Anda di halaman 1dari 10

Nama : Rico Armansyah Cipto Nugroho (2300103911220065)

Kelas PJOK-E

Filosofi Pendidikan Indonesia

Tugas 1: Refleksi Pengalaman Bersekolah


 Pengalaman apa yang membuat Anda menjadi rindu bersekolah, atau, pengalaman apa
yang membuat Anda kehilangan motivasi untuk bersekolah? (pilih salah satu)
Jawaban : Pengalaman yang tidak akan saya lupakan dan selalu melekat dalam benak
memori saya adalah ketika fase sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah
atas (SMA). Karena pada saat itu orang tua saya memilih tidak menyekolahkan saya
disekolah regular atau tidak sama dengan teman-teman sebaya saya, orang tua saya
memilih lembaga pesantren dan mempercayakan kepada mereka pendidikan formal,
informal dan lainya, awalnya saya tidak betah dan naif akan betah bertempat tinggal
dipesantren, awalnya sebagai bocah smp yang masih umur 12 atau 13 tahun nangis, tidak
betah dengan suasana baru, tidak suka dengan makanan yang disediakan oleh pihak
pesantren, mengalami perundunga (pembulian). Akan tetapi lambat laun saya betah
dengan dukungan moral orang tua yang selalu menyakikan saya, bahwasanya mereka
sebagai orang tua tidak ada niatan membuang anaknya dipondok pesantren, justru mereka
sayang kepada saya, mereka berharap saya mendapatkan pondasi agama yang kuat dan
pendidikan formal yang berimban, terutama diilmu agama yang sangat mendalam karena
belajar langsung dari sumbernya. Lambat laun saya menjadi betah, karena suasa yang
menyenangkan membuat saya betah belajar, guru atau ustd yang selalu membimbing
dengan baik, memarahi dengan tegas tapi tidak menghardik seseorang, menguatkan
mental para santri, bahwasanya orang tua menaruh kita di pondok pesantren itu niat yang
mulia dan akan menjadi bekal baik bagi kita dimasa depan. Pengalaman dipondok
pesantren saya jadi belajar banyak hal, mulai bisa belajar rebana, qiroah, pidato
menggunakan bahasa arab dan bahasa inggris, belajar debang menggunakan dua bahasa
asing juga, kepramukaan, olahraga dengan fasilitas yang lumayan cukup mendukung,
yang menyenangkan siatusi kelas yang hidup saling belajar dan haus akan pelajaran, saya
merasa bisa mengeksplorasi diri saya dari berbagai hal. Akan tetapi hal tersebut sanggat
terasa cepat, enam tahun tidak terasa, ya walupun ada pahit manisnya hidup dipesantren
saya sanggat bangga dan bahagia bisa merasakan status santri dan tidak akan saya lepas
marwah santri dari hidup saya, karena dipesantrenlah saya menemukan pondasi hidup
saya, saya ingin hidup saya yang singkat ini bermanfaat untuk diri saya sendiri, keluarga
terlebih orang lain, karena diwaktu hidup yang singkat ini, hidup saya bisa bermanfaat
untuk orang lain, entah dalam ranah pendidikan, sosial, ekonomi, budaya atau lainya,
semoga hidup saya bisa bermanfaat (aamiin).
 Peristiwa apa yang membuat Anda merasa berkembang dan belajar sebagai seorang
pembelajar?
Jawaban : banyak pristiwa yang berkaitan dan silih berganti menghampiri saya ingin
menjadi guru, dari sekolah pertama saya, yaitu keluarga dan didikan orang tua, SD ada
guru yang menurut saya saying berintegritas, beliau adalah almarhum Bapak Buang S.Pd,
beliau guru mtk yang membuat saya jatuh cinta akan perhitungan, kemudian di SMP guru
agama Bapak Nur Hadi S.Pd.I, beliau sangat telaten dengan tutur kata yang lembut
membuat saya sangat paham tentang apa itu agama islam dan membekas dalam benak
saya hingga saat ini, di SMA ada Ibu Fatimah S.Pd. guru ekonomi yang membuat saya
mengerti pentingnya perekonomian dan tau akan pentingnya financial stable
dikehidupan, lalu diperguruan tinggi ada Bapak Prof. Dr, M.E Winarno, M.Pd beliau
memberi pembelajaran yang sangat baik dari matakuliah yang beliau sampaikan, beliau
sanggat memanusiakan para mahasiswanya, memberi semangat dan motivasi tanpa henti,
dari berbagai masa dalam mengeyenyam pendidikan, berbagai macam orang hebat yang
saya temui, ketika saya pernah mengajar disalah satu sekolah dasar di kabupaten malang,
menjadi guru ternyata menyenangkan dan tidak lupa penuh tanggung jawab, saya bisa
merasa hidup ketika memberi ilmu yang saya dapat kepada murid didik saya dan semoga
mereka dapat menerima, menyerap, mengamplikasikan dan bermanfaat bagi
kehidupanya, khususnya dibidang pendidikan jasmani
 Siapa sosok guru yang menginspirasi Anda?
Jawaban : Dari berbagai macam tokoh yang telah saya ceritakan, kehebatan dan
kelebihan beliau mereka masing-masing, ada sosok tokoh penting dan fundamental yang
sangat menginspirasi saya berkarir menjadi guru. Benar pesan dari Bapak pendidikan
Indonesia Ki Hajar Dewantara bahwasanya, setiap orang adalah guru, setiap rumah
adalah sekolah. Sosok tersebut adalah ayah dan ibu saya, rumah atau sekolah pertama
saya, orang atau guru pertama dan guru yang selalu ada untuk saya serta tidak lelah
membimbing saya dari buaian hingga saat ini.
Apakah saya salah menjadikan kedua orang tua saya menjadi sosok guru panutan yang
menginspirasi saya berkarir di dunia pendidikan?
 Apa pengalaman yang berkesan bersama guru tersebut?
Jawaban : Pengalaman yang berkesan teramat banyak, mulai dari bagaimana saya harus
menghargai diri saya sendiri agar tidak mudah dijatuhkan atau dipatahkan semangat oleh
orang lain, menghargai orang lain, tepat waktu, disiplin, bekerja keras dan bekerja cerdas,
harus pintar-pintar memilih dalam pertemanan (karena hidup adalah tentang memilih),
menyangi sesama, jangan lupa berbagi walaupun sedikit.
 Pernahkah Anda menduplikasi atau mengadaptasi yang dilakukan oleh guru tersebut di
kelas yang Anda ampu? Apa yang Anda lakukan?
Pernah saya amplikasikan, ketika saya mengajar di SD Muhammadiyah 08 Dau,
Kabupaten Malang, saya menanamkan apa itu makna menghargai, mulai menghargai diri
sendiri, yang selalu semangat bersekolah, kemudian menghargai orang lain, disiplin
menghargai waktu dan berkata jujur. Dan masih banyak yang lainya.

Panduan menulis tulisan reflektif


Setelah menonton 2 video dan memaknai panggilan diri menjadi seorang guru, Anda diminta
menuliskan sebuah tulisan reflektif kritis dengan jumlah minimum 300 kata dan maksimum
500 kata dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan panduan yang telah disediakan.

Berikut adalah pertanyaan panduan tulisan reflektif Anda:


 Siapa saya saat ini?
 Mengapa saya memilih menjadi guru?
 Bagaimana saya bisa menjadi guru yang berpihak pada peserta didik?
Jawaban
 Sebagai warna negara Indonesia seutuhnya yang merdeka dalam memilih, saya ingin
turut andil dalam upaya mecerdaskan generasi bangsa, khususnya dibidang disiplin ilmu
saya yaitu pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, saya tidak ingin hanya mengkritik
diinternet, yang hanya bisa menyalahkan pemerintah dan menuntut segalanya instan.
Kemudian sebagai mahluk sosial, saya ingin hidup saya yang hanya sebentar didunia
dapat bermanfaat bagi masyarkat (khususnya dibidang pendidikan) untuk apa arti hidup
didunia yang fana ini kalo tidak bisa bermanfaat, karena dalam agama islam, dianjurkan
sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang yang lainya. Oleh karena itu
saya ingin bermafaat, yang ketiga saya ingin menjadi pandu estafet ibu saya yang tidak
bisa menjadi guru, karena ibu saya sebatas tamatan sma dikala itu orang tuanya bercerai
dan tidak mampu membianyainya, terpaksa ibu saya bekerja untuk membantu
perekonomian nenek beliau, karena dikala itu ibu saya ikut neneknya.
 menjadi guru adalah suatu yang mulia, bermanfaat bagi banyak orang, dan kebangaan
orang tua saya, saya ingin bermanfaat dibidang ilmu pengetahuan, karena pengetahuan
akan selalu dipakai sampai akhir hayat, dibidang pendidikan jasmani saya ingin menjadi
orang berkompeten, membina siswa-siswi saya kelak, agar sadar kesehatan dan
kebugaran jasmani sangat penting, karena didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat. Oleh karena itu sangat penting mengingatkan generasi bangsa Indonesia sadar akan
pentingnya kebutuhan olahraga, menjadi guru bukan sekedar mengajar tetapi juga
mendidik, bagaimana perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa tersebut
selaras sesuai usianya dan masih banyak lainya. Intinya menjadi guru adalah profesi yang
mulia dan saya berusaha mewujudkanya dengan cara salah satunya mengikuti PPG ini.
 Menjadi guru yang berpihak kepada murid, bukan tentang memanjakanya, bukan tentang
membebaskanya tanpa batasan dan melanggar norma, berpihak kepada murid adalah
dengan cara bagaimana kita sebagai seorang pendidik, memberikan yang terbaik untuk
siswa dan siswi kita kelak, memberikan fasilitas terbaik untuk menunjang keberhasilan
serta tujuan belajar siswa tercapai. Mengamati segala aspek perkembangan dari ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik, bagaimana tumbuh kembangnya harus terus
berprogres dan selaras sesuai usianya. Menjadi guru juga harus menjadi orang tua kepada
seluruh peserta didik tanpa terkecuali.
Nama : Rico Armansyah Cipto Nugroho (2300103911220065)
Kelas PJOK-E

Filosofi Pendidikan Indonesia

Tugas 2: Panggilan Menjadi Guru


1. Siapa saya saat ini?
2. Mengapa saya memilih menjadi guru?
3. Bagaimana saya bisa menjadi guru yang berpihak pada peserta didik?

Jawaban
1. Sebagai warna negara Indonesia seutuhnya yang merdeka dalam memilih, saya ingin
turut andil dalam upaya mecerdaskan generasi bangsa, khususnya dibidang disiplin ilmu
saya yaitu pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, saya tidak ingin hanya mengkritik
diinternet, yang hanya bisa menyalahkan pemerintah dan menuntut segalanya instan.
Kemudian sebagai mahluk sosial, saya ingin hidup saya yang hanya sebentar didunia
dapat bermanfaat bagi masyarkat (khususnya dibidang pendidikan) untuk apa arti hidup
didunia yang fana ini kalo tidak bisa bermanfaat, karena dalam agama islam, dianjurkan
sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang yang lainya. Oleh karena itu
saya ingin bermafaat, yang ketiga saya ingin menjadi pandu estafet ibu saya yang tidak
bisa menjadi guru, karena ibu saya sebatas tamatan sma dikala itu orang tuanya bercerai
dan tidak mampu membianyainya, terpaksa ibu saya bekerja untuk membantu
perekonomian nenek beliau, karena dikala itu ibu saya ikut neneknya.
2. menjadi guru adalah suatu yang mulia, bermanfaat bagi banyak orang, dan kebangaan
orang tua saya, saya ingin bermanfaat dibidang ilmu pengetahuan, karena pengetahuan
akan selalu dipakai sampai akhir hayat, dibidang pendidikan jasmani saya ingin menjadi
orang berkompeten, membina siswa-siswi saya kelak, agar sadar kesehatan dan
kebugaran jasmani sangat penting, karena didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat. Oleh karena itu sangat penting mengingatkan generasi bangsa Indonesia sadar akan
pentingnya kebutuhan olahraga, menjadi guru bukan sekedar mengajar tetapi juga
mendidik, bagaimana perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa tersebut
selaras sesuai usianya dan masih banyak lainya. Intinya menjadi guru adalah profesi
yang mulia dan saya berusaha mewujudkanya dengan cara salah satunya mengikuti PPG
ini.
3. Menjadi guru yang berpihak kepada murid, bukan tentang memanjakanya, bukan tentang
membebaskanya tanpa batasan dan melanggar norma, berpihak kepada murid adalah
dengan cara bagaimana kita sebagai seorang pendidik, memberikan yang terbaik untuk
siswa dan siswi kita kelak, memberikan fasilitas terbaik untuk menunjang keberhasilan
serta tujuan belajar siswa tercapai. Mengamati segala aspek perkembangan dari ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik, bagaimana tumbuh kembangnya harus terus
berprogres dan selaras sesuai usianya. Menjadi guru juga harus menjadi orang tua kepada
seluruh peserta didik tanpa terkecuali.

Panduan menulis komitmen diri dalam Mata Kuliah Filosofi Nasional


Komitmen diri dalam mempelajari Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Nasional juga menjadi
bagian dari proses Anda mengawali perjalanan Anda memaknai dan menghayati proses
mengenal diri dan peran sebagai seorang pendidik.
Komitmen Diri akan direfleksikan kembali pada pertemuan akhir kuliah ini. Pertanyaan
panduan untuk membuat Komitmen Diri adalah :

Lingkaran Emas Pribadi


(Golden Circle)
Nama : Rico Armansyah Cipto Nugroho
Asal Kota/Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur

Why (Tujuan: Alasan, keyakinan, motivasi)


Hal yang membuat saya yakin dalam mengikuti filosofi pendidikan nasional adalah,
filosofi Pendidikan nasional dapat mengingatkan tentang tujuan Pendidikan dan tujuan kita
menjadi guru. Filosofi dapat membantu kita memperluas bidang kesadaran kita untuk
menjadi lebih aktif, lebih tajam, lebih kritis, dan lebih cerdas dalam masalah pendidikan.
Filosofi pendidikan berusaha untuk memahami pendidikan dalam keseluruhannya,
mengartikannya dengan mamakai konsep-konsep umum yang akan membimbing pemilihan
tujuan-tujuan
dan kebijakan-kebijakan pendidikan. Dengan belajar filosofi pendidikan nasional menjadikan
saya lebih memahami terkait konsep-konsep pendidikan, sehingga menjadikan saya lebih
yakin untuk menjadi pendidik yang memiliki arah, tujuan danoutput yang jelas setiap materi-
materi yang sudah saya ajarkan. Kemudian menjadikan saya termotivasi untuk selalu
memberikan yang terbaik, maksimal kepada siswa-siswi sehingga mendapat hasil yang sesuai
harapan.

How (Strategi dan kebutuhan)


Dalam proses Pendidikan (pembelajaran), pendidik perlu senantiasa memberi dorongan
serta memberi kesempatan (tutwuri handayani) agar peserta didik dapatmengaktualisasikan
dirinya seoptimal mungkin untuk mencapai sukses. Sebagai alat pendidikan, kurikulum perlu
diperlakukan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan. pembelajaran yang baik
adalah pembelajaran yang mendidik, dalam arti pendidik secara integratif memberi muatan
nilai-nilai, dalam proses transmisi dan transformasi pengetahuan dan ketrampilan-
ketrampilan kepada peserta didik. Agar dalam transmisi dan transformasi niali-nilai itu
berhasil dengan baik, pendidik harus menjadi teladan bagi peserta didik. Sehingga kami
sebagai guru sudah seharusnya meyiapkan pembelajaran sesuai dengan kurikulum-kurikulum
yang sudah tersedia kemudian memberikan dorongan dan mentransmisi yang baik supaya
siswa-siswi dapat menyerap pembelajaran yang baik.

What (Langkah-langkah kongkrit dan waktu yang dibutuhkan)


Pendidikan adalah dialog bukan monolog. Pendidikan atau edukasi adalah dialog antar
subjekpendidikan dalam menghadapi realitas. Sehubungan dengan itu, guru sebagai faktor
kuncidalam pembaharuan pendidikan. Sesuai dengan Keputusan Kepala BSKAP
No.033/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka. Berikut ini
adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran dalam perencanaan
pembelajaran pada kurikulum merdeka :
 Pembelajaran yang fleksibel. Ada kalanya proses belajar berjalan lebih lambat
padasuatu periode (misalnya, ketika pembelajaran di masa pandemi COVID-
19) sehinggadibutuhkan waktu lebih panjang untuk mempelajari suatu konsep.
Ketika harus“menggeser” waktu untuk mengajarkan materi-materi pelajaran
yang sudahdirancang, pendidik memiliki waktu lebih panjang untuk
mengaturnya.
 Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik. Fase belajar seorang
pesertadidik menunjukkan kompetensinya, sementara kelas menunjukkan
kelompok (cohort)berdasarkan usianya. Dengan demikian, ada kemungkinan
peserta didik berada dikelas III SD, namun belajar materi pelajaran untuk Fase
A (yang umumnya untuk kelas Idan II) karena ia belum tuntas
mempelajarinya. Hal ini berkaitan dengan mekanismekenaikan kelas
(Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan).
 Pengembangan rencana pembelajaran dalam bentuk modul ajar yang
kolaboratif. Satu fase biasanya lintas kelas, misalnya CP Fase D yang berlaku
untuk Kelas VII, VIII, dan IX.Saat merencanakan pembelajaran di awal tahun
ajaran, guru kelas VIII perluberkolaborasi dengan guru kelas VII untuk
mendapatkan informasi tentang sampaimana proses belajar sudah ditempuh
peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia jugaperlu berkolaborasi dengan guru
kelas IX untuk menyampaikan bahwa rencanapembelajaran kelas VIII akan
berakhir di suatu topik atau materi tertentu, sehinggaguru kelas IX dapat
merencanakan pembelajaran berdasarkan informasi tersebut
Nama : Rico Armansyah Cipto Nugroho (2300103911220065)
Kelas PJOK-E

Filosofi Pendidikan Indonesia

Tugas 3: Komitmen Diri


 MENGAPA
1 Mengapa saya mengikuti Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Nasional?
Hal yang membuat saya yakin dalam mengikuti filosofi pendidikan nasional adalah,
filosofi Pendidikan nasional dapat mengingatkan tentang tujuan Pendidikan dan tujuan
kita menjadi guru.
2 Apa yang Saya yakini?
Filosofi dapat membantu kita memperluas bidang kesadaran kita untuk menjadi lebih
aktif, lebih tajam, lebih kritis, dan lebih cerdas dalam masalah pendidikan. Filosofi
pendidikan berusaha untuk memahami pendidikan dalam keseluruhannya,
mengartikannya dengan mamakai konsep-konsep umum yang akan membim
bingpemilihan
3 Apa yang memotivasi Saya?
Dengan belajar filosofi pendidikan nasional menjadikan saya lebih memahami terkait
konsep-konsep pendidikan, sehingga menjadikan saya lebih yakin untuk menjadi
pendidik yang memiliki arah, tujuan danoutput yang jelas setiap materi-materi yang
sudah saya ajarkan. Kemudian menjadikan saya termotivasi untuk selalu memberikan
yang terbaik, maksimal kepada siswa-siswi sehingga mendapat hasil yang sesuai
harapan.
 BAGAIMANA
1. Apa saja strategi yang akan Saya terapkan untuk mencapai tujuan?
Dalam proses Pendidikan (pembelajaran), pendidik perlu senantiasa memberi dorongan
serta memberi kesempatan (tutwuri handayani) agar peserta didik
dapatmengaktualisasikan dirinya seoptimal mungkin untuk mencapai sukses. Sebagai
alat pendidikan, kurikulum perlu diperlakukan sebagai sarana untuk mencapai tujuan
pendidikan. pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mendidik, dalam arti
pendidik secara integratif memberi muatan nilai-nilai, dalam proses transmisi dan
transformasi pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan kepada peserta didik.
2. Apa saja yang Saya butuhkan untuk menjalankan strategi tersebut?
Agar dalam transmisi dan transformasi niali-nilai itu berhasil dengan baik, pendidik
harus menjadi teladan bagi peserta didik. Sehingga kami sebagai guru sudah seharusnya
meyiapkan pembelajaran sesuai dengan kurikulum-kurikulum yang sudah tersedia
kemudian memberikan dorongan dan mentransmisi yang baik supaya siswa-siswi dapat
menyerap pembelajaran yang baik.
 APA
1. Apa saja langkah-langkah konkrit yang akan saya jalankan?
Pendidikan adalah dialog bukan monolog. Pendidikan atau edukasi adalah dialog antar
subjekpendidikan dalam menghadapi realitas. Sehubungan dengan itu, guru sebagai
faktor kuncidalam pembaharuan pendidikan. Sesuai dengan Keputusan Kepala BSKAP
No.033/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.
Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran dalam
perencanaan pembelajaran pada kurikulum merdeka
2. Kapan Saya menjalankan langkah-langkah tersebut?
 Pembelajaran yang fleksibel. Ada kalanya proses belajar berjalan lebih lambat
padasuatu periode (misalnya, ketika pembelajaran di masa pandemi COVID-19)
sehinggadibutuhkan waktu lebih panjang untuk mempelajari suatu konsep. Ketika
harus“menggeser” waktu untuk mengajarkan materi-materi pelajaran yang
sudahdirancang, pendidik memiliki waktu lebih panjang untuk mengaturnya.
 Pengembangan rencana pembelajaran dalam bentuk modul ajar yang kolaboratif. Satu
fase biasanya lintas kelas, misalnya CP Fase D yang berlaku untuk Kelas VII, VIII,
dan IX.Saat merencanakan pembelajaran di awal tahun ajaran, guru kelas VIII
perluberkolaborasi dengan guru kelas VII untuk mendapatkan informasi tentang
sampaimana proses belajar sudah ditempuh peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia
jugaperlu berkolaborasi dengan guru kelas IX untuk menyampaikan bahwa
rencanapembelajaran kelas VIII akan berakhir di suatu topik atau materi tertentu,
sehinggaguru kelas IX dapat merencanakan pembelajaran berdasarkan informasi
tersebut

Anda mungkin juga menyukai