Proposal Penelitian
Dosen Pengampu : Unggul Purwohedi, S.E., M.Si., Ph.D dan Prof. Dr Hamidah, S.E.,
M.Si
“Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Metode Penelitian”
Disusun oleh :
KELAS C
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Di tengah dinamika perkembangan bisnis dan industri yang cepat di Daerah
Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta), karyawan fresh graduate menjadi kelompok
yang sangat penting dalam keberlanjutan dan pertumbuhan organisasi. Mereka tidak
hanya membawa energi dan ide segar, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang bagi
perusahaan. Namun, tantangan muncul dalam mengoptimalkan kontribusi mereka
terhadap organisasi, terutama dalam konteks perilaku karyawan yang melebihi tugas-
tugas yang diharapkan, dikenal sebagai Organizational Citizenship Behavior (OCB).
Pengelolaan sumber daya manusia dewasa ini merupakan suatu keharusan dan
bukan lagi merupakan suatu pilihan apabila perusahaan ingin berkembang. Salah satu
yang harus diperhatikan adalah rasa suka rela karyawan dalam membantu rekan kerja
di luar tanggung jawab. Untuk dapat mengelola SDM dengan baik, setiap pemimpin
dan manajer serta bagian yang menangani SDM harus mengerti masalah manajemen
SDM dengan baik pula (Widodo, 2015). Meskipun banyak karyawan fresh graduate
memasuki pasar kerja dengan semangat dan antusiasme, tetapi terdapat tantangan
dalam mempertahankan mereka dalam jangka panjang. Tingkat turnover yang tinggi
dapat menjadi beban bagi perusahaan, baik dari segi biaya rekrutmen ulang maupun
dampak terhadap kontinuitas operasional.
Komitmen kerja dan kepuasan kerja merupakan faktor kunci yang dapat
membentuk perilaku karyawan di lingkungan kerja. Loyalitas dan keterikatan karyawan
terhadap organisasi dapat memengaruhi tingkat OCB, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Penelitian sebelumnya telah
menyoroti hubungan positif antara komitmen kerja dan kepuasan kerja dengan OCB
(Robbins, 2009; Organ, 1988).
Selain komitmen kerja dan kepuasan kerja, kepemimpinan transformasional
juga memainkan peran penting dalam membentuk perilaku karyawan. Gaya
kepemimpinan yang mendorong karyawan untuk tumbuh dan berkembang, serta
memotivasi mereka untuk berkontribusi secara lebih aktif, dapat menjadi faktor kunci
dalam memahami OCB. Dengan memfokuskan pada konteks karyawan fresh graduate
di DKI Jakarta, penelitian ini akan memberikan wawasan yang lebih khusus terkait
dengan dampak kepeimpinan transformasional terhadap OCB (Bass, B. M., & Riggio,
R. E., 2006)
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti komitmen
kerja, kepuasan kerja, dan kepemimpinan transformasional dapat berperan penting
dalam membentuk perilaku karyawan, termasuk OCB. Komitmen kerja menciptakan
keterikatan emosional dan normatif karyawan terhadap organisasi, sementara kepuasan
kerja mempengaruhi persepsi karyawan terhadap pekerjaan mereka. Di sisi lain,
kepemimpinan transformasional dikenal sebagai gaya kepemimpinan yang dapat
memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dan berkontribusi lebih pada
organisasi.
Namun, sejauh ini, penelitian yang menggabungkan ketiga faktor ini komitmen
kerja, kepuasan kerja, dan kepemimpinan transformasional dalam konteks karyawan
fresh graduate di DKI Jakarta masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengisi kesenjangan pengetahuan ini dengan menyelidiki bagaimana faktor-
faktor tersebut dapat saling mempengaruhi dan memprediksi OCB pada karyawan fresh
graduate. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan strategis kepada
perusahaan di DKI Jakarta dalam mengoptimalkan kontribusi karyawan fresh graduate
untuk mencapai tujuan organisasional.
1.2. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah di
atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya tingkat Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada
karyawan fresh graduate di daerah DKI Jakarta, yang dapat
mempengaruhi produktivitas dan kesejahteraan organisasi.
2. Terdapat indikasi bahwa karyawan fresh graduate kurang memiliki
komitmen terhadap pekerjaan mereka, dan mempengaruhi perilaku
kewarganegaraan organisasional,
3. Potensi ketidakpuasan kerja di kalangan karyawan fresh graduate.
4. Terdapat indikasi adanya tantangan dalam Kepemimpinan
Transformasional di suatu organisasi.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah dan
identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian ini terbatas pada karyawan fresh graduate, sehingga hasilnya
mungkin tidak dapat sepenuhnya diterapkan pada karyawan dengan
pengalaman kerja yang lebih panjang.
2. Batasan geografis pada penelitian ini pada daerah DKI Jakarta,
dikarenakan Jakarta sebagai pusat perkantoran dan tempat kerja terpadat
dan banyaknya fresh graduate yang menginginkan dirinya bekerja di
daerah pusat ibu kota.
3. Penelitian ini difokuskan pada variabel komitmen kerja, kepuasan kerja,
kepemimpinan transformasional, dan Organizational Citizenship
Behavior (OCB), tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain yang
mungkin memengaruhi OCB.
4. Penelitian ini dibatasi oleh periode waktu tertentu, dan perubahan
kondisi atau faktor eksternal selama periode penelitian mungkin
memiliki dampak terbatas terhadap hasilnya.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam identifikasi dan batasan
masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Komitmen Kerja
(X1)
Kepemimpinan
Transformasional
(X3)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu
diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmiahan, yaitu rasional, empiris dan
sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang
masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara
yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat
mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan (Sugiyono, 2017: 8). Dalam
penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan asosiatif dengan
pendekatan penelitian kuantitatif.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi atau tempat penelitian adalah posisi dimana letak suatu penelitian
dilaksanakan, untuk mempermuda peneliti dalam mengambil data sebagai referensi.
Objek penelitan dilakukan di beberapa perusahaan yang ada di DKI Jakarta. Lama
waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian yaitu 2 bulan, dengan rincian
mengumpulkan informasi tentang objek, mengumpulkan kajian pustaka dan empiris,
penyebaran kuesioner dan analisis data.
3.3. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan
riset pemasaran (Malhotra, 2007). Desain penelitian memberikan prosedur untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah
dalam penelitian. Desain penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Oleh
sebab itu, desain penelitian yang baik akan menghasilkan penelitian yang efektif dan
efisien. Klasifikasi desain penelitian dibagi menjadi dua yaitu, eksploratif dan
konklusif.
Desain penelitian konklusif dibagi lagi menjadi dua tipe yaitu deskriptif dan
kausal. Dalam penelitian ini digunakan penelitian eksploratif dan deskriptif. Menurut
Malhotra (2007), penelitian eksploratif bertujuan untuk menyelidiki suatu masalah atau
situasi untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang baik. Sementara itu,
penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sesuatu. Penelitian deskriptif
memiliki pernyataan yang jelas mengenai permasalahan yang dihadapi, hipotesis yang
spesifik, dan informasi detail yang dibutuhkan.
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah gabungan seluruh elemen yang memiliki serangkaian
karakteristik serupa yang mencakup semua untuk kepentingan masalah riset pemasaran
(Malholtra,2009:364). Populasi dapat juga dikatakan sebagai wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2010: 61). Populasi dari penelitian ini adalah karyawan fresh graduate yang
saat ini bekerja di sektor formal (perusahaan atau organisasi) di Daerah DKI Jakarta
dan sudah bekerja minimal selama 1 tahun di perusahaan tersebut.
3.4.2. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, ukuran sampel yang digunakan oleh peneliti
adalah sebanyak 50 responden dengan kriteria sebagai berikut :
1. Memiliki status sebagai fresh graduate
2. Minimal sudah 1 tahun bekerja di perusahaan
3. Bekerja di perusahaan daerah DKI Jakarta
4. Pernah melakukan atau melihat sikap bantuan atau empati antar
sesame karyawan, atau antara atasan dengan karyawannya.
3.5. Teknik Pengumpulan Sampel
Teknik pengumpulan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling.
Dikarenakan purposive sampling memungkinkan peneliti untuk memilih responden
berdasarkan karakteristik tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian. Dalam
penelitian ini, karakteristik seperti tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, atau industri
kerja fresh graduate dapat menjadi kriteria pemilihan. Karena penelitian ini fokus pada
karyawan fresh graduate, metode ini memungkinkan peneliti untuk secara langsung
menargetkan populasi yang sesuai dengan kriteria tersebut.
Lalu, dikarenakan adanya keterbatasan waktu dan juga sumber daya, maka
peneliti memilih purposive sampling agar dapat lebih efisien dalam hal waktu dan biaya
karena peneliti dapat secara selektif memilih responden yang paling relevan dengan
topik penelitian. Serta peneliti memiliki kendali yang lebih besar terhadap representasi
dari berbagai karakteristik yang dianggap penting dalam penelitian ini, seperti industri
atau bidang pekerjaan tertentu.
3.6. Metode Pengumpulan Data
Dalam pegumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik yang bertujuan
mengumpulkan data-data yang akurat. Jenis dan metode yang dilakukan ialah :
1. Data Primer
Menurut Malhotra (2009:120) data primer dibuat oleh peneliti untuk
maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditangani.
Sedangkan menurut Suliyanto (2005:6) menjelaskan data primer adalah data
yang dikumpulkan dan diolah suatu organisasi atau peneliti langsung dari
objeknya. Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari
responden melalui daftar pertanyaan yang diajukan. Data primer yang
dikumpulkan meliputi data identitas responden, pendapat responden tentang
pengaruh komitmen kerja, kepuasan kerja, dan kepemimpinan transformasional
terhadap organizational citizenship behavior yang diterapkan di perusahaan
mereka kerja.
Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penyebaran kuesioner pada karyawan fresh graduate yang
bekerja di daerah DKI Jakarta. Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari
pernyataan-pernyataan yang bersumber dari tiap-tiap indikator variabel
penelitian. Pernyataan-pernyataan pada kuesioner dibuat dengan skala Likert.
Skala likert adalah pengukuran dengan lima kategori respon yang berkisar
antara “sangat setuju” dan ”sangat tidak setuju” yang mengharuskan responden
menentukan derajat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap
masing-masing dari serangkaian pertanyaan mengenai objek stimulus
(Malhotra, 2009: 298). Skala 1-5 untuk memperoleh data yang bersifat
numerical dan diberi skor atau nilai. Untuk kategori pertanyaan dengan jawaban
sangat tidak setuju atau sangat setuju.
2. Data Sekunder
Menurut Malholtra (2009:121), data sekunder merupakan data yang
telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang dihadapi,
data ini dapat ditemukan dengan cepat serta tidak mahal. Sedangkan menurut
Suliyanto (2005:6) data sekunder (Secondary data) adalah data yang diperoleh
dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain,
biasanya sudah dalam bentuk publikasi seperti jurnal, buku, majalah dll.
Data sekunder merupakan jenis data yang bukan diusahakan dan dicari
langsung oleh peneliti, Data ini dapat diperoleh dari literatur- literatur, jurnal-
jurnal penelitian terdahulu maupun data dokumen yang berhubungan dan
diperlukan dalam penelitian ini.
3.7. Metode Analisis Data
3.7.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk mendapatkan data primer dilakukan penyebaran kuesioner kepada
karyawan fresh graduate yang bekerja di daerah DKI Jakarta sebanyak 50 responden.
Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, penulis melakukan try out terhadap 30
responden dengan memberikan 25 butir pernyataan yang dibagi menjadi empat variabel
utama yaitu Komitmen Kerja, Kepuasan Kerja, Kepemimpinan Transformasional, dan
Organizational Citizenship Behavior untuk menguji validitas dan reliabilitas dari
seluruh pernyataan yang diberikan.
1. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2012:52) uji validitas digunakan untuk mengukur sah
atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Uji signifikansi dilakukan untuk membandingkan nilai
rhitung (nilai Corrected Item – Total Correlation pada output Cronbach alpha)
dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n – 2 yaitu 30 – 2 = 28, dengan
alpha 0,05. Jika rhitung lebih besar daripada rtabel maka butir pertanyaan atau
indikator tersebut valid (Ghozali, 2012:53).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2012:47). Uji reliabilitas
dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha, untuk mengetahui
tingkat reliabilitas instrumen dari keempat varibel penelitian jika dari hasil uji
reliabilitas memberikan nilai alpha > 0,7 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali,
2012:48).
3.7.2. Uji Asumsi Klasik
Model regresi berganda dapat dikatakan sebagai model yang baik jika
model tersebut memenuhi asumsi normalitas data yang terbebas dari asumsi
klasik statistik, baik itu normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas Data
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data
normal atau mendekati normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu Uji Kolmogorov –
smirnov yaitu uji yang dapat dibuat dari hasil Asym Sig (2-tailed). Uji
normalitas berdasarkan Kolmogorof-Smirnov Tes yang baik, memiliki
hasil Asym. Sig (harus lebih besar dari 0.05 (Umar, 2010).
Uji P-Plot yaitu uji normalitas dengan analisis grafik
menggunakan grafik normal. Dengan grafik plot ini, pola distribusi
dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang
menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah
mengikuti garis diagonal. Apabila data menyebar jauh dari garis
diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka menunjukkan
pola distribusi tidak normal (Bhuono, 2005:24).
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol. Dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan Variate Inflation
Factor (VIF), nilai toleransi yang besarnya di atas 0,1 dan nilai VIF di
bawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas pada variabel
independennya (Ghozali, 2012:105).
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kita dapat
melihatnya dari grafik Scatterplot antara prediksi variabel dependen
dengan residualnya. Dasar membentuk pola tertentu atau teratur maka
mengidentifikasi telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya apabila
titik-titik yang ada menyebar di atas dan di bawah angka 0 sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2012:139).
3.7.3. Analisis Regresi Linier Berganda
1. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Ghozali (2012:97) menyatakan bahwa koefisien determinasi
(Adjusted R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hal ini berarti nilai
koefisien determinasi menunjukkan persentase pengaruh keseluruhan
variabel independen komitmen kerja, kepuasan kerja, dan
kepemimpinan transofrmasional terhadap nilai variabel dependen
tingkat kesadaran organizational citizenship behavior. Jika pengaruh
tidak mencapai 100%, maka kekurangannya dijelaskan oleh variabel
lain.
Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1.
Semakin mendekati nol, semakin kecil pengaruh semua variabel
independen terhadap nilai variabel dependen (dengan kata lain semakin
kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel
dependen). Sedangkan jika koefisien determinasi mendekati satu, maka
sebaliknya semakin besar pengaruh seluruh variabel independen
terhadap variabel dependen.
2. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih
variabel independen (variabel penjelas atau bebas), dengan tujuan untuk
mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-
rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang
diketahui (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2012:95).
Formulasi untuk regresi linier berganda adalah sebagai
berikut :
Y=a+b1X1+B2X2+e
Y = Kinerja Karyawan (variabel dependen)
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi variabel X1
b2 = Koefisien regresi variabel X2
X1 = Organizational Citizenship Behavior (OCB)
X2 = Quality of Work Life (QWL)
e = Faktor penggangu/Error
3.7.4. Uji Hipotesis
1. Uji t (Uji Parsial)
Uji parsial atau t-test bertujuan untuk mengetahui besarnya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
(parsial) terhadap variabel dependen. Hasil uji ini pada output SPSS
dapat dilihat pada tabel coefficients. Nilai dari uji t dapat dilihat dari p-
value (pada kolom sig.) pada masing-masing variabel independen, dapat
dinyatakan suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi
variabel dependen jika p-value lebih kecil dari level of significant yang
ditentukan (0,05), atau thitung (pada kolom t) lebih besar dari ttabel.
Penentuan ttabel ditentukan dengan alpha 0,05 dan df = N – 2 (Ghozali,
2012:99).
Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau
two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah penolakan
Ho yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua
arah, biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol
dan tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif. Tanda (=) dan
(≠) ini tidak menunjukan satu arah, sehingga pengujian dilakukan untuk
dua arah (Suharyadi dan Purwanto, 2009:88-89). Model untuk menguji
pengaruh secara parsial adalah sebagai berikut (Ghozali, 2012:99) :
1) Uji Hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel
a. Apabila thitung < - ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya variabel
independen secara parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen.
b. Apabila thitung ≤ ttabel atau thitung ≥ - ttabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak, artinya variabel
independen secara parsial tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
2) Uji hipotesis berdasarkan signifikansi
a. Jika angka sig. > 0,05, maka Ho diterima
b. Jika angka sig. < 0,05, maka Ho ditolak
2. Uji F (Uji Simultan)
Uji simultan dengan f-test ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel
dependen. Hasil Ftest ini pada output SPSS yang dilihat pada ANOVA
(Analysis of Variance) (Ghozali, 2012:98). Hasil uji f menunjukkan
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen jika p-value (pada kolom sig) lebih kecil dari level of
significant yang ditentukan, atau Fhitung (pada kolom F) lebih besar
dari Ftabel. Ftable dihitung dengan cara df = k-1 dan df2 = n-k adalah
jumlah variabel dependen dan independen. Hipotesis yang digunakan
adalah :
1) Menentukan Ho dan Ha
Ho : b1 : b2 : b3 : b4 = 0 , berarti tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara variabel independen dengan
variabel dependen.
Ha : b1 : b2 : b3 : b4 ≠ 0 , berarti terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
2) Menentukan Fhitung dengan rumus
Dimana :
R2 = Koefisien determinasi
N = Jumlah pengamatan atau sampel
K = Jumlah variabel independen
3) Dasar Pengambilan Keputusan
a. Dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel
:
Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Artinya, variabel
independen secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
Apabila Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima
dan Ha ditolak. Artinya, variabel
independen secara simultan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
b. Dengan menggungaan angka signifikansi :
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho
diterima
Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
3.8. Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari empat variable, yaitu satu variable dependen dan tiga
variable independen. Variable dependen dalam penelitian ini adalah organizational
citizenship behavior. Sedangkan, variable independen dalan penelitian ini adalah
komitmen kerja, kepuasan kerja, dan kepemimpinan transformasional, sebagai berikut
:
1. Variabel Organizaitonal Citizenship Behavior (OCB)
1) Definisi Variabel
Jacqueline dalam Bukhari (2008), OCB adalah suaru perilaku
extra role, yakni suatu perilaku yang tidak dibutuhkan (disyaratkan)
dalam organisasi dan lebih mengandalkan praktek semata terhadap
kesediaan seorang karyawan sebagai konsekuensinya dalam lingkungan
organisasi.
2) Sub Variabel
Terdapat lima indikator yang menjabarkan tentang OCB
menurut Organ dalam Tambe dan Shanker (2014: 67), antara lain :
a. Conscientiousness
b. Altruism
c. Civic Virtue
d. Sportmanship
e. Courtesy Courtesy
3) Skala Pengukuran
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.
2. Variabel Komitmen Kerja
1) Definisi Variabel
Komitmen kerja menurut perspektif Mathieu dan Zajac
mencerminkan kesetiaan individu pada organisasi dan keterlibatan
emosional mereka dengan nilai-nilai inti yang dianut oleh organisasi
2) Sub Variabel
a. Affective commitment atau komitmen afektif
b. Continuence commitment atau komitmen berkelanjutan
c. Normative commitment atau komitmen normatif
3) Skala Pengukuran
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.
3. Variabel Kepuasan Kerja
1) Definisi Variabel
Menurut Luthans (2006) kepuasan kerja merupakan suatu hasil
dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan tersebut
memberikan hal yang dianggap penting.
2) Sub Variabel
a. Pekerjaan itu sendiri
b. Gaji
c. Kesempatan promosi
d. Pengawasan
e. Rekan kerja
3) Skala Pengukuran
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.
4. Variabel Kepemimpinan Transformasional
1) Definisi Variabel
Menurut Robbins (2017 :262) kepemimpinan transformasional
adalah para pemimpin yang dapat memotivasi para pengikut untuk
melaksanakan dan mengelola kepentingan mereka sendiri untuk
kepentingan organisasi dengan keramahan secara individual, stimulasi
intelektual, dan pengaruh yang ideal semuanya akan menghasilkan
upaya ekstra dari pekerja untuk efektivitas organisasi yang lebih baik.
2) Sub Variabel
a. Idealized influence (pengaruh yang ideal)
b. Intellectual stimulation (stimulasi intelektual)
c. Individualized consideration (pertimbangan individual)
d. Inspirational motivation (motivasi yang menginspirasi)
3) Skala Pengukuran
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.