I. PENDAHULUAN
Islam sebagai agama Allah memiliki 2 sumber utama sebagai pedoman,
yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Sumber yang kedua, yaitu Hadits merupakan
penjabaran dari sumber yang pertama yang maksudnya masih belum jelas
(tersirat), khususnya yang berkaitan dengan masalah kehidupan umat.
Seiring dengan perkembangan kehidupan umat, ternyata posisi dan fungsi
Hadits ini tidak saja dipalsukan, tetapi diingkari oleh kalangan umat
tertentu. Oleh sebab itu, perlu kiranya pengkajian lebih mendalam
mengenai apa itu Hadits dan apakah Hadits yang kita jadikan pegangan
itu hadits yang sahih atau tidak.
Untuk lebih jelasnya, berikut akan dipaparkan mengenai cara mengkaji
hadits sahih.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadits
Pada garis besarnya, pengertian hadits dapat dilihat melalui 2
pendekatan, yaitu pendekatan kebahasaan (linguistik) dan pendekatan
istilah (terminologi).
Dilihat dari pendekatan kebahasaan, hadits berasal dari bahasa Arab,
yaitu dari kata hadatsa, yahdutsu, hadtsan, haditsan dengan pengertian
yang bermacam-macam. Kata tersebut bisa berarti al-jadid min al-asy ya’
sesuatu yang baru, sebagai lawan dari kata al-qodim yang artinya sesuatu
yang sudah kuno atau klasik. Selanjutnya kata hadits dapat pula berarti
al-qarib yang berarti menunjukkan pada waktu yang dekat atau waktu
yang singkat. Selain itu hadits juga dapat berarti al-khabar yang berarti
mutahaddats bih wa yungal, yaitu sesuatu yang diperbincangkan,
dibicarakan atau diberitakan, dan dialihkan dari seseorang kepada orang
lain.
Dari ketiga arti kata hadits tersebut, nampaknya yang banyak digunakan
adalah pengertian yang ketiga, yaitu sesuatu yang diperbincangkan atau
al-hadits dalam arti al-khabar dalam surat Al-Atur ayat 34:
Artinya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab
[33]: 21)
Ayat ini menunjukkan bahwa pribadi Rasul merupakan tauladan umat
yang sepatutnya diteladani khususnya yang terkait dengan apa-apa yang
telah diwajibkan Allah melalui penjelasan dan prakteknya.
4. Nabi wajib dipatuhi masyarakat.
III. KESIMPULAN
Hadits dari segi bahasa banyak sekali maknanya, tetapi yang banyak
digunakan yaitu sesuatu yang diperbincangkan atau al-hadits dalam arti
al-khabar. Sebagian muhaditsin berpendapat bahwa pengertian hadits
dari segi istilah itu mempunyai cakupan yang luas, tidak terbatas pada
apa yang disandarkan pada Nabi SAW (hadits marfu’) saja, melainkan
termasuk juga yang disandarkan kepada para sahabat (hadits mauquf),
dan tabi’in (hadits maqtu’).
Posisi hadits terhadap AL-Qur’an itu tidak bisa lepas dari posisi Nabi
(sebagai sumber munculnya hadits) terhadap Al-Qur’an. Berikut ini
tentang kedudukan Nabi terhadap Al-Qur’an:
- Nabi berfungsi sebagai penjelas Al-Qur’an.
- Nabi sebagai pembuat hukum
- Nabi sebagai teladan masyarakat muslim.
- Nabi wajib dipatuhi masyarakat.
Perlunya meneliti hadits yaitu:
Hadits sangat penting kehidupannya untuk diteliti, karena hadits Nabi
sebagai salah satu salah satu sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-
Qur’an. Penelitian hadits dimaksudkan agar mengetahui kualitas hadits
karena banyaknya hadits yang tidak sahih.
Obyek penelitian hadits adalah:
Telah diterangkan bahwa hadits mempunyai unsur pokok yaitu sanad dan
matan, maka obyek penelitian hadits merujuk pada keduanya.
Dalam penelitian tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai, begitu
juga dengan penelitian hadits mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu:
untuk mengetahui kualitas dari hadits yang diteliti, karena kualitas hadits
berhubungan dengan kesahihan hadits. Hadits yang kualitasnya tidak
memenuhi syarat dijadikan sebagai hujjah.
Langkah-langkah dalam meneliti hadits adalah sebagai berikut:
- Takhrijul Hadits
- Penelitian Sanad
- Penelitian Matan
IV. PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Kami sebagai pemakalah
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran
dan kritik yang membangun, sangat kami harapkan. Dan akhir kata,
pemakalah meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik berupa
sistematika penulisan, maupun isi dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA