PROFESI DPC PERADI PALU
Bahwa Tergugat II dengan tegas menolak seluruh dalil-dalil sebagaimana yang telah
dikemukakan Penggugat dalam Replik maupun dalam Gugatan a quo, kecuali terhadap hal-hal
yang diakui secara tegas dan terang tentang kebenarannya;

1. Gugatan Penggugat Kabur (Obscur Libel)

a. Penggabungan Pasal 1365 dengan Pasal 1372 KUH Perdata adalah Keliru;
- Bahwa mencermati gugatan Penggugat dalam Posita angka 8 pada pokoknya
mendalilkan bahwa “perbuatan Tergugat I dan Tergugat II dikualifikasi sebagai
perbuatan yang mengandung penghinaan dan pencemaran nama baik serta
merendahkan kehormatan Penggugat sebagai Perbuatan Melawan Hukum”, hal ini
menegaskan bahwa gugatan Penggugat didasarkan pada ketentuan Pasal 1365
dengan Pasal 1372 KUH Perdata.
- Bahwa penggabungan Pasal 1365 dengan Pasal 1372 KUH Perdata oleh Penggugat
adalah keliru. Menurut ilmu hukum, penghinaan (beledeging) merupakan bentuk
khusus dari perbuatan melawan hukum; dengan demikian segala tuntutan
keperdataan yang timbul dari dan didasarkan atas penghinaan haruslah didasarkan
kepada Pasal-pasal yang mengatur penghinaan tersebut. Pasal 1372 dan seterusnya
dari KUH Perdata yang mengatur tentang tuntutan keperdataan karena penghinaan
tidak memberikan uraian (definisi) dari apa yang dimaksud dengan penghinaan
(beledeging).
- Bahwa akan tetapi sudah menjadi Yurisprudensi tetap bahwa dengan beledeging
dalam Pasal 1372 sampai dengan pasal 1380 KUH Perdata dimaksudkan adalah
perbuatan-perbuatan yang sama sebagaimana diatur dalam Bab XVI dari buku ke-
II KUH Pidana, karena Pasal 1365 KUH Perdata seperti umum diketahui adalah
dasar hukum mengenai tuntutan-tuntutan berdasarkan perbuatan melawan hukum.
- Bahwa sebaliknya Pasal 1372 KUH Perdata adalah dasar hukum khusus
“penghinaan” dari perbuatan melanggar hukum. Kedua dasar ini tidak dapat
digunakan secara kumulatif. Dengan kata lain bilamana gugatan didasarkan atas
Pasal 1372 KUH Perdata yaitu perbuatan penghinaan juncto pasal 310 KUH Pidana
mengenai pencemaran nama baik, tidak boleh digunakan lagi Pasal 1365 KUH
Perdata. Asser Rutten dalam bukunya mengemukakan sebagai berikut: “Peraturan
khusus dari tuntutan perdata berdasarkan fitnah berakibat bahwa mengenai fitnah
tidak dapat diajukan gugatan berdasarkan pasal 1401 (1365 KUH Perdata), akan
tetapi tuntutan demikian semata-mata harus didasarkan atas pasal 1408 (1372
KUHPerdata) dan seterusnya”.

b. Formulasi gugatan tidak jelas dasar hukumnya (rechtsgrond) dan atau dasar
faktanya (Fatelijke grond).
- Bahwa jika merujuk pada title gugatan dalam perkara a quo, Penggugat dengan
tegas mendalilkan yang pada pokoknya adalah Penghinaan dan Pencemaran
Nama Baik Terhadap Diri Penggugat melalui Media Informasi Elektronik.

DUPLIK DAN REPLIK REKONVENSI | 2


TIM BELA PROFESI DPC PERADI PALU
Namun apabila dicermati posita yang dikonstruksi oleh Penggugat dalam gugatan
a quo, maka sangat jelas tidak ditemukan adanya uraian mengenai letak perbuatan
Tergugat II yang menunjukkan perbuatan Penghinaan dan Pencemaran Nama
Baik, Penggugat hanya mendalilkan pada pokoknya bahwa Tergugat I bersama
Tergugat II telah menyampaikan ke media mengenai adanya Laporan Polisi yang
telah dibuat Tergugat I atas dugaan pencurian mobil merk/jenis Honda CRV warna
putih DN 1289 IE.
- Bahwa dengan demikian, gugatan a quo sangat tidak jelas mengenai dasar
hukumnya (rechtsgrond) dan atau dasar faktanya (Fatelijke grond). Formulasi
gugatan Penggugat a quo patut dikualifikasi sebagai gugatan tidak terang/tidak jelas
dan tidak tegas serta tidak tertentu (eenduideljke en bepaalde conclusie). Dengan
demikian tidak memenuhi syarat formil gugatan, sehingga beralasan hukum apabila
gugatan Penggugat patut dinyatakan tidak dapat diterima.

2. Gugatan Penggugat Premature;


a. Tidak terdapat Putusan Kode Etik atas diri Tergugat II
- Bahwa gugatan Penggugat dalam gugatannya telah mendudukan Tergugat II
sebagai salah satu subjek hukum Tergugat, padahal Penggugat telah mengetahui
dengan pasti bahwa kapasitas Tergugat II adalah seorang Advokat yang sedang
menjalankan Profesinya dengan itikad baik sebagai Penasehat Hukum yang di
tunjuk oleh Tergugat I berdasarkan Surat Kuasa tanggal 18 Oktober 2023 yang
sekaligus merupakan anggota Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Advokat
Indonesia (DPC PERADI) Kota Palu, Nomor Induk Advokat: 22.01803, yang
dilantik dan diangkat sumpah pada tanggal 16 Agustus 2022.
- Bahwa adapun jika tindakan Tergugat II bersama kliennya (Tergugat I) yang telah
menyampaikan ke media mengenai adanya Laporan Polisi yang telah dibuat
Tergugat I atas dugaan pencurian mobil merk/jenis Honda CRV warna putih DN
1289 IE, dipandang sebagai perbuatan pencemaran nama baik, maka tindakan
Tergugat II a quo tersebut haruslah diuji telebih dahulu apakah hal tersebut bukan
merupakan bagian dari tugas seorang Advokat yang menjalankan tanggungjawab
profesinya melalui pemeriksaan kode etik profesi pada organisasi yang
menaunginya in casu DPC Peradi Palu;
- Bahwa sampai dengan diajukannya gugatan a quo, DPC PERADI Kota Palu sama
sekali belum pernah menerima aduan dan atau pemeriksaan dugaan pelanggaran
etik atas diri Tergugat II selaku seorang Advokat dan karenanya mutatis mutandis
tidak pernah terdapat putusan kode etik Profesi atas diri Tergugat II yang
menyatakan Tergugat II telah melanggar kode etik Profesi Advokat dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab Profesinya;
- Bahwa dengan demikian, sudah sepantasnya majelis hakim yang memerika dan
mengadili perkara a quo menyatakan gugatan Penggugat Prematur atau belum
dapat diterima untuk diperiksa sengketanya dalam persidangan a quo;

DUPLIK DAN REPLIK REKONVENSI | 3


TIM BELA PROFESI DPC PERADI PALU
b. Tidak ada Putusan Pidana atas diri Tergugat II
- Bahwa Pasal 1372 KUHPerdata merumuskan “Tuntutan Perdata tentang hal
penghinaan diajukan untuk memperoleh penggantian kerugian serta pemulihan
kehormatan dan nama baik, akan tetapi yang dimaksud dengan perbuatan
“penghinaan” dalam Pasal 1372 KUHPerdata tersebut adalah sebagaimana
penghinaan sebagai suatu kejahatan atau tindak pidana yang diatur dalam Buku
II Bab XVI KUHP.
- Bahwa karena penghinaan dalam Pasal 1372 KUHPerdata tersebut merupakan
tindak pidana, maka untuk dapat melakukan gugatan perdata pencemaran nama
baik, hanya dapat dilakukan jika sudah ada keputusan pengadilan pidana yang
berkekuatan hukum tetap dan menyatakan Tergugat II bersalah melakukan
tindak pidana pencemaran nama baik. Sementara, hingga saat ini tidak terdapat
bukti bahwa Penggugat telah membuat Laporan Polisi pencemaran nama baik
atas diri Tergugat II sehingga mutatis mutandis tidak terdapat putusan pidana
yang menyatakan Tergugat II bersalah melakukan pidana pencemaran nama
baik, hal ini karena Putusan hakim pidana yang telah berkekuatan hukum tetap
merupakan bukti sempurna dan dasar untuk mengajukan tuntutan ganti rugi
dalam perkara perdata. Hal ini sejalan dengan pendapat Prof. Dr. Mariam
Darus Badrulzaman, SH., yang menyatakan pada pokoknya “Dalam menilai
penghinaan ini hakim perdata memperhatikan berat ringannya penghinaan
yang diambil dari keputusan hakim pidana” (vide: K.U.H PERDATA BUKU
III HUKUM PERIKATAN DENGAN PENJELASAN, Edisi Kedua Catatan
ke-3 tahun 2011, Penerbit P.T. Alumni, halaman 151);
- Bahwa berdasarkan uraian diatas, maka sudah sepantasnya majelis hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini menyatakan gugatan Penggugat
Prematur atau belum dapat diterima untuk diperiksa sengketanya dalam
persidangan a quo;

c. Gugatan Penggugat Kurang Pihak;


- Bahwa Penggugat dalam gugatannya hanya mendudukan Tergugat II sebagai
subjek hukum Tergugat, didalam Surat Kuasa antara Tergugat I selaku Pemberi
Kuasa dan Tergugat II selaku Penerima Kuasa, bukan hanya Tergugat II saja
bertindak selaku penerima kuasa melainkan ada beberapa Advokat lainnya
yang juga ikut serta dalam mewakili kepentingan hukum Tergugat I
sebagaimana Surat Kuasa tertanggal 18 Oktober 2023;
- Bahwa lebih lanjut Penggugat dalam gugatannya tidak mendudukan beberapa
media resmi sebagai Tergugat, dalam hal ini detaknews.id dan
deadlinenews.co sebagaimana Media Sosial Informasi Elektronik yang diduga
berisi informasi memuat unsur Penghinaan dan Pencemaran nama baik
terhadap Penggugat a quo.
- Bahwa dengan demikian, gugatan beralasan apabila dipandang kurang pihak
dan terhadap gugatan a quo dinyatakan tidak dapat diterima;

DUPLIK DAN REPLIK REKONVENSI | 4


TIM BELA PROFESI DPC PERADI PALU
Bahwa seluruh dalil-dalil yang Tergugat II kemukakan diatas merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam jawaban pokok perkara yang telah diajukan sebelumnya. Kemudian
setelah membaca, meneliti dan mencermati Replik Penggugat, maka Tergugat II akan
menguraikan hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa Terhadap seluruh dalil dan uraian Replik Pengugat secara tegas ditolak oleh
Tergugat II kecuali yang diakui dan kebenarannya diterima jelas oleh Tergugat II dan
merupakan fakta di persidangan.

2. Bahwa sebelumnya Tergugat II menegaskan hal-hal sebagai berikut:


- Tergugat II adalah Advokat yang ditunjuk oleh Tergugat I sebagai Kuasa Hukum untuk
mewakili kepentingan hukum Tergugat I berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 18
Oktober 2023 yang dalam hal ini Tergugat II diberi hak dan wewenang untuk
menghadap dan berbicara dengan pejabat-pejabat baik sipil maupun militer serta
Kepolisian di Wilayah Republik Indonesia, Kejaksaan Negeri maupun Kejaksaan
Tinggi, membuat dan mengajukan Somasi / teguran-teguran, membuat dan mengajukan
Legal Opinion, meminta dan atau mengajukan dokumen-dokumen relevan, meminta
dan atau memberikan keterangan-keterangan, membuat Laporan Polisi di kantor
Kepolisian, mendampingi serta mewakili dalam setiap panggilan-panggilan maupun
dalam setiap pemeriksaan-pemeriksaan, membuat dan mengajukan gugatan di
pengadilan Negeri, menghadiri dan mengambil sikap dalam Mediasi, menandatangani
segala akta-akta, surat-surat maupun kwitansi-kwitansi, menghadiri pertemuan-
pertemuan termasuk mengadakan jumpa pers;
- Bahwa pada tanggal 19 Oktober 2023 Tergugat I didampingi oleh Tergugat II selaku
kuasa hukumnya membuat Laporan Polisi di Kantor Kepolisian Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah, atas dugaan tindak Pidana Pencurian sebagaimana diatur dalam Pasal
362 KUHPidana, adapun yang menjadi Terlapor dalam Laporan Polisi tersebut adalah
Penggugat, berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/B/233/X/2023/SPKT/POLDA
SULAWESI TENGAH tanggal 19 Oktober 2023 terkait dengan dugaan tindak pidana
Pencurian yang terjadi sekitar pukul 00.30 Wita pada hari Selasa 17 Oktober 2023 di
desa Tompira Kecamatan. Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara;
- Bahwa pada tanggal 20 Oktober 2023 Tergugat I didampingi oleh Tergugat II selaku
kuasa hukum melangsungkan Press Conference (Konferensi pers) bertempat di Tanaris
Cafe yang dihadiri oleh beberapa awak media, hasil dari conference pers yang pada
pokoknya Tergugat I menyebutkan “telah membuat Laporan di Polda Sulteng
sebagaimana Laporan Polisi Nomor: LP/B/233/X/2023/SPKT/POLDA SULAWESI
TENGAH tanggal 19 Oktober 2023 terkait dengan dugaan tindak pidana Pencurian;

3. Bahwa selanjutnya berdasarkan uraian tersebut diatas dengan ini Tergugat II dengan tegas
menolak dalil dan uraian Penggugat dalam uraian angka 1, angka 2, dan angka 3 yang pada
pokoknya menyebut bahwa Penggugat telah membeli 1 unit mobil CRV warna putih, No
Pol: DN 1289 IE secara mengangsur melalui Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II dengan

DUPLIK DAN REPLIK REKONVENSI | 5


TIM BELA PROFESI DPC PERADI PALU
mengatasnamakan Tergugat I dengan cara meminjam Kartu Tanda Penduduk Tergugat I,
dan berniat melakukan perubahan administrative 6 (enam) bulan setelah pembelian.

4. Bahwa terkait dengan uraian Perubahan Administrative (perubahan nama Pemilik


kendaraan) tersebut diatas merupakan dalil yang tidak benar, Adapun dalam hukum
perjanjian dan atau dalam teori Pembuktian Perdata tidak dikenal dengan ketentuan silent
agreement yang menegaskan bahwa nama dalam STNK, BPKB serta Akad Kredit adalah
jelas selaku Pemilik kendaraan a quo, sehingga dengan demikian dalil Perubahan
Administrative tersebut adalah hal yang mengada-ada oleh Penggugat.

5. Bahwa selanjutnya uraian Penggugat dalam gugatannya yang menyebutkan informasi yang
viral terhadap “pernyataan Tergugat I dan Tergugat II mengenai Laporan Pencurian 1 unit
mobil CRV warna Putih No. Pol DN 1289 IE atas nama Tergugat II” memuat unsur
Penghinaan dan Pencemaran. dalil gugatan Penggugat telah jelas Kabur dikarenakan
Tergugat II sendiri senyatanya telah melakukan dan atau membuat Laporan Polisi di Polda
Sulteng sebagaimana isi dalam Pemberitaan yang viral tersebut, sehingga jelas Penyataan
Tergugat I dan Tergugat II melalui Media dimaksud adalah sebuah fakta dan benar adanya.

6. Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas bahkan atas pernyataan Turut Tergugat I dan
Turut Tergugat II yang diketahui pasti adalah hal yang dilarang dan terindikasi dalam
Tindak Pidana dalam proses jual beli secara mengangsur dengan mengatasnamakan orang
lain. Disamping itu Tergugat II tidak memahami betul maksud dari Penggugat yang
mengajukan kredit kendaraan dengan mengatasnamakan orang lain yang tidak memiliki
hubungan darah dan kekeluargaan sehingga patut pula dipertimbangkan dalam pembuktian
atas dalil a quo.

7. Bahwa Tergugat II dengan tegas menolak dalil Penggugat dalam gugatan angka 4 yang
menyebutkan Tergugat II bersama-sama dengan Tergugat I melaporkan Kasus Pencurian
di Kantor Polda Sulteng, yang mana diketahui pasti oleh Penggugat bahwasanya Tergugat
II bertindak selaku Advokat (Penerima Kuasa) dan menjalankan tugas profesi sebatas
mendampingi Klien (Pemberi Kuasa) dalam perkara pidana. Olehnya Tergugat II
berkeberatan apabila atas kerja profesi dimaksud menjadi dasar didudukkannya selaku
Tergugat dalam perkara a quo.

8. Bahwa selanjutnya Tergugat II tegas pula menolak dalil gugatan angka 5 yang
menyebutkan Tindakan Tergugat II yang memviralkan kejadian dalam uraian gugatan
angka 4 melalui Media Sosial Informasi Elektronik (Detak News, GNews, DeadlineNews)
sehingga menurut Penggugat patut untuk mendudukkan Tergugat II selaku pihak yang
telah melakukan perbuatan melawan hukum dan layak untuk digugat, yang mana diketahui
serta berdasarkan uraian sebelumnya Tergugat II adalah Advokat yang menjalankan Tugas
Profesi dengan itikad baik dalam membela kepentingan Klien (Pemberi Kuasa) sehingga
berhak untuk mendapat perlindungan hukum baik secara perdata maupun pidana di dalam
maupun di luar persidangan sebagaimana pula dalam ketentuan yang tertuang dalam
Putusan Mahkamah Agung Nomor 646K/Pid.Sus/2019 tanggal 25 April 2019 dengan tegas

DUPLIK DAN REPLIK REKONVENSI | 6


TIM BELA PROFESI DPC PERADI PALU
menyebut bahwa Pihak yang langsung melakukan Tindakan ke dalam system elektronik
adalah Wartawan Media.

9. Bahwa Tergugat II selanjutnya tegas menolak dalil gugatan angka 6 dan angka 7 yang
menyebut konten pemberitaan mendudukkan Penggugat sebagai pihak yang melakukan
tindak pidana pencurian melalui media social oleh Tergugat I dan Tergugat II dalam
Confrensi Pers, yang pada faktanya Tergugat I dalam confrensi Pers dimaksud sekedar
penyampaian bahwasanya telah dilakukan Pelaporan atas Tindakan Pencurian di
Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah sebagaimana Surat Tanda Terima Laporan Polisi
Nomor: STTLP/233/X/2023/SPKT/POLDA SULTENG. Bahwa dari pemberitaan media
yang kemudian mendudukkan Penggugat sebagai pihak yang melakukan pencurian dan
menjatuhkan nama baik selaku Anggota DPD RI, Kepala Keluarga dan Individu adalah
diluar dari kuasa Tergugat II sendiri dan bukan merupakan tindakan yang telah diperbuat.

10. Bahwa Tergugat II secara tegas menolak dalil gugatan angka 8 yang menyebut Penggugat
telah dihakimi secara sepihak tanpa didukung bukti dan fakta atas pemberitaan mengenai
diri Penggugat, namun pada faktanya jelas dalam Konfrensi Pers yang dilakukan Tergugat
I menyampaikan dan menunjukkan langsung bukti Laporan Polisi sebagaimana Surat
Tanda Terima Laporan Nomor: STTLP/233/X/2023/SPKT/POLDA SULTENG, demikian
pula dengan Tindakan Tergugat II yang sebatas melaksanakan tugas profesi dalam
membela kepentingan klien dengan itikad baik dalam mendampingi prosesi konfrensi pers
tersebut.

11. Bahwa selanjutnya dengan tegas Tergugat II menolak dalil gugatan Penggugat angka 9
karena sekadar asumsi yang bukan merupakan fakta dan mesti dilakukan pembuktian
terlebih dahulu.

12. Bahwa selanjutnya Tergugat II menolak dalil dan uraian gugatan Penggugat angka 10 yang
menyebutkan sejumlah kerugian yang diderita akibat Tindakan para Tergugat. dikarenakan
kerugian dimaksud kabur dan tidak jelas, tidak dihitung secara terperinci, sekedar klaim
secara sepihak dan harapan Penggugat bukan merupakan fakta serta harus dilakukan
pembuktian terlebih dahulu mengenai kerugian materill maupun kerugian immaterill.

13. Bahwa karena kerugian Penggugat dimaksud dalam gugatan kabur dan tidak jelas, tidak
dihitung secara terperinci, sekadar klaim sepihak dan harapan Penggugat bukan merupakan
fakta serta harus dilakukan pembuktian terlebih dahulu baik kerugian materill maupun
kerugian immaterill dengan demikian Tergugat II secara tegas pula menolak dalil dan
uraian Penggugat angka 11 terkait sita jaminan atas sejumlah kerugian yang harus
dibayarkan kepada Penggugat;

Bahwa berdasarkan seluruh uraian di atas, jelas bahwa dalil-dalil yang dikemukakan
Penggugat adalah tidak benar dan berdasar, justru sebaliknya perbuatan Penggugat yang
menarik Tergugat II dalam perkara a quo dalam kapasitas sebagai Penasehat Hukum

DUPLIK DAN REPLIK REKONVENSI | 7


TIM BELA PROFESI DPC PERADI PALU
Tergugat I telah merugikan Tergugat II, sehingga izinkanlah kami Tergugat II mengajukan
gugatan balik (Rekonvensi) sebagaimana diurai dibawah ini.

Bahwa dalil-dalil yang telah dipergunakan Dalam Konvensi dianggap digunakan


kembali dalam Rekonvensi terkecuali yang secara tegas tidak diakui oleh Penggugat
Rekonvensi.

Bahwa dalam Rekonvensi ini, Penggugat Konvensi dalam Pokok Perkara disebut sebagai
Tergugat Rekonvensi, dan sebaliknya Tergugat Konvensi dalam Pokok Perkara disebut
sebagai Penggugat Rekonvensi.

Bahwa adapun alasan-alasan yang menjadi dasar Rekonvensi ini adalah sebagai berikut:

- Bahwa Penggugat Rekonvensi adalah Advokat yang ditunjuk oleh Tergugat I dalam
Konvensi sebagai Penasehat Hukum untuk mewakili dan atau mendampingi Pemberi
Kuasa (Tergugat I dalam Konvensi) berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 18
Oktober 2023 yang dalam hal ini Penggugat Rekonvensi diberi hak dan wewenang
untuk menghadap dan berbicara dengan pejabat-pejabat baik sipil maupun militer serta
Kepolisian di Wilayah Republik Indonesia, Kejaksaan Negeri maupun Kejaksaan
Tinggi, membuat dan mengajukan Somasi / teguran-teguran, membuat dan mengajukan
Legal Opinion, meminta dan atau mengajukan dokumen-dokumen relevan, meminta
dan atau memberikan keterangan-keterangan, membuat Laporan Polisi di kantor
Kepolisian, mendampingi serta mewakili dalam setiap panggilan-panggilan maupun
dalam setiap pemeriksaan-pemeriksaan, membuat dan mengajukan gugatan di
pengadilan Negeri, menghadiri dan mengambil sikap dalam Mediasi, menandatangani
segala akta-akta, surat-surat maupun kwitansi-kwitansi, menghadiri pertemuan-
pertemuan termasuk mengadakan jumpa pers;

- Bahwa tindakan Penggugat Rekonvensi, namun tidak terbatas pada mengadakan jumpa
pers, didasarkan pada Surat Kuasa dari Tergugat I dalam Konvensi adalah rangka
menjalankan tugas profesi sebagai seorang Advokat dengah itikad baik sebagaimana
ketentuan Undang-Undang Advokat sebagaimana ketentuan Pasal 14, 15, dan 16 UU
No 18 thn 2003 tentang Advokat dan keputusan Mahkamah Konstitusi, yang pada
pokoknya menyatakan bahwa Advokat tidak dapat dituntut baik secara pidana maupun
Perdata dalam Menjalankan Tugas Profesinya demi untuk kepentingan pembelaan
Klien di dalam sidang pengadilan maupun diluar Persidangan;

- Bahwa Tindakan Tergugat Rekonvensi yang menarik Penggugat Rekonvensi dalam


perkara a quo, telah menghalangi tugas Penggugat Rekonvensi sebagai seorang
Advokat dalam memberikan jasa hukum, termasuk konsultasi hukum, menjalankan
kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk
kepentingan hukum klien.

DUPLIK DAN REPLIK REKONVENSI | 8


TIM BELA PROFESI DPC PERADI PALU
- Bahwa perbuatan Tergugat Rekonvensi tersebut yang mendudukan Penggugat
Rekonvensi dalam perkara a quo, telah pula terpublikasi secara luas melalui media
online, hal ini kemudian berdampak pada diri Penggugat Rekonvensi sebagai seorang
Advokat, yakni menjadi tercemar dan rusak nama baiknya dimata publik khususnya di
Provinsi Sulawesi Tengah sehingga berdampak pada hilangnya kepercayaan publik
terhadap layanan jasa Penggugat Rekonvensi sebagai seorang Advokat.

- Bahwa perbuatan Tergugat Rekonvensi tersebut, patut dikualifikasi sebagai perbuatan


pencemaran nama baik, sehingga akibat perbuatan Tergugat Rekonvensi, adalah
beralasan apabila Penggugat Rekonvensi menuntut ganti rugi sebesar
Rp.100.000.000.000 (seratus miliar rupiah) yang dibebankan kepada Tergugat
Rekonvensi.

Berdasarkan segala apa yang teruraikan diatas, Tergugat II dalam Konvensi/Penggugat


Rekonvesi mohon dengan hormat sudilah kiranya Majelis Hakim yang memeriksa gugatan a
quo berkenan memutuskan;

M E N G A D I L I:

Berdasarkan pada uraian-uraian tersebut diatas dengan ini kami mohonkan kepada Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo berkenan memutus dengan amar putusan
sebagai berikut:

DALAM KONVENSI:

DALAM EKSEPSI :
Menerima eksepsi Tergugat II;

DALAM POKOK PERKARA


Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan tidak dapat
diterima;

DALAM REKONVENSI
1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya;
2. Menyatakan hukum bahwa Perbuatan Tergugat Rekonvensi adalah pencemaran nama
baik;
3. Menghukum Tergugat Rekonvensi membayar kerugian inmaterial sebesar
Rp.100.000.000.000 (seratus miliar rupiah) kepada Penggugat Rekonvensi;
4. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara
ini;

SUBSIDAIR:
Atau jikalau majelis hakim berpendapat lain, mohon putusan yang adil.

DUPLIK DAN REPLIK REKONVENSI | 9


TIM BELA PROFESI DPC PERADI PALU
Hormat Kami,
Kuasa Hukum
Tergugat II / Penggugat Rekonvensi

DR. MUSLIM MAMULAI, S.H.,M.H. M. WIJAYA S., S.H.,M.H.

SAHRUL, S.H.,CLA. NASRUL JAMALUDIN, S.H.

JABAR ANURANTHA, S.H.,M.H. ISHAK P. ADAM, S.H.,M.H.,CLI.

HARUN, S.H. HIZBUDIN D. WAHAB, S.H.,M.H.

SOFYAN JOESOEF, S.H.,M.H. AZRIADI BACHRY MALEWA, S.H.

BUHARI, S.H. SUTANTO SAGANTA, S.H.

UHUT HUTAPEA, S.H. SOEHARDI ABIDIN, S.H.

MOHAMAD SHOLEH, S.H.,M.H. M. FAJRIN, S.H.

MOH. TAUFIK, S.H.

DUPLIK DAN REPLIK REKONVENSI | 10


TIM BELA PROFESI DPC PERADI PALU

Anda mungkin juga menyukai